Mrs. Partina, a 30 year old P0 A0 visited the Maternal and Neonatal Health Clinic (MNHC)
in the Primary Care Health Center where you were the assistant of the doctor in charge. She
said that she had missed 3 periods, which normally comes on date 27th of the month. The first
day of her last menstrual period was on 27 July 2008 last. She has also been suffering from
nausea and vomitting. The latter had become worse that morning that she vomitted almost
everything she ate. She complained pf painless frequent-voiding, fatigue, breast discomfort
and increased skin pigmentation especially on her face, nipple and abdominal skin. She was
worried about losing weight 3 kg since her last period.
Tutorial 1 Step 2:
The doctor perform physical examination to Mrs. Partina, and the findings were as follows:
Physical examination:
Obstetric examination
Vagina : normal
Parametrium : normal
Laboratory results:
Hb : 11.5 mg%
Hematocrit : 35%
Platelet : 250.000/ cc
F. What further information would you like to know from Mrs. Partina?
Tutorial 1 Step 3
The doctor referred Mrs. Partina for an Ultrasonography (USG) scanning in the Feto
Maternal clinic.
Uterus is enlarged filled with a singleton fetus, actively moves, HR 160 bpm, regular, CRL
5.5 cm, nuchal translucency 2 mm, amniotic fluid normal, chorion frondosum at the anterior
uterine wall. Both adnexa within normal limits, no abnormal mass found.
I. Can you explain your management plans for this patient? Please describe the details.
Tutorial 2 Step 1
Mrs. Partina was sent home, given some prenatal vitamins and antiemetics. She was also
advised to have regular prenatal visit, scheduled once a month up to 28 weeks of pregnancy
and more frequently there after.
Physical diagnosis:
Obstetric examination
Fundal height: 35 cm
On Leopold 1 a soft, soft mass was palpated in the fundus, with largest resistance on the left
side of the womb. Small fetal parts were palpable on the right during Leopold 2. On the area
above symphisis a globular, round mass was detected by Leopold 3, it was no longer
moveable. An acute angle was formed between the two examining palms.
Vaginal examination
Mrs. Partina was informed about her and the baby’s condition, and the doctor’s plan to have
labor augmentation. She wanted to know if she could have a spotaneous delivery and also
about the risks and benefit of having labor augmentation.
The doctor explained everything about this plan and about the risk of having labor
augmentation.
After a while Mrs. Partina and her husband agreed to the doctor’s plan.
J. What have you learnt so far? What is your current diagnosis?
Tutorial 2 Step 2
A few hours had passed, her water broke spontaneously and she started urging to bear down.
When you checked her, the perineum is already crowning.
Tutorial 3
Mrs. Partina gave birth to healthy girl of 3000 grams, 51 cm in length. She was crying out
loud.
Artinya: (29) Dia-lah (Allah) yang Menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu
kemudian Dia menuju ke langit, lali Dia Menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.
AMENORRHEA
Pada kasus ini, terdapat keterangan bahwa pasien tersebut tidak mengalami menstruasi
selama 3 period, yang secara normal muncul pada tanggal ke 27 dari bulannya. Yang mana
hari pertama last menstrual period Mrs. Partina yaitu pada 27 Juli 2008, keadaan ini disebut
juga dengan amenorrhea, dimana amenorrhea itu adalah :
• Primary amenorrhea
Yaitu kegagalan menarche dan absensi dari menstruasi pada umur 14 tahun tanpa
perkembangan secondary sex characteristic atau pada umur 16 tahun belum ada kehadiran
secondary sex characteristic.
Ada 4 compartment:
• Secondary amenorrhea
Yaitu absennya menstruasi untuk 3 atau lebih atau 6 bulan yang telah mengalami
menstruasi. Selain dari penyakit, disebabkan oleh berat badan yang berkurang secara drastis.
Normal pada saat adolescence, perimenopousal, pregnancy dan lactasia. Dikarenakan karena
kelebihan ovarian hormone yang nantinya mengganggu hubungan feedback HPO axis yang
mencegah ovulasi.
Karena amenorrhea merupakan indikasi tanda-tanda kehamilan maka pada kasus ini
dapat di hipotesa bahwa Mrs. Partina ini mengalami “Kehamilan.”
Vomiting
Yaitu dimana gastrointestinal tract bagian atas membuang semua isinya saat hampir
semua bagian upper tract teriritasi, kembung atau terangsang berlebihan dan juga karena
tingginya level dari chorionic gonadotropin dan estrogen
Mekanisme vomiting
Lower GIT
Spinal nerve
Lalu terjadi antiperistaltis, yaitu gerak peristaltic ke atas 2-3 cm/second sehingga duodenum
kembung. Lalu terjadi deep breath, esophageal sphincter terbuka, penutupan glottis, soft
palate menutup posterior nares, terjadi kontraksi dari diafragma dan abdominal wall muscle
sehingga gastrict content naik ke esophagus.
Antiemetics
Yaitu agen yang mencegah atau menghilangkan rasa mual dan muntah. Antiemetics
yang dipakai untuk wanita hamil adalah promethazine, prochlorperazine, chlorpromazine,
ormetoclopramide dan dipenhydramne.
Fatigue
Kondisi ini biasanya secara spontan terjadi pada bulan ke 4 dari kehamilan, karena efek dari
progesterone.
Setelah minggu kedua, payudara membesar dan vena halus terlihat dibawah kulit. Puting
menjadi lebih besar, lebih berpigmen, dan lebih erectile. Setelah beberapa minggu pertama,
cairan kekuningan – colostrum - dapat dihasilkan. Juga terjadi peningkatan kelenjar
Montgomery, yang mana terjadi Hipertrophy kelenjar sebaceous, yang ikut mempengaruhi
perkembangan abdomen. Pada wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan belum terbiasa
mungkin akan terjadi rasa tidak nyaman, sakit pada punggung bagian atas karena pembesaran
payudara.
Terjadi hyperthyroid
Pigmen menjadi agak kecoklatan pada wajah, leher, areolar, dan kulit genital
Sesuai dengan kasus, bahwa Mrs. Partina tersebut menderita mual dan muntah. Yang
kemudian menjadi semakin parah pada pagi hari yang ditandai dengan memuntahkan hampir
setiap makanan yang ia makan (morning sickness). Dia juga mengeluh frekuensi berkemih
yang sering tanpa ada rasa nyeri, lemah, ketidak nyamanan pada payudara dan peningkatan
pigmentasi pada kulit khususnya pada wajah, puting dan kulit abdominal.
Dari semua gejala-gejala diatas maka dapat dihipotesa bahwa pasien tersebut
menderita “hamil”, karena sesuai dengan gejala tanda-tanda kehamilan pasti pada wanita.
EMBRIOLOGI
Cleavage
Pembelahan zigot mencapai 2 sel (30 jam), manjalani serangkaian pembelahan
mitosis sehingga sel bertambah cepat. Sel yang menjadi semakin kecil pada setiap
pembelahan disebut dengan blastomere.
Pada hari kedelapanterjadi mitosis.
Morula (16 sel) terjadi pada hari ke 4, hubungan antara blastomere semakin padat,
rapat, sehingga membetuk sebuah bola yang disatukan oleh sambungan yang kuat
yang disebut “compaction“ / pemadatan.
Zona pelusida menghilang pada akhir hari ke 4 (langman); hari ke 5 (moore)
Morylla terdir atas 2 bagian:
a. Sel-sel bagian dalam morulla (inner mass cell)
b. Sel-sel bagian luar morulla (outer mass cell)
Inner mass cell akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya,
sedangkan outer mass cell akan membentuk trofoblas yang kemudian ikut
membentuk placenta.
Blastokista (pembentukan)
Morulla memasuki uterus pada hari ke 4 setelah fertilisasi. Cairan mulai menembus
zona pelusida memasuki kedalam ruang antar sel yang ada di inner mass cell.
Berangsur-angsur sel menyatu, sehingga terbentuk rongga yang disebut dengan
BLASTOKEL.
Cairan makin banyak didalam rongga/blastokel sehingga membagi blastomere
menjadi 2 agian:
a. Lapisan tipis, outer cell layer disebut dengan trofoblast, yang menjadi bakal
tubuh placenta
b. Inner mass cell → tempat berkembangnya embrio, disebut juga embrioblast
Pada tahap blastokista zona pellusida sudah menghilang, sehingga implantasi dapat
dimulai.
Hari ke 8
Embriogenesis Plasenta
Menjelang permulaan minggu ketiga, trofoblas ditandai dengan adanya villi primer
yang tediri atas inti sitotrofoblas yang dibungkus oleh selapis sinsitium. Menjelang akhir
minggu ketiga, sel sel mesoderm dalam inti vili mulai berdiferensiasi menjadi sel darah dan
pembuluh darah kecil., dengan demikian membentuk susunan kapiler villi. Villi ini disebut
vili tersier atau vili plasenta definitif. Pembuluh kapiler di dalam vili tersier berhubungan
dengan kapiler yang berkembang di dalam mesoderm lempeng korion dan di tangkai
pernghubung. Selanjutnya pembuluh-pembuluh darah ini membentuk hubungan dengan
sistem peredaran darah di dalam embrio, sehingga menghubungkan plasenta dengan embrio.
Oleh karena itu, ketika jantung mulai berdenyutpada minggu keempat perkembangan, sistem
villi ini telah siap memasok zat makanan dan oksigen yang penting.
Sel-sel sitotrofoblas di dalam vili terus menembus ke dalam sinsitium di sekitar nya
hingga mencapai endometrium ibu. Di sini mereka mengadakan hubungan dengan tonjol-
tonjol yang sama dari vili sebelahnya, sehingga terbentuklah suatu kulit sitotrofoblas luar
yang tipis. Kulit ini lambat laun mengelilingi seluruh trofoblas dan melekatkan kantung
korion kuat-kuat ke jaringan endometrium ibu. Vili yang menjulur dari lempeng korion ke
desisua basalis (lempeng desidua) disebut vili batang atau vili penambat. Villi yang keluar
dari sisi-sisi vili batang merupakan vili bebas (terminal).
Rongga korion, sementara itu terus bertambah, dan pada hari ke-19 dan ke-20 embrio
menempel ke kulit trofoblasnya hanya dengan suatu tangkai penghubung kecil. Tangkai
penghubung ini kemudian berkembang menjadi tali pusat, dan menjadi penghubung antara
plasenta dengan embrio.
Semakin tua kehamilan, vili pada kutub embrional teus bertambah dan meluas,
sehingga membentuk korion frondosum (korion bervili lebat). Vili pada kutub abembrional
mengalami degenerasi, dan pada bulan ketiga, sisi korion ini menjadi halus dan disebut
korion leave.
Desidua di atas korion frondosum disebut desidua basalis, terdiri atas sebuah lapisan
sel-sel besar, sel desidua, yang mengandung banyak sekali lipid dan glikogen. Lapisan ini,
lempeng desidua, melekat erat dengan korion. Lapisan desidua di kutub abembrional disebut
desidua kapsularis. Dengan bertambah besarnya ukuran korion, lapisan ini menjadi teregang
dan mengalami degenerasi. Selanjutnya, korion leave bersentuhan dengan dinding rahim
(desidua parietalis) pada rahim sisi yang lain dan keduanya menyatu lalu menutup rongga
rahim. Oleh karena satu-satunya bagian korion yang ikut serta dalam proses pertukaran
adalah korion fronsodum, yang bersama dengan desidua basalis membentuk plasenta.
Demikian pula penyatuan amnion dan korion hingga membentuk membran amniokorion akan
menutup rongga korion. Membran inilah yang pecah pada saat persalinan berlangsung.
FUNGSI PLASENTA
– Pertukaran gas. Seperti oksigen, karbon dioksida, dan karbon monoksida yang
berlangsung melalui difusi primitif. Pada saat cukup bulan janin menyaring 20-30 mL
oksigen dalam semenit peredaran darah ibu.
– Pertukaran nutrisi dan elektrolit. Seperti asam amino, asam lemak bebas, karbohidrat,
dan vitamin berjalan cepat dan menignkat bersamaan dengan berlanjutnya usia
kehamilan.
– Pemindahan antibodi ibu. Antibodi ibu diambil oleh sinsitiotrofoblas dengan cara
pinositosis dan selanjutnya diangkut ke pembuluh kapiler janin. Dengan cara ini janin
memperoleh antibodi ibu yaitu imunogloblin G (IgG) kelas (7S), terhadap berbagai
penyakit infeksi yang memperoleh kekebalan pasif terhadap diphteri, cacar, campak, dan
lain-lain.
– Produksi hormon. Menjelang akhir bulan keempat, plasenta menghasilkan progesteron
dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan kehamilan sampai korpus luteum
diangkat atau tidak berfungsi lagi. Selain progesteron plasenta juga menghasilkan
hormon estrogenik (terutama estriol) sampai tepat sebelum akhir kehamilan, ketika telah
sampai puncak kadar estrogen. Kadar estrogen yang tinggi ini merangsang pertumbuhan
uterus dan perkembangan kelnjar mammae.
Sinsitiotrofoblas juga menghasilkan gonadotropin (gonadotropin korionik manusia atau
hCG), yang mempunyai fungsi serupa dengan hormon lutein dari hipofisis lobus
anterior.Hormon lain yang dihasilkan plasenta adalah somatomammotropin. Hormon ini
adalah hormon pertumbuhan yang memberikan prioritas kepada janin untuk mendapatkan
glukosa dari darah ibu dan membuat keadaan ibu menjadi diabetogenik.
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA IBU HAMIL
Perubahan Metabolik
Plasenta juga mensintesis protein dan peptide hormone: hcG, adenocorticotropin (ACTH),
placental lactogen, calcitonin, relaxin, inhibin, activin, atrial natriuretic peptide (ANP).
Berdasarkan kasus ini, diperoleh hasil bahwa Hb nya turun, Ht (Hematocrite) turun sehingga
diambil hipotesa bahwa Mrs. Partina ini benar-benar dalam kondisi “hamil.”
Tujuan
a. Preconceptional Care
Perawatan ini ditujukan untuk wanita yang ingin hamil atau memiliki anak
1. Return visit
- Setiap interval 2 minggu sekali, mulai 29-36 minggu (antara minggu 29-36,
frekuensi kunjungan adalah 1 bulan 2 kali)
3. Fundal height
b. maternal: BP, weight, symptoms (headache, altered vision, abdominal pain, nausea
and vomitting, bleeding & fluid from vagina, diuresis)
e. Nutrisi
2. rekomendasi nutrisi
Nyeri semacam ini bisa diringankan dengan pemberian analgetica, dengan istirahat, atau
pemakaian korset.
3. Varices
Wanita yang varices tidak boleh memakai pakaian yan sempit dan tak boleh lama bekerja
sambil berdiri. Waktu istirahat sebaiknya kaki ditinggikan, dan sebaiknya memakai kaos kaki
panjang dan elastik.
4. Haemorrhoid
Dapat dikurangi dengan defekasi yang teratur dan kalau perlu diberikan suppositoria
haemorrhoidales. Kalau perdarahannya begitu banyak harus dilakukan tindakan operasi.
5. Sakit kepala
Biasanya timbul pada kehamilan muda dan sukar ditemukan penyebabnya. Pada pertengahan
kehamilan akan hilang atau berkurang dengan sendirinya. Sakit kepala pada trimester ketiga
dapat merupakan gejala preeklamsia yang berat.
6. Edema
Paling sering timbul pada ekstrimitas bawah. Harus selalu diperiksa karena khawatir
penyebabnya adalah toxaemia gravidarum. Kalau hanya disebabkan oleh tekanan rahim yang
membesar pada vena-vena panggul maka bisa hilang dengan banyak istirahat dan sebaiknya
kaki ditinggikan ketika tidur.
7. Sesak nafas
Disebabkan karena kehamilan yang besar menekan diafragma ke atas. Sebaiknya kalau tidur
dengan bantal yang tinggi sehingga sesak bisa berkurang.
Pada umumnya cairan dalam vagina akan bertambah tanpa sebab yang patologis dan tidak
menimbulkan keluhan. Kalau timbul keluhan gatal disekitar kemaluan akibat fluor yang
banyak maka harus dicari penyebabnya apakah karena Gonococcus, T. Vaginalis, atau C.
Albicans. Terapi yang diberikan ditujukan kepada penyebabnya.
1. Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular
respirasi metabolik ibu.
2. Passage
3. Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
STATION
Station merupakan indentifikasi derajat penurunan bagian terbawah janin (fetal presenting
part) ke jalan lahir (birth canal).
Ketinggian dari presenting part janin pada birth canal digambarkan dalam hubungannya
dengan ischial spine yang terletak ditengah-tengah pelvic inlet dan pelvic outlet. Jika
presenting part janin teletak setinggi ischial spine, keadaan ini disebut dengan station nol atau
zero station.
Dahulu, sumbu panjang jalan lahir (long axis of birth canal) di atas ischial spine di bagi
menjadi 3. Namun pada tahun 1988 ACOG (American College of Obstertricians
Gynaecologist) mulia menggunakan suatu klasifikasi station yang membagi pelvic bagian
atas dan di bawah spine menjadi 5 bagian. Pembagian ini menggambarkan ukuran (cm) di
atas dan di bawah spine. Jadi, saat presenting part janin turun dari pelvic inlet menuju
inschial spine, disebut dengan station -5, -4, -3, -2, -1, 0. Kemudian dibawah ischial spine,
presenting part janin melewati station +1, +2, +3, +4, +5 untuk lahir. Station +5 setara dengan
kepala janin yang sudah terlihat dalam introitus.
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimlai dari daerah
fundus uterus dimana tubafallopi memasuki dinding uterus, awal gelombang didapat dari
“pacemaker” yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Kontraksi terjadi akibat :
= 50 mmHg x 3
Pada setiap kontraksi, tekanan pada rongga amnion meningkat, disebut dengan
amplitudo/intensitas his yang terdiri atas 2 bagian :
a. Peningkatan tekanan yang agak cepat
b. Penurunan tekanan yang agak lamban
His terbagi menjadi :
Kala 3 :
• Amplitudo 60-80 mmhg, frekuensi kontraksi berkurang,
aktifitas uterus menurun, plasenta dapat lepas spontan dari
aktivitas uterus ini, namun juga tetap menempel (retensia) dan
memerlukan tindakan aktif.
Pada waktu ibu menyusui bayinya, ibu merasakan kontraksi
yang kadang-kadang mengganggu, hal ini di sebabkan oleh
refleks oksitosin. Oksitosin membuat uterus berkontraksi, lalu
kontraksi pada otot polos disekitar alveola mammae, sehingga
asi keluar.
Pada setiap kontraksi, tekanan pada rongga amnion meningkat, disebut dengan
amplitudo/intensitas his yang terdiri atas 2 bagian :
a. Peningkatan tekanan yang agak cepat
b. Penurunan tekanan yang agak lamban
PELVIC BONE
Pelvic
Pelvic adalah suatu ruang yang dikelilingi oleh pelvic girdle/pelvic bone.
a. Hipbone kiri dan kanan (coxal bone, pelvic bone) yang terdiri atas penggabungan 3 tulang,
yaitu illium, ischium, pubis.
b. Sacrum terbentuk dari penggabungan 5 tulang vertebra, yaitu sacrum 1 – sacrum 5.
Pada balita dan anak-anak, hipbone terdiri atas triradiate cartilage yang terdapat pada asetabulum.
– Asetabulum : Suatu lengkungan pada permukaan lateral hipbone, yang nantinya akan
Berartikulasi dengan head of femur.
Setelah pubertas, ilium, ischium, dan pubis akan menyatu membentuk hipbone.
Ilium ( superior): Ilium merupakan bagian yang terlebar pada hipbone (bentuknya –
Menyerupai sayap). Ilium terdiri atas :
a. Ala/wing of ilium (berbentuk menyerupai sayap)
b. Body of ilium (handle dari sayap)
Iliac Crest : Mempunyai bentuk yang tajam, terletak antara ASIS (anterior superior
Iliac spine)dan PSIS (posterior superior iliac spine)
Iliac Fossa : Anteromedial dari ala, membentuk iliac fosa.
Ischium memiliki body dan ramus, badan dari ischium membantu acetabulum dan ramus ischium
untuk membentuk abturator foramen.
Pelvic Cavity
Rongga abdominopelvic memanjang ke arah superior menuju rangka thorax, da juga memanjang
inferior ke arah pelvic. Juga terdapat rongga berbentuk corong yaitu rongga pelvic; merupakan rongga
yang dibatasi oleh tulang, ligament, otot-otot pada dinding dan lantai pelvic; yang merupakan bagian
inferoposterior pada rongga abdominopelvic, dan berlanjut ke rongga abdomen pada pelvic inlet.
Walaupun berlanjut, rongga abdomen dan rongga pelvic terpisah untuk masing-masing tujuan.
Pada rongga pelvic terdapat bagian akhirdari ureter dan vesica urinary, rectum, organ pelvic genital,
pembuluh darah, saluran limfatik, dan saraf. Rongga pelvic dibatasi oleh dinding-dinding dan lantai
sehingga menjadi beberapa bagian dinding, seperti :
4. Dasar pelvic
Dasar pelvic terdiri dari pelvic diaphragm, yang terdiri dari coccygeus dan otot levator ani
dan juga fascia yang melapisi bagian superior dan inferior otot-otot tersebut. Pelvic
diaphragm memisahkan rongga pelvic dari perineum dengan lesser pelvic.
Otot coccygeus berasal dari inferior sacrum dan coccyx pada bagian lateral. Levator ani
merupakan otot yang lebih lebar dan lebih besar dan mempunyai peranan penting pada dasar
pelvic. Otot ini menempel anterior ke bodies pada tulang pubic, menempel posterior pada
spina ischial, dan menempel pada obturator fascia di antara dua tulang pada masing-masing
sisi.
– Puborectalis : bagian tebal, sempit, dan bagian medial pada levator ani, terdiri dari otot
yang berada di antara bagian posterior kanan dan kiri pubic bodies. Membentuk otot
berbentuk U, berfungsi menjaga fecal continence.
– Pubococcygeus : bagian lebar tetapi lebih tipis yang merupakan bagian intermediate pada
levator ani, yang berawal dari bagian posterior pada body of pubis dan anterior
tendineous arch menuju puborectalis. Fiber bagian lateral menempel pad coccyx dan fiber
bagian medial diratakan dengan otot yan letaknya kontralateral untuk membentuk batas
atau tendineous plate, yang merupakan bagian anococcygeal body atau ligament di antara
anus dan coccyx.
– Olliococcygeus : merupakan bagian posterolateral pada levator ani, yang berawal dari
posterior tendineous arch dan spina ischial. Berbentuk tipis dan juga kadang-kadang
bergabung dengan posterior anococcygeal body.
KALA I (FASE PEMBUKAAN)
Kala I dimulai dari his persalinan pertama sampai pembukaan cervix menjadi
lengkap. Pada kala I ini awalnya his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan
tidak seberapa mengganggu ibu hingga ibu masih dapat berjalan. Lambat laun his bertambah
kuat. Intervalnya menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan lebih lama. Pada kala I ini
juga pengeluaran lendir berdarah bertambah banyak. Selain itu mulai terjadi pembukaan
cervix.
1. Pendataran cervix
Pendataran cervix adalah pemendekan saluran cervical canalis dari panjang sekitar
2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas.
2. Dilatasi cervix
1) Fase latent → pembukaan sangat lambat dari 0-3 cm dalam waktu + 8 jam
2) Fase aktif
a. Fase accelerasi (fase cepat) pembukaan 3-4 cm dalam 2 jam
b. Fase kemajuan → pembukaan maksimal 4-9 cm dalam 2 jam
c. Fase decelerasi (kurangnya kecepatan) pembukaan 9-10 cm dalam 2 jam
Lamanya kala I pada primigravida adalah 12.5 jam, sedangkan pada multigravida
adalah 7 jam 20 menit.
KALA III
Setelah lahir, his berhenti sebentar, tapi beberapa menit kemudian timbul. Placenta jatuh,
mengangkat uterus yang sedang berkontraksi. Lama kala ini selama 8’5 menit.
Tanda-tanda placenta melepas yaitu uterus menjadi bundar, lalu terjadi pendarahan kurang
lebih 250 cc, jika lebih dari 500 cc sudah patologis. Lalu memanjangnya tali pusat dan
naiknya fundus uteri.
1.Schultze, pelepasan bagian tengah placenta. Tidak ada pendarahan sebelum placenta lahir.
Baru setelah placenta lahir, keluarlah pendarahan.
2.Duncan, pelepasan mulai pada pinggir placenta. Darah mengalir keluar antara selaput janin
dan dinding rahim. Pendarahan sudah ada sejak sebagian dari placenta terlepas dan terus
berlangsung sampai seluruh placenta terlepas.
KALA IV
Yang harus diawasi pada saat kala IV adalah mengawasi perdarahan post partum, menjahit
robekan perineum, keadaan ibu, keadaan anak, keadaan uterus, apa ada placeta yang
tertinggal atau tidak.
Indikasi
• Dosis: 10000 – 20000 mU dicampur dengan 1000 ml larutan lactated ringer sehingga
menghasilkan konsentrasi oxytocin 10 – 20 mU/ml
– 36 mU/ml pada multipara
– 72 mU/ml pada nullipara
• (+) Dapat meningkatkan kontraksi uterus hingga mencapai 200 Montevideo Unit dan
sebagai antidiuretik.
(-) Jika infus oxytocin disertai sejumlah besar air dapat terjadi water intoxication yang
menimbulkan rasa pusing, koma, kematian.
2. Mekanis: Amniotomy / pemecahan ketuban
• Teknik: punktur dengan 26-gauge needle dengan bantuan ring forceps & speculum.
• Akselerasi kelahiran:
– 60 menit dengan amniotomy 5,1 cm
– 81 menit dengan amniotomy 5,5 cm
• Komplikasi: chorioamnionitis & kompresi cord.
• (+) mengurangi risiko prolaps cord, dilakukan tekanan suprapubic atau fundal dan
mencegah terhalaunya kepala fetal.
(-) Fetal heart rate harus selalu diukur sebelum dan sesudah amniotomy.
Sesuai dengan data pada kasus yaitu munculnya keabnormalan pada saat sebelum
persalinan yaitu terjadi dilatasi pada cervix perubahan pada portio dan presenting part yang
telah mencapai station +2 tanpa diikuti dengan pemecahan ketuban, sehingga dilakukan
augmentasi kelahiran untuk membantu dalam proses persalinan pada Mrs. Partina.
PARTOGRAM
Partogram adalah suatu alat/instrument yang berguna untuk mencatat informasi pada saat
persalinan dan termasuk physical examination dari fetus dan sang ibu.
Pada bagian ini harus dicatat identitas dari pasien, tanggal admisi, waktu dari admisi yang
terletak diatas partogram.
Cervical Dilatation
Dilatasi servikal terdiri dari dua phase yaitu latent phase dan active phase. Dimana latent
phase itu mulai dari 0 – 3 cm dilatasi serviks dan tidak boleh lebih dari 8 jam. Active phase ini
merupakan lanjutan setelah latent phase yaitu 3 – 10 cm dilatasi serviks.
Pada partogram juga terdapat tiga grafik yaitu latent phase, alert line dan action line. Dimana
latent phase ini daerah pada grafik dilatasi servikal yaitu dari 0 – 3 cm dilatasi serviks dan memanjang
sampai jam ke 8. Alert line ini ada pada jam ke 8 sampai ke 15 memanjang dari dilatasi serviks 3 – 10
cm sedangkan action line hanya berjarak 4 jam dari alert line ( jam ke 12 – 19 ).
Penurunan kepala fetus ini dilihat dari posisi kepala fetus pada pelvic brim atau pelvic inlet.
Penurunan kepala ini dilihat selama 1x 4 jam pada latent phase dan 1 x 1 jam pada active phase. Ada
5 posisi pada penurunan kepala fetal ini dan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
HIS atau uterine contraction ini merupakan kondisi dari kontraksi uterus selama persalinan
berlangsung. HIS ini dihitung setiap jam pada latent phase dan tiap setengah jam pada active phase.
Ada tiga macam kriteria kontraksi uterus yang digambarkan berbeda dalam partogram dan dapat
dilihat dibawah ini sebagai berikut :
III. Fetal Condition
Fetal heart rate ini dihitung setiap setengah jam dan range normal dari FHR ini adalah 110 -
150 mmHg (William) dan 120 - 160 mmHg.
Dimana color dan liquor ini dilihat dari bagaimana keadaan dari membrane corionicnya. Hal
ini di ukur tiap 4 jam saat vaginal exam tapi setiap saat apabila ada perubahan dari liquor. Ada
beberapa kriteria untuk color dan liquor ini yaitu :
C = Clear liquor
B = Bloody liquor
A = Absent liquor
I = Intact membrane
O = tulang terpisah dan sutura dari kepala fetus dapat dirasakan dengan baik.
Pulse
Dihitung tiap 4 jam sekali dan memiliki range normal yaitu 60 – 90/menit.
Blood Pressure
Dihitung setiap 4 jam sekali dan memiliki nilai normal yaitu 90/90 sampai 140/90 mmHg.
Temperature
Dihitung setiap 4 jam sekali dan memiliki nilai normal yaitu 37.2oC.
Test urine untuk melihat apakah kehamilan mengakibatkan hipertensi sedangkan volume
urine terus dilihat selama 2 sampai 4 jam sekali.
Oral fluid diberikan pada pasien setiap jam sedangkan IV fluid dan obat diberikan pada
pasien sesuai dengan indikasi.
Pada kasus ini Mrs. Partina tidak mengalami 3 siklus menstruasi, yang mana biasanya
muncul pada tanggal ke 27. Dan hari last menstrual period nya pada 27 Juli 2008. Sehingga
bisa diketahui bahwa pasien ini menderita amenorhhea, yang mana merupakan indikasi dari
kehamilan.
Selain itu pada kasus Mrs. Partina ini didapat bahwa ia menderita mual, muntah,
muntah di pagi hari, frekuensi berkemih yang sering tanpa disertai rasa nyeri, lemah, ketidak
nyamanan pada payudara dan peningkatan pigmentasi kulit khususnya pada wajah, puting
dan kulit abdominal. Juga hilangnya 3 kg berat badan akibat metabolisme pada saat hamil.
Sehingga Mrs. Partina ini diduga hamil.
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan obstetrik didapat hasil yang
menguatkan bahwa pasien tersebut hamil pada pemeriksaan eksternal yaitu tinggi fundus 2
jari diatas simfisis dan corpus uterinnya membesar, sekitar 12 minggu kehamilan. Pada kasus
ini juga terdapat problem pada potionya sehingga dilakukan pemeriksaan bimanual.
Sesuai pada kasus, dokter menyarankan pada Mrs. Partina untuk melakukan labor
augmentation karena adanya masalah-masalah pada kondisi maternal dan fetal dengan tujuan
untuk mempermudah proses persalinan.
Dan pada akhirnya Mrs. Partina berhasil melahirkan bayi perempuan yang sehat.