C
)
Fraksi mol (X)
Hubungan fraksi mol dengan temperatur
Series1
Linear (Series1)
Grafik 4.2 Hubungan Kadar Alkohol dalam Destilat terhadap Fraksimol
Uji kadar alkohol juga dilakukan pada residu. Kadar alkohol pada residu akan
menurun seiring dengan semakin besarnya fraksi mol etanol. Hal ini dikarenakan semakin
besar fraksi mol etanol maka semakin banyak etanol yang berubah menjadi uap dan
dikondensasikan kemudian tertampung pada labu distilat, sehingga menyebabkan residu
minim mengandung etanol dan hanya tersisa air (Atkins, 1996). Hubungan kadar alkohol
dalam residu terhadap fraksi mol ditunjukkan pada grafik di bawah ini,
Grafik 4.3 Hubungan Kadar Alkohol dalam Residu terhadap Fraksi Mol
y = 3,3662x + 31,959
R = 0,0213
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
%
a
l
k
o
h
o
l
d
e
s
t
i
l
a
t
Fraksi mol
Hubungan Kadar Alkohol (distilat)
terhadap Fraksi Mol
Series1
Linear (Series1)
y = 10,491x + 5,3601
R = 0,0832
0
5
10
15
20
25
30
35
0 0,5 1 1,5
%
a
l
k
o
h
o
l
r
e
s
i
d
u
Fraksi mol
Hubungan fraksi mol dengan residu
Series1
Linear (Series1)
Namun, pada hasil percobaan didapatkan hasil yang nilai yang naik turun dan tidak
sesuai dengan literatur yang ada. Hal ini terjadi disebabkan kesalahan praktikan. Kesalahan
tersebut antara lain pengukuran massa piknometer kosong tidak dicatat secara pasti pada
masing-masing konsentrasi. Hal tersebut berpengaruh pada fraksi mol yang didapatkan
sehingga fraksi mol yang seharusnya meningkat justru mengalami naik turun. Proses
distilasi yang seharusnya dilakukan mulai pada konsentrasi yang lebih rendah terhadap
konsentrasi yang lebih tinggi tidak dilakukan. Konsentrasi 20% dilakukan di akhir proses
distilasi sehingga mempengaruhi hasil sensornya. Kesalahan ini seharusnya bisa dihindari
apabila praktikan lebih hati-hati dan teliti dalam melakukan pengukuran.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada percobaan ini adalah,
1. Larutan etanol dan air merupakan larutan biner yang dapat membentuk kesetimbangan
uap cair.
2. Kadar alkohol yang didapatkan seharusnya mengalami peningkatan pada destilat dan
mengalami penurunan pada residu.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah
1. Praktikan harus hati-hati dan tidak boeh ceroboh dalam menggunakan alat.
2. Pengukuran massa piknometer dilakukan setiap pengukuran massa pada setiap
konsentrasi.
3. Proses distilasi dilakukan mulai dari konsentrasi terendah.
4. Pengukuran kadar etanol menggunakan sensor sebaiknya dilakukan mulai dari
konsentrasi terkecil.
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, A. R.1987. Kimia Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Atkins, P. W.1999. Kimia Fisika Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
Bird, Tony. 1993. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Material Safety data Sheet. 2014. Ethanol MSDS . [Serial Online]. http://www.
sciencelab.com/ msds.php?msdsId=78675455. [diakses pada tanggal 20 Oktober
2014].
Material Safety data Sheet. 2014. Aquades MSDS. [Serial Online]. http://www.
sciencelab.com/msds.php?msdsId=5656478. [diakses pada tanggal 20 Oktober
2014].
Petrucci, Ralp H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1989. Kimia Fisik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Tim Penyusun Kimia Fisik. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Jember: Universitas
Jember.
LAMPIRAN
1.PENGENCERAN
a. 10% etanol
M
1
. V
1
= M
2
. V
2
70 . V
1
= 10 . 25
V
1
=
V
1
= 3,6 mL
b. 20% etanol
M
1
. V
1
= M
2
. V
2
70 . V
1
= 20 . 25
V
1
=
V
1
= 7,1 mL
c. 30% etanol
M
1
. V
1
= M
2
. V
2
70 . V
1
= 30 . 25
V
1
=
V
1
= 10,7 mL
d. 40% etanol
M
1
. V
1
= M
2
. V
2
70 . V
1
= 40 . 25
V
1
=
V
1
= 14,1 mL
e. 50% etanol
M
1
. V
1
= M
2
. V
2
70 . V
1
= 50 . 25
V
1
=
V
1
= 17,8 mL
f. 60% etanol
M
1
. V
1
= M
2
. V
2
70 . V
1
= 60 . 25
V
1
=
V
1
= 21,4 mL
g. 70% etanol
M
1
. V
1
= M
2
. V
2
70 . V
1
= 70 . 25
V
1
=
V
1
= 25 mL
MASSA JENIS
a. 10% etanol
b. 20% etanol
c. 30% etanol
d. 40% etanol
e. 50% etanol
f. 60% etanol
g. 70% etanol
h. Akuades
C. Fraksi Mol
Konsentrasi
(10%)
Volume alkohol yang
ditambahkan (mL)
Volume akuades
10 3,6 21,4
20 7,1 17,9
30 10,7 14,3
40 14,1 10,9
50 17,8 7,2
60 21,4 3,6
70 25 0
a. Etanol (alkohol) 10%
= 0,0613
b. Etanol (alkohol) 20%
= 0,149
c. Etanol (alkohol) 30%
= 0,838
d. Etanol (alkohol) 40%
= 0,721
e. Etanol (alkohol) 50%
= 0,491
f. Etanol (alkohol) 60%
= 0,684
g. Etanol (alkohol) 70%
= 1
Uji kadar alkohol
Komposi
si etanol
(%)
Komposisi alkohol
Residu
Komposisi alkohol
Destilat
10 24,322 0,204
20 43,927 1,426
30 29,629 7,326
40 24,780 21,877
50 34,462 14,777
60 36,429 33,291
70 43,438 0
Grafik:
y = 3,3662x + 31,959
R = 0,0213
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0 0,5 1 1,5
%
a
l
k
o
h
o
l
d
e
s
t
i
l
a
t
Fraksi mol
Hubungan fraksi mol dengan destilat
Series1
Linear (Series1)
y = 10,491x + 5,3601
R = 0,0832
0
5
10
15
20
25
30
35
0 0,5 1 1,5
%
a
l
k
o
h
o
l
r
e
s
i
d
u
Fraksi mol
Hubungan fraksi mol dengan residu
Series1
Linear (Series1)
y = -14,959x + 84,715
R = 0,6146
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 0,5 1 1,5
t
e
m
p
e
r
a
t
u
r
Fraksi mol
Hubungan fraksi mol dengan temperatur
Series1
Linear (Series1)