Anda di halaman 1dari 10

ISI

1. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PAJAK DAERAH


Pajak adalah satu komponen pendapatan yang sangat penting bagi perkembangan dan
pembangunan bangsa. Di sini pajak digunakan untuk pembiayaan pembangunan dan untuk
diberikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk subsidi. Berdasarkan kenyataan tersebut
maka pemerintah berusaha untuk mengatur dan menetapkan besarnya pajak yang harus
dibayarkan oleh masyarakat melalui departemen dalam negeri.
Pada era reformasi ini negara Indonesia telah mengubah sistem perpajakan yang ada
di Indonesia, yaitu sistem yang dulunya terpusat beralih ke sistem pemungutan pajak daerah.
Dan pemerintah pusat hanya menerima beberapa persen dari total pendapatan pajak yang
diperoleh dari daerah atau sering dikenal dengan istilah otonomi daerah. Di sini pemerintah
daerah baik tingkat I atau tingkat II membuat rumusan besarnya tarif pajak yang dikenakan
kepada masyarakat. Akan tetapi harus melalui persetujuan dari departemen dalam negeri.
Departemen dalam negeri berhak menerima atau menolak rumusan pajak daerah tersebut
sesuai dengan kebutuhan.
Secara garis besar pajak daerah dapat diartikan sebagai pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah (dalam hal ini dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Dispenda! yang
digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah dan tercantum dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD!. "amun dalam Pasal # $$ "o. %& tahun
'((( disebutkan tentang pengertian pajak daerah. )Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut
pajak, adalah iuran *ajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa
imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang+
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan pembangunan Daerah ). Besaran dan bentuk pajak daerah ditetapkan melalui
Peraturan Daerah (Perda!. Pajak Daerah diatur dalam $ndang+undang ,epublik Indonesia
"o. -. tahun -//0 sebagaimana telah diubah dengan $$ "o. %& tahun '(((.
1ontoh pajak daerah antara lain pajak tontonan, pajak reklame, P2B (Pajak
2endaraan Bermotor!, iuran kebersihan, retribusi terminal, retribusi parkir, retribusi galian
pasir, Pajak 2endaraan Bermotor (P2B!, pajak hotel dan restoran, pajak hiburan dan
tontonan, pajak penerangan jalan, Bea Balik "ama 2endaraan Bermotor (BB"2B! dan
sebagainya.
A. Pentingnya Pajak Daerah
Propinsi hanya memiliki ' macam pajak yang berarti. 2eduanya pajak diatas
kendaraan bermotor. Selain itu sebagian besar propinsi di Indonesia juga memiliki pula
beberapa jenis pajak kecil berdasarkan pada ketentuan dari masing+masing daerahpropinsi
tersebut. 2abupaten dan daerah tingkat II memiliki berbagai macam pajak daerah. Apabila
dihitung seluruhnya bisa mencapai kurang+lebih 3( jenis. Akan tetapi di sini pemerintah
daerah tingkat II hanya memungut pajak daerah yang jenisnya dan jumlahnya relatif kecil
jika dibandingkan banyaknya jenis pajak yang sesungguhnya. Pemerintah daerah tingkat II
(kabupaten! hanya mengambil sekitar . sampai -' jenis pajak daerah. Sebagian besar dari
jumlah pajak yang ditarik oleh pemerintah daerah tingkat II ini berdasar pada aturan yang
ditetapkan oleh peraturan daerah, meskipun banyak juga yang berdasarkan penyerahan pajak
nasional daerah tahun -/3(+an. Segala bentuk peraturan mengenai pajak, baik itu daerah
tingkat I ataupun daerah tingkat II itu harus melalui persetujuan dari departemen dalam
negeri. Dan dalam hal ini departemen dalam negeri berhak menilai apakah pajak itu cocok
atau tidak, baik atau buruk jika dikenakan pada penduduk daerah itu. Apabila pajak itu
dirasa perlu maka departemen dalam negeri mengambil langkah selanjutnya. Dan perlu
diingat pula bah*a di sini yang menetapkan besarnya proporsitarif pajak adalah pemerintah
melalui departemen dalam negeri. Pada tahun -/.& departemen dalam negeri, dengan
sebuah keputusan, menyatakan beberapa jenis pajak daerah atas barang eksport tidak sah,
sedangkan beberapa jenis pajak daerah (pajak rumah tangga, pajak jalan! dihapuskan diganti
dengan adanya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB! pada tahun -/.3.
Dari sekitar 3( macam pajak seperti yang telah disebutkan di atas, ' pajak terbesar
selain pajak kendaraan bermotor ini, pajak tontonan dan pajak hotelrestoran menghasilkan
3.4 dari total pendapatan dari pajak (untuk daerah tingkat II!. Dan ada 3 jenis pajak lainnya
yang menghasilkan pendapatan pajak daerah tingkat II.
B. Tujuan Perubahan Site! Pajak Daerah
5erdapat % tujuan pokok yang hendak dicapai setiap perubahan pada sistem pajak daerah,
yaitu6
-. 7enyederhanakan sistem pajak daerah, karena pada umumnya sekarang ini tampaknya
memilki )nilai pengganggu8 (nuinsance value) yang sangat besar dibandingkan dengan
penerimaan yang dihasilkan. Perubahan semacam ini bertujuan menyingkirkan )bobot
mati8 (dead-weight burden) pajak daerah, sesuai dengan berbagai macam perubahan di
bidang pajak yang dilakukan pada akhir+akhir ini, dan akan kekha*atiran mengenai
)ekonomi biaya tinggi8. Perubahan ini juga bertujuan me*ujudkan sistem pajak yang
lebih adil.
'. 7enaikkan penerimaan dari pajak daerah, agar daerah tidak terlalu banyak bergantung
pada bantuan dari pemerintah pusat. Dalam hal ini sekarang dirasa amatlah sangat
penting, karena penerimaan pemerintah pusat dari eksport minyak sudah berkurang.
Akan tetapi menaikkan pajak (penerimaan! bukanlah hal yang gampang segampang
menaikkan bendera, hal itu karena hampir semua lahan subur dikuasai pemerintah.
"amun demikian, mungkin ada peluang untuk menaikkan penerimaan dari jenis+jenis
tertentu dari pajak daerah dan menyerahkan *e*enang sumber pajak baru kepada
pemerintah daerah.
%. Perubahan sistem pajak juga mungkin ada yang menyangkut pemerintah daerah.
Sekarang ini pemerintah daerah (setidaknya dalam teori! memiliki *e*enang yang
sangat luas untuk menetapkan tarif pajak jika dibandingkan tahun -/.(+an. 9alaupun
demikian, pemerintah masih harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat
melalui departemen dalam negeri yang menetapkannya.
Apabila )otonomi daerah8 yang nyata benar+benar ter*ujud, maka itu akan menambah
penghasilan pemerintah daerah setempat dan tentunya juga akan memba*a dampak
yang kurang baik bagi pemerintah pusat, karena hasil pajak akan beralih ke daerah
masing+masing dan hanya sebagian saja yang akan disetorkan ke perintah pusat.
". T#$ak %kur %ntuk &eni$ai Pajak Daerah
5olak ukur untuk menilai pajak daerah, yaitu 6
: ;asil (yield!
+ 7emadai tidaknya hasil suatu pajak dalam kaitan dengan beerbagai macam layanan
yang dibiayai oleh pemerintah yang menarik pajak tersebut.
+ Stabilitaas mudah tidaknya memperkirakan hasil itu.
+ <lastisitas hasil pajak terhadap inflasi, pertumbuhan penduduk dan sebagainya.
+ Perbandingan hasil pajak dengan biaya yang dipungut.
: 2eadilan (equity!
+ Dasar pajak dan ke*ajiban membayar harus jelas dan tidak se*enang+*enang.
+ Pajak bersangkutan harus adil secara horisontal.
Artinya 6 beban pajak haruslah sama benar dengan antara berbagai kelompok yang
berbeda tetapi dengan kedudukan ekonomi yang sama.
+ ;arus adil secara =ertikal
Artinya6 kelompok yang memiliki sumber daya ekonomi yang lebih besar memberikan
sumbangan yang lebih besar daripada kelompok yang tidak memiliki sumber daya
ekonomi.
+ ;arus adil dari tempat ke tempat dalam arti tidak ada perbedaan dalam arti se*enang+
*enangan kepada *ajib pajak dalam hal *ajib pajak dari satu daerah ke daerah lain,
kecuali jika perbedaan ini mencerminkan perbedaan dalam cara menyediakan layanan
masyarakat.
'. JENIS DAN (BJEK PAJAK DAERAH
Sebagai salah satu *ujud dari pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah pemberian
sumber+sumber penerimaan bagi daerah yang dapat digali dan digunakan sendiri sesuai
dengan potensinya masing+masing. Sumber+sumber penerimaan tersebut dapat berupa pajak
daerah atau retribusi. ;al itu karena pajak dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber
pendapatan yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintah daerah. Sesuai dengan
amanat $ndang+$ndang Dasar -/&3, setiap pungutan yang membebani masyarakat baik
berupa pajak atau retribusi harus diatur dengan $ndang+ $ndang ($$!.
DASAR HUKUM
-. $$ "o. %& 5ahun '((( yang merupakan penyempurnaan dari $$ "o. -. 5ahun -//0
tentang Pajak Daerah dan ,etribusi Daerah>
'. PP "o. #3 5ahun '((- tentang Pajak Daerah> dan
%. PP "o. ## 5ahun '((- tentang ,etribusi Daerah.
&. $$ "o '. tahun '((/ tentang Pajak dan ,etribusi Daerah
A. JENIS PAJAK DAERAH DAN RETRIB%SI DAERAH )PDRD*
1. Pajak Daerah
Pajak Pr#+ini Pajak Kabu,aten-K#ta
-. Pajak 2endaraan Bermotor dan
2endaraan di Atas Air>
'. Bea Balik "ama 2endaraan Bermotor
dan 2endaraan di Atas Air>
%. Pajak Bahan Bakar 2endaraan
Bermotor> dan
&. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
Air Ba*ah 5anah dan Air Permukaan.
-. Pajak ;otel>
'. Pajak ,estoran>
%. Pajak ;iburan>
&. Pajak ,eklame>
3. Pajak Penerangan ?alan>
#. Pajak Pengambilan Bahan @alian
@olongan 1> dan
0. Pajak Parkir.
?enis Pajak Propinsi bersifat limitatif yang berarti Propinsi tidak dapat memungut pajak
lain selain yang telah ditetapkan, dan hanya dapat menambah jenis retribusi lainnya
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam $$. Adanya pembatasan jenis pajak yang
dapat dipungut oleh Propinsi terkait dengan ke*enangan Propinsi sebagai daerah otonom
yang terbatas yang hanya meliputi ke*enangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat
lintas daerah 2abupaten2ota dan ke*enangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan
daerah 2abupaten2ota, serta ke*enangan bidang pemerintahan tertentu. "amun
demikian, dalam pelaksanaannya Propinsi dapat tidak memungut jenis pajak yang telah
ditetapkan tersebut jika dipandang hasilnya kurang memadai. Berkaitan dengan besarnya
tarif, berlaku definiti=e untuk Pajak Propinsi yang ditetapkan secara seragam di seluruh
Indonesia dan diatur dalam PP "o.#3 5ahun '((-.
?enis pajak 2abupaten2ota tidak bersifat limitatif, artinya 2abupaten2ota diberi
peluang untuk menggali potensi sumber+sumber keuangannya selain yang ditetapkan
secara eksplisit dalam $$ "o.%& 5ahun '(((, dengan menetapkan sendiri jenis pajak
yang bersifat spesifik dengan memperhatikan kriteria yang ditetapkan dalam $$ tersebut.
Besarnya tarif definitif untuk pajak kabupatenkota ditetapkan dengan Peraturan Daerah
(Perda!, namun tidak boleh lebih tinggi dari tarif maksimum yang telah ditentukan dalam
$$.
Dengan adanya pemisahan jenis pajak yang dipungut oleh Propinsi dan yang dipungut oleh
2abupaten2ota diharapkan tidak adanya pengenaan pajak berganda.
'. Retribui Daerah
,etribusi daerah terdiri atas % golongan, yaitu6
a. ,etribusi ?asa $mum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah (pemda! untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan>
b. ,etribusi ?asa $saha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemda dengan
menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor
s*asta> dan
c. ,etribusi PeriAinan 5ertentu, yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemda dalam rangka
pemberian iAin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian, dan penga*asan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
?enis+jenis ,etribusi ?asa $mum, ,etribusi ?asa $saha, dan ,etribusi PeriAinan 5ertentu
sebagaimana dimaksud di atas sebagai berikut 6
Retribui Jaa %!u! Retribui Jaa %aha Retribui Peri.inan
Tertentu
-. ,etribusi Pelayanan
2esehatan>
'. ,etribusi Pelayanan
Persampahan2ebersihan>
%. ,etribusi Penggantian
Biaya 1etak 2artu 5anda
Penduduk dan Akte
1atatan Sipil>
&. ,etribusi Pelayanan
Pemakaman dan
Pengabuan 7ayat>
3. ,etribusi Pelayanan
Parkir di 5epi ?alan
$mum>
#. ,etribusi Pelayanan
Pasar>
0. ,etribusi Pengujian
2endaraan Bermotor>
.. ,etribusi Pemeriksaan
Alat Pemadam
2ebakaran>
/. ,etribusi Penggantian
Biaya 1etak Peta> dan
-(. ,etribusi Pengujian
2apal Perikanan.
-. ,etribusi Pemakaian
2ekayaan Daerah>
'. ,etribusi Pasar @rosir
danatau Pertokoan>
%. ,etribusi 5empat
Pelelangan>
&. ,etribusi 5erminal>
3. ,etribusi 5empat 2husus
Parkir>
#. ,etribusi 5empat
Penginapan
PesanggrahanBilla>
0. ,etribusi Penyedotan
2akus>
.. ,etribusi ,umah Potong
;e*an>
/. ,etribusi Pelayanan
Pelabuhan 2apal>
-(. ,etribusi 5empat
,ekreasi dan Clah ,aga>
--. ,etribusi Penyeberangan
di Atas Air>
-'. ,etribusi Pengolahan
Dimbah 1air> dan
-%. ,etribusi Penjualan
Produksi $saha Daerah.
-. ,etribusi IAin 7endirikan
Bangunan>
'. ,etribusi IAin 5empat
Penjualan 7inuman
Beralkohol>
%. ,etribusi IAin @angguan>
&. ,etribusi IAin 5rayek.
Peryaratan Pajak Daerah /an Retribui Daerah
1. Kriteria Pajak Daerah0 a/a$ah1
a. Bersifat pajak, dan bukan retribusi>
b. Cbyek pajak terletak atau terdapat di *ilayah daerah kabupatenkota yang
bersangkutan dan mempunyai mobilitas cukup rendah serta hanya melayani
masyarakat di *ilayah daerah kabupatenkota yang bersangkutan>
c. Cbyek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum>
d. Potensinya memadai. ;asil penerimaan pajak harus lebih besar dari biaya pemungutan>
e. 5idak memberikan dampak ekonomi yang negatif. Pajak tidak mengganggu alokasi
sumber+sumber ekonomi dan tidak merintangi arus sumber daya ekonomi antar daerah
maupun kegiatan ekspor+impor>
f. 7emperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat> dan
g. 7enjaga kelestarian lingkungan, yang berarti bah*a pengenaan pajak tidak
memberikan peluang kepada pemda atau Pemerintah atau masyarakat luas untuk
merusak lingkungan.
'. Kriteria Retribui Daerah
Retribui Jaa %!u! Retribui Jaa %aha
Retribui Peri.inan
Tertentu
-. ,etribusi ?asa $mum
bersifat bukan pajak dan
bersifat bukan ,etribusi
?asa $saha atau ,etribusi
PeriAinan 5ertentu>
'. ?asa yang bersangkutan
merupakan ke*enangan
Daerah dalam rangka
pelaksanaan
desentralisasi>
%. ?asa tersebut memberi
manfaat khusus bagi
orang pribadi atau badan
yang diharuskan
membayar ,etribusi,
-. ,etribusi ?asa $saha
bersifat bukan pajak dan
bersifat bukan ,etribusi
?asa $mum atau ,etribusi
PeriAinan 5ertentu> dan
'. ?asa yang bersangkutan
adalah jasa yang bersifat
komersial yang seyogianya
disediakan oleh sektor
s*asta tetapi belum
memadai atau terdapatnya
harta yang dimiliki
dikuasai Daerah yang
belum dimanfaatkan secara
penuh oleh Pemerintah
-. PeriAinan tersebut
termasuk ke*enangan
pemerintahan yang
diserahkan kepada Daerah
dalam rangka asas
desentralisasi>
'. PeriAinan tersebut benar+
benar diperlukan guna
melindungi kepentingan
umum> dan
%. Biaya yang menjadi beban
Daerah dalam
penyelenggaraan iAin
tersebut dan biaya untuk
menanggulangi dampak
disamping untuk
melayani kepentingan
dan kemanfaatan umum>
&. ?asa tersebut layak untuk
dikenakan ,etribusi>
3. ,etribusi tidak
bertentangan dengan
kebijakan nasional
mengenai
penyelenggaraannya>
#. ,etribusi dapat dipungut
secara efektif dan efisien,
serta merupakan salah
satu sumber pendapatan
Daerah yang potensial>
dan
0. Pemungutan ,etribusi
memungkinkan
penyediaan jasa tersebut
dengan tingkat danatau
kualitas pelayanan yang
lebih baik.
Daerah. negatif dari pemberian iAin
tersebut cukup besar
sehingga layak dibiayai
dari ,etribusi periAinan.
B. (BYEK PAJAK DAERAH
2. H%B%NGAN PAJAK DAERAH DENGAN PAJAK P%SAT
?enis pajak menurut lembaga pemungutnya dibedakan menjadi ' yaitu pajak negara
atau pajak pusat, dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat (dalam hal ini dilakukan oleh Direktorat ?enderal Pajak! guna membiayai rumah tangga
pemerintahan pusat dan tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja "egara (APB"!.
Besaran pajak pusat ditetapkan melalui undang+undang dan PPPerpu. Sedangkan pajak
daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (dalam hal ini dilakukan oleh
Dinas Pendapatan DaerahDispenda! yang digunakan untuk membiayai rumah tangga
pemerintah daerah dan tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD!.
Besaran dan bentuk pajak daerah ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda!.
;ubungannya adalah apabila terjadi perbedaan penerimaan pajak yang mencolok antara
pajak pusat dengan pajak daerah dimana penerimaan pajak Pemda tingkat I apalagi Pemda
tingkat II sangat kecil jika dibandingkan dengan pajak yang diterima oleh pemerintah pusat,
maka akan memba*a dampak yang buruk (negatif! bagi kehidupan ekonomi.
3I. KESI&P%4AN
Setelah membaca kutipan di depan mengenai pajak daerah baik untuk daerah tingkat I (Dati
I! ataupun (Dati II! terutama dalam penarikan dan besarnya tarif pajak (prosentase! yang
ditetapkan pemerintah, diharapkan pemerintah dapat menyikapi terhadap arti penting
penarikan pajak yang dilakukan oleh pemerintah. Dan pajak itu jugas berguna bagi
masyarakat itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui bah*a kesadaran penduduk baik itu kotamaupun desa masih
sangat rendah.
Dengan makalah ini penulis mengharapkan yang membaca makalah ini tergugah hatinya
akan membayar pajak untuk pembangunanmasyarakat itu sendiri dan
masyarakat Indonesia pada umumnya.
3II. DA5TAR P%STAKA
7oedjiono 2artoprariyono, )Sanksi Perpajakan dan Penerapannya8.
"icks DeEas, )keuangan Pemerintahan Daerah di Indonesia8.
7ardiasmo, Akt, )Perpajakan8.
http://taufqnugroho.blogspot.com/2009/02/hukum-pajak.html

Anda mungkin juga menyukai