Anda di halaman 1dari 16

83

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Organisasi Perusahaan
Susunan struktur organisasi PT. KARYA BERSAMA PUTRA MANDIRI
dapat dilihat pada gambar berikut:


Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Tugas dan tanggung jawab serta hubungan kerja masing-masing personal
ditetapkan secara rinci oleh perusahaan dalam Deskripsi dan Spesifikasi Jabatan
Karyawan Perusahaan sebagai berikut:
A. Project Manager
Project Manager adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan proyek, agar proyek tersebut dapat selesai sesuai dengan
batas waktu dan biaya yang telah direncanakan.
Wewenang dan tanggung jawab Project Manager antara lain :
Membuat rencana anggaran proyek sebagai acuan seluruh biaya proyek.
Membuat kebijaksanaan extern
Membuat kebijaksanaan intern.

84

Membuat rencana pelaksanaan proyek.
Melaksanakan rencana pelaksanaan proyek.
Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan proyek.
Membuat evaluasi hasil pelaksanaan proyek.
Mengkoordinir semua aktifitas pelaksanaan kerja.
Berkoordinasi dan bekerjasama dengan semua pihak.
Memberi kebijaksanaan alternatif demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Memberi motivasi kepada karyawan.
B. Site Manager
Site Manager adalah pihak yang ditugaskan untuk mengkoordinir
pelaksanaan K3 di lapangan.
Tugas dan wewenang Site Manager adalah:
Mendatangkan tenaga kerja.
Mendata tenaga kerja dan mengatur pembagian tenaga kerja sesuai bidang
masing-masing.
Memberikan pengarahan tentang pelaksanaan pekerjaan sesuai K3.
Menata aturan-aturan mengenai peralatan dan tenaga kerja.
Membuat safety Plan.
C. Supervisor
Supervior bertugas melakukan pengukuran di lapangan yang
mencakup seluruh kuantitas pekerjaan sebelum, selama dan sesudah proyek
berjalan. Selain itu juga dapat menjamin dan menjaga keaslian seluruh data
hasil pengukuran yang telah dilakukannya.
D. Kepala Administrasi
Kepala Administrasi adalah orang yang bertanggung jawab kepada
kepala proyek terkait masalah keuangan,personalia,pembukuan berkas-berkas
yang masuk. Berikut ini adalah tugas Kepala Administrasi :
Mengatur masalah keuangan dan personalia.
Menyusun nasalah-masalah di bidang umum yang lain.

85

Mengurus kebutuhan alat-alat kantor, akomodasi dan perjalanan dinas bagi
personal proyek.
Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak luar, memeriksa kelengkapan
dokumen tagihan dan tanda terima.
Mengurus masalah perpajakan dan asuransi.
Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran.
Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam media
pembukuan secara benar dan tepat waktu.
Merencanakan dan kemudian melaksanakan pembayaran.
E. Logistik dan peralatan
Logistik dan peralatan adalah orang yang bertanggung jawab kepada
kepala proyek dan bertanggung jawab dalam pengadaan barang atau material
yang dibutuhkan pada proyek. Logistik dan peralatan membuat keputusan
pembelian meliputi faktor-faktor seperti pengiriman dan penanganan, manfaat
marjinal, dan fluktuasi harga.
Berdasarkan tujuan konsumsi barang dan jasa yang diperoleh,
pengadaan kegiatan ini sering dibagi menjadi dua kategori berbeda. Kategori
pertama yang langsung, pengadaan yang berhubungan dengan produksi dan
yang kedua yang tidak langsung, non-produksi yang terkait dengan
pengadaan.
Staf Logistik
Staf logistik adalah orang yang membantu pelaksanaan tugas-tugas dari
pengadaan logistik dan peralatan. Adapun tugas dan tanggung jawab staf
logistik adalah sebagai berikut :
Bertanggung jawab mengenai material dan equipment yang ada.
Memeriksa dan memastikan material dan barang yang masuk sudah
sesuai dengan pesanan.
Membuat rencana penempatan material dan bahan ( lay out ) sesuai
dengan jenis material dan tingkat bahayanya.
Memonitor dan melaporkan penggunaan sisa bahan dan spare part
yang ada di proyek.

86

Melakukan pendataan secara rinci atas kebutuhan bahan sesuai
kebutuhan dilapangan.

F. Pelaksana Struktur dan Arsitektur
Pelaksana Struktur dan Arsitektur adalah orang yang bertanggung
jawab kepada kepala proyek dan bertugas mengatur, mengawasi pelaksanaan
proyek agar proyek tersebut dapat selesai sesuai dengan batas waktu dan biaya
yang telah direncanakan pada bagian struktur dan arsitektur bangunan.
Tugas pelaksana adalah :
Menentukan metode pelaksanaan yang akan dilaksanakan dilapangan
oleh pelaksana-pelaksana sesuai dengan rencana mingguan / bulanan.
Mengintruksikan metode dan rencana kerja kepada pelaksana yang
bersangkutan.
Monitoring pelaksanaan dan hasil kerja pelaksana-pelaksana.
Evaluasi hasil kerja pelaksana-pelaksana.
Melaporkan hasil evaluasi pekerjaan kepada atasan langsung.
Membuat keputusan alternatif untuk efesiensi pekerjaan.
Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan proyek
sesuai dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik.
Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan kelancaran
proyek di lapangan.
Bekerja sama dengan konsultan untuk mengadakan pengecekan mutu dan
volume pekerjaan.
Melaporkan kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pelaksanaan dan
dirundingkan dengan manajer proyek.
Membuat laporan tentang kemajuan pekerjaan.
G. Pelaksana Mekanikal dan Elektrikal
Pelaksana mekanikal dan elektrikal adalah orang yang bertanggung
jawab kepada kepala proyek dan bertugas mengatur, mengawasi pelaksanaan
proyek agar proyek tersebut dapat selesai sesuai dengan batas waktu dan biaya
yang telah direncanakan pada bagian mekanikal dan elektrikal bangunan.

87

4.2 Proses Pengadaan Jasa
Pengadaan barang atau jasa konstruksi berdasarkan keppres No 80/2003
adalah suatu kegiatan pengadaan barang atau jasa yang di biayai dengan dana
APBN atau APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh
penyedia barang atau jasa.
Sistem pengadaan barang atau jasa konstuksi adalah serangkaian metode
dan prosedur pemilihan yang digunakan dalam seleksi penyedia jasa konstruksi
yang berkualifikasi untuk melaksanakan pekerjaan konstrksi. Berdasarkan
Keppres No 80/2003, dalam menentukan sistem pengadaan barang atau jasa
konstrusi yang meliputi metode pemilihan penyedia jasa konstruksi, metode
penyampaian dokumen penawaran, dan metode evaluasi penawaran perlu
mempertimbangkan jenis, sifat, nilai barang atau jasa, kondisi lokasi, kepentingan
masyarakat, dan jumlah penyedia barang atau jasa yang ada.
Pelaksanaan lelang dilakukan oleh pemberi tugas atau pemilik proyek
dengan mengundang beberapa perusahaan penyedia jasa konstruksi untuk
mendapatkan satu pemenang yang mampu melaksanakan pekerjaan sesuai
persyaratan yang ditentukan dengan harga yang wajar dan dipertanggung
jawabkan, baik dari segi mutu maupun waktu.
Berdasarkan Keppres No 80/2003 bahwa dalam setiap kegiatan pengadaan
barang atau jasa konstruksi diwajibkan untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar
berikut ini antara lain adalah
Efisien
Berarti pengadaan barang atau jasa harus diusahakan dengan menggunakan
dana dan daya terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan.
Efektif
Berarti pengadaan barang atau jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat member manfaat yang sebesar- besarnya dengan sasaran
yang ditetapkan.
Terbuka dan Bersaing
Berarti pengadaan barang atau jasa harus terbuka bagi penyedia barang atau
jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat

88

diantara penyedia barang atau jasa yang setara dan memenuhi syarat atau
kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.
Transparan
Berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang atau jasa,
termasuk syarat teknis, administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, dan
penetapan calon penyedia barang atau jasa bersifat terbuka bagi peserta
penyedia barang atau jasa yang berminat dan bagi masyarakat luas pada
umumnya.
Adil atau Tidak Diskriminatif
Berarti memberi perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang atau
jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu
dengan cara dan atau alasan apapun.
Akuntabel
Berarti harus mencapai sasaran, baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi
kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintah, dan pelayanan masyarakat,
sesuai dengan prinsip-prinsip dan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan
barang atau jasa.
Kriteria penyedia jasa konstruksi
1. Pendekatan Teknis
2. Kemampuan Manajemen
3. Kemampuan Finansial
4. Kualifikasi Personil
5. Pengalaman Terdahulu
6. Kinerja Masa Lalu
7. Metode Pelaksanaan
8. Informasi Harga Proyek







89

4.3 Proses Perencanaan dan Dokumen
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam
proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manager proyek secara tepat. Sumber
daya proyek konstruksi dapat dikelompokan menjadi tenaga kerja, material, alat,
metoda dan uang. Selain itu manajemen konstruksi atau proyek dapat juga
didefinisikan semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu
proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin
pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Perencanaan
struktur merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proyek
konstuksi. Karena pada dasarnya hasil suatu pekerjaan akan ditentukan oleh baik
atau tidaknya perencanaan yang dibuat. Perencanaan struktur yang dimaksud
dalam proyek ini adalah perencanaan struktur bangunan gedung. Dimana dalam
proyek ini perencanaan dilakukan oleh PT. MITRA KARYA SANJAYA yang
selanjutnya dianggarkan untuk ditender. Dimana dalam hal ini, perencanaan
struktur bangunan gedunng yang dilakukan telah sesuai standar perencanaan yang
sudah ditetapkan dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

4.4 Proses Seleksi dan penunjukan kontraktor
4.4.1 Metoda Penunjukan Kontraktor
Proses seleksi dan penunjukan kontraktor pada proyek Pembangunan
Gedung Kantor Kejaksaan Negeri Muara Bungo telah mengacu pada Keppres No
80/2003 dan perubahannya Peaturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, bahwa untuk
nilai proyek diatas Rp. 1.000.000.000,- dilakukan pelelangan umum. Pelelangan
proyek Rehabilitasi Gedung Kantor Kejaksaan Negeri Muara Bungo
diselenggarakan dengan cara pelelangan Umum.
4.4.2 Proses dan Tata Cara Penunjukan Kontraktor
Proses pengadaan kontraktor yang dilakukan dengan cara elektronik atau
yang lebih dikenal dengan cara e-procurement melalui LPSE (Lembaga
Pengadaan Secara Elektronik). Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk
penunjukan kontraktor dilakukan dalam beberapa tahapan dengan memakai sistem
gugur. Tahapan-tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

90

1. Pengumuman tender dilakukan secara luas di media masa, papan
pengumuman resmi dan situs LPSE jambi dengan tujuan agar pelelangan ini
diketahui oleh banyak penyedia barang/jasa.
2. Penyedia barang/jasa yang berminat mengikuti pelelangan mendaftarkan diri
ke panitia lelang yang terdapat pada situs resmi LPSE jambi.
3. Penyedia barang/jasa yang akan diberikan penjelasan tentang pekerjaan yang
akan dilelangkan dan penjelasan tentang pelaksanaan lelang itu sendiri. Jika
dalam penjelasan itu terdapat hal-hal yang baru atau peraturan penting yang
perlu dicantumkan maka hal tersebut harus dituangkan dalam addendum
dokumen lelang. Dalam acara penjelasan lelang ini juga diumumkan harga
perkiraan sendiri (HPS) oleh pengguna jasa.
4. Penyedia barang/jasa selanjutnya akan menyusun dokumen penawaran dan
memasukkan dokumen penawaran ke panitia lelang. Berdasarkan metoda
pelelangan yang digunakan maka dokumen penawaran yang dimasukkan
harus berisi tentang kualifikasi perusahaan dan harga penawaran. Dimana,
dokumen penawaran ini di upload.
5. Pada waktu yang ditetapkan, akan dilakukan pembukaan penawaran atas
semua dokumen penawaran yang masuk.
6. Tahapan evaluasi diawali dengan evaluasi kualifikasi perusahaan yang
mendaftar jika tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan maka perusahaan
bersangkutan dan dinyatakan gugur. Untuk menjamin ketelitian dan mencegah
kecurangan maka ditunjuklah panitia kecil dari rekanan sebagai saksi yang
turut serta membuka penawaran. Panitia kecil tersebut biasanya terdiri dari 3
orang dari perwakilan rekanan yang memasukkan penawaran.
7. Setelah diperoleh peserta yang memenuhi kualifikasi maka panitia lelang akan
melakukan evaluasi penawaran, dimana metode yang digunakan dalam
evaluasi penawaran ini adalah sistem gugur.
Urutan proses evaluasi penawaran dengan sistem gugur adalah sebagai
berikut:
1) Evaluasi Administrasi
a) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi
syarat pada pembukaan penawaran.

91

b) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang
masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi.
Unsure-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan.
c) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan yaitu memenuhi
syarat administrasi (lulus) yang dilanjutkan evaluasi teknis, atau tidak
memenuhi syarat administrasi (gagal).
2) Evaluasi Teknis
a) Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan
memenuhi persyaratan/lulus administrasi.
b) Factor-faktor yang dievaluasi pada tahap ini harus sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
c) Hasil evaluasi teknis adalah memenuhi syarat teknis (lulus) atau tidak
memenuhi syarat (gagal).
3) Evaluasi Harga
Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang
dinyatakan lulus/memenuhi syarat administrasi dan teknis. Berdasarkan
evaluasi harga panitia membuat daftar urutan penawaran yang dimulai dari
urutan harga penawaran terendah yang telah lulus persyaratan dalam
evaluasi administrasi, teknis dan harga, serta mengusulkan penawaran
terendah sebagai calon pemenang.
8. Setelah melewati tahapan evaluasi yang memenangkan Poyek Pembangunan
Gedung Kantor Kejaksaan Negeri Muara Bungo adalah PT. KARYA
BERSAMA PUTRA MANDIRI dengan nilai proyek sebesar Rp.
5.263.076.000,00-







92

4.5 Dokumen Kontrak
4.5.1 Pembahasan Tentang Isi Dokumen Kontrak
Dokumen kontrak pada proyek Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan
Negeri Muara Bungo, memuat isian sebagai berikut.
Surat perjanjian
Perjanjian atau persetujuan kontrak (Legal/Formal Agreement), yang
ditanda tangani oleh kedua belah pihak untuk mengesahkan dan
menguatkan keinginan mereka secara timbal balik dalam membuat kontrak
diantara mereka sebagaimana ditetapkan oleh semua dokumen diatas.
Daftar kuantitas dan harga
Daftar kuantitas pekerjaan dan harga (bill of Quantities), yang memberi
ukuran kuantitas atau jumlah dari setiap jenis pekerjaan atau operasi
pelaksanaan dan mencantumkan harga per unit bahan dan harga
keseluruhan proyek. Kuantitas tersebut dibuat berdasarkan hitungan-
hitungan, gambar-gambar, atau taksiran-taksiran.
Syarat-syarat Khusus Kontrak
Syarat-syarat khusus adalah ketentuan-ketentuan yang merupakan
perubahan, penambahan dan penjelasan dari ketentuan-ketentuan yang ada
pada syarat umum.
Syarat-syarat Umum Kontrak
Syarat-syarat Umum Kontrak (General Condition Of Contract), yang
menetapkan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dari owner,
kontraktor serta tenaga ahli (engineer) yang meliputi beberapa hal, seperti
metode pembayaran, asuransi, tanggung jawab tiap pihak yang terlibat
pada kontrak, dan lain-lain.
Surat penunjukan penyedia jasa
Jaminan pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan yang dilakukan selama 180 hari kerja yang
didalamnya juga memuat bobot rencana.
Berita acara penjelasan pekerjaan

93

Berita acara penjelasan (letter of Explanation, Classification, and
Aanwizing), yang disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak
sebagai penegasan dari maksud yang telah disampaikan.
Spesifikasi teknis
Spesifikasi (specification), yaitu uraian yang melukiskan dengan kata-kata
tentang pekerjaan yang harus dibangun, kualitas material, mutu/cara
pengerjaan yang harus diterapkan, metode pengujian dan lain-lain.
Gambar
Gambar-gambar kontrak (contact drawing), yang menunjukan detail
pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta dimensi dan susunannya.

Dalam hal kelengkapan dokumen kontrak tresebut telah memenuhi standar
penyusunan dokumen kontrak yang telah dipaparkan pada bab II Landasan Teori
pada subbab 2.5 tentang dokumen kontrak.

4.5.2 Jenis Kontrak
Jenis kontrak yang dipakai adalah jenis kontrak Unit Price. Kontrak jenis
Unit Price dibuat berdasarkan harga satuan dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan. artinya didalam kontrak tersebut harga satua pekerjaan yang
digunakan tetap sampai proyek yang dilaksanakan selesai, yang dapat berubah
hanyalah volume dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.

4.6 Organisasi Penanganan Pekerjaan
Organisasi penanganan pekerjaan sama dengan organisasi perusahaan,baik
dari segi fungsi maupan dari susunan struktuknya.

4.7 Metoda Penanganan Pekerjaan
Pelaksanaan konstruksi pada proyek Pembangunan Gedung Kantor
Kejaksaan Negeri Muara Bungo ini dimulai dari pelaksanaan pekerjaan pondasi,
pekerjaan kolom, pekerjaan balok, pekerjaan pelat lantai, pekerjaan atap.
Berdasarkan tahapan pengerjaan item pekerjaannya maka metoda konstruksi yang
dipakai pada proyek ini adalah metoda konvensional yaitu metoda konstruksi

94

pekerjaan proyek konstruksi yang dimulai dari bawah ke atas dimulai dari pondasi
sampai lantai berikutnya.
A. Pondasi
Pondasi yang digunakan pada proyek ini adalah pondasi Bored Pile.
Adapun tahapan pengerjaan pondasi bore pile pada proyek ini yaitu :
Sebelum pekerjaan dimulai segala sesuatu yang menunjang pekerjaan ini
telah harus disediakan seperti material pasir, semen, koral, atau batu pecah
dan besi beton yang spesifikasi teknis pekerjaan atau yang telah disetujui
oleh pengawas lapangan, begitu juga dengan peralatan pengeboran
semuanya harus siap pakai sehingga nanti dalam pelaksanaan pekerjaan
yang terputus atau terbengkalai.
Penyiapan lahan lokasi kerja disediakan sedemikian rupa supaya
berdirinya alat bor dan menggesernya kemudian tidak terganggu atau
terhambat dengan benda atau bangunan lain, seperti dinding, pohon besar,
pinggir tebing, dan lain-lain. Jarak as pile dibuat radiusny minimal 1,5 m
terhadap benda atau bangunan lain sehingga alat bor dapat berdiri dengan
baik.
Setelah alat di-stel tepat pada titik rencana pile yang telah ditentukan maka
dimulailah pelaksanaan pekerjaan pengeboran, tahap kedalaman
pengeboran untuk setiap pengangkatan tanah ke atas untuk dibuang adalah
maksimal 50 cm. Sementara itu petugas yang lainnya mengerjakan
perakitan pembesian untuk tulangan pile yan sedang dibor tadi.
Apabila terjadi longsor pada dinding lubang bor sewaktu pengeboran,
untuk mengatasinya dimasukkan bentonite sebagai pengikat dinding tanah
yang di bor tersebut supaya longsor tidak berkelanjutan lagi. Tapi apabila
longsor tidak dapat diatasi maka diperlukan casing (pipa) sebagi mal untuk
pelaksanaan penuangan beton cor nantinya.
Setelah pengeboran sampai pada kedalaman yang telah ditentukan maka
tahap akhir pengeboran dilakukan pencucian lubang, yaitu mengangkat
lumpur dan kotoran-kotoran yang masih tersisa dalam lubang. Jika sudah
bersih dilanjutkan dengan memasukkan tulangan pile yang telah dirakit
tadi, panjang besi pile harus dilebihkan di atas top pile sebagai besi

95

pengikat (angkur) ke pile cap, poer atau abutment nantinya, panjang besi
pile angkur tersebut sesuai dengan yang telah disyaratkan oleh pengawas
lapangan.
Sebagai pengantar beton kedasar lubang bor dan supaya campuran beton
yang masuk tidak bercampur lagi dengan air lumpur pengeboran (jika
lubang bor berair) maka dipergunakanlah pipa pengantar adukan beton
(tremy) yang bisa disambung-sambung dan dimasukkan kedalam lubang
bor sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum campuran beton pertama dimasukkan ke tremy terlebih dahulu
dimasukkan balon atau sejenisnya supaya air yang ada dalam tremy
dengan beton yang baru dimasukkan akan dibatasi oleh balon tersebut.
Dengan dimasukkannya campuran beton terus-menerus kedalam tremy
maka air dalam tremy akan terdesak ke bawah oleh balon yang dihimpit
adukan beton tadi sampai kedasar lubang bor sehingga didalam tremy
yang ada hanya campuran beton saja.
Jika beton dalam tremy sudah penuh, maka secara perlahan dan bertahap
tremy diangkat ke atas dan dengan seperti itu beton yang ada dalam tremy
akan turun. Karena dasar lubang diisi dengan terus oleh campuran beton
maka secara otomatis air yang ada dalam lubang akan terdorong dan
meluap ke atas permukaan lubang. Tahap ini dilakukan terus sampai
campuran adukan beton sampai pada batas pengecorannya (top pile).
Sebaiknya campuran beton dilebihkan sedikit dari batas pengecoran,
karena beton lapisan paling yang mendorong air tadi akan bercampur
dengan kotoran lain sehingga akan berpengaruh terhadap mutu betonnya.
Apabila besoknya beton sudah keras, maka beton yang berlebih tersebut
dibobok kembali untuk dibuang sampai batas top pile yang telah
ditentukan.
Setelah selesai pengecoran, maka alat bored pile digeser pada titik rencana
pile berikutnya, pekerjaan ini akan dilanjutkan kembali dan dimulai lagi
dari tahap ketiga.


96

Pondasi Bore Pile ini dipilih disebabkan oleh :
Letak tanah kerasnya cukup dalam.
Karena keberadaan muka air tanahnya rendah sehingga tidak diperlukan
perlakuan khusus seperti pemompaan.
Karena lokasi pembangunan gedung ini berdekatan dengan gedung-
gedung lainnya sehingga jika dipilih pondasi tiang pancang maka akan
membuat pondasi pada gedung lainnya mengalami penurunan akibat
getaran hammer tiang pancang.
Karena lokasi pembangunan di kawasan perkantoran sehingga jika dipilih
pondasi tiang pancang maka akan menimbulkan polusi suara atau
kebisingan yang dapat mengganggu lingkungan sekitarnya.

B. Kolom
Kolom pada proyek ini berbentuk persegi dengan ukuran 40 x 40 cm dan 50 x
50 cm. Pelaksanaan pekerjaannya dimulai dari pembesian yang terdiri dari
tulangan pokok dan sengkang yang dibentuk persegi. Kemudian dilanjutkan
dengan pemasangan bekisting. Bekisting terdiri dari kayu reng dan dilapisi
dengan multiplek. Untuk pengecoran kolom, proyek ini menggunakan metoda
cast in place yaitu pengecorannya langsung ditempat dengan manual.
Gambar 4.2 Kolom dengan cast in place




97

C. Balok
Pekerjaan balok dimulai dari pemasangan bekisting yang bersamaan
dengan pemasangan bekisting plat lantai. Kemudian dilanjutkan dengan
pembesian balok dan pengecoran. Untuk pemasangan bekisting metoda yang
digunakan untuk menopang bekisting tersebut adalah dengan kayu bulat.


Gambar 4.3 Balok dengan kayu bulat

D. Plat lantai
Perencanaan tulangan pada plat lantai terdapat tulangan atas dan bawah
untuk kondisi tumpuan maupun lapangan. Perencanaan ini dilakukan karna
fungsi gedung sebagai bangunan tahan gempa. Perencanaan tulangan seperti
ini sesuai dengan SNI-03-1729-2002 tentang tata cara perencanaan struktur
baja untuk gedung.


Gambar 4.4 Tulangan atas dan bawah

98

4.8 Penerapan Standar dan Peraturan
Standar dan Peraturan yang dipakai pada proyek ini adalah sebagai berikut :
SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung
Digunakan sebagai pedoman untuk perencanaan perhitungan struktur
beton pada gedung.
SNI 03-1726-2002 Standar Perencanaan Tahan Gempa untuk Struktur
Gedung
Tata cara ini digunakan untuk menentukan syarat- syarat perencanaan
struktur gedung secara umum dan untuk menentukan pengaruh gempa
rencana untuk struktur-struktur bangunan rumah dan gedung.
SKBI 1.3.53.1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah &
Gedung
Berisi tentang ketentuan-ketentuan dalam perhitungan perencanaan
beban pada gedung.
SNI 15-2049-1994 Peratuiran semen Portland Indonesia
Berisi tentang aturan-aturan untuk pemakaian semen Portland di
indonesia.

Anda mungkin juga menyukai