I PENDAHULUAN Judul makalah ini terlalu umum sehingga dapat menimbulkan interpretasi keliru. Seharusnya ditulis lebih spesifik: Taksonomi Tujuan Instruksional, kaitannya dengan Metodologi Pengajaran dan Pembuatan Buku jar, sesuai dengan tema !okakarya, dan dikaitkan pula dengan "urikulum Berbasis "ompetensi #"epMen$ik%as %o.&'&()(&*** dan %o.*+,()*+,-. Jadi, sebenarnya tulisan ini merupakan pengantar dari serangkaian a.ara dalam !okakarya ini. Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut .iri/.iri tertentu. $alam bidang pendidikan, taksonomi digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional0 ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran belajar, yang digolongkan dalam ' klasifikasi umum atau ranah #domain-, yaitu : Slide No.2 1anah "ognitif #berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir-, 1anah fektif #berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati-, dan 1anah Psikomotor #berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka-. Saat ini dikenal berbagai ma.am taksonomi tujuan instruksional yang diberi nama menurut pen.iptanya, misalnya Bloom, Merill dan 2agne #kognitif-, "rath3ohl, Martin 4 Briggs dan 2agne #afektif-, dan $a5e, Simpson dan 2agne #psikomotor-. Slide No.3-6 Satu hal yang penting dalam taksonomi tujuan instruksional ialah adanya hrar! yang dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai jenjang tertinggi. $engan kata lain, tujuan pada jenjang yang lebih tinggi tidak dapat di.apai sebelum ter.apai tujuan pada jenjang di ba3ahnya. Penting pula diingat bah3a t"a! ter"apat #atas $an% &e'as antara ranah yang satu dengan lainnya. Sebagai .ontoh, misalnya rumusan tujuannya dalam ranah kognitif Penerapan0 tetapi seringkali tujuan kognitif ini disertai praktek yang memerlukan keterampilan motorik, demikian pula,misalnya pada rumusan tujuan instruksional dalam ranah kognitif yang perilakunya memilih, sudah terkait pula ranah afektif #sikap hati-. Melakukan perumusan tujuan berdasarkan ranah, selalu dipilih yang mana yang lebih "(mnan. Tujuan instruksional ialah kemampuan atau perilaku #beha5ior- yang harus dapat ditampilkan oleh mahasis3a setelah mengikuti suatu proses pembelajaran #akti5itas instruksional-. 6leh karena itu maka 7belajar8 diartikan juga sebagai 7perubahan perilaku8 mahasis3a. Perubahan perilaku ini terlihat pada ter.apai tidaknya tujuan instruksional yang sudah diran.ang sebelumnya, yang selanjutnya diukur menggunakan instrumen tertentu atau melalui pengamatan(obser5asi. Menurut "epMen$ik%as %o.&'&()(&***, Bab 9 Pasal :& #:- : Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasis3a dilakukan penilaian se.ara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh dosen. : * P)AI*UNHAS +L(!a!ar$a TPSDP Pr(%ram Stu" Kma ,- Me ,..) Selanjutnya pada pasal + #"epMen$ik%as %o.*+,()(&**&-, butir #:- "urikulum inti suatu program studi berisikan keterangan(penjelasan mengenai : f. proses belajar mengajar dan bahan kajian untuk men.apai elemen/elemen kompetensi g. sistem e5alasi berdasarkan kompetensi. II TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL DALAM RAN/AN0AN PROSES 1ELAJAR MEN0AJAR 2AKTI3ITAS INSTRUKSIONAL- Slide 7 1an.angan proses belajar mengajar merupakan bagian dari kurikulum seperti terlihat pada "epMen$ik%as. ;asil ran.angan ini adalah sistem instruksional yang disebut 2aris/2aris Besar Program Pengajaran #2BPP- suatu mata kuliah atau 7.ourse outlines8, sedangkan peran.angannya menggunakan suatu model yang dinamakan Model Pengembangan Instruksional #MPI- yang terdiri atas langkah/langkah sebagai berikut. Slide 8. 1. nalisis "ebutuhan #%eeds assessment- Slide 9 !angkah pertama dalam meran.ang 2BPP ialah analisis kebutuhan #needs assessment-. nalisis kebutuhan ini merupakan tugas "etua Program Studi beserta tim dosen yang akan menghasilkan "urikulum Program Studi. $alam analisis kebutuhan ini perlu diperoleh masukan dari semua pelanggan #stakeholders-. ;asil analisis kebutuhan ialah berbagai kompetensi yang dikelompokkan dalam , elemen kompetensi. Menurut definisi "epMen$ik%as %o.*+,()(&*** : Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggunga!a" #ang dimiliki seseorang se"agai s#arat untuk dianggap mampu oleh mas#arakat dalam melaksanakan tugas-tugas di "idang pekeraan tertentu. 2. Merumuskan Tujuan Instruksional )mum #TI)- Slide 1$ Semua kompetensi itu dijabarkan menjadi tujuan penampilan #performan.e obje.ti5es-, karena merupakan kemampuan yang harus ditampilkan Jadi kalau dilihat dari sudut pembelajaran maka rumusan kompetensi/kompetensi itu seyogianya meliputi gabungan dari kemampuan #perilaku- dalam ranah kognitif, psikomotor dan afektif, yang selanjutnya dapat dirumuskan dalam tujuan instruksional mata kuliah #Tujuan Instruksional )mum < TI)-. Taksonomi tujuan instruksional berperanan penting pada rumusan TI). 1umusan tujuan instruksional #TI) dan TI"- menggambarkan perilaku #beha5ior- yang akan ditampilkan mahasis3a setelah mengikuti suatu proses pembelajaran. Perilaku ini terdiri atas !ata!er&a spes4! 5 (#&e!. "atakerja spesifik ini menunjukkan jenjang tujuan instruksional #le5el- menurut taksonomi tujuan instruksional, sedangkan objek adalah ruang lingkup materi #s.ope- yang diajarkan pada mata kuliah itu. $engan demikian, dari rumusan TI) mata kuliah itu terlihat #berdasarkan le5el dan s.ope- apakah mata kuliah tersebut sesuai untuk diajarkan pada jenjang Sarjana, Magister, $III atau kursus pelatihan. & Tujuan mata kuliah ini #TI)- masih terlalu umum, sehingga perlu dijabarkan menjadi tujuan/tujuan khusus #TI"- melalui suatu kegiatan yang dinamakan nalisis Instruksional. Slide 11 Pelaksanaannya ialah menjabarkan perilaku/perilaku #beha5ior- yang paling dekat dengan TI) sampai pada perlaku yang paling jauh, dimana dosen akan mulai dengan perkuliahannya #batas entry beha5ior-. pabila dijabarkan lebih jauh lagi akan ditemukan perilaku yang sudah diajarkan pada mata kuliah lain, sehingga mata kuliah yang lain itu menjadi prasyarat untuk mata kuliah sesudahnya. Slide 12 3. Merumuskan Tujuan Instruksional "husus #TI"- dengan komponen B=$. Slide 13 dan 1% Semua tujuan khusus yang diidentifikasi itu perlu dirumuskan dengan mempertimbangkan #audien.e-, siapa mahasis3a yang mengikuti kuliah, B #beha5ior- perilaku yang ingin di.apai, = #.ondition- dalam kondisi bagaimana atau alat bantu apa mahasis3a harus menampilkan beha5ior itu, dan $ #degree- sampai sejauh mana atau kriteria persyaratan apa perilaku itu ditampilkan. 1umusan komponen B=$ ini penting, karena merupakan patokan pada penyusunan soal ujian(tes atau jenis asesmen lain dan pada pengembangan materi %. Menulis Tes .uan Patokan. Setelah merumuskan berbagai TI", sudah dapat ditulis soal ujian dalam bentuk tes a.uan patokan atau bentuk asesmen lain sesuai sifat TI". Tidak semua pen.apaian TI" atau TI) dapat diukur dengan tes atau ujian, misalnya saja mengukur tujuan instruksional dalam ranah Psikomotor atau fektif, apalagi mengukur "ompetensi yang merupakan gabungan ketiga ranah tersebut. sesmen alternati5e dan Pengukuran %on/tes akan dibi.arakan kemudian. &. Menyusun Strategi Instruksional $ari rumusan TI" ini pula dapat disusun Strate% Instru!s(na', Strategi instruksional akan diuraikan berikut ini. 6. !angkah selanjutnya ialah mengembangkan mater 2P(!(! 1ahasan "an Su#P(!(! 1ahasan6. Pokok Bahasan dan Sub Pokok bahasan inilah yang disusun dalam bentuk Penulisan Buku jar Slide 1& 7. >5aluasi Instruksional !angkah terakhir melakukan e5aluasi #proses- untuk memperbaiki kekurangan/ kekurangan dalam peren.anaan.. 8. ;asil 2BPP #sistem instruksional- $ari rangkaian kegiatan ran.angan instruksional di atas terlihat bah3a !okakarya ini terpusat pada langkah ke/,, ke/? dan ke/@, yaitu Strategi Instruksional, Penulisan Bahan jar dan >5aluasi Instruksional. Berikut ini diuraikan mengenai Strategi Instruksional yang mengandung aspek Metode dan Media Pembelajaran. ' III STRATE0I INSTRUKSIONAL SE1A0AI RAN/AN0AN PELAKSANAAN PEM1ELAJARAN 2SAP6 Strategi Instruksional ialah pendekatan dalam mengelola kegiatan instruksional dengan mengintegrasikan komponen urutan kegiatan, .ara pengorganisasi materi dan mahasis3a peralatan dan bahan, serta 3aktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk men.apai tujuan instruksional yang telah ditentukan se.ara efektif dan efisien. Strategi Instruksional meliputi unsur/unsur : Slide 16 dan 17 7. )rutan "egiatan ,. Met("e Instru!s(na' ). Me"a Instru!s(na' 8. Aaktu Strategi Instruksional ini selanjutnya dituangkan ke dalam Satuan .ara Pengajaran #SP-, yaitu program pengajaran yang meliputi satu atau beberapa Pokok Bahasan, atau Sub Pokok Bahasan untuk diajarkan dalam satu pertemuan. Satu mata kuliah #2BPP- terlalu luas untuk diajarkan hanya dalam :B pertemuan, sehingga dibagi menjadi :+/:? pertemuan #minggu- selama : semester, jadi mempunyai :+/:? SP. Metode Instruksional, Media Instruksional dan Penulisan Buku jar akan dibi.arakan tersendiri. I3 TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL DAN E3ALUASI HASIL 1ELAJAR Pada kesempatan ini perlu dibi.arakan sedikit mengenai >5aluasi ;asil Belajar yang belum seluruhnya dirumuskan dalam "epMen$ik%as tentang "urikulum. Slide 18 >5aluasi pada umumnya yang dilakukan sekarang ini ialah melalui ujian atau tes. )jian ( tes hanyalah salah satu .ara mengukur #asesmen- hasil belajar mahasis3a, padahal dalam "epMen$ik%as itu jelas disebutkan bah3a terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasis3a dilakukan penilaian se.ara berkala, yang dapat berbentuk u&an, pe'a!sanaan tu%as, "an pen%amatan oleh dosen. )jian atau tes hanya mengukur pen.apaian tujuan belajar dalam ranah kognitif. Bagaimana mengukur pen.apaian hasil belajar dalam ranah Psikomotor dan fektif, atau se.ara umum, bagaimana men%u!ur pen9apaan !(mpetens tertentu yang telah dirumuskan C Sebelumnya perlu disamakan dulu persepsi tentang asesmen dan e5aluasi. sesmen ialah pengukuran menggunakan alat ukur tertentu, misalnya tes(ujian atau menggunakan .ara asesmen yang lain, misalnya penyelesaian tugas dan obser5asi. Sedangkan e5aluasi ialah pengambilan keputusan berdasarkan hasil asesmen tersebut. Tes atau )jian hanyalah merupakan salah satu instrumen pengukuran yang digunakan untuk menge5aluasi hasil belajar dengan menggunakan sampel pertanyaan yang ja3abannya sudah terstruktur. pabila ja3aban mahasis3a berbeda(lain dari itu, ia disalahkan. Sebenarnya sudah dikembangkan .ara asesmen lain, misalnya non/tes dan asesmen alternatif #alternati5e assessment-. + $alam e5aluasi hasil belajar perlu digunakan alat ukur atau instrumen yang 75alid8 dan 7reliable8. lat untuk mengukur berat sesuatu tidak bisa menggunakan meteran, demikian pula sebaliknya, tidak dapat menggunakan timbangan untuk mengukur panjang suatu benda. Sama halnya pada pengukuran hasil belajar 5aliditas alat ukur #asesmen- ini perlu ditekankan. Terandalkannya #reliable- suatu alat ukur lebih menga.u pada keterulangannya #reprodu.ibility- pada pengukuran sampel berbeda dari populasi yang sama. =ontoh asesmen non/tes ialah pengamatan yang dapat mengukur tujuan belajar dalam ranah afektif dan psikomotor. $alam kategori ini termasuk : Slide 19 Parti.ipation =harts #Bagan partisipasi- =he.k list 1ating S.ale #Skala !ajuan- / %umeri.al 1ating S.ale / $es.ripti5e 2raphi. 1ating S.ale / 1anking Methods rating S.ale / Paired =omparisons rating S.ale ttitude S.ale #Skala Sikap- / Skala !ikert / Skala Thurstone / Skala 2uttmann sesmen alternati5e #lternati5e ssessment- yang dikembangkan akhir/akhir ini sebenarnya merupakan asesmen yang otentik, sehinga disebut pula 7uthenti. ssessment8. Istilah alternatif dimaksudkan sebagai alternatif lain dari 7paper and pen.il test8 atau ujian. =ontoh yang sudah dikembangkan ialah : Slide 2$ sesmen otentik #uthenti. ssessment-, asesmen ini benar/benar mengukur apa yang harus diukur. sesmen "inerja #Performan.e ssessment- D S.oring 1ubri.s 6pen/1esponse Euestions #"alau pada tes(ujian ja3aban mahasis3a sudah ditentukan sesuai yang diharapkan, pada Pertanyaan Terbuka, ja3aban mahasis3a bisa berbeda, tetapi kedua/duanya dapat dibenarkan. Portfolio, pada umumnya digunakan pada pembelajaran yang menghasilkan suatu produk yang dinamakan artifak. Self/ssessment 3 PENUTUP
$alam 3aktu yang sangat terbatas tidak mungkin diulas seluruh ran.angan instruksional se.ara rin.i. $emikian pula e5aluasi hasil belajar mahasis3a sebagai konsekuensi diadopsinya "urikulum Berbasis "ompetensi masih perlu di.ermati dan disosialisasikan. 2BPP adalah ran.angan yang dibuat oleh dosen untuk digunakannya sendiri. )ntuk pegangan mahasis3a perlu dikembangkan 2BPP ini dalam bentuk "ontrak Belajar ,