Anda di halaman 1dari 5

TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL

Drs Frans Rumate, Apt.*


I PENDAHULUAN
Judul makalah ini terlalu umum sehingga dapat menimbulkan interpretasi keliru. Seharusnya
ditulis lebih spesifik: Taksonomi Tujuan Instruksional, kaitannya dengan Metodologi Pengajaran
dan Pembuatan Buku jar, sesuai dengan tema !okakarya, dan dikaitkan pula dengan "urikulum
Berbasis "ompetensi #"epMen$ik%as %o.&'&()(&*** dan %o.*+,()*+,-. Jadi, sebenarnya
tulisan ini merupakan pengantar dari serangkaian a.ara dalam !okakarya ini.
Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut .iri/.iri tertentu. $alam bidang
pendidikan, taksonomi digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional0 ada yang
menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran belajar, yang digolongkan
dalam ' klasifikasi umum atau ranah #domain-, yaitu : Slide No.2
1anah "ognitif #berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan
berpikir-,
1anah fektif #berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati-, dan
1anah Psikomotor #berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot
kerangka-.
Saat ini dikenal berbagai ma.am taksonomi tujuan instruksional yang diberi nama menurut
pen.iptanya, misalnya Bloom, Merill dan 2agne #kognitif-, "rath3ohl, Martin 4 Briggs dan
2agne #afektif-, dan $a5e, Simpson dan 2agne #psikomotor-. Slide No.3-6
Satu hal yang penting dalam taksonomi tujuan instruksional ialah adanya hrar! yang dimulai
dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai jenjang tertinggi. $engan kata lain, tujuan
pada jenjang yang lebih tinggi tidak dapat di.apai sebelum ter.apai tujuan pada jenjang di
ba3ahnya. Penting pula diingat bah3a t"a! ter"apat #atas $an% &e'as antara ranah yang satu
dengan lainnya. Sebagai .ontoh, misalnya rumusan tujuannya dalam ranah kognitif Penerapan0
tetapi seringkali tujuan kognitif ini disertai praktek yang memerlukan keterampilan motorik,
demikian pula,misalnya pada rumusan tujuan instruksional dalam ranah kognitif yang
perilakunya memilih, sudah terkait pula ranah afektif #sikap hati-. Melakukan perumusan tujuan
berdasarkan ranah, selalu dipilih yang mana yang lebih "(mnan.
Tujuan instruksional ialah kemampuan atau perilaku #beha5ior- yang harus dapat ditampilkan
oleh mahasis3a setelah mengikuti suatu proses pembelajaran #akti5itas instruksional-. 6leh
karena itu maka 7belajar8 diartikan juga sebagai 7perubahan perilaku8 mahasis3a. Perubahan
perilaku ini terlihat pada ter.apai tidaknya tujuan instruksional yang sudah diran.ang
sebelumnya, yang selanjutnya diukur menggunakan instrumen tertentu atau melalui
pengamatan(obser5asi. Menurut "epMen$ik%as %o.&'&()(&***, Bab 9 Pasal :& #:- : Terhadap
kegiatan dan kemajuan belajar mahasis3a dilakukan penilaian se.ara berkala yang dapat
berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh dosen.
:
* P)AI*UNHAS +L(!a!ar$a TPSDP Pr(%ram Stu" Kma ,- Me ,..)
Selanjutnya pada pasal + #"epMen$ik%as %o.*+,()(&**&-, butir #:- "urikulum inti suatu
program studi berisikan keterangan(penjelasan mengenai :
f. proses belajar mengajar dan bahan kajian untuk men.apai elemen/elemen kompetensi
g. sistem e5alasi berdasarkan kompetensi.
II TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL DALAM
RAN/AN0AN PROSES 1ELAJAR MEN0AJAR 2AKTI3ITAS INSTRUKSIONAL-
Slide 7
1an.angan proses belajar mengajar merupakan bagian dari kurikulum seperti terlihat pada
"epMen$ik%as. ;asil ran.angan ini adalah sistem instruksional yang disebut 2aris/2aris Besar
Program Pengajaran #2BPP- suatu mata kuliah atau 7.ourse outlines8, sedangkan
peran.angannya menggunakan suatu model yang dinamakan Model Pengembangan Instruksional
#MPI- yang terdiri atas langkah/langkah sebagai berikut. Slide 8.
1. nalisis "ebutuhan #%eeds assessment- Slide 9
!angkah pertama dalam meran.ang 2BPP ialah analisis kebutuhan #needs assessment-.
nalisis kebutuhan ini merupakan tugas "etua Program Studi beserta tim dosen yang
akan menghasilkan "urikulum Program Studi. $alam analisis kebutuhan ini perlu
diperoleh masukan dari semua pelanggan #stakeholders-. ;asil analisis kebutuhan ialah
berbagai kompetensi yang dikelompokkan dalam , elemen kompetensi. Menurut definisi
"epMen$ik%as %o.*+,()(&*** : Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas,
penuh tanggunga!a" #ang dimiliki seseorang se"agai s#arat untuk dianggap mampu
oleh mas#arakat dalam melaksanakan tugas-tugas di "idang pekeraan tertentu.
2. Merumuskan Tujuan Instruksional )mum #TI)- Slide 1$
Semua kompetensi itu dijabarkan menjadi tujuan penampilan #performan.e obje.ti5es-,
karena merupakan kemampuan yang harus ditampilkan Jadi kalau dilihat dari sudut
pembelajaran maka rumusan kompetensi/kompetensi itu seyogianya meliputi gabungan
dari kemampuan #perilaku- dalam ranah kognitif, psikomotor dan afektif, yang
selanjutnya dapat dirumuskan dalam tujuan instruksional mata kuliah #Tujuan
Instruksional )mum < TI)-.
Taksonomi tujuan instruksional berperanan penting pada rumusan TI). 1umusan tujuan
instruksional #TI) dan TI"- menggambarkan perilaku #beha5ior- yang akan ditampilkan
mahasis3a setelah mengikuti suatu proses pembelajaran. Perilaku ini terdiri atas
!ata!er&a spes4! 5 (#&e!. "atakerja spesifik ini menunjukkan jenjang tujuan
instruksional #le5el- menurut taksonomi tujuan instruksional, sedangkan objek adalah
ruang lingkup materi #s.ope- yang diajarkan pada mata kuliah itu. $engan demikian, dari
rumusan TI) mata kuliah itu terlihat #berdasarkan le5el dan s.ope- apakah mata kuliah
tersebut sesuai untuk diajarkan pada jenjang Sarjana, Magister, $III atau kursus pelatihan.
&
Tujuan mata kuliah ini #TI)- masih terlalu umum, sehingga perlu dijabarkan menjadi
tujuan/tujuan khusus #TI"- melalui suatu kegiatan yang dinamakan nalisis
Instruksional. Slide 11
Pelaksanaannya ialah menjabarkan perilaku/perilaku #beha5ior- yang paling dekat dengan
TI) sampai pada perlaku yang paling jauh, dimana dosen akan mulai dengan
perkuliahannya #batas entry beha5ior-. pabila dijabarkan lebih jauh lagi akan ditemukan
perilaku yang sudah diajarkan pada mata kuliah lain, sehingga mata kuliah yang lain itu
menjadi prasyarat untuk mata kuliah sesudahnya. Slide 12
3. Merumuskan Tujuan Instruksional "husus #TI"- dengan komponen B=$.
Slide 13 dan 1%
Semua tujuan khusus yang diidentifikasi itu perlu dirumuskan dengan mempertimbangkan
#audien.e-, siapa mahasis3a yang mengikuti kuliah, B #beha5ior- perilaku yang ingin
di.apai, = #.ondition- dalam kondisi bagaimana atau alat bantu apa mahasis3a harus
menampilkan beha5ior itu, dan $ #degree- sampai sejauh mana atau kriteria persyaratan
apa perilaku itu ditampilkan. 1umusan komponen B=$ ini penting, karena merupakan
patokan pada penyusunan soal ujian(tes atau jenis asesmen lain dan pada pengembangan
materi
%. Menulis Tes .uan Patokan.
Setelah merumuskan berbagai TI", sudah dapat ditulis soal ujian dalam bentuk tes a.uan
patokan atau bentuk asesmen lain sesuai sifat TI". Tidak semua pen.apaian TI" atau TI)
dapat diukur dengan tes atau ujian, misalnya saja mengukur tujuan instruksional dalam
ranah Psikomotor atau fektif, apalagi mengukur "ompetensi yang merupakan gabungan
ketiga ranah tersebut. sesmen alternati5e dan Pengukuran %on/tes akan dibi.arakan
kemudian.
&. Menyusun Strategi Instruksional
$ari rumusan TI" ini pula dapat disusun Strate% Instru!s(na', Strategi instruksional
akan diuraikan berikut ini.
6. !angkah selanjutnya ialah mengembangkan mater 2P(!(! 1ahasan "an Su#P(!(!
1ahasan6. Pokok Bahasan dan Sub Pokok bahasan inilah yang disusun dalam bentuk
Penulisan Buku jar Slide 1&
7. >5aluasi Instruksional
!angkah terakhir melakukan e5aluasi #proses- untuk memperbaiki kekurangan/
kekurangan dalam peren.anaan..
8. ;asil 2BPP #sistem instruksional-
$ari rangkaian kegiatan ran.angan instruksional di atas terlihat bah3a !okakarya ini terpusat
pada langkah ke/,, ke/? dan ke/@, yaitu Strategi Instruksional, Penulisan Bahan jar dan
>5aluasi Instruksional. Berikut ini diuraikan mengenai Strategi Instruksional yang mengandung
aspek Metode dan Media Pembelajaran.
'
III STRATE0I INSTRUKSIONAL SE1A0AI RAN/AN0AN
PELAKSANAAN PEM1ELAJARAN 2SAP6
Strategi Instruksional ialah pendekatan dalam mengelola kegiatan instruksional dengan
mengintegrasikan komponen urutan kegiatan, .ara pengorganisasi materi dan mahasis3a
peralatan dan bahan, serta 3aktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk men.apai
tujuan instruksional yang telah ditentukan se.ara efektif dan efisien.
Strategi Instruksional meliputi unsur/unsur : Slide 16 dan 17
7. )rutan "egiatan
,. Met("e Instru!s(na'
). Me"a Instru!s(na'
8. Aaktu
Strategi Instruksional ini selanjutnya dituangkan ke dalam Satuan .ara Pengajaran #SP-, yaitu
program pengajaran yang meliputi satu atau beberapa Pokok Bahasan, atau Sub Pokok Bahasan
untuk diajarkan dalam satu pertemuan. Satu mata kuliah #2BPP- terlalu luas untuk diajarkan
hanya dalam :B pertemuan, sehingga dibagi menjadi :+/:? pertemuan #minggu- selama :
semester, jadi mempunyai :+/:? SP.
Metode Instruksional, Media Instruksional dan Penulisan Buku jar akan dibi.arakan tersendiri.
I3 TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL DAN E3ALUASI HASIL 1ELAJAR
Pada kesempatan ini perlu dibi.arakan sedikit mengenai >5aluasi ;asil Belajar yang belum
seluruhnya dirumuskan dalam "epMen$ik%as tentang "urikulum. Slide 18
>5aluasi pada umumnya yang dilakukan sekarang ini ialah melalui ujian atau tes. )jian ( tes
hanyalah salah satu .ara mengukur #asesmen- hasil belajar mahasis3a, padahal dalam
"epMen$ik%as itu jelas disebutkan bah3a terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasis3a
dilakukan penilaian se.ara berkala, yang dapat berbentuk u&an, pe'a!sanaan tu%as, "an
pen%amatan oleh dosen. )jian atau tes hanya mengukur pen.apaian tujuan belajar dalam ranah
kognitif. Bagaimana mengukur pen.apaian hasil belajar dalam ranah Psikomotor dan fektif,
atau se.ara umum, bagaimana men%u!ur pen9apaan !(mpetens tertentu yang telah
dirumuskan C
Sebelumnya perlu disamakan dulu persepsi tentang asesmen dan e5aluasi. sesmen ialah
pengukuran menggunakan alat ukur tertentu, misalnya tes(ujian atau menggunakan .ara asesmen
yang lain, misalnya penyelesaian tugas dan obser5asi. Sedangkan e5aluasi ialah pengambilan
keputusan berdasarkan hasil asesmen tersebut.
Tes atau )jian hanyalah merupakan salah satu instrumen pengukuran yang digunakan untuk
menge5aluasi hasil belajar dengan menggunakan sampel pertanyaan yang ja3abannya sudah
terstruktur. pabila ja3aban mahasis3a berbeda(lain dari itu, ia disalahkan. Sebenarnya sudah
dikembangkan .ara asesmen lain, misalnya non/tes dan asesmen alternatif #alternati5e
assessment-.
+
$alam e5aluasi hasil belajar perlu digunakan alat ukur atau instrumen yang 75alid8 dan
7reliable8. lat untuk mengukur berat sesuatu tidak bisa menggunakan meteran, demikian pula
sebaliknya, tidak dapat menggunakan timbangan untuk mengukur panjang suatu benda. Sama
halnya pada pengukuran hasil belajar 5aliditas alat ukur #asesmen- ini perlu ditekankan.
Terandalkannya #reliable- suatu alat ukur lebih menga.u pada keterulangannya #reprodu.ibility-
pada pengukuran sampel berbeda dari populasi yang sama.
=ontoh asesmen non/tes ialah pengamatan yang dapat mengukur tujuan belajar dalam ranah
afektif dan psikomotor. $alam kategori ini termasuk :
Slide 19
Parti.ipation =harts #Bagan partisipasi-
=he.k list
1ating S.ale #Skala !ajuan-
/ %umeri.al 1ating S.ale
/ $es.ripti5e 2raphi. 1ating S.ale
/ 1anking Methods rating S.ale
/ Paired =omparisons rating S.ale
ttitude S.ale #Skala Sikap-
/ Skala !ikert
/ Skala Thurstone
/ Skala 2uttmann
sesmen alternati5e #lternati5e ssessment- yang dikembangkan akhir/akhir ini sebenarnya
merupakan asesmen yang otentik, sehinga disebut pula 7uthenti. ssessment8. Istilah alternatif
dimaksudkan sebagai alternatif lain dari 7paper and pen.il test8 atau ujian. =ontoh yang sudah
dikembangkan ialah :
Slide 2$
sesmen otentik #uthenti. ssessment-, asesmen ini benar/benar mengukur apa yang
harus diukur.
sesmen "inerja #Performan.e ssessment- D S.oring 1ubri.s
6pen/1esponse Euestions #"alau pada tes(ujian ja3aban mahasis3a sudah ditentukan
sesuai yang diharapkan, pada Pertanyaan Terbuka, ja3aban mahasis3a bisa berbeda,
tetapi kedua/duanya dapat dibenarkan.
Portfolio, pada umumnya digunakan pada pembelajaran yang menghasilkan suatu produk
yang dinamakan artifak.
Self/ssessment
3 PENUTUP

$alam 3aktu yang sangat terbatas tidak mungkin diulas seluruh ran.angan instruksional se.ara
rin.i. $emikian pula e5aluasi hasil belajar mahasis3a sebagai konsekuensi diadopsinya
"urikulum Berbasis "ompetensi masih perlu di.ermati dan disosialisasikan. 2BPP adalah
ran.angan yang dibuat oleh dosen untuk digunakannya sendiri. )ntuk pegangan mahasis3a perlu
dikembangkan 2BPP ini dalam bentuk "ontrak Belajar
,

Anda mungkin juga menyukai