Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Inventarisasi hutan :
Rangkaian kegiatan pengumpulan data yang
meliputi pengamatan, pengukuran dan
pencatatan sumberdaya hutan serta
lingkungan tempat tumbuhnya untuk
mengetahui keadaan dan potensi hutan
termasuk flora dan faunanya, sumberdaya
manusia, sosial ekonomi dan budaya
masyarakat di dalam dan di sekitar areal
hutan pada waktu tertentu.
A. Perencanaan Inventarisasi Hutan
1. Informasi awal yang diperlukan
a. Areal yang menjadi obyek
b. Klasifikasi Hutan
c. Variabel yang diukur/diamati
d. Peta
e. Tabel
a. Areal yang menjadi obyek
Batas kawasan hutan harus jelas dan terukur,
termasuk jalan, sungai dan kenampakan topografi
lainnya yang dapat dikenali posisinya dng tepat
dan mudah di lapangan maupun di peta
Seluruh wilayah dibagi menjadi satuan-satuan luas
yang memudahkan pelaksanaan inventarisasi,
pengelolaan dan pemanfaatannya. Pembagian
dapat didasarkan pada batas-batas administrasi
yang ada, kenampakan topografi atau jika perlu
dibuat batas-batas buatan. Pembagian ini juga
dimaksudkan sebagai kontrol pelaksanaan
inventarisasi.
b. Klasifikasi Hutan
Klasifikasi hutan dpt didasarkan pada
lahan yang berhutan dan/atau tidak
berhutan, mudah atau tidak mudah
didatangi, komposisi jenis dan
tegakan, fungsi hutan.
c. Variabel yang diukur/diamati
Banyaknya variabel yang diukur/diamati
dan intensitas pengukuran tergantung
pada cakupan inventarisasi hutan yang
akan dilaksanakan. Karakteristik, satuan
pengukuran, tingkat ketelitian dari setiap
variable yang diukur/diamati harus
ditetapkan lebih dahulu.
Variabel yang diukur antara lain :
Keadaan hutan yang meliputi : letak dan luas areal,
jenis pohon, diameter dan tinggi pohon, jumlah
pohon, komposisi tegakan, LBDS, kerapatan
tegakan, keadaan pertumbuhan dan permudaan,
kualitas tegakan dan keadaan tumbuhan bawah.
Lingkungan tempat tumbuh yang meliputi topografi,
ketinggian dari permukaan laut, jenis tanah, tingkat
kesuburan tanah dan iklim.
Keterangan lain yang meliputi aksesibilitas, keadaan
sosial ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar
hutan, pola kepemilikan lahan, tata guna lahan,
rekreasi, satwa liar, flora & fauna langka, kondisi
DAS dan lain-lain.
d. Peta
Jenis dan skala peta yang harus dipersiapkan
disesuaikan dengan kebutuhan inventarisasi
yang akan dilakukan. Peta dengan skala yang
besar diperlukan dalam invnetarisasi hutan
dengan cakupan luasan yang kecil.
Perencanaan penetapan lokasi harus sudah
dilakukan pada peta kerja, termasuk petak
ukur atau jalur yang akan diamati, penentuan
titik awal kegiatan, cara untuk mencapai
petak ukur tersebut, dan lokasi kemah untuk
bermalam jika diperlukan.
e. Tabel
Tabel yang akan dipakai di lapangan
harus dipersiapkan dengan baik
termasuk cara-cara pengisian tabel.
Tabel harus mencakup secara lengkap
kolom-kolom yang berhubungan dengan
semua informasi yang akan
dikumpulkan di lapangan.
2. Rancangan inventarisasi
Rancangan inventarisasi disusun berdasarkan tujuan
inventarisasi hutan, keragaman kondisi lapangan,
keragaman kondisi hutan dan luas wilayah dengan
mempertimbangkan kemudahan pelaksanaannya tanpa
mengurangi ketelitian informasi yang diinginkan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Semua detail yang
berhubungan dengan rancangan inventarisasi hutan
digambarkan pada peta kerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
rancangan inventarisasi hutan adalah :
Intensitas sampling
Pola sampling
Petak ukur
3. Persiapan Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yg digunakan di lapangan adalah :
Peta kerja
Buku lapangan, tally sheet dan alat tulis menulis
Kertas millimeter untuk sket peta jalur dan pohon
serta kondisi sekitar petak ukur dan sepanjang jalur
Kompas, altimeter dan GPS
Alat pengukur kelerengan, diameter dan tinggi
pohon (hagameter, abney-level, roll meter dll)
Bahan untuk membuat herbarium
Parang, cat, kuas, label plastik, paku kecil, palu, tali
plastik.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan mengacu pada petunjuk
teknis yang telah disusun
C. Pengolahan Data
Editing : Data hasil pengukuran dan pengamatan diedit untuk
mengetahui adanya kesalahan atau penyimpangan pencacatan.
Jika ada hasil pengukuran atau pengamatan yang meragukan
segera diklarifikasikan dengan ketua regu kerja. Jika sangat
diperlukan, dapat dilakukan pengecekan ulang ke lapangan
Rekapitulasi dan Tabulasi : Data yang sudah lolos proses editing
selanjutnya direkapitulasi dan ditabulasi berdsrkan karakteristik
tertentu seperti tahun kegiatan, lokasi, jenis, kelas diameter,
kesuburan tanah dan sebagainya.
Penyimpanan Data : Hasil tabulasi dan perhitungan selanjutnya
diarsipkan dlm basis data yg telah dipersiapkan formatnya shg
sewaktu-waktu informasi tsb diperlukan, dpt diakses dng cepat.
D. Pembuatan Laporan
13
PENGUKURAN TINGGI POHON dng Hypsometer :
Bagian pangkal dan puncak pohon yang akan diukur harus
dapat dilihat
Pengukuran tinggi adalah pengukuran jarak vertikal dari
permukaan bumi. Pada pohon yang miring tinggi tidak sama
dengan panjang batang. Panjang batang diukur sejajar dengan
sumbu batang
Tinggi pohon yang miring harus diukur dari arah tegak lurus
kemiringan. Jika diukur dari arah kemiringan pohon akan
menghasilkan tinggi yang over-estimate sebaliknya jika diukur
dari arah yang berlawanan dengan kemiringan akan
menghasilkan tinggi yang under-estimate
Tinggi total pohon yang mempunyai tajuk berbentuk kerucut
lebih akurat dibandingkan dng tajuk bulat (datar bagian atas)
Alat dan metode yang digunakan harus konsisten dengan
ketepatan pengukuran tinggi yang diharapkan
16
17
18
SUMBER KESALAHAN PENGUKURAN TINGGI
19
20
PENGUKURAN DIAMETER BATANG
Pita diameter
PETAK UKUR