Anda di halaman 1dari 18

Laporan Ilmiah

Penerapan Arsitektur Tropis di Indonesia ditinjau


dari Sisi Iklim, Sosial, dan Lingkungan




Nama : Muhamad Risal Hidayat
No. Pokok : 4113215090
Jurusan : Arsiektur




Abstrak

PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA DITINJAU DARI SISI IKLIM, SOSIAL, DAN
LINGKUNGAN
Makalah ini bertujuan untuk membahas permasalahan tentang salah satu jenis arsitektur
yang mulai banyak digunakan di Indonesia, yaitu arsitektur tropis. Pembahasan pada makalah
ini didasarkan pada hasil kenferensi bertajuk International Network for Tropical Architecture
pada tahun 2004 di Singapura.
Hasil konferensi tersebut banyak berhubungan dengan teori-teori yang mendukung
perlunya apresiasi dan peningkatan pada arsitektur tropis di lingkungan dan keadaan sosial
masyarakat di daerah-daerah tropis. Dan pemikiran-pemikiran tersebut ternyata memiliki
banyak kecocokan dengan keadaan masyarakat Indonesia dan iklim yang dimiliki.













Kata Pengantar

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas Penerapan Arsitektur Tropis di Indonesia ditinjau dari Sisi Iklim, Sosial, dan
Lingkungan.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.



Jakata, 15 Juli 2014


Penulis









Daftar Isi

Cover ...................................................................................................................
Abstrak ................................................................................................................
Kata Pengantar ...................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................
Bab I
- Latar belakang .............................................................................................
- Rumusan masalah ........................................................................................
- Tujuan ...........................................................................................................
- Metode penelitian ........................................................................................
- Manfaat dan Kontribusi ................................................................................
- Sistematika Penulisan ...................................................................................
Bab II
- Pengertian Arsitektur Tropis ........................................................................
- Hubungan antara arsitektur tropis dan iklim ..............................................
- Hubungan antara arsitektur dan sosial ........................................................
- Hubungan antara arsitektur dan lingkungan ...............................................
Bab III
- Kesimpulan ...................................................................................................
- Saran ............................................................................................................
Daftar Pustaka ...................................................................................................







BAB I
Pendahuluan

a. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang beriklim tropis. Sepanjang tahun hanya
terjadi dua musim, yaitu kemarau dan penghujan. Matahari pun bersinar sepanjang
tahun. Suhu rata-rata tiap hari pun berbeda dengan negara lain yang beriklim sub-
tropik juga beriklim sedang. Maka jika dilihat dari salah satu faktor tersebut,
seharusnya desain arsitektur pada berbagai karya arsitektural harusnya berbeda
dengan desain pada negara-negara lainnya. Karena bisa dilihat, saat ini yang terjadi
adalah kebalikannya. Terjadi banyak transplatasi desain rancangan yang berkiblat
pada International style yang tentu saja banyak diaplikasikan di negara-negara
beriklim sedang seperti Amerika.
Hal ini sudah banyak diperbincangkan oleh forum internasional, salah satunya
adalah konferensi yang bertajuk International Network for Tropical Architecture
pada tahun 2004 di Singapura. Banyak sekali permasalahan yang dibahas. Selain
permasalahan iklim, ada pula permasalahan sosial masyarakat sekitar. Beberapa
negara beriklim tropis sejatinya adalah negara-negara yang sistem perekonomian dan
pembangunannya sedang berkembang. Kita ambil contoh negara kita sendiri,
Indonesia. Pola pikir masyarakat masih belum sepenuhnya siap untuk berpikiran
modern. Namun dengan penerapan desain yang dijipak dari negara maju, maka secara
tidak langsung akan merubah gaya hidup dan bisa menimbulkan konflik pemikiran
antara pola pikir tradisional dan modern.
Sedangkan untuk lingkungan sekitar kita, tidak bisa dipungkiri bahwa keadaan yang
ada di kota-kota besar di Indonesia dan kota-kota besar di negara barat sengat
berbeda. Kebanyakan kota-kota besar masih belum bisa menata kota dengan baik
sehingga terjadi banyak problematika. Padahal, seharusnya negara-negara tropis
harus bisa memfasilitasi kebutuhan di luar ruangan sehingga mendukung kegiatan
masyarakat perkotaan. Seperti intensitas cahaya di siang hari, titik jatuh bayangan,
dan tentu ventilasi. Kebutuhan outdoor living ini tidak bisa dipandang remeh. Karena
sejatinya jika keadaan luar ruangan sudah terpenuhi dengan baik, maka kualitas
desain di dalam ruangan akan ikut meningkat. Hal ini dapat menambah nilai estetika
baik dari nilai masing-masing karya arsitektural, hingga nilai estetika dari perancangan
wilayah kota juga.
Dengan beberapa problematika diatas, maka diharapkan dalam makalah ini maka
bisa membuka wawasan dan menambah pemahaman mengapa desain arsitektur
tropis sangat lah cocok diaplikasikan di Indonesia. Karena dilihat dari beberapa aspek,
jenis arsitektur ini adalah jenis yang paling mewakili pola pikir dan gaya hidup dari
mayoritas masyarakat Indonesia.

b. Rumusan Masalah
Dengan melihat dari latar belakang yang ada diatas, maka dapat dirumuskan
masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
- Bagaimanakah desain yang sesuai dengan keadaan iklim di Indonesia ?
- Apakah benar bahwa arsitektur tropis cocok diterapkan di Indonesia ?
- Bagaimana perkembangan arsitektur tropis di Indonesia sejauh ini ?




c. Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk meneliti kembali bagaimana besar
pentingnya penerapan arsitektur tropis di Indonesia. Secara terperinci, tujuan dari
penelitian dan penulisan makalah ini adalah:
- Mengetahui karakteristik iklim tropis yang ada di Indonesia
- Mengetahui kecocokan penerapan desain arsitektur tropis di berbagai kota di
Indonesia, khususnya kota-kota besar
- Mengetahui keadaan sosial masyarakat dan hubungannya dengan desain
arsitektur tropis

d. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan
metode observasi dan metode kepustakaan. Adapun teknik-teknik pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Pengamatan Langsung
Pada teknik ini, penulis langsug mengamati beberapa karya arsitektural di Jakarta,
sebagai contoh salah satu kota besar, dan membandingkan dengan karya arsitektural
di negara-negara barat yang mewakili desain Internasional untuk membandingkan
desain dan utilitas dari masing-masing karakter gaya arsitektur.
Studi Pustaka
Pada metode ini, penulis mencari data dan artikel dari internet yang berhubungan
dengan penulisan karya ilmiah dan yang berkaitan dengan arsitektur tropis, iklim, dan
hasil karya arsitektural. Serta membaca beberapa referensi yang berhubungan dengan
pokok bahasan.

e. Manfaat dan Kontribusi
Jika nantinya arsitektur tropis bisa dikembangkan secara massal dan mendapat
tanggapan positif dari masyarakat, maka akan membuka kemungkinan kembali
berjayanya arsitektur nusantara. Secara tidak langsung, desain-desain pada rancangan
kedua gaya arsitektur tersebut memiliki banyak kemiripan. Salah satunya penggunaan
material pada bangunan.
Material-material yang digunakan ini akan dapat ditemukan dengan mudah di
berbagai penjuru Indonesia. Selain harga yang didapat lebih terjangkau daripada
harus mengimpor material dari luar negeri, kualitas dan karakteristik material akan
jauh lebih sesuai dengan iklim Indonesia. Sehingga penggunaan material ini dapat
bertahan lama dan menghemat anggaran untuk jangka waktu yang lama.
Selain itu, jika penggabungan antara arsitektur tropis dan arsitektur tradisional
dapat direalisasikan, tidak menutup kemungkinan akan muncul suatu ciri khas yang
hanya dapat ditemukan di Indonesia serta mampu mengangkat nama Indonesia di
mata dunia.


f. Sistematika Penulisan
Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan hasil pengamatan di lapangan dimulai
dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat dan kontribusi, sistematika
penulisan. Bab berikutnya, penulis akan menjelaskan data yang diperoleh dan
membahasnya satu per satu terutama berkaitan dengan penerapan arsitektur tropis
di Indonesia.
Pada bab ketiga, merupakan bab penutup dalam makalah ini. Pada bagian ini
penulis menyimpulkan uraian sebelumnya dan memberikan saran mengenai
bagaimana penerapan arsitektur tropis yang sesuai dengan iklim, karakteristik sosial
masyarakat, dan lingkungan yang ada di Indonesia.







BAB II
PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA DITINJAU DARI SISI IKLIM, SOSIAL, DAN
LINGKUNGAN

Arsitektur berasal dari bahasa latin architectura yang berarti suatu proses dan hasil
nyata dari perencanaan, desain, dan konstruksi. Arsitektur bisa juga diartikan sebagai :
- Desain dan konstruksi yang berlandaskan seni dan ilmu pengetahuan.
- Pengertian umum untuk mendeskripsikan suatu bangunan atau infrastruktur
lainnya.
- Suatu aliran, gaya, atau metode yang ada pada desain dan konstruksi maupun
struktur pada suatu bangunan.
- Aktivitas mendesain mulai dari tingkat makro (perencanaan kota, arsitektur
lansekap) hingga tingkat mikro (detail konstruksi , desain interior).

Dari beberapa pengertian diatas, maka korelasi antara arsitektur dan bangunan
adalah keharusan untuk memikirkan detail perencanaan, proses mendesain, kostruksi
bangunan, ruang dan fungsinya, teknik, sosial, lingkungan, dan yang paling utama
adalah nilai estetikanya.

Tropis adalah salah satu jenis iklim yang dipengaruhi oleh beberapa unsur penting
seperti :
1. Suhu udara
2. Kelembaban
3. Angin
4. Curah hujan
5. Radiasi matahari
Iklim tropis dialami oleh negara-negara yang dilewati atau berada disekitar garis
khatulistiwa.
Dari penggabungan pemahaman diatas, maka diambil sebuah pendapat bahwa
Arsitektur Tropis adalah suatu proses perencanaan dan perancangan suatu
bangunan, infrastruktur, dan karya arsitektural lainnya yang dapat diterapkan dan
sesuai dengan karakteristik suatu lingkungan tertentu. Beberapa diantaranya adalah
iklim, sosial, dan lingkungan. Setelah ini penulis akan membahas satu-persatu
karakteristik dan hubungannya dengan proses mendesain.

Hubungan antara Arsitektur Tropis dan Iklim
Iklim dan arsitektur adalah bagian dari sains bangunan dan sains arsitektur. Sains
bangunan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan
lingkungannya. Bangunan dan shelter dalam hal ini berlaku sebagai perubah
(modifier) lingkungan luar (outdoor enviroment) menjadi lingkungan dalam (indoor
enviroment) yang memenuhi syarat habitasi dan penghunian bagi manusia.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan :
- Iklim setempat
- Temperatur, suara, dan penerangan
- Manusia dan cara habitasinya
- Sistem lay-out bangunan
- Bentuk bangunan
- Sistem konstruksi
- Pemilihan material
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh iklim terhadap arsitektur, maka
perlu dilakukan beberapa analisa seperti
a. Analisa lahan yang meliputi adaptasi terhadap lingkungan
b. Analisa orientasi yang meliputi lokasi terbaik agar didapatkan lingkungan yang
sesuai dengan syarat
c. Analisa bentuk yang meliputi analisa dari rancangan bangunan dan komposisi
kelompok bangunan
d. Analisa sistem konstruksi untuk proses modifikasi iklim atau lingkungan luar
menjadi lingkungan dalam yang terhuni dengan baik.
Iklim yang berlaku di Indonesia adalah Iklim tropis basah karena kadar uap air
(humidity) tinggi dengan dua musim. Ciri-ciri dari ikilm ini adalah sebagai berikut :
1. Curah hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur hampir selalu tinggi
4. Angin sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi, sehingga air tidak mudah
menguap

Masalah-masalah yang kerap ditemui dalam bangunan di negara beriklim tropis
basah adalah :
1. Panas bangunan tidak menyenangkan
2. Penguapan sedikit karena gerakan udara lambat
3. Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan, dan serangga
4. Di sekitar lautan juga diperlukan perlindungan terhadap angin keras
Pada daerah khatulistiwa, perbedaan temperatur iklim tropis basah tidak ekstrim.
Pada iklim ini diperlukan lubang pada dinding agar udara dapat mengalir dan
mengurangi kelembaban udara dalam ruang sehingga mempermudah proses
penguapan. Pada prinsipnya, udara dapat mengalir di dalam ruangan, setinggi
ruangan dan batas minimal adalah setinggi badan. Sehingga temperatur ruangan dan
lingkungan akan sama.
Konstruksi yang sesuai untuk diterapakan pada rancangan arsitektur tropis antara
lain :

- Ruang dilalui angin setinggi badan
- Ruang para-para harus diberi angin
- Lantai dapat dilalui angin (dijadikan ventilasi)
- Atap mempunyai daya serap panas yang rendah agar dapat menahan panas.
Sebagian besar bangunan yang sudah mengadopsi konstruksi arsitektur tropis serta
mampu menjawab masalah-masalah yang telah disebutkan diatas adalah bangunan-
bangunan tradisional yang berada di pedalaman. Dibawah ini akan diberikan sedikit
gambaran tentang perbandingan respon bangunan tradisional dan modern terhadap
iklim. Bangunan yang diambil adalah salah satu bangunan tradisional malaysia yang
memiliki beberapa kemiripan dengan rumah tradisional di pulau Sulawesi.




Hubungan Arsitektur Tropis dengan Sosial
Lebih dari seabad yang lalu, metode merancang dalam arsitektur diakui sebagai suatu
ilmu pasti yang membahas tentang masalah perencanaan serta arsitektural, yang dikenal
sebagai teori arsitektur. Sekarang tidak satupun dari metode merancang atau teori arsitektur
meluruh, keduanya masih dipakai sebagai panduan arsitek untuk saat ini dan nanti.
Kedua topik ini semestinya bisa lebih diperhatikan, dengan perkembangan atau
keruntuhannya., memperkaya atau mengurangi pengetahuan tentang arsitektur, didasari oleh
manusia atau alam. Kesimpulan keduanya sangatlah berpotensi untuk membentuk arahan baru
yang lebih berkualitas dalam bidang sosial.
Arsitektur memiliki hubungan yang signifikan, salah satunya dengan perilaku sosial,
karena arsitektur memiliki peran yang sangat besar terhadap perubahan, baik perubahan yang
bersifat positif maupun negatif. Di indonesia, arsitektur tropis sering kali terjadi salah paham,
karena pengertian arsitektur tropis sering dicampuradukkan dengan pengertian 'arsitektur tradisional'
di Indonesia, yang memang secara menonjol selalu dipecahkan secara tropis. Pada masyarakat
tradisional, iklim sebagai bagian dari alam begitu dihormati bahkan dikeramatkan, sehingga
pertimbangan iklim amat menonjol pada karya arsitektur tersebut. Manusia Indonesia cenderung akan
membayangkan bentuk-bentuk arsitektur tradisional Indonesia ketika mendengar istilah arsitektur
tropis.

Rumah tropis merupakan bentuk tanggapan atas konteks sosial yang terjadi, yaitu krisis
listrik, gerakan hemat listrik, dan pemanasan global. Rumah tropis hemat energi untuk hadapi
pemanasan global. Salah satunya solusi untuk mengurangi dampak pemanasan global, adalah
dengan menerapkan disain rumah tropis hemat energi. Faktanya, rumah yang boros energi,
sekitar 80% berasal dari kesalahan desain arsitektur. Dari sini, arsitektur tropis telah
memunculkan ide awal tentang rumah hemat energi dan dapat berguna bagi masyarakat
umum.


Hubungan Arsitektur Tropis dengan Lingkungan
Matahari memancarkan panasnya melalui radiasi ke permukaan bumi. Implikasi radiasi
matahari ke permukaan bumi berbeda sesuai dengan perbedaan karakter permukaan tanah.
Material keras menyerap panas banyak namun pada saatnya dipancarkan kembali. Warna
permukaan juga menentukan jumlah penyerapan panas, warna gelap lebih banyak menyerap
panas sedangkan warna terang lebih banyak memantulkan panas tersebut.
Akibat tertutupnya permukaan tanah oleh beton, baik berupa bangunan, parkir atau
jalan pada suatu kawasan, radiasi yang jatuh pada kawasan tersebut sebagian besar diserap dan
kemudian dilepaskan kembali ke udara sekitarnya. Karena sebagian besar area kota tertutup
material keras, suhu udara kota menjadi lebih tinggi.











n
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Tujuan setiap perencanaan adalah untuk menciptakan kenyamanan
maksimum bagi manusia. Tren desain arsitektur memang akan selalu berubah seiring
perkembangan budaya masyarakat yang dinamis. Namun, desain yang mengakrabi
alam, seperti desain arsitektur modern tropis, tampaknya akan tetap dicari sebagai
obat kerinduan kita pada alam. Karena desain arsitektur tropis mencakup banyak hal
dan kembali pada alam, bahkan dapat menghemat energi. Ventilasi udara menjadi
lebih dominan dalam desain arsitektur tropis ini.
Selain itu desain arsitektur modern tropis secara cerdas memadukan arsitektur
tradisional yang beradaptasi dengan iklim tropis dan dikembangkan sesuai kebutuhan
kehidupan masyarakat modern. Arsitektur modern tropis memiliki nilai estetika khas
bangunan tropis yang modern (ramah lingkungan tropis, sesuai kekinian), yakni
model bangunan memiliki keabadian, baik dari segi desain dan seni, serta dari segi
fungsi, kebutuhan, iklim, dan lingkungan sekitar.
Jika dilihat dari sisi iklim, desain arsitektur tropis sangat cocok diterapkan di
Indonesia. Karena bangunannya didukung oleh material yang tersebar di seluruh
Indonesia dan utilitasnya sesuai dengan kebutuhan di Indonesia.








Saran
Bangunan arsitektur tropis ini seharusnya dikembangkan di Indonesia sebagai
bentuk bangunan yang ramah lingkungan. Bangunan dengan prinsip ini dapat
memproteksi radiasi matahari, mencegah peningkatan temperatur di dalam ruangan,
dan memiliki ruang gerak bagi udara luar
Selain itu ventilasi udara yang dominan juga dapat memenuhi syarat bangunan
arsitektur tropis. Namun seiring perkembangan desain arsitektur, bentuk bangunan
tropis mulai ditinggalkan dan beralih pada bangunan arsitektur modern. Padahal pada
bangunan arsitektur modern terdapat kerugian seperti tidak memiliki kenyamanan
thermal dan tidak hemat energi. Oleh karena itu bangunan arsitektur modern
hendaknya dikurangi sedikit demi sedikit agar bumi tetap terpelihara dengan baik.


















Daftar Pustaka

Sujarmanto. 2000. Catatan Kuliah: AR-435 IKLIM DAN ARSITEKTUR. Bandung:
Penerbit ITB

Bay, Joo-Hwa. 2006. Tropical Sustainable Architecture: Social and Enviromental
Dimensions. England: Architectural Press

Anda mungkin juga menyukai