ABSTRAK: Organofosfat (OP) merupakan bahan kimia yang secara meluas digunakan di seluruh dunia dalam berbagai kegiatan terutama sebagai insektisida. Dalam penerapannya insektisida ini dapat membahayakan area maupun organisme non-target. Peningkatan penggunaan pestisida terutama insektisida akan memperlihatkan permasalahan dalam memelihara keanekaragaman hayati dalam area pertanian. Oleh karena itu, di dalam riset ini diambil sampel dari dua area pertanian yang berbeda yaitu dari pertanian organik dan pertanian non-organik untuk mengetahui residu insektisida organofosfat pada tanah dan untuk mengetahui jenis dan jumlah bakteri yang terdapat pada tanah. Perbedaan dari kedua jenis tanah ini adalah dari penggunaan insektisida pada tanahnya. Pada tanah organik tidak digunakan insektisida organofosfat sedangkan pada tanah non organik digunakan insektisida dengan jenis organofosfat. Bioindikator digunakan untuk memonitor kesehatan dari suatu lingkungan ataupun suatu ekosistem. Bakteri tanah yang dijadikan bioindikator adalah untuk melihat pengaruh atau efek dari insektisida organofosfat dalam tanah pertanian. Penentuan residu insektisida pada tanah dengan ekstraksi menggunakan metoda shaker (Komisi Pestisida 1997) kemudian dianalisis dengan gas kromatografi. Sedangkan identifikasi dilakukan dengan uji biokimia. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kecenderungan TPC bakteri dalam tanah non-organik lebih sedikit dibandingkan dengan pertanian organik disamping itu juga ditemukan bakteri yang resisten terhadap organofosfat di dalam tanah pertanian tersebut. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-ekadewiper-27703
Toksikologi Adalah ilmu ttg efek buruk zat kimia thd manusia, yang berasal dari lingkungannya. Mencakup: 1) pengujian hewani utk peroleh informasi ttg risiko bila zat kimia dipaparkan pada manusia dan lingkungan; 2) mekanisme terjadinya efek buruk, agar kejadiannya dpt dicegah atau diobati; 3) pengendalian peredaran, agar diperoleh manfaat yg optimal dgn risiko minimal; 4) pengenalan kasus kematian melalui analisis kimiawi dan pengkajian hubungan kausal kematian; 5) deteksi klinis kasus keracunan melalui pengembangan tehnik pemeriksaan dan pengobatan yg cepat dan akurat. Toksikologi Deskriptif Tiap zat kimia aktif perlihatkan graded dose-response relationship pd individu dan quantal dose- response pd populasi. Kajian quantal dose-response relationship berguna utk tentukan median lethal dose (LD50). Analisis probit dari quantal dose-response relationship bertujuan utk tentukan potensi mortalitas suatu zat di populasi. Penilaian risiko suatu zat baru mencakup pula risiko karsinogenik. Keracunan akut bercirikan dosis tinggi dalam waktu yg singkat, sedangkan keracunan kronik bercirikan dosis kecil dgn waktu papar yg panjang. http://medicalanswer.multiply.com/journal/item/1/Toxikologi_Kegawat_Daruratan_Prof.Armen?&show _interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem