Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kehadiran mesin sebagai alat pengubah energi kalor menjadi energi mekanik atau usaha
telah mengubah kehidupan manusia menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih efisien. Mesin
pabrik, mesin kapal, mesin kereta api, mesin mobil serta mesin motor telah meringankan usaha
yang dibutuhkan manusia untuk beraktivitas dan membuat suatu produk. Tahukah Anda peralatan
lain yang menggunakan mesin pengubah energi kalor menjadi usaha dalam prinsip kerjanya?
Mesin-mesin kalor tersebut ada yang menggunakan bahan bakar solar dan dikenal sebagai
mesin diesel serta ada pula yang menggunakan bahan bakar bensin. Khusus untuk mesin berbahan
bakar bensin, dikenal mesin dua tak dan mesin empat tak. Bagaimanakah cara mesin kalor
bekerja? Tahukah Anda jenis usaha yang dilakukan mesin kalor dalam proses kerjanya? Prinsip
yang mendasari cara kerja mesin kalor secara umum dapat dipelajari dalam pembahasan
termodinamika.
Termodinamika berasal dari dua kata, yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas) dan
dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan). Jadi, termodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena-fenomena tentang enersi yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan. Misalnya suatu benda dinaikkan suhunya, maka timbul pemuaian/penyusutan, pada
termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik. Pada proses ini terdapat suatu pemindahan
panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpindahan yang mengakibatkan
terlaksananya suatu usaha.
Dengan demikian, termodinamika merupakan akar dari beberapa cabang ilmu fisika.
Dalam mempelajari termodinamika bukan hanya fenomena suhu, tetapi juga tuntunan logika, sifat-
sifat gas, larutan zat padat dan reaksi kimia.
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam karya tulis ini akan dibahas mengenai definisi
dan teori-teori termodinamika, serta pengaplikasian termodinamika dalam ilmu keperawatan.






2

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Definisi tentang Termodinamika
Termodinamika adalah satu cabang fisika teoritik yang berkaitan dengan hukum-hukum
pergerakan panas, dan perubahan dari panas menjadi bentuk-bentuk energi yang lain. Istilah
termodinamika diturunkan dari bahasa yunani Therme (panas) dan dynamis (gaya). Cabang ilmu
ini berdasarkan pada dua prinsip dasar yang aslinya diturunkan dari eksperimen, tetapi kini
dianggap sebagai aksioma (suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum,
tanpa memerlukan pembuktian). Prinsip pertama adalah hukum kekekalan energi, yang mengambil
bentuk hukum kesetaraan panas dan kerja. Prinsip yang kedua menyatakan bahwa panas itu sendiri
tidak dapat mengalir dari benda yang lebih dingin ke benda yang lebih panas tanpa adanya
perubahan dikedua benda tersebut.
2.2. Definisi tentang Teori-teori Termodinamika

2.3. Definisi tentang Aplikasi Termodinamika

2.4. Definisi tentang Ilmu Keperawatan
Ilmu keperawatan merupakan ilmu yang mempelajari segala hal mengenai cara merawat
seseorang (pasien) yang mengalami gangguan kesehatan, seseorang yang membutuhkan suatu
terapi penyembuhan secara fisik (jasmani) maupun mental (rohani) dan seseorang yang masih
sehat, tetapi membutuhkan suatu konsultasi.
Menurut Florence Nightingale (1895), keperawatan adalah menempatkan pasien dalam
kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak. Sementara itu, menurut Calilista Roy
(1976), keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan
yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.


3

BAB III
PEMBAHASAN

1.1. Definisi Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani, yaitu thermal (yang berkenaan dengan
panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan/ perubahan). Jadi, termodinamika adalah
ilmu mengenai fenomena-fenomena tentang enersi yang berubah-ubah karena pengaliran panas
dan usaha yang dilakukan. Misalnya suatu benda dinaikkan suhunya, maka timbul pemuaian/
penyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik. Pada proses ini terdapat
suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpindahan yang
mengakibatkan terlaksananya suatu usaha.
Definisi 1 : Termodinamika adalah sains atau ilmu mengenai panas (termo), kerja dan
tenaga, termasuk perubahan-perubahan bentuk tenaga dan sifat-sifat benda yang terlibat. Misalnya
menguapkan air, proses pembakaran, dan lain sebagainva.
Definisi 2 : Sistem termodinamika adalah kelompok benda atau bahan yang dikandung
dalam ruangan dan dibatasi olch sekat permukaan tertentu, atau permukaan volume kawalan.
Misalnya, air dan uap dalam ketel, uap bensin dalam silinder, dan scbagainya.
Definisi 3 : Proses termodinamika merujuk kepada perubahan yang berlaku atas suatu
sistem. Misalnya, proses penguapan air dengan cara memindahkan kalor ke dalam sistem air;
proses pembakaran dalam motor adalah suatu reaksi kimia antara bensin dan oksigen pada suhu
yang tinggi.
Definisi 4 : Sistem terbuka berarti bila ada benda yang keluar dari atau masuk ke sistem
itu. Sistem tertutup berarti tiada benda yang boleh keluar dari atau masuk ke sistem itu. Misalnya,
bagi sistem suatu pipa, air boleh menyembur ke luar dari Ujung pipa atau mengalir masuk ke
pangkal pipa itu.
Definisi 5 : Sistem terasing (terisolasi) adalah sistem tertutup di mana kuantitas
termodinamika tertentu tidak boleh pindah ke atau dad dalam sistem itu. Misalnya, sistem termis
terasing berarti kalor tidak boleh keluar dari/masuk ke sistem itu, dan proses yang berlaku atas
sistem itu disebut proses adiabatik, = 0. Sistem yang terasing sama sekali secara mutlak berarti
sama sekali tiada benda atau kuantitas termodinamika (kalor, tenaga, kerja dan sebagainya) yang
keluar dari/masuk ke dalam sistem itu dengan cara melintasi batas sistem itu.
Selain itu, energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau
dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada
pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan
energi.
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam kehidupan
sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari matahari, dan di
bumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang laut, proses
4

pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses di dalam diri
manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam
makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat
bernilai, yaitu energi pikiran kita.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam
berbagai proses termodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu
manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara
merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi kimia
dalam bahan bakar atau sumber energi lain menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau
perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa. Pabrik-pabrik dapat
memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin pembangkit energi listrik yang
menggunakan prinsip konversi energi panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita
memanfaatkan mesin air conditioning, mesin pemanas, dan refrigerators yang menggunakan
prinsip dasar termodinamika.
I. Termometrik
Sifat Termometrik Zat
Sesungguhnya setiap zat atau benda yang dipanaskan atau dinaikkan suhunya akan
mengalami pemuaian, baik itu pemuaian pajang (l), luas (A), dan volume (V). Hal itu merupakan
bukti bahwa benda atau zat tersebut memiliki sifat termometrik, yaitu sifat dasar suatu zat yang
apabila diubah-ubah suhunya akan berubah pula secara teratur. Adapun sifat-sifat yang berubah
antara lain :
Wujud/bentuknya
Volumenya
Panjang dan Luasnya
Hambatan Listriknya
Warnanya
Daya hantar listriknya
Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk membuat termometer mempunyai
karakteristik linier, yaitu hubungan sifat termometrik bahan dengan suhu dan mengikuti persamaan
di bawah ini.
t (x) =a (x) +b
dengan : t : temperature (suhu)
x : thermometric property (sifat termometrik)
a,b : constants that depend on the substances used (konstanta yang
bergantung pada bahan yang digunakan).
Sifat termometrik zat adalah sifat-sifat zat yangberubah jika suhunya berubah. Sifat-sifat
termomertrik digunakan sebagai dasar untukpengukuran suhu. Sifat-sifat termometrik zatantara
lain: volume zat akan berubah jikasuhunya berubah, panjang benda akanberubah jika suhunya
5

berubah, hambatanlistrik konduktor akan berubah jika suhunyaberubah, dan tekanan gas pada
volumetetap akan berubah jika suhunya berubah.
II. Skala Temperatur Pengaturan Suhu
1. Pengertian Suhu
Suhu dapat difenisikan sebagai derajat/tingkatan panas suatu benda atau kuantitas panas
suatu benda. Seperti dalam materi sebelumnya, suhu merupakan salah satu besaran pokok dengan
satuan derajat Kelvin.
2. Alat Ukur Suhu
Untuk menentukan panas atau tidaknya suatu benda, kita dapat menggunakan jari tangan
kita, tetapi tangan tidak dapat dipakai untuk menentukan tingkat panas suatu benda secara tetap.

Alat yang tepat untuk mengukur suhu benda adalah termometer. Macam-macam
termometer, yaitu :
A. Berdasarnya zat termometriknya, termometer dapat dibedakan menjadi :
1) Termometer zat padat
Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan logam
konduktor terhadapap suhu sehingga sering juga disebut sebagai termometer hambatan.
Biasanya termometer ini menggunakan kawat platina halus yang dililitkan pad mika dan
dimasukkan dalam tabung perak tipis tahan panas.
Contoh: Termometer platina

2) Termometer zat cair
Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Zat cair yang
digunakan biasanya raksa atau alkohol. Contoh termometer Fahrenheit, Celcius, Reamur.
Alasan pemilihan raksa atau alkohol sebagai isi termometer adalah sebagai berikut:
1. Mudah dilihat karena raksa terlihat mengkilap sedangkan alkohol dapat diberi
warna merah.
2. Daerah ukurannya sangat luas (raksa : -39
0
C s/d 337
0
C dan alkohol: -114
0
C
78
0
C).
3. Keduanya merupakan panghantar kalor yang baik.
4. Keduanya mempunyai kalor jenis yang kecil.








6

3) Termometer gas
Termomter gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap tekanan. Bagan
alat ini sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa mula-mula permukaannya sama
tinggi. Jika salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas
bertekanan, maka akan terjadi selisih tinggi.
Contoh: termometer gas pada volume gas tetap.


B. Berdasarkan pembuatnya, antara lain, yaitu :
1) Termometer Celcius
2) Termometer Fahrenheit
3) Termometer Reamur
4) Termometer Kelvin
C. Berdasarkan penggunaanya, antara lain:
1) Termometer Laboratorium
Termometer yang biasanya digunakan untuk eksperimen di dalam laboratorium.

2) Termometer suhu badan/klinis
Termometer khusus untuk mengukur suhu badan manusia. Termometer ini
biasanya digunakan dalam bidang medis dan mempunyai batas skala 34-42
0
C.


III. Skala Termometer
A. Fahrenheit
Pada tahun 1714, seorang ilmuwan Jerman yang bernama Daniel George
Fahrenheit membuat termometer yang mula-mula diisi alkohol dan kemudian diganti
dengan raksa. Sebagai titik tetap pertama ia menggunakan campuran es dan garam
dapur yang diberi angka 0
0
F (suhu terendah yang ia ketahui) dan titik tetap kedua ia
menggunakan tubuh manusia dan diberi angka 96
0
C.
Berdasarkan definisi modern, skala termometer Fahrenheit adalah skala
dengan temperatur air mendidih ditetapkan sebagai 212 derajat dan temperatur es
melebur sebagai 32 derajat. Pada zaman dahulu termometer ini banyak digunakan di
negara Eropa dan AS, tetapi pada saat ini negara-negara di Eropa sudah banyak
beralih ke termometer Celcius, sedangkan AS masih tetap menggunakannya.
B. Celcius
Sekitar 20 tahun setelah Fahrenheit membuat termometer, seorang profesor
dari Swedia yang bernama Ander Celsius juga membuat termometer. Termometer
ini menggunakan titik tetap bawah adalah suhu es sedang mencair sebagai 0
0
C dan
titik tetap atas adalah suhu air sedang mendidih sebagai 100
0
C masing-masing pada
7

tekanan standar. Skala antar kedua temperatur ini dibagi dalam 100 derajat.
Termometer ini banyak digunakan oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.

C. Kelvin
Pada dasarnya skala kelvin sama dengan skala celcius. Hanya saja skala
kelvin dimulai dari suhu nol mutlak (0 K) yang besarnya sama dengan -273,15
0
C.
Sehingga untuk suhu es mencair sama dengan 273,15 K dan air mendidih sama
dengan 373,15 K.

Perbandingan antar skala termometer
IV. Konversi Antar Skala Termometer
Untuk mengkorvensi suhu menurut termometer satu ke suhu menurut termometer
yang lain, digunakan persamaan sebagai berikut :
Untuk skala Celcius, Fahrenheit, dan Kelvin berlaku :







V. Perpindahan panas (Heat and Mass Transfer)
Macam-macam Perpindahan Panas
Perpindahan Panas Radiasi
Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan Panas Konduksi
1. Perpindahan Panas Radiasi

Pengertiannya adalah proses transpor panas dari benda bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu lebih rendah, bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang (bahkan dalam
ruang hampa sekalipun).
q = A (T
1
4
T
2
4
)
Di mana :
= Konstanta Stefan-Boltzman (5,669 x10
-8
w/m
2
k
4
)
8

A = Luas penampang
T = Temperatur
2. Perpindahan Panas Konveksi

Pengertiannya adalah transpor energi dengan kerja gabungan dari konduksi
panas, penyimpanan, energi dan gerakan mencampur. Proses terjadi pada permukaan
padat (lebih panas atau dingin) terhadap cairan atau gas (lebih dingin atau panas).
q = h. A. t
Di mana :
Q = Laju perpindahan panas konveksi
h = Koefisien perpindahan panas konveksi (w/m
2 0
C)
A = Luas penampang (m
2
)
T = Perubahan atau perbedaan suhu (
0
C;
0
F)
3. Perpindahan Panas Konduksi







Pengertiannya adalah proses transpor panas dari daerah bersuhu tinggi ke daerah
bersuhu rendah dalam satu medium (padat, cair atau gas), atau antara medium-medium
yang berlainan yang bersinggungan secara langsung.
Dinyatakan dengan :
q = - KA dT/dx
Di mana :
q = Laju perpindahan panas (w)
A = Luas penampang dimana panas mengalir (m
2
)
dT/dx = Gradien suhu pada penampang, atau laju perubahan suhu T
terhadap jarak dalam arah aliran panas x
k = Konduktivitas thermal bahan (w/m
o
C)

1.2. Teori-teori Termodinamika
Ada 4 hukum teori termodinamika, yaitu :
1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
9

2. Hukum I Termodinamika/ Hukum Kekekalan Energi
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dihancurkan/dihilangkan, tetapi dapat
ditransfer dengan berbagai cara. Contoh aplikasinya, yaitu : mesin-mesin pembangkit energi dan
pengguna energi. Semuanya hanya mentransfer energi, tidak menciptakan dan menghilangkan.
Catatan : Dengan adanya kesetaraan massa dan energi dari Einstein, energi seolah-olah
bisa diciptakan dari materi (massa), sehingga sekarang diamandemen menjadi hukum kekekalan
massa energi. Ketiga hukum termodinamika untuk energi jadi berlaku juga untuk massa.
Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan hukum kekekalan energi. Hukum
pertama termodinamika membahas hubungan antara kalor (Q), kerja (W) dan perubahan energi
dalam (delta U). Dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak bentuk energi. Pada pokok
bahasan usaha dan energi, kita sudah berkenalan dengan dua bentuk energi mekanik, yakni energi
potensial (potensial = tersimpan) dan energi kinetik (kinetik = gerak). Energi potensial terdiri dari
beberapa jenis, di antaranya adalah EP gravitasi, EP elastis dan EP magnet. Energi kinetik terdiri
dari dua jenis, yakni energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi.
Contohnya buah mangga yang lezat dan ranum memiliki energi potensial gravitasi ketika
sedang menggelayut pada tangkainya. Demikian juga ketika kita berada pada ketinggian tertentu
dari permukaan tanah, misalnya di atap rumah. Energi potensial gravitasi dimiliki benda karena
posisi relatifnya terhadap bumi. Karet ketapel yang kita regangkan memiliki energi potensial
elastis. Karet ketapel dapat melontarkan batu karena adanya energi potensial elastis pada karet
yang diregangkan. Demikian juga busur yang ditarik oleh pemanah dapat menggerakan anak
panah, karena terdapat energi potensial elastis pada busur yang diregangkan. Benda yang berada di
dekat magnet memiliki energi potensial magnet. Ketika kita melepaskan benda yang kita pegang
(paku, misalnya), dalam waktu singkat paku akan bergerak menuju magnet.
Selain energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki materi yang berukuran besar dan
sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, terdapat juga bentuk energi yang lain. Ada energi
listrik, energi nuklir, energi kimia, dan sebagainya setelah muncul teori kinetik, dikatakan bahwa
energi dalam bentuk lain tersebut (energi listrik, energi kimia, dll) merupakan energi kinetik atau
energi potensial pada tingkat atom atau molekul. Energi kimia yang tersimpan dalam makanan dan
bahan bakar dianggap sebagai energi potensial yang tersimpan dalam molekul, akibat adanya gaya
listrik antara atom penyusun molekul (disebut juga sebagai ikatan kimia). Energi listrik, energi
magnetik, energi nuklir juga dapat dianggap sebagai energi kinetik atau energi potensial dalam
skala atomik.
Perubahan bentuk energi
Perlu diketahui bahwa energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada tingkat
makroskopis, kita bisa menemukan begitu banyak contoh perubahan bentuk energi. Buah mangga
yang menggelayut di tangkainya memiliki energi potensial gravitasi. Pada saat buah mangga jatuh
ke tanah, energi potensialnya berkurang sepanjang lintasan geraknya menuju tanah. Ketika mulai
jatuh, energi potensial berkurang karena jarak vertikal buah mangga dari tanah makin kecil. EP
10

tersebut berubah bentuk menjadi energi kinetik translasi karena kecepatan buah mangga bertambah
akibat percepatan gravitasi yang bernilai konstan.
Energi potensial elastis yang tersimpan pada ketapel yang diregangkan dapat berubah
menjadi energi kinetik translasi batu apabila ketapel kita lepas, busur yang melengkung juga
memiliki energi potensial elastis. Energi potensial elastis pada busur yang melengkung dapat
berubah menjadi energi kinetik translasi anak panah.
Pada tingkat mikroskopis, kita juga bisa menemukan contoh perubahan bentuk energi.
Ketika kita menyalakan lampu neon, pada saat yang sama terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi cahaya. Contoh lainnya adalah perubahan energi listrik menjadi energi gerak (kipas angin),
dll. Proses perubahan bentuk energi listrik ini sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan
antara energi potensial dan energi kinetik pada tingkat atom atau molekul.
Dalam hukum pertama termodinamika, kita diperkenalkan dengan sebuah besaran baru,
yakni energi dalam (U). Energi dalam merupakan jumlah total energi kinetik molekul-molekul dan
energi potensial yang timbul akibat adanya interaksi antara atom-atom penyusun molekul atau
interaksi antara molekul-molekul penyusun suatu benda atau makhluk hidup. Setiap benda
tersusun dari atom-atom atau molekul-molekul.
Dengan demikian, setiap benda yang ada di alam semesta ini pasti punya energi dalam.
Setiap proses perpindahan energi yang melibatkan kalor dan kerja akan mengakibatkan perubahan
energi dalam. Hal ini yang kita bahas dalam hukum pertama termodinamika. Hukum pertama
termodinamika adalah hukum kekekalan energi.
3. Hukum II Termodinamika/ Hukum Keseimbangan Entropi
Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan.
Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas dan ujung satunya dingin,
dikatakan tidak acak karena ada konsentrasi energi dan dikatakan entropinya rendah. Setelah rata
menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Hukum II Termodinamika, yang dianggap sebagai salah satu hukum dasar ilmu fisika,
menyatakan bahwa pada kondisi normal semua sistem yang dibiarkan tanpa gangguan cenderung
menjadi tak teratur, terurai dan rusak sejalan dengan waktu. Seluruh benda, hidup atau mati, akan
aus, rusak, lapuk, terurai dan hancur. Akhir seperti ini mutlak akan dihadapi semua makhluk
dengan caranya masing-masing dan menurut hukum ini, proses yang tak terelakkan ini tidak dapat
dibalikkan.
Hukum II Termodinamika adalah cara mendefinisikan proses alam ini dengan persamaan
dan perhitungan fisika. Hukum ini juga dikenal sebagai "Hukum Entropi". Entropi adalah selang
ketidak teraturan dalam suatu sistem. Entropi sistem meningkat ketika suatu keadaan yang teratur,
tersusun dan terencana menjadi lebih tidak teratur, tersebar dan tidak terencana. Semakin tidak
teratur, semakin tinggi pula entropinya. Hukum Entropi menyatakan bahwa seluruh alam semesta
bergerak menuju keadaan yang semakin tidak teratur, tidak terencana dan tidak terorganisir.
Keabsahan Hukum II Termodinamika atau Hukum Entropi ini telah terbukti, baik secara
eksperimen maupun teoritis. Albert Einstein menyatakan bahwa Hukum Entropi akan menjadi
11

paradigma yang sangat berpengaruh di periode sejarah mendatang. Ilmuwan terbesar di masa kita
ini mengakuinya sebagai "hukum utama dari semua ilmu pengetahuan". Sir Arthur Eddington juga
menyebutnya sebagai "hukum metafisika tertinggi di seluruh jagat".
Teori evolusi adalah klaim yang diajukan dengan sepenuhnya mengabaikan Hukum
Entropi. Mekanisme yang diajukannya benar-benar bertentangan dengan hukum dasar fisika ini.
Teori evolusi menyatakan bahwa atom-atom dan molekul-molekul tidak hidup yang tak teratur dan
tersebar, sejalan dengan waktu menyatu dengan spontan dalam urutan dan rencana tertentu
membentuk molekul-molekul kompleks seperti protein, DNA dan RNA. Molekul-molekul ini
lambat laun kemudian menghasilkan jutaan spesies makhluk hidup, bahkan dengan struktur yang
lebih kompleks lagi.
Menurut teori evolusi, pada kondisi normal, proses yang menghasilkan struktur yang
lebih terencana, lebih teratur, lebih kompleks dan lebih terorganisir ini terbentuk dengan
sendirinya pada tiap tahapnya dalam kondisi alamiah. Proses yang disebut alami ini jelas
bertentangan dengan Hukum Entropi.
Contoh aplikasinya, yaitu : lemari es harus mempunyai pembuang panas di belakang yang
suhunya lebih tinggi dari udara sekitar. Karena jika tidak, panas dari isi lemari es tidak bisa
terbuang keluar.
4. Hukum III Termodinamika/ Hukum Suhu 0 Kelvin (-273,15 Celcius)
Teori termodinamika menyatakan bahwa panas (dan tekanan gas) terjadi karena gerakan
kinetik dalam skala molekular. Jika gerakan ini dihentikan, maka suhu material tersebut akan
mencapai 0 derajat kelvin. Contoh aplikasinya, yaitu : Kebanyakan logam bisa menjadi
superkonduktor pada suhu sangat rendah, karena tidak banyak keacakan gerakan kinetik dalam
skala molekular yang menggangu aliran elektron.

1.3. Pengaplikasian Termodinamika dalam Ilmu Keperawatan
3.3.1. Energi Panas Dalam Bidang Medis
- Apabila energi panas mengenai salah satu bagian tubuh, akan menaikkan temperatur
daerah tersebut.
- Efek panas :
a. Fisik : menyebabkan semua zat mengalami pemuaian segala arah.
b. Kimia : kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan peningkatan temperatur.
Misalnya : reaksi oksidasi, permeabilitas membran sel, metabolisme jaringan.
c. Biologis : merupakan pengggabungan dari efek panas terhadap fisik dan kimia.
Misalnya : peningkatan sel darah putih, fenomena reaksi peradangan, dilatasi
pembuluh darah, peningkatan tekanan kapiler, tekanan O
2
dan CO
2
, penurunan pH.
3.3.2. Penerapan Energi Panas dalam Pengobatan
a) Metode Konduksi
12

- Apabila ada perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas akan
ditransfer secara konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih
dingin.
- Pemindahan energi panas total tergantung pada luas daerah kontak, perbedaan
temperatur, lama melakukan kontak, material konduksi panas.
- Contoh :
Kantong air panas/botol berisi air panas; efisien untuk pengobatan
nyeri abdomen (perut).
Handuk panas; efektif untuk spasme otot, fase akut poliomyelitis.
Turkish batsh (mandi uap); sebagai penyegar atau relaksan otot.
Mud packs (lumpur panas); mengonduksi panas ke dalam jaringan,
mencegah kehilangan panas.
Wax bath (parafin bath); efisien untuk mentransfer panas pada tungkai
bawah terutama orang tua. Cara Wax Bath : wax diletakkan di dalam
bak dan dipanaskan sampai temperatur 1150- 1200F. Kaki direndam
selama 30 menit-1 jam.
Electric Pads. Caranya : melingkari kawat elemen panas yang
dibungkus asbes atau plastik. Dilengkapi dengan termostat.
- Metode konduksi bermanfaat untuk pengobatan terhadap penyakit neuritis,
sprains, strain, contusio, sinusitis, low back pain.
b) Metode Radiasi
- Untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan sinar
matahari atau nyala api.
- Sumber radiasi :
i. Electric fire
Old type fire ; Memiliki daya 750 W, range radiasi antara merah
- mendekati infra red, panjang gelombang < 15.0000 A0, untuk
home treatment.
Pensil Bar tipe ; Menggunakan reflector rectangular dan shape
like acoustic type.
ii. Infra Merah ;
Memakai lampu pijar berkisar antara 250 2000 W, diberi filter
merah.
Gelombang infra red yang dipakai antara 800 40.000 nm.
Penetrasi energi/gelombang pada kulit 3 mm dan meningkat di
permukaan kulit.
Lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konduksi panas,
karena penetrasi energi panas ke jaringan lebih dalam.
c) Metode Elektromagnetis
13

Ada dua jenis, yaitu :
a. Short wave diathermy (diatermi gelombang pendek)
- Digunakan pada kram otot (muscle sprain), nyeri pada intervertebrale
disk, penyakit degeneratif pada persendianm radang bursa (bursitis).
- Dua macam metode elektromagnetis, yaitu :
Teknik Kondensor; Bagian tubuh sebelah diletakkan dua metal
plate like electrode. Pada permukaan electrode diberikan
larutan elektrolit. Dengan adanya aliran AC (bolak-balik),
molekul tubuh menjadi agitasi karena kenaikan temperatur.
Diatermi Metode Induksi (Inductothermy) ; Bagian tubuh yang
akan dipanasi, dililitkan dengan kabel, lalu dialiri listrik.
Jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit, tetapi terletak dalam
median magnet dari suatu koil. Frekuensi yang dipakai 1 MHz.
b. Micro Wave Diathermy (Diatermi gelombang mikro)
- Digunakan untuk patah tulang (Fraktur), Sprains dan Strains, Bursitis,
Radang tendon, Artritis.
- Menggunakan magnetron untuk menghasilkan gelombang radio
dengan osilasi pada frekuensi 900 MHz.
- Besar energinya terletak antara short wave diathermy dan infra merah.
d) Gelombang ultrasonik
- Diperoleh dari gelombang bunyi (Audible Sound) dengan frekuensi hampir 1
MHz.
- Jaringan yang akan diobati ditempeli permukaannya oleh piezo electric
transduser dengan intensitas 5 W/cm
2
.
- Lebih efektif pada tulang dibandingkan pada soft tissue oleh karena tulang lebih
banyak menyerap panas.
- Bisa digunakan untuk terapi (pengobatan) dan diagnostik.
3.3.3. Energi Dingin Dalam Bidang Medis
- Terjadi efek patologis pada jaringan bila terkena temperatur di bawah titik beku. Efek
tersebut antara lain :
Krioadhesia (menghasilkan adhesi).
Krionekrosis/merusakkan jaringan, melalui pecahnya membran sel,
dehidrasi intraseluler, denaturasi protein, hipo metabolisme seluler, iskemik
local, respon imunologik.
Efek hemostasis
Efek anastesia
3.3.4. Penerapan Energi Dingin dalam Pengobatan
- Penyimpanan darah (Bank Darah). Agar darah bertahan lama dilakukan dengan dua
teknik, yaitu :
14

Thin Walled container/wadah berdinding tipis; Wadah dibuat dari metal
tipis, terdiri dari dua dinding. Volume darah berada di antara dua dinding.
Juga dimasukkan Liquid Nitrogen, terbentuk darah Frozen, disimpan pada
Nitrogen cair (-1960C).
Blood Sand Method; Darah disemprot pada permukaan cairan Nitrogen,
terbentuk butir-butir, lalu dikumpulkan dan disimpan di wadah khusus.
Penyimpanan Sperma (Bank Sperma)
Penyimpanan Bone Marrow (sumsum tulang)
Penyimpanan jaringan tubuh lainnya
Penyimpanan obat-obatan
Pengobatan edema akibat trauma akut dan sakit kepala ; memakai ice
bag/kantong es.
Pengobatan nyeri dan bengkak lokal ; dipakai kompres dingin
Operasi Jaringan Kanker ; memakai cairan nitrogen untuk merusak
jaringan kanker yang luas. Untuk beberapa jenis sel, dibantu dengan
gliserol atau dimethil sulfonat sebagai proteksi agent.
3.3.5. Efek dari Busana-Clo
- Suhu kulit optimal untuk kenyamanan adalah 340C. Suhu ini dapat dipertahankan
dengan menambah baju yang sesuai dengan aktifitas.
- Clo adalah satuan yang menunjukkan nilai seperangkat pakaian yang dibutuhkan
untuk mempertahankan seseorang dalam keadaan istirahat dalam sebuah ruangan
bersuhu 210C (700F) dengan pergerakan udara sebesar 0,1 m/detik dan kelembaban
udara < 50%.
- 1 Clo = sebuah pakaian kerja yang ringan.
- 2 Clo = membuat seseorang dapat bertahan dalam suhu yang dingin dibanding
pengunaan 1 Clo.
- 4 Clo pakaian dibutuhkan oleh orang yang hidup di Arctic
- 6 Clo memiliki nilai isolasi setara dengan bulu serigala.
- Seseorang membutuhkan jumlah Clo yang lebih besar untuk merasa nyaman ketika
sedang istirahat disbanding ketika sedang aktifitas.



15

BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari paparan di atas, yaitu :
Materi termodinamika yang secara umum mencakup definisi dan teori-teori
termodinamika, serta pengaplikasian termodinamika dalam ilmu keperawatan. Materi ini
merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran fisika yang berguna untuk mempelajari materi
selanjutnya.
Dalam karya tulis ini materi diuraikan secara singkat agar para pembaca lebih mudah
memahaminya.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan paparan di atas adalah sebagai
berikut.
1. Kepada pihak calon perawat atau perawat diharapkan untuk meningkatkan
pengetahuan definisi dan teori-teori termodinamika, serta pengaplikasian
termodinamika dalam ilmu keperawatan sehingga mampu memberikan penjelasan
ketika ditanyai oleh pasien ataupun dalam melakukan sosialisasi mengenai
termodinamika.
2. Mahasiswa diharapkan untuk tidak melupakan paparan mengenai definisi dan
teori-teori termodinamika, serta pengaplikasian termodinamika dalam ilmu
keperawatan mengingat materi tersebut masih tetap digunakan dalam lintas
pendidikan di keperawatan.
3. Perlu diadakannya sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai definisi dan teori-
teori termodinamika, serta pengaplikasian termodinamika dalam ilmu keperawatan
agar masyarakat tahu dan tidak buta tentang materi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai