id Page 1
TUGAS
OPERASI TEKNIK KIMIA II
PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU
Oleh:
KELOMPOK 7
1. ZAINURI (2012430044)
2. YURIVATUL (2012430106 )
3. RIYADHI MUHAIMIN (2012420109)
4. YUANITASARI (2012430104)
5. YUNITA DWI ASTUTI (2012430105)
6. WULAN SARI (2012430103)
7. M. AGAM (201243010 )
8. YUNI ANDARI (201243010 )
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMADDYAH JAKARTA
2014
Zjay_art@yahoo.co.id Page 2
KASUS PEMICU KE III
Suatu pabrik gula pasir dari tebu akan didirikan di daerah jawa timur karena potensi tebu
masih banyak. Produksi tebu tebu dimulai dari air tebu yang diolah menjadi gula pasir.
Jika anda adalah chemical Engineering maka carilah :
1. Proses pembuatn gula pasir yang efektif
2. Buatlah diagram alirnya beserta jenis alat
3. Carilah alat apa saja yang digunakan unruk membuat gula pasir
4. Jelaskan proses evaporasi dan kristalisasi yang terjadi
5. Apakah alat evaporasi yang digunakan single stage atau multistage. Jelaskan
alasannya, jelaskan hal apa saja yang mempengaruhi evaporasi
6. Jelaskan diagram kelarutan
7. Untuk mendapatkan gula yang bersih maka air tebu perlu di filtrasi. Jelaskan proses
dan jenis alat yang sebaiknya digunakan.
PEMBAGIAN TUGAS
1. Proses pembuatn gula pasir yang efektif (M.agam)
2. Buatlah diagram alirnya beserta jenis alat (yurivatul)
3. Carilah alat apa saja yang digunakan unruk membuat gula pasir (Wulan sari)
4. Jelaskan proses evaporasi dan kristalisasi yang terjadi (Riyadi)
5. Apakah alat evaporasi yang digunakan single stage atau multistage. Jelaskan
alasannya, jelaskan hal apa saja yang mempengaruhi evaporasi (Yuanita dan yunita)
6. Jelaskan diagram kelarutan (Zainuri)
7. Untuk mendapatkan gula yang bersih maka air tebu perlu di filtrasi. Jelaskan proses
dan jenis alat yang sebaiknya digunakan (Yuni andari)
Zjay_art@yahoo.co.id Page 3
PENYELESAIAN
1. Diagram Alir Proses pembuatan gula pasir
PENJELASAN PROSES PEMBUATAN GULA PASIR
A.PERSIAPAN BAHAN BAKU
UNIT PENGGILINGAN BAHAN BAKU
Pada proses gilingan ini tebu yang ditebang dari kebun dicacah menggunakan alat pencacah
tebu. Biasanya terdiri dari cane cutter, hammer shredder atau kombinasi dari keduanya.
Tebu diperah menghasilkan nira dan ampas. Nira inilah yang mengandung gula dan
akan di proses lebih lanjut di pemurnian. Ampas yang dihasilkan pada proses pemerahan ini
digunakan untuk berbagai macam keperluan. Kegunaan utama dari ampas adalah sebagai
bahan bakar ketel (boiler) dan apabil berlebih bisa digunakan sebagai bahan partikel board,
furfural, xylitol dan produk lain.
Gambar :1. Unit penggilingan
Zjay_art@yahoo.co.id Page 4
UNIT PEMURNIAN BAHAN BAKU
Setelah tebu diperah dan diperoleh nira mentah (raw juice), lalu dimurnikan. Dalam nira
mentah mengandung gula, terdiri dari sukrosa, gula invert (glukosa+fruktosa) ; zat bukan
gula, terdiri dari atom-atom (Ca,Fe,Mg,Al) yang terikat pada asam-asam, asam organik dan
an organik, zat warna, lilin, asam-asam kieselgur yang mudah mengikat besi, aluminium,
dan sebagainya. Pada proses pemurnian zat-zat bukan gula akan dipisahkan dengan zat
yang mengandung gula.
Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan cara
penyaringan sedangkan secara kimia melalui pemanasan, pemberian bahan pengendap.
Pada proses pemurnian nira terdapat tiga buah jenis proses, yaitu :
1. Defekasi
2. Sulfitasi
3. Karbonasi
Pada saat ini sebagian besar pabrik gula di Indonesia menggunakan proses sulfitasi dalam
memurnikan nira. Pada proses sulfitasi nira mentah terlebih dahulu dipanaskan melalui heat
exchanger sehingga suhunya naik menjadi 70
0
C. Kemudian nira dialirkan kedalam
defekator dicampur dengan susu kapur. Fungsi dari susu kapur ini adalah untuk membentuk
inti endapan sehingga dapat mengadsorp bahan bukan gula yang terdapat dalam nira dan
terbentuk endapan yang lebih besar. Pada proses defekasi ini dilakukan secara bertahap ( 3
kali ) sehingga diperoleh pH akhir sekitar 8.5 10. Reaksi antara kapur dan phospat yang
terdapat dalam nira :
CaCO
3
CaO + CO
2
CaO + H
2
O Ca(OH)2 + 15.9 Kcal
Ca(OH)
2
Ca
2+
+ 2 OH
-
3Ca
2+
+ 2PO4
3
-
Ca
3
(PO4)
2
Setelah itu nira akan dialirkan kedalam sulfitator, dan direaksikan dengan gas SO
2
. Reaksi
antara nira dan gas SO
2
akan membentuk endapan CaSO
3
, yang berfungsi untuk
memperkuat endapan yang telah terjadi sehingga tidak mudah terpecah, pH akhir dari
reaksi ini adalah 7.
Tahap akhir dari proses pemurnian nira dialirkan ke bejana pengendap (clarifier) sehingga
diperoleh nira jernih dan bagian yang terendapkan adalah nira kotor. Nira jernih dialirkan
ke proses selanjutnya (Penguapan), sedangkan nira kotor diolah dengan rotary vacuum
filter menghasilkan nira tapis dan blotong.
Zjay_art@yahoo.co.id Page 5
Gambar: 2. Unit pemurnian nira
B. PROSES PRODUKSI
PENGUAPAN
Hasil dari proses pemurnian adalah nira jernih (clear juice). Langkah selanjutnya dalam
proses pengolahan gula adalah proses penguapan. Penguapan dilakukan dalam bejana
evaporator. Tujuan dari penguapan nira jernih adalah untuk menaikkan konsentrasi dari nira
mendekati konsentrasi jenuhnya.
Pada proses penguapan menggunakan multiple effect evaporator dengan kondisi vakum.
Penggunaan multiple effect evaporator dengan pertimbangan untuk menghemat
penggunaan uap. Sistem multiple effect evaporator terdiri dari 3 buah evaporator atau lebih
yang dipasang secara seri. Di pabrik gula biasanya menggunakan 4(quadrupple) atau 5
(quintuple) buah evaporator.
Pada proses penguapan air yang terkandung dalam nira akan diuapkan. Uap baru digunakan
pada evaporator badan I sedangkan untuk penguapan pada evaporator badan selanjutnya
menggunakan uap yang dihasilkan evaporator badan I. Penguapan dilakukan pada kondisi
vakum dengan pertimbangan untuk menurunkan titik didih dari nira. Karena nira pada suhu
tertentu ( > 125
0
C) akan mengalamai karamelisasi atau kerusakan. Dengan kondisi vakum
maka titik didih nira akan terjadi pada suhu 70
0
C. Produk yang dihasilkan dalam proses
penguapan adalah nira kental .
Gambar : 3. Evaporator
Zjay_art@yahoo.co.id Page 6
KRISTALISASI
Proses kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristaliasi
dalam pan masak ( crystallizer ) nira kental terlebih dahulu direaksikan dengan gas
SO
2
sebagai bleaching dan untuk menurunkan viskositas masakan (nira). Dalam proses
kristalisasi gula dikenal sistem masak ACD, ABCD, ataupun ABC.
Tingkat masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental. Apabila HK nira
kental > 85 % maka dapat dilakukan empat tingkat masakan (ABCD). Dan apabila HK nira
kental < 85 % dilakukan tiga tingkat masakan (ACD). Pada saat ini dengan kondisi bahan
baku yang rendah pabrik gula menggunakan sistem masakan ACD, dengan masakan A
sebagai produk utama.
Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik masakan (nira pekat) untuk
diuapkan airnya sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara terus
menerus koefisien kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka akan
terbentuk suatu pola kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat bibit, yaitu dengan
memasukkan bibit gula kedalam pan masak kemudian melakukan proses pembesaran
kristal. Pada proses masak ini kondisi kristal harus dijaga jangan sampai larut kembali
ataupun terbentuk tidak beraturan.
Setelah diperkirakan proses masak cukup, selanjutnya larutan dialirkan ke palung
pendingin (receiver) untuk proses Na Kristalisasi. Tujuan dari palung pendingin ialah :
melanjutkan proses kristalisasi yang telah terbentuk dalam pan masak, dengan adanya
pendinginan di palung pendingin dapat menyebabkan penurunan suhu masakan dan nilai
kejenuhan naik sehingga dapat mendorong menempelnya sukrosa pada kristal yang telah
terbentuk. Untuk lebih menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung pendingin
dilengkapi pengaduk agar dapat sirkulasi
Gambar : 4 Kristalizer
Zjay_art@yahoo.co.id Page 7
PEMISAHAN (Centrifugal Process)
Setelah masakan didinginkan proses selanjutnya adalah pemisahan. Proses pemisahan
kristal gula dari larutannya menggunakan alat centrifuge atau puteran. Pada alat puteran ini
terdapat saringan, sistem kerjanya yaitu dengan menggunakan gaya sentrifugal sehingga
masakan diputar dan strop atau larutan akan tersaring dan kristal gula tertinggal dalam
puteran. Pada proses ini dihasilkan gula kristal dan tetes. Gula kristal didinginkan dan
dikeringakan untuk menurunkan kadar airnya. Tetes di transfer ke Tangki tetes untuk di
jual.
Gambar :5 Centrifugal proses
C. FINISHING
PROSES PACKING
Gula Produk dikeringkan di talang goyang dan juga diberikan hembusan uap kering.
Produk gula setelah mengalami proses pengeringan dalam talang goyang, ditampung
terlebih dahulu ke dalam sugar bin, selanjutnya dilakukan pengemasan atau pengepakan.
Berat gula dalam pengemasan untuk masing-masing pabrik gula tidak sama, ada yang per
sak plastiknya 25 kg atau 50 kg. Setelah itu gula yang berada di sak plastik tidak boleh
langsung dijahit, harus dibuka dulu supaya temperatur gula dalam sak plastik mengalami
penurunan suhu/temperatur. Suhu gula dalam karung tidak boleh lebih dari 30
o
C/suhu
kamar, setelah gula dalam plastik dinyatakan dingin maka boleh dijahit. Jika gula dalam sak
plastik dalam keadaan panas dijahit maka berakibat penurunan kualitas gula.
Gambar :6 finising
Zjay_art@yahoo.co.id Page 8
2. Alat yang digunakan dalam proses pembuatan gula
Dari proses diatas kami dapat merinci macam-macam alat yang digunakan dalam
proses pembuatan gula pasir dari tebu adalah sebagai berikut:
1. Alat pengangkut bahan baku : Alat ini berfungsi sebagai pengangkut tebu dari
kebun sampai ke proses penggilingan ( Truk, confeyor dll)
2. Penggilingan ; Alat ini berfungsi menghancurkan tebu dan memisahkan air nira
dari tebu untuk siap ke proses selanutnya
3. Heat exchanger: berfungsi sebagai heater ,pemanas bahan / nira untuk masuk ke
proses selanjutnya
4. Defekator :Alat yang digunakan untuk melakukan proses penambahan susu
kapur untuk menaikkan pH pada nira dan mereaksikan asam phospat dengan susu
kapur sehingga menghasilkan calsium phospat yang bertujuan untuk mengikat
koloid.
5. Sulfinator :Alat yang digunakan untuk melakukan penambahan SO2.
6. Clarifier : Alat yang digunakan untuk memisahkan Nira murni dengan
pengotornya yang suah digumpalkan
7. Evaporator : Alat yang digunakan untuk memurnikan nira degan cara
menguapkan airnya.
8. Crystallizer : Alat yang digunakan untuk mengubah nira menajdi kristal
9. Sentrifugal : Alat yang digunakan untuk memisahkan krista gula dari
kandungmlarutanya
3. Proses evaporasi dan kristalisasi yang terjadi
Penguapan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memekatkan konsentrasi
suatu larutan yang terdiri dari pelarut yang volatile. Penguapan dilakukan dengan cara
menguapkan sebagian pelarut sehingga terjadi larutan yang pekat.
Proses evaporasi :
a) Evaporasi (penguapan) proses dimana nila encer menjadi nila kental
b) Sugar Boiling adalah proses dimana sebelum Kristal pada nila kental
terbentuk, akan menuju pada konsentrasi maksimum.
Proses Kristalisasi terjadi dalam vakum pan dalam suasana hampa supaya suhu
pengkristalan menjadi rendah. Pengkristalan dilakukan dengan penguapan air lebih
lanjut sampai konsentrasi lewat jenuh.
4. Alat evaporasi yang digunakan adalah
Zjay_art@yahoo.co.id Page 9
Dalam kelompok kami alat Evaporator yang kita pilih adalah multi stage karena
memperoleh efesiensi uap air yang lebih besar (pemakaian uap air yang lebih
ekonomis) daripada yang diperoleh pada single-effect.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporasi terhadap kecepatan
penguapan, perubahan komponen kimia bahan pangan dan lainnya :
1. Suhu dan Tekanan
Suhu evaporasi berpengaruh pada kecepatan penguapan. Makin tinggi suhu evaporasi
maka penguapan yang terjadi semakin cepat. Namun, penggunaan suhu yang tinggi
dapat menyebabkan beberapa bahan yang sensitive terhadap panas mengalami
kerusakan. Untuk memperkecil resiko kerusakan tersebut maka suhu evaporasi yang
digunakan harus rendah. Suhu evaporasi dapat diturunkan dengan menurunkan
tekanan evaporator.
2. Lama Evaporasi
Makin tinggi suhu evaporasi maka penguapan yang terjadi semakin cepat. Semakin
lama evaporasi yang terjadi maka semakin banyak zat gizi yang hilang dari bahan
pangan. Suhu evaporasi seharusnya dilakukan serendah mungkin dan waktu proses
juga dilakukan sesingkat mungkin (Wirakartakusumah, 1989)
3. Luas permukaan
Dengan lebih luasnya permukaan bahan maka semakin luas pula permukaan bahan
pangan yang berhubungan langsung dengan medium pemanasan dan lebih banyak air
yang dapat keluar dengan cepat dari bahan makanan sehingga evaporasi semakin
cepat. Semakin cepat evaporasi yang terjadi maka semakin banyak air dan bahan
pangan sensitive panas yang hilang dari bahan pangan.
4. Jenis Bahan dan Viskositas Cairan
Jenis bahan juga mempengaruhi teknik evaporasi yang digunakan. Seperti halnya
pada pembuatan sari buah yang sangat pekat yang cepat sekali meningkat
viskositasnya ketika dipanaskan, sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk
menurunkan kekentalannya misalnya dengan menggunakan teknik ultrasonic.
Sebagian jenis makanan ada yang mengandung komponen yang sangat korosif
terhadap permukaan alat penukar panas, sehingga sebaiknya menggunakan bahan dari
stainless steel dalam pembuatan alat evaporasi (Wirakartakusumah, 1989). Makin
tinggi viskositas cairan, tingkat sirkulasi akan menurun, sehingga menurunkan
koefisien transfer panas. Hal ini akan menghambat proses penguapan. Selama proses
evaporasi viskositas larutan akan mengalami kenaikan karena meningkatnya
konsentrasi.
Zjay_art@yahoo.co.id Page 10
5. Adanya kerak
Selama proses evaporasi adanya padatan yang tersuspensi dalam cairan akan
menimbulkan kerak pada evaporator. Adanya kerak tersebut menyebabkan koefisien
transfer panas mengalami penurunan sehingga proses penguapan terhambat.
5. Contoh tentang diagram kelarutan zat padat
Grafik 1 menggambarkan adanya hubungan antara kelarutan zat padat dengan
temperatur. Pada umumnya, kelarutan zat padat berbanding lurus dengan temperatur.
Zat padat dalam larutannya akan memiliki kelarutan yang tinggi bila diberikan
suasana dengan temperatur yang tinggi. Hal ini dikarenakan, di saat temperatur
pelarutnya dinaikkan, kristal ion pada zat padat akan meleleh sehingga larut dalam
larutan.
Pada grafik dijelaskan data hubungan antara temperatur dengan kelarutan zat padat
dengan 7 contoh garam. Semaikin tinggi temperatur larutan, semakin besar pula
kelarutan zat padat pada larutannya. Di antara ketujuh contoh tersebut, pengecualian
untuk garam Ce
2
(SO
4
)
3
. Pada garam Cerillium sulfat [Ce
2
(SO
4
)
3
(aq)] , kelarutan akan
menurun hingga temperatur 30C hingga akhirnya menjadi stabil.
Di antara ketujuh garam yang ada, garam Natrium nitrat (NaNO
3
) dan kalium klorida
(KCl) yang kelarutannya naik secara stabil bersamaan dengan naiknya temperatur.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya garis linier pada grafik. Kelarutan garam Kalsium
klorida (CaCl
2
), Kalium nitrat (KNO
3
), Kalium dikromat (K
2
Cr
2
O
7
), Kalium klorat
(KClO
3
), dan Cerillium sulfat [Ce
2
(SO
4
)
3
] naik secara tidak stabil bersamaan dengan
kenaikan temperatur. Kenaikan tersebut dilihat dari garis grafik yang tidak linier.
Garam Kalium nitrat (KNO
3
) merupakan garam yang kenaikan kelarutannya paling
tajam di antara garam-garam yang lain. Hal ini dapat dilihat dari gradient atau garis
lengkung kelarutannya yang memiliki kemiringan paling tajam. Sedangkan Kalium
klorida (KCl), kenaikan kelarutanya yang paling lambat di antara garam-garam yang
lain.
Pada suhu 0C, kelarutan Ce
2
(SO
4
)
3
(aq) sebesar 20 g dalam 100g air.
Pada suhu 0C, kelarutan KClO
(aq) sebesar 5 g dalam 100g air.
Pada suhu 0C, kelarutan K
2
Cr
2
O
7
(aq) sebesar 7 g dalam 100g air.
Pada suhu 0C, kelarutan KCl
(aq) sebesar 28 g dalam 100g air.
Pada suhu 0C, kelarutan KNO
3
(aq) sebesar 12 g dalam 100g air.
Pada suhu 0C, kelarutan CaCl
2
(aq) sebesar 58 g dalam 100g air.
Pada suhu 0C, kelarutan NaNO
3
(aq) sebesar 72 g dalam 100g air
Zjay_art@yahoo.co.id Page 11
7. Untuk mendapatkan gula yang bersih,air tebu perlu di filtrasi,proses dan jenis
alat yang di gunakan.
DOOR CLARIFER : Berfungsi sebagai proses pemisahan kotoran kotoran yang terdapat
dalam nira serta tempat terbentuknya pengendapan secara sempurna.Prinsip kerjanya
berdasarkan perbedaan kerapatan antara floc-floc yang memiliki ukuran berbeda.
ROTARY VACUM FILTER : Berfungsi sebagai memisahkan padatan (blotong) dengan
nira jernih. Prinsip kerjanya berdasarkan perbedaan suhu di luar drum.
MUD FEED MIXER : Sebagai mencampur nira kotor dengan ampas halus yang
kemudian di filtrasi ke rotary vacuum filter.
CLEAR JUICE DSM SCREEN : Berfungsi untuk menyaring kotoran yang masih ada
dalam nira encer dari proses pengendapan sebelum di panaskan.
Jakarta, 25 mei 2014
Sekertaris,
( Yurivatul )
Ketua Kelompok,
( Zainuri )
Mengetahui
Dosen pengajar,
(Alvika metasari)
ST. Chem Eng
Bukan tentang Apakah tugas selesai atau tidak, tetapi bagaimana kita
bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan dari tugas yang kita kerjakan
- Zjay_art@yahoo.co.id
TRIMAKASIH ATAS PARTIPASINYA