Anda di halaman 1dari 55

MIKROBIOLOGI

Kuliah 2
1
Berdasarkan terapan aplikasi bidang ilmunya:
Mikrobiologi Farmasi
M. Industri
M. lingkungan
M. Kesenjataan/ pertahanan
M. Pangan/ makanan
M. Kedokteran
M. kelautan
M. Tanah
dll
2
Cabang ilmu mikrobiologi
Berdasarkan MO :
Bakteriologi
Virologi
Mikologi
Protozoologi
Arkea
Alga

3
Klasifikasi Mikroorganisme
Fungsi: untuk memudahkan kita mengenali &
mengetahui sifat-sifat MO
1735: Carolus Linnaus : sistem binomial
nomenclatur
Suatu spesies diberi dengan dua nama
Escherichia coli
Genus spesies
huruf awal kata pertama besar, huruf awal
kata kedua kecil ditulis miring
4
Nama spesies didasarkan pada:
Nama penemu : Escherichia coli
Bentuk organisme
Identitas dari habitat atau tempat tinggal
spesies
Contoh: Staphylococcus aureus
5
Staphylococus aureus.
anggur, Coccus, keemasan
6
Taksonomi MO
Klasifikasi dan identifikasi mikroorganisme
juga mengikuti C. Linnaus, binomial system,/
nomenclatur, dua nama.
Sistematika dalam biologi modern banyak
menggunakan sistematika yang ditulis oleh
D.H Bergey ketua panitia penyusun buku
sistematika bakteri, : buku bernama Bergey
s manual of determinative bacteriology.

7
Sistem klasifikasi menurut
bergey
protophyta
spermatophyta
pteridophyta bryophyta
thallophyta
Dunia tumbuhan
8
Schizophyceae(Ganggan
g biru
Skizomycetes (
bakteri dan bentuk-
bentuk serupa) 10
ordo
Microtatobiotes(
virus dan
ricketsia
Protophyta dibagi 3 kelas
9
Contoh penggolongan bakteri
Kingdom : Procaryote
Divisio : Bacteria
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus circulans

10
Bakteriologi
Ilmu yang mempelajari tentang bakteri
Sitologi
Morfologi
Genetika
Pertumbuhan dan perkembangan
Nutrisi , metabolisme


11
SITOLOGI bakteri
Ukuran bakteri sangat
kecil berkisar antara 0,5-5m.
Bakteri terbesar yang pernah
ditemukan adalah
Thiomargarita
dengan lebar mencapai
750m
(0,75 mm) yang membuatnya
bisa terlihat dengan mata
telanjang.


12
Sel bakteri termasuk
golongan prokaryot
Beda prokaryot dan eukaryot apa?

Sel prokaryot strukturnya lebih sederhana
Tidak memiliki membran inti sel
Materi genetik (DNA) sel tidak terstruktur
dalam bentuk nukleus, tetapi dalam ben tuk
nukleoid yg diselubungi oleh membran
plasma

13
Struktur sel bakteri ada 3

1.Struktur luar/ eksternal
meliputi glikokaliks, flagel , fimbria dan dan pili
(gambar 2.5, halaman 15, M. Raji)
2. Struktur dinding sel
mempunyai peptidoglikan/murein
gambar 2.1-2.2, halaman 15, M. Raji)
3. Struktur dalam sel

14
Struktur luar sel bakteri
1. flagel,
Bgn bakteri yg berbentuk seperti benang dgn
diameter 12-30 nm, umumnya mgdg protein
flagellin
Berdasarkan keberadaan flagel di ujung sel
bakteri :
1. monotrik : 1 flagel pd bgn ujung
2. Ampitrik : 1 atau lebih pd kedua bgn ujung
3. Lofotrik : lebih dr 1 di satu bgn polar sel bakteri
4. Peritrik : tersebar di seluruh bgn sel


15
2. fimbria dan pili
Fimbria : terdapat di seluruh permukaan sel
fungsi : adhesi bakteri pd host/ inang
contoh: pd Neisseria gonorrhoeae
pili : organ tambahan yg lebih pendek
seperti benang, lebih kecil, lbh lurus dr flagel,
biasanya hanya 1, fungsi untuk menempel /
bukan alat pergerakan.
Pili lebih panjang dari fimbria, berperan juga
utk transfer materi genetik DNA) : pili seks.
16
3. Glikokaliks
Selubung gula yg menutupi tubuh bakteri
Mengandung polisakarida & polipeptida
Dibuat di bgn internal sel, dikeluarkan ke bgn
eksternal.
Jika terstruktur dan menempel dgn kuat pada
dinding sel bakteri maka di sebut kapsul/
selubung bakteri.
Identifikasi kapsul bisa dilakukan dengan
pewarnaan negatif.
17
Contoh Bacillus anthracis

18
Bentuk:
Bola/kokus

Batang/basilus

Spiral/spirilum

Koma/vibrio
19
Pembagian kokus :
konfigurasinya

Monokokus
Diplokokus
Streptokokus
Stafilokokus
Tetrad
Kubus/sarsina
20
Penataan Basilus
Monobasilus
Diplobasilus
Sterptobasilus
Bentuk pagar
Bentuk roset
Bentuk V, X, Y
Bentuk endospora

21
Penataan spiral
Spiroketa
Spirilum

Penataan koma:
koma
22
Lanjutkan struktur dinding sel
23
Struktur utama bakteri
Dinding sel
Membran plasma
Sitoplasma
Badan nukleus/badan inti
Mesosom
Ribosom
Granula
Flagela
Pili


24
Struktur Sel bakteri: 3

Struktur luar.
a) Flagela
b) PiliKapsul
c) Selongsong
d) Tangkai/apendiks

Struktur dalam:
o Sitoplasma
o Badan nukleus/badan inti
o Mesosom
o Ribosom
o Granula
Struktur dinding sel : terdiri dari peptidoglikan


25
Bakteri berdasarkan Sporanya
1. Eksospora :
Spora yang dihasilkan di luar sel vegetatif
2. Endospora:
Spora yang dihasilkan di dalam sel

Letak spora :
1. vegetatifSentral/tengah
2. Terminal/ujung
3. Subterminal/dekat ujung



26
Bentuk endospora
Spora eliptikal


Spora berbentuk bola


Sopora ovoid/oval

27
Dinding sel bakteri
Letak di bawah kapsul, di luar membran
sitoplasma.

Fungsi penutup dan permeabilitas.

Komposisi kimiawi : peptidoglikan, asam tekoat,
polisakarida, lipid, protein.

28
Perbedaan Komposisi dinding sel
bakteri : 2
1. Bakteri Gram? positif.


2. Bakteri Gram negatif.
3. lihat video :

29
Ciri Ciri bakteri gram
positif
a. Struktur dinding sel tebal (15 80 nm) dan
berlapis tunggal.
b. Komposisi kimiawi : kandungan lipid rendah (1 -
4 %), peptidoglikan lapis tunggal (>50%), asam
tekoat.
c. Kerentanan terhadap penisilin lebih rentan
(peka).
d. Pertumbuhan dihambat oleh zat-zat warna
dasar (misal ungu kristal)

30
Ciri - ciri bakteri gram
positif
e. Persyarataan nutrisi relatif rumit pada
banyak spesies.
f. Resistensi terhadap gangguan fisik lebih
resisten (tahan).
g. Reaksi terhadap pewarna primer atau ungu
kristal iodium dapat menahan sampai akhir
prosedur (sel tampak biru gelap/ungu).

31

32
Ciri-ciri bakteri gram
negatif
a. Dinding sel tipis (10-15 nm) berlapis tiga (multi).
b. Kandungan lipid tinggi : peptidoglikan (10%
berat kering), tidak ada asam tekoat.
c. Kerentanan terhadap penisilin kurang rentan.
d. Pertumbuhan tidak begitu dihambat oleh zat
warna dasar.

33
Ciri-ciri bakteri gram
negatif
e. Persyaratan nutrisi relatif sederhana.
f. Resistensi terhadap gangguan fisik kurang
resisten
g. Kehilangan kompleks warna ungu kristal pada
waktu dicuci alkohol terwarnai pewarna
tandingan safranin (sel tampak merah muda).
34
Pewarnaan Gram
Gram negatif Gram positif
35
Gram stain
The Gram stain (named after Christian Gram
Danish scientist and physician, 18531938) is
the most useful and widely employed
differential stain in bacteriology.

It divides bacteria into two groups, gram
negative and gram positive.
36
The gram stain is the most widely used staining
procedure in bacteriology.
It is called a differential stain since it
differentiates between gram-positive and gram-
negative bacteria.
Bacteria that stain purple with the gram staining
procedu re are termed gram-positive;
those that stain pink are said to be gram-
negative.
The terms positive and negative have nothing to
do with electrical charge, but simply designate
two distinct morphological groups of bacteria.

37
The gram staining procedure involves four
basic steps:

1. The bacteria are first stained with the basic
dye crystal violet.
Both gram-positive and gram-negative
bacteria become directly stained and appear
purple after this step.
38
2. The bacteria are then treated with gram's
iodine solution.
This allows the stain to be retained better by
forming an insoluble crystal violet-iodine
complex.
Both gram-positive and gram-negative
bacteria remain purple after this step.

39
3.Gram's decolorizer, a mixture of ethyl
alcohol and acetone, is then added.
This is the differential step.
Gram-positive bacteria retain the crystal
violet-iodine complex while gram-negative
are decolorized.

40
4. Finally, the counterstain safranin (also a
basic dye) is applied.
Since the gram-positive bacteria are already
stained purple, they are not affected by the
counterstain.
Gram-negative bacteria, that are now
colorless, become directly stained by th e
safranin.
Thus, gram-positive appear purple, and gram-
negative appear pink.

41
Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil Pewarnaan Gram:
1. Teknik pengerjaan yang salah.
Terlalu lama (Overheating) selama proses fiksasi.
Terlalu banyak penggunaan alkohol pada tahap
decolorization (pencucian zat warna kristal violet)
Terlalu banyak penggunaan air pada tahap
pencucian
Ini menyebabkan bakteri Gram positif tidak
terwarnai dan tidak membentuk kompleks crystal
violet-iodine
42
2. Umur kultur yang digunakan.
Kultur yang berumur lebih dari 24 jam akan
kehilangan kemampuan untuk diwarnai dengan
kompleks crystal violet-iodine
3. Bakteri itu sendiri
Beberapa bakteri Gram positif susah diwarnai
dengan kompleks crystal violet-iodine .

43
Bahan dan alat
Bahan :
Kultur bakteri
Larutan kristal violet
Grams iodine
2 g potassium iodide in 300 ml distilled water plus
1 g iodine crystals)
95% ethanol and/or isopropanol-acetone
mixture (3:1 v/v)
safranin
44
Alat :
clean glass slides ( kaca objek)
inoculating loop (jarum Ose)
Bunsen burner (lampu spiritus)
bibulous paper (kertas saring)
microscope
lens paper and lens cleaner
immersion oil ( minyak immersi)

45
PROCEDURE

1. Heat-fix a smear of a mixture of the
bacterium as follows:
a. Using the dropper bottle of distilled water
found in your staining rack, place a small
drop of water on a clean slide by touching
the dropper to the slide

46
b. Aseptically remove a small amount of
Staphylococcus epidermidis from the agar
surface and mix it generously with the water.
Flame the loop and let it cool.
Now aseptically remove a small amount of
Escherichia coli and sparingly add it to the
water.
Flame the loop and let it cool
47
c. Using the loop, spread the mixture over
the entire slide to form a thin film
d. Allow this thin suspension to completely
air dry
e. Pass the slide (film-side up) through the
flame of the bunsen burner 3 or 4 times to
heat-fix

48
2. Stain with Hucker's crystal violet for one
minute.
Gently wash with water.
Shake off the excess water but do not blot
dry between steps.
3. Stain with gram's iodine solution for one
minute and gently wash with water.


49
. Decolorize by adding gram's decolorizer
drop by drop until the purple stops flowing.
Wash immediately with water.
5. Stain with safranin for one minute and
wash with water.
6.Blot dry and observe using oil immersion
microscopy


50
Gambar Mikroskop
51
52
53
Sistem Kerja Antibiotika
Antibiotika pada prinsipnya bekerja pada tiga area pada kuman yaitu
pada dinding sel,
pada membrane sel, pada proses pembentukan protein
yaitu proses centra dogma.

1. Penghambatan pada sintesis dinding sel

Sintesis dinding sel berupa sintesis peptidoglikan yang menjadi unsur dinding sel bakteri.
Proses ini diawali dari subunit dinding yang dibawa melintasi membran sitoplasma dan
akhirnya dimasukkan dalam molekul peptidoglikan yang sedang berkembang.
Secara terperinci proses ini terbagi dalam tiga tahapan, yaitu:

a. Biosintesis molekul prekusor dengan berat ringan pada sitoplasma.
Antibiotika yang bekerja pada titik ini adalah Fosfomycin, cycloserine

b. Transfer subunit nukleotida prekusor ke peptidoglikan yang sedang berkembang dan
bergabung ke substrat dinding sel.
Antibiotika yang bekerja pada proses Transfer subunit nukleotida prekusor ke peptidoglikan
yang sedang berkembang adalah Bacitracin.
Antibiotika yang bekerja pada proses bergabung ke substrat dinding sel adalah
Glycopeptides (vancomycin dan teicoplanin)

c. Polimerisasi subunit ke peptidoglikan baru.
54
Tugas
Studi literatur : contoh contoh
antibiotik yang bekerja pada
dinding sel
dan membran sitoplasma

Bersambung
terimakasih
55

Anda mungkin juga menyukai