Transplantasi Autologus Sel Punca untuk Penyakit Autoimun: Hasil Sebuah Studi Cohort
Ditulis oleh dr Mulia , dr Okki SpPD
Rabu, 14 April 2010 08:48 Penyakit autoimun yang mana diderita oleh 5-8% penduduk di dunia, menyumbangkan angka morbiditas jangka pendek maupun jangka panjang dan mortalitas yang bermakna. Meskipun terapi imunosupresan konvensional dan agen biologi baru dapat mengontrol penyakit autoimun berat, modalitas pengobatan ini jarang bersifat kuratif. Penyakit autoimun sistemik berat seperti multiple sclerosis (MS), systemic sclerosis (SSc), rheumatoid arthritis (RA), systemic lupus erythematosus (SLE), juvenile idiopathic arthritis (JIA), hematologic immun cytopenia (HIC), dan penyakit Crohn sulit diobati; oleh karena itu, dibutuhkan strategi pengobatan lain. Sejak tahun 1996, transplantasi autologus sel punca telah dilakukan untuk pengobatan penyakit autoimun berat yang refrakter terhadap pengobatan konvensional. Secara singkat, penderita autoimun dapat dipertimbangkan untuk transplantasi sel punca, jika: (i) penyakit mereka cukup berat menyebabkan meningkatnya resiko kematian atau disabilitas lanjut dan ireversibel, (ii) penyakit tersebut sudah tidak respons terhadap pengobatan konvensional, dan (iii) transplantasi sel punca dapat dilakukan sebelum kerusakan organ irreversibel, sehingga manfaat klinis yang bermakna dapat dicapai. Sampai Januari 2009, European Group for Bone and Marrow Transplantation (EBM) Registry telah mencatat 1000 tindakan transplantasi sel punca pada penderita penyakit autoimun, 350 tindakan telah dilaporkan ke US Bone Marrow Transplantation Registry, dan lainnya juga dilaporkan di Asia. Gratwohl dkk. pada tahun 2003 melaporkan kesintasan dini, mortalitas yang berhubungan dengan transplantasi, dan respons penyakit setelah transplantasi autologus sel puncah untuk penyakit autoimun diantara 473 pasien pertama EBMT Registry. Sejak itu, paradigma pengobatan penyakit autoimun telah berubah, sementara itu publikasi yang berfokus pada SSc, MS dan SLE telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Oleh karena itu, Farge dkk. melakukan studi cohort untuk meneliti hasil jangka panjang dari pasien-pasien yang pernah dilaporkan sebelumnya dan juga kasus-kasus baru yang menjalani transplantasi autologus sel punca untuk pertama kalinya yang tercatat di EBMT Registry antara tahun 1996 dan 2007. Tujuan utama dari penelitian ini adalah kesintasan (survival) rata-rata, kesintasan bebas-progresi (progression-free survival), dan mortalitas yang berhubungan dengan transplantasi dalam 100 hari pertama. Dalam studi ini, 900 pasien dengan penyakit autoimun berat yang menjalani transplantasi autologus sel punca untuk pertama kalinya (64% pasien perempuan, usia rata-rata pasien 35 tahun) di 172 institusi di 27 negara. Penyakit autoimun utama yang diderita adalah MS (345 pasien), SSc (175 pasien), RA (89 pasien), SLE (85 pasien), JIA (65 pasien), dan HIC (37 pasien). Kesintasan 5-tahun rata-rata untuk semua pasien adalah 85%; dimana untuk MS, SSc, RA, SLE, JIA, dan HIC berturut-turut adalah 92%, 76%, 94%, 76%, 82% dan 80%. Untuk kesintasan bebas-progresi rata-rata adalah 43%; dimana untuk MS (45%), SSc (55%), RA (18%), SLE (44%), JIA (52%), dan HIC (34%). Dengan analisa multivariate, kematian dalam 100 hari pertama yang berhubungan dengan transplantasi (sebesar 5%) secara bermakna berhubungan dengan pengalaman pusat transplantasi dan jenis penyakit autoimun; dimana infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak (45.7%). Tidak didapatkan pengaruh yang bermakna atas teknik transplantasi. Usia pasien dibawah 35 tahun, transplantasi yang dilakukan setelah tahun 2000, dan jenis penyakit autoimun secara bermakna berhubungan dengan kesintasan bebas- progesi. Hasil penelitian cohort yang terbesar ini menunjukkan bahwa transplantasi autologus sel punca dapat menginduksi remisi yang berkepanjangan lebih dari 5 tahun pada pasien penyakit autoimun yang refrakter terhadap pengobatan konvensional. Jenis penyakit aoutoimun merupakan faktor penentu yang paling berhubungan dengan keluaran (outcome) dibanding teknik transplantasi. Data-data hasil penelitian ini juga mendukung studi fase III yang sedang berjalan dan direncanakan untuk mengevaluasi peranan transplantasi autologus sel punca dalam strategi pengobatan penyakit autoimun yang berat.
(Haematologica. 2010;95:284-292) Ditulis oleh dr. Mulia , dr. Okki Ramadian SpPD