Anda di halaman 1dari 6

Karet Alam

Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh di bawah
karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat
digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit
ditandingi oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam
dibanding karet sintetis adalah:
- Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,
- Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah,
- Mempunyai daya aus yang tinggi,
- Tidak mudah panas, dan
- Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan.
Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai
zat kimia dan harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil.
Di bawah ini disajikan keterangan mengenai jenis-jenis karet di atas beserta standar
mutunya:
1. Bahan Olah karet
Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari
pohon karet Hevea brasiliensis. Beberapa kalangan menyebut bahan olah karet bukan
produksi perkebunan besar, melainkan merupakan bokar ( bahan olah karet rakyar ) karena
biasanya diperoleh dari petani yang mengusahakan kebun karet.
Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 macam : Lateks kebun,
sheet angin, slab tipis, dan lump segar.
a. Lateks kebun
Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan
getah ini belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan
pemantap. Lateks kebun yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
- Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh.
- Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun atau kayu.
- Tidak bercampur dengan bubur lateks, air, ataupun serum lateks.
- Warna putih dan berbau karet segar.
- Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2
mempunyai kadar karet kering 20%.

b. Sheet angin
Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan
digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi.
Sheet angin yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Harus ada penggilingan pada gumpalan lateks untuk mengeluarkan air atau serumnya.
- Gilingan kembang digunakan sebagai gilingan akhir.
- Kotoran tidak terlihat.
- Dalam penyimpanan tidak boleh terkena air atau sinar matahari langsung.
- Sheet angin mutu 1 mempunyai kadar karet kering 90% dan sheet angin mutu 2 memepunyai
kadar karet kering 80%.
c. Slab tipis
Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan
dengan asam semut. Slab tipis yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Tidak terdapat campuran gumpalan yang tidak segar.
- Air atau serum harus dikeluarkan entah dengan cara digiling atau dikempa.
- Tidak terlihat adanya kotoran.
- Selama disimpan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.
- Tingkat ketebalan pertama 30 mm dan tingkat ketebalan kedua 40 mm.



d. Lump segar
Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun
yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung. Lump segar yamg baik harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut,
- Tidak terlihat adanya kotoran.
- Selama penyimpanan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.
- Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar mutu 2 mempunyai
kadar karet kering 50%.
- Tingkat ketebalan pertaman 40 mm dan tingkat ketebalan kedua 60 mm.

2. Karet Alam Konvensional
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. Jenis itu
pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Menurut buku Green Book,
Karet alam konvensional dimasukkan dalam beberapa golongan mutu. Daftar yang dibuat
Green Book ini merupakan pedoman pokok para produsen karet alam konvensional di
seluruh dunia.
Jenis-jenis karet alam olahan yang tergolong konvensional beserta standar mutunya
menurut Green Book adalah sebagai berikut:
a. Ribbed smoked sheet
Ribbed smoked sheet atau biasa disingkat RSS adalah jenis karet berupa lembaran sheet
yang mendapat proses pengasapan dengan baik. Ribbed smoked sheet terdiri atas beberapa
kelas seperti di bawah ini.
X RSS
Mutu nomor 1 dari semua jenis RSS adalah X RSS. Karet yang dihasilkan betul-betul
kering, bersih, kuat, bagus, dan pengasapannya merata. Cacat, noda-noda, karet, melepuh,
dan tercampur pasir atau benda-benda kotor tidak boleh ada. Juga tidak diperkenankan
terdapat garis-garis bekas oksidasi, sheet lembek, suhu pengeringan terlampau tinggi,
pengasapan berlebihan, terbakar, dan warnanya terlalu tua. Gelembung kecil seukuran kepala
jarum pentul boleh terdapat, tetapi harus tersebar merata.
RSS 1
Kelas ini masih di bawah kelas X RSS. Sheet yang dihasilkan kriterianya hampir sama.
Hasilnya benar-benar kering, bersih, kuat, bagus, tidak cacat, tidak berkarat, tidak melepuh,
serta tidak ada benda-benda yang mengotorinya, Jenis RSS 1 tidak boleh ada garis-garis
karena pengaruh oksidasi, sheet lembek, suhu pengeringan terlalu tinggi, belum benar-benar
kering, pengasapan berlebihan, warna terlalu tua, serta terbakar. Bila terdapat gelembung-
gelembung kecil seukuran kepala jarum pentul, asalkan letaknya tersebar merata, masih
diperkenankan.
b. White crepe dan pale crepe
Jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih atau muda. White crepe dan pale crepe
juga ada yang tebal dan tipis. Standar mutu untuk kelas-kelas white crepe dan pale crepe
adalah sebagai berikut.
No. 1 X thin white crepe
Karet harus kering, kokoh, warnanya merata, dan benar-benar putih. Jenis ini tidak
menerima luntur, bau asam atau bau yang tidak enak, debu, noda-noda, pasir atau benda-
benda asing lain, minyak atau bintik-bintik lain, dan bekas-bekas oksidasi atau panas.
No. 1 X thin pale crepe
Karet harus kering, kokoh, pewarnaannya rata, dan berwarna muda. Luntur, bau asam
atau bau yang tidak enak, debu, noda-noda, pasir atau benda-benda asing lain, minyak atau
bintik-bintik lain, dan bekas oksidasi serta panas tidak diperbolehkan.

c. Estate brown crepe
Jenis ini merupakan crepe yang berwarna cokelat. Disebut estate brown crepe karena
banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate. Jenis ini juga dibuat dari
bahan yang kurang baik atau jelek seperti yang digunakan untuk pembuatan off crepe serta
dari sisa lateks, lump atau koagulum yang berasal dari prakoagulasi, dan scrap atau lateks
kebun yang sudah kering di atas bidang penyadapan.
d. Compo crepe
Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-
potongan sisa dari RSS, atau slab basah. Untuk pembuatan compo crepes, scrap tanah tidak
boleh digunakan.

3. Lateks pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran
atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual di pasaran ada yang di buat melalui proses
pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks.
Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan
bermutu tinggi.


4. Karet bongkah atau block rubber
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi
bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna
muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.

5. Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu
teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan oleh sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian fisual
yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe, maupun lateks
pekat tidak berlaku untuk jenis yang satu ini. Persaingan karet alam dengan karet sintetis
merupakan penyebab timbulnya karet spesifikasi teknis.

6. Tyre rubber
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah
jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang
yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya. Dibandingan dengan karet konvensional,
tyre rubber adalah bahan pembuat yang lebih baik untuk ban atau produk karet lain. Tyre
rubber juga memiliki kelebihan, yaitu daya campur yang baik sehingga mudah digabungkan
dengan karet sintetis.

7. Karet reklim atau reclaimed rubber
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama
ban-ban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya, boleh dibilang karet reklim
adalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir.
Biasanya karet reklim banyak digunakan sebagai bahan campuran sebab
bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik.
Produk yang dihasilkan juga lebih kukuh dan tahan lama dipakai.
Kelemahan karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan sesuai dengan
sifatnya sebagai karet bekas pakai. Itulah sebabnya karet reklim kurang baik digunakan untuk
membuat ban.
(Ridha, 2011)
Produk karet alam
1. Ban
Bahan baku karet alam sangat diperlukan untuk proses pembuatan produk-
produk industri hilir karena tidak dapat tergantikan 100% oleh karet sintetis yang
karakteristiknya banyak kelemahannya dibandingkan dengan karakteristik karet alam.
Begitu juga dalam pembuatan ban kendaraan tetap memerlukan bahan baku karet
alam dengan perbandingan bahan campuran karet alam dan karet sintetis menurut
jenis ban sebagai berikut : (1) ban motor membutuhkan 45% karet alam dan 55%
karet sintetis; (2) ban mobil penumpang membutuhkan 45% karet alam dan 55%
karet sintetis; (3) ban truk membutuhkan 50% karet alam dan 50% karet sintetis; (4)
ban mobil balap membutuhkan 35% karet alam dan 65% karet sintetis, tetapi setelah
FIA (Federation International Automobile/federasi otomotif internasional)
mewajibkan penggunaan ban dari karet alam sebagai standar dalam balap mobil
Formula 1, saat ini ban mobil balap lebih banyak diproduksi dari 100% karet alam;
(5) ban kendaraan off the road (giant/earthmover) membutuhkan 80% karet alam dan
20% karet sintetis; dan (6) ban pesawat terbang dibuat dari 100% karet alam (Balittri,
2014)

2. Perekat sepatu
Saat ini, perekat yang digunakan untuk sepatu kanvas adalah kompon lateks
alam yang divulkanisasi adanya belerang. Cara membuat kompon lateks ini
adalah,lateks pekat dicampur dengan dispers belerang (bahan vulkanisator), seng
oksida (bahan penggiat belerang), ZDBC (seng dietil ditio karbamat sebagai bahan
pemercepat), kemudian dipanaskan dalam suhu 400C selama 24-48jam.Kompon yang
sudah dipanaskan dapat disimpan dalam ruang dengan suhu 25-300C selama1-2
minggu (Utama, 2002)





Daftar pustaka

Balittri Litbang, 2014. Keunggulan Karet Alam Dibanding Karet Sintetis.
http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/component/content/article/49-
infotekno/182-keunggulan-karet-alam-dibanding-karet-sintetis. Diakses pada 30
Oktober, 2014.
Ridha, Rizky. 2011. Jenis Jenis Karet Dan Manfaatnya.
http://riskyridhaagriculture.blogspot.com. Diakses pada 30 Oktober, 2014.
Utama, Marga.dkk. 2002. Studi Produksi Perekat Untuk Sepatu Kanvas Dari
Kopolimer Lateks Karet Alam Metil Metakrilat (Nrl-G-Pmma). BATAN :Puslibang
Teknologi Isotop Dan Radiasi (P3TIR).

Anda mungkin juga menyukai