Placenta

Abnormal shape and implantation

1. Multiple placenta and single fetus
Bottom point Placenta is separated into lobes.
Kalau pemisahan jadi lobusnya tidak menyeluruh dan pembuluh darah fetus tersebar
dari satu lobus ke lobus yang lain sebelum menyatu jadi tali pusat disebut placenta
bipartite atau bilobata.
Sementara itu, kalau dua atau tiga lobus terpisah menyeluruh, dan pembuluh darah
fetus juga tidak menyatu, disebut placenta duplex atau triplex.
2. Succenturiate lobes
Bottom point accessory lobes
Bisa satu atau lebih, tumbuh pada jarak tertentu dari peripheral plasenta utama, namun
biasanya memiliki koneksi pembuluh darah ke fetus.
3. Extrachorial placentation
Bottom point chorionic plate lebih kecil daripada basalic plate. Jadi ada bagian
plasenta yang tidak tertutup.
Circumvallate (kiri) ada central depression yang dikelilingi ring berwarna putih
keabuan. (lihat bagian decidua vera ada membrane fold)
Circummarginate (kanan) tidak ada central depression. (lih. Bagian decidua tidak
ada membrane fold ke tengah seperti pada circumvallate).

4. Placenta Accreta, Increta, Percreta

Bottom point abnormally firm adherence to the uterine wall.
Plasenta akreta disebabkan tidak adanya desidua basalis atau tidak sempurnanya
pembentukan Nitabuch/fibrinoid layer. Kalau tidak hanya menempel, tapi juga sudah
menginvasi myometrium, disebut plasenta Increta, kalau sudah menembus
myometrium disebut plasenta Percreta.
Komplikasi termasuk perdarahan, perforasi uterus, infeksi.
5. Marginal Umbilical Cord Insertion
Cord insertion in placental margin disebut Battledore placenta.
6. Placental Abruption
Bottom point terpisahnya plasenta dari situs implantasi sebelum kelahiran
(premature abruption of implanted placenta before delivery).
Disebut juga abruptio placentae.
7. Placenta previa

Mirip dengan placental abruption, tapi bedanya, kalo plasenta previa situs
implantasinya memang sudah salah, yaitu di dekat atau di dalam cervical internal
ostium. Derajatnya total, partial, marginal, low-lying.