Anda di halaman 1dari 1

Kelompok 1 :

Angie Ester (1206214513) Muhammad Dzarin Fadhilah (1306414715) Rangga Yodi (1206254435)
Utari Indriani (1206267223) Vembria Ferini (1206214646)

1
Berdasarkan artikel It Is Developmental Me, Not Generation Me: University of Illinois, Urbana-Champaign,
Champaign, IL Correspponding Author : Brent W. Roberts, Department of Psychology, University of Illinois.

Millenials Are More Narcissistic?
Kasus yang dibahas berkaitan dengan pandangan beberapa orang yang menganggap bahwa
generasi milenia, atau yang disebut dengan millenials, memiliki tingkat narsisisme yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Fenomena ini didasari oleh mulai tergesernya penggunaan
kata kita dan lebih sering digantikan dengan saya/aku. Hal ini diduga menunjukkan bahwa generasi
milenia cenderung lebih banyak memikirkan dan mencintai dirinya sendiri sehingga dikhawatirkan dapat
berimbas pada perilaku kerja yang lebih buruk daripada generasi sebelumnya. Hal itu bisa terjadi apabila
seseorang dengan narsisismenya menilai diri sendiri terlalu tinggi dan cenderung tidak bisa menerima
kritik atau tidak mau melakukan pekerjaan yang dianggap tidak selevel dengan kapasitasnya. Kelompok
kami lebih setuju dengan counterpoint yang menyatakan bahwa sebenarnya bukan generasi milenia yang
memiliki narsisisme yang berlebihan, tetapi manusia pada umumnya akan memiliki narsisisme yang
tinggi sewaktu mereka muda. Every generation is generation me.
1
Salah satu peneliti yang mendukung pandangan bahwa generasi muda cenderung lebih narsis
adalah Jean M. Twenge melalui artikelnya di New York Times. Twenge, melalui penelitiannya,
menunjukkan bahwa generasi muda sekarang jauh lebih narsis. Mereka cenderung mencintai dirinya
sendiri. Salah satu bukti yang bisa dilihat adalah fenomena selfie yang sekarang populer di seluruh
dunia dan jumlah operasi plastik yang semakin banyak dilakukan untuk mempercantik diri. Katy
Waldman, penulis di slate.com berpendapat bahwa apa yang dimaksud Twenge bisa jadi keliru karena
pengertian narsisisme bukan sekedar tentang kepercayaan diri yang terlalu tinggi. Kebutuhan aktualisasi
diri dan eksistensi memang dimiliki semua orang dan bukan hanya generasi sekarang saja. Apabila
mereka mengkhawatirkan penampilan mereka dan bagaimana pendapat orang tentang mereka, bukankah
itu hal yang wajar? Secara teknis, narsisime adalah suatu kebutuhan mendesak dalam diri seseorang untuk
dikagumi orang lain dan meyakini bahwa ia memiliki grandiose self-image. (Are Millenials Really
More Narcissistic, slate.com, Aug 8 2013, by Katy Waldman).
Menurut kelompok kami, pendapat bahwa generasi milenia lebih narsis tidak lepas dari faktor
perkembangan teknologi dan informasi. Kami berpendapat bahwa orang-orang beranggapan demikian
karena sehari-harinya ada ratusan ribu selfies, status facebook, tweets, dan lainnya yang beredar di media
sosial. Orang-orang generasi sebelumnya, yang sekarang sudah lebih dewasa, melihat hal-hal seperti ini
sebagai narsisisme berlebih. Narsisisme yang tinggi memang dapat mengganggu performa dalam bekerja.
Namun, pada kenyataannya, tidak semua generasi milenia memiliki performa kerja yang buruk akibat hal
ini. Kalaupun ada, hanya beberapa orang saja dan jumlahnya tidak cukup banyak untuk dijadikan bahan
generalisasi.
Kesimpulannya, narsisisme memang terlihat pada sebagian generasi milenia. Namun, tidak ada
yang bisa menjamin bahwa generasi sebelumnya tidak akan seperti ini apabila di masa mereka teknologi
sudah merajalela. Kami percaya bahwa narsisisme ada di setiap generasi di saat mereka berada pada usia
muda. Seiring bertambahnya usia, orang-orang akan semakin dewasa dan narsisismenya berkurang,
kemudian mereka akan berkomentar bahwa generasi muda zaman itu lebih narsis dari zaman mereka.
Kami setuju bahwa ini adalah sebuah siklus yang akan terus berputar dan tidak berhenti pada generasi
milenia saja.

Anda mungkin juga menyukai