Anda di halaman 1dari 111

BAB I

PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

1. Sejarah Pemerintahan

Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara lahir bersamaan dengan


Pembentukan Sulawesi Tenggara sebagai suatu Daerah Otonom yaitu pada
tanggal 27 April 1964. Provinsi ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 1964 Jo.Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang
Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Provinsi Daerah
Tingkat I Sulawesi Tenggara.
Wilayah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bekas
wilayah Afdeling Buton dan Laiwoi serta Ander Afdeling Kolaka yang sebelumnya
merupakan Afdeling Luwu Sulawesi Selatan. Nama Sulawesi Tenggara diambil
dari hasil Perjanjian Sultan Buton ke-6, yaitu La Elangi atau Dayanu Ikhsanuddin
dengan Kapten Apollonius Scotte mewakili Perusahaan Belanda (VOC) pada
tanggal 5 Januari 1613.
Administrasi pemerintahan pada saat Provinsi Sulawesi Tenggara lahir
terdiri dari 4 (empat) Kabupaten, yaitu (1) Kabupaten Kendari, (2) Kabupaten
Kolaka, (3) Kabupaten Buton dan (4) Kabupaten Muna.
Sampai tahun 2012 Admisnistrasi Pemerintah telah mencapai 10
Daerah Kabupaten dan 2 (dua) daerah kota. Daerah-daerah tersebut yaitu :
Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna,
Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi dan
Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Buton Utara,
sedang 2 Daerah kota yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau.

2. Letak Wilayah

Wilayah Pemerintahan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terletak


pada Daerah yang secara geografis terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi
dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Diantara pulau besar, yaitu Pulau Buton,
Pulau Muna, Pulau Kabaena dan Pulau Wawonii.
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tengah. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di Laut
Banda. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur di
Laut Flores, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di
Teluk Bone.
Secara Astronomi, wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di
sekitar khatulistiwa, yaitu antara 30 LS-60 LS dan 120045'BT-124006' BT.

3. Luas Wilayah

Wilayah yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Sulawesi


Tenggara memiliki luas kurang lebih 148.139,98 Km 2. Luasan ini didominasi oleh
perairan laut seluas 114.879 Km 2 atau sekitar 72 %,sedangkan wilayah daratan
hanya seluas 38.139,98 Km 2 atau sekitar 28 %. Provinsi Sulawesi Tenggara
termasuk Daearh Kepulauan. Pulau-Pulau yang ada di daerah ini berjumlah 124
pulau. Pulau besar diantara pulau-pulau yang ada, yaitu : Pulau Buton, Pulau
Muna, Pulau Wawonii dan Pulau Kabaena.

4. Penduduk

Jumlah Penduduk Sulawesi Tenggara pada Tahun 2010 tercatat


2.232.586 jiwa. Jumlah ini meningkat menjadi 2.277.020jiwa pada Tahun 2011.
Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara kurun waktu
Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011 tercatat 2 persen.

Tabel . Jumlah Penduduk Tahun 2009-2011.

Tahun
No.

Kabupaten/Kota

2009

2010

2011

1.

Kabupaten Muna

248.462.

268.277.

273.616

2.

Kabupaten Buton

284.627.

255.712.

260.801.

3.

Kabupaten Konawe

233.080.

241.982.

246.798.

4.

Kabupaten Kolaka

287.246.

315.232.

321.506.

5.

Kabupaten

244.046.

264.587.

269.853.

Konawe

selatan
6.

Kabupaten Bombana

111.481.

139.235.

142.006.

7.

Kabupaten Wakatobi

103.423.

92.995.

94.846.

8.

Kabupaten Kolaka Utara

118.386.

121.340.

123.755.

9.

Kabupaten

46.635.

51.533.

52.560.

Konawe

Utara
10.

Kabupaten Buton Utara

49.186.

54.736.

55.825.

11.

Kota Kendari

260.867.

289.966.

295.737.

12.

Kota Bau-Bau

130.862.

136.991.

139.717

2.118.300.

2.232.586.

2.277.020.

Jumlah

Data BPS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012.

5. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

.,

Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3, 4 dan 5

Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.


Struktur tersebut, meliputi :

A. Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah membawahi :


1. Asisten Ketataprajaan membawahi :
a. Biro Pemerintahan.
b. Biro Hukum.
c. Biro Kesra.
2. Asisten Ekonomi dan Pembangunan membawahi :
a. Biro Ekonomi.
b. Biro Administrasi Pembangunan.
c. Biro Humas dan PDE.
3. Asisten Administrasi membawahi :
a. Biro Keuangan.
b. Biro Umum
c. Biro Organisasi, Tatalaksana dan Kepegawaian.
B. Sekretariat DPRD
C. Lembaga Teknis Daerah :
1. Inspektorat Provinsi Sultra.
2. BAPPEDA Provinsi.
3. Badan Penanaman Modal Daerah.
4. Badan Lingkungan Hidup.
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB.
7. Badan Kesbang dan Linmas.
8. Badan Kepegawaian Daerah.
9. Badan Diklat.
10. Badan Penelitian dan Pengembangan.
11. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.

12. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.


13. Badan Ketahanan Pangan.
14. Badan Penanggulangan Bencana.
15. Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Sultra.
16. Rumah Sakit Umum Provinsi.
17. Rumah Sakit Jiwa Provinsi.
18. Satuan Polisi Pamong Praja.
19. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID).
20. Sekretariat Pengurus Korpri.
21. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum.

D. Dinas-Dinas Daerah :
1. Dinas Pendapatan dan Pengelola Asset Daerah.
2. Dinas Pekerjaan Umum.
3. Dinas Pertanian.
4. Dinas Perkebunan dan Holtikultura.
5. Dinas Kehutanan.
6. Dinas Kesehatan.
7. Dinas Pendidikan.
8. Dinas Perhubungan.
9. Dinas Kelautan dan Perikanan.
10. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
11. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah.
12. Dinas Sosial.
13. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
14. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
15. Dinas Pemuda dan Olahraga.
16. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

6. Tugas dan Fungsi Kepala Daerah

Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan
kewenangan yang terbatas, yaitu kewenangan yang bersifat lintas Kabupaten
dan Kewenangan lain yang belum atau tidak dapat dilaksanakan oleh pemerintah
Kabupaten/Kota serta kewenangan yang bukan politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, fiscal dan moneter serta agama.

Tugas Gubernur sebagai Wakil Pemerintah :


(1) Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil
Pemerintah di wilayah provinsi yang bersangkutan.
(2) Dalam kedudukannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernur
bertanggung jawab kepada Presiden.
Rincian kewenangan tersebut telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Kewenangan yang menjadi hak
dan tanggungjawab Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dikelompokkan
pada urusan wajib dan urusan pilihan. Rincian kewenangan tersebut, yaitu :

a. Urusan Wajib
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Kesehatan
3. Bidang Pekerjaan Umum
4. Bidang Perumahan
5. Bidang Penataan Ruang
6. Bidang Perencanaan Pembangunan
7. Bidang Perhubungan
8. Bidang Lingkungan Hidup
9. Bidang Pertanahan

10. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil


11. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
12. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
13. Bidang Sosial
14. Bidang Ketenagakerjaan
15. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
16. Bidang Penanaman Modal
17. Bidang Kebudayaan
18. Bidang Kepemudaan dan Olahraga
19. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persediaan
21. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22. Bidang Statistik
23. Bidang Kearsipan
24. Bidang Perpustakaan
25. Bidang Komunikasi dan Informatika
26. Bidang Ketahanan Pangan

b. Urusan Pilihan
1. Bidang Kelautan dan Perikanan
2. Bidang Pertanian
3. Bidang Kehutanan
4. Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral.
5. Bidang Pariwisata
6. Bidang Perindustrian
7. Bidang Perdagangan
8. Bidang Ketransmigrasian

7. Potensi Sumber Daya Alam.

a. Pertanian Tanaman Pangan


Secara umum total penggunaan tanah di Provinsi Sulawesi Tenggara
sampai dengan Tahun 2010 mencapai 3.814.000 Ha. Penggunaan tanah yang
terluas, yaitu hutan negara seluas 1.996.559 Ha. Tanah perkebunan seluas
628.769 Ha. Tanah yang sementara tidak diusahakan seluas 127.252 Ha.
Lahan yang lainnya 236.924 Ha. Lahan tanamankayu-kayuan seluas 157.902
Ha. Tanah tegal
seluas 213.767 Ha dan lahan yang paling sempit, yaitu kolam dan empang
seluas 30.909 Ha.
Potensi lahan sawah di Sulawesi Tenggara mencapai 111.710 Ha.
Sebagian besar lahan berpengairan seluas 109.087 Ha. Sawah tadah hujan
mencapai 24.446 Ha dan pasang surut mencapai 177 Ha. Lahan kering seluas
444 Ha, yang sementara ini belum diusahakan.

b. Perkebunan dan Holtikultura


Luas areal perkebunan dan holtikultura di Sulawesi Tenggara pada Tahun
2010 sekitar 580.205 Ha yang terdiri dari areal perkebunan seluas 450.928 Ha
dan areal holtikultura seluas 129.277 Ha yang meliputi :
Luas areal kakao sekitar241.433 Ha dengan produksi mencapai 145.818
ton.
Keberhasilan ini memposisikan Sulawesi Tenggara tetap sebagai Daerah
penghasil

kakao

terbesar

kedua

setelah

Sulawesi

Selatan.

Pola

pengusahaannya didominasi oleh perkebunan rakyat sekitar 93,13%


sedangkan sisanya merupakan areal perkebunan swasta Nasional yakni PT
perkebunan Ladongi dan PTP Nusantara XIV.
Luas areal jambu mete rakyat sekitar 119.011 Ha. Produksi jambu mete
pada tahun 2010 sekitar 15.952 ton(menurun jika dibanding dengan tahun
sebelumnya).

Luas areal kelapa sekitar 51.913 Ha dengan produksi sekitar 38.224 ton
(menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Sejak tahun 2003
telah dikembangkan pula areal kelapa sawit rakyat dan swasta nasional
dengan luas areal telah mencapai 3.402 Ha dan sekitar separuhnya telah
mulai menghasilkan buah.
Luas areal cengkeh sekitar 16.711 Ha dengan produksi 6.046 ton pertahun
dengan tingkat perkembangan meningkat jika dibanding tahun sebelumnya.
Luas areal lada sekitar 11.929 Ha dengan produksi sekitar 4.991 ton. Angka
ini meningkat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Luas areal kopi sekitar 9.931 Ha dengan produksi sekitar 3.940 ton. Angka
ini menurun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Produksi sayuran yang dipanen berkali-kali tersebar meliputi kacang
panjang 55.520 kwintal, kangkung 43.260 kwintal, terung 60.732 kwintal dan
tomat 40.170 kwintal pertahun. Sedangkan produksi cabe, bayam dan
ketimun rata-rata sekitar 30.000 kwintal pertahun. Produksi sayuran lainnya
meliputi sawi, kubis, bawang merah, daun bawang dan kacang merah.
Produksi buah-buahan yang terbesar setiap tahunnya meliputi jeruk 148.067
kwintal, pisang 141.158 kwintal, mangga 48.600 kwintal, nangka 44.548
kwintal dan rambutan 72.464 Kwintal.

c. Kehutanan
Luas kawasan hutan di Sulawesi Tenggara sekitar 2.600.137,36 Ha atau
sekitar 68,17% dari luas wilayah daratan. Kawasan hutan tersebut terdiri dari :
Kawasan Hutan Produksi Biasa seluas 633.431 Ha.
Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 419.244 Ha.
Kawasan Hutan Produksi Konversi seluas 212.123 Ha.
Kawasan Hutan Lindung seluas 1.061.270 Ha.
Kawasan Hutan Konservasi seluas 274.069 Ha.
Kawasan Hutan Suaka Alam (HSA) seluas 274.069,36 Ha.

10

Sejak tahun 1970, telah dilakukan reboisasi jenis tanaman jati seluas
16.051 Ha yang tersebar pada wilayah Kabupaten Konawe Selatan seluas
8.795 Ha. Kabuapeten Muna seluas 6.665 Ha dan Kabupaten Buton seluas 591
Ha. Namun kondisi tanaman jati tersebut saat ini cukup mengkhawatirkan
karena adanya kegiatan pembalakan liar dan perambahan. Diperkirakan lebih
dari 60% kawasan reboisasi tersebut telah mengalami deforestasi sehingga
jumlah tegakan jati semakin menurun.
Pada periode tahun 1989-2002 telah dilakukan Pembangunan Hutan
Tanaman Industri (HTI) Swakelola dengan penanaman jati seluas 23.233 Ha
yang tersebar di Wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Muna dan
Kabupaten Buton, sedangkan Hak Pengusaha Hutan (HPH) dan Izin Usaha
Pengelolaan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada priode tahun 1977-2002 pada
total areal seluas 651.000 Ha dilaksanakan oleh 4 (empat) perusahaan swasta
nasional.
Adapun kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara terdiri dari :
Kawasan Pelestarian Alam seluas 1.626.560 Ha termasuk Kawasan Taman
Nasional Rawa Aopa Watomohai seluas 105.194 Ha dan Taman Nasional
Laut Kepulauan Wakatobi seluas 1.390.000 Ha.
Kawasan Suaka Alam seluas 155.811 Ha yang meliputi 3 Cagar Alam dan 5
Suaka Marga Satwa.
Kawasan Taman Buru Osu seluas 8.000 Ha.
Beberapa jenis satwa endemik Sulawesi yang ada di Sulawesi Tenggara
meliputi jenis Mamalia seperti Anoa, Babi Rusa dan Monyet serta jenis burung
seperti Maleo, Kareo, Raja Perling dan lain-lain.

d. Kelautan dan Perikanan


Luas perairan laut Sulawesi Tenggara sekitar 114.879,80 Km2 dengan
panjang garis pantai sekitar 1.740 Km. Perairan laut selain menghasilkan
perikanan tangkap juga dapat menghasilkan komoditi lain, yaitu perikanan
budidaya dan jasa lingkungan. Perikanan budidaya yang insentif dikembangkan
saat ini, yaitu korapu, rumput laut, mabe/mutiara dan abalon. Semua komoditi ini

11

memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, terutama rumput laut, karena sebagian
merupakan bahan baku berbagai industri makanan, minuman obat-obatan hingga
kosmetika.
Oleh karena itu sektor kelautan dan perikanan akan menjadi perhatian
besar pada masa yang akan datang.
Perikanan tangkap memiliki potensi lestari sekitar 500.000 ton pertahun,
namun yang termanfaatkan baru sekitar 250.000 ton pertahun.

e. Pertambangan dan Energi

1. Pertambangan

Potensi pertambangan di Sulawesi Tenggara cukup tersedia dan dalam


jenis yang bervariasi yang dijumpai berdasarkan penyebaran batuan asalnya
sebagai tempat kejadiannya. Sumberdaya mineral yang terindikasi dan terukur
meliputi :
Potensi unggulan
- Nikel, sekitar 550 juta ton. Sebagian besar terletak di Kabupaten Kolaka,
Kolaka Utara dan Konawe Selatan.
- Aspal, sekitar 680.747.000 ton. Tambang ini terletak di Kabupaten Buton
memanjang dari Lawele, Kabungka hingga Sampolawa.
- Marmer, sekitar 289.518.125.000 kubik. Sebagian besar terletak di
Kabupaten Konawe Selatan, Kolaka, Kolaka Utara dan Bombana.
- Batu gamping dolomit, sekitar 220.000 kubik di Watuputih, Kabupaten
Muna dengan kadar CaO 35% dan MgO 20%, sekitar luas 219.700 kubik
Watumbuloti, Kabupaten Konawe Selatan dengan kadar CaO 55% dan
MgO 20%.
- Batu gamping, sekitar 84.749.094.472 tersebar di Kabupaten Bombana
Kolaka, Muna, Buton dan Konawe.
- Pasir Kuarsa, sekitar 18 juta ton dengan kadar SiO2 69,81-95,80%
tersebar pada areal 1.039 Ha, di Tangketada, Okooko, Kabupaten Kolaka,

12

Ranakomea, Waeputang, Kabupaten Bombana, Wanseriwu, Kabupaten


Muna, Wawonii dan Kabupaten Konawe.
- Batu Setengah Permata, sekitar 1.524 ton tersebar pada lahan 390 Ha,
Warna Hijau di Pongkalaero, Batuawu dan Olondoro Kabupaten
Bombana.
- Lempung, sekitar 884 milyar kubik.
- Oniks, sekitar 547 ribu kubik.

Potensi Lainnya, yaitu :


- Chromit, sekitar 3.000.000 ton terletak di Latou Kabupaten Kolaka Utara,
sekitar 2.500 ton terletak di Lasolo Kabupaten Konawe.
- Pasir Besi, sekitar 2.000 ton di Tepunggaya Kabupaten Konawe, Batauga
dan Malage Kabupaten Buton.
- Mangan dengan kadar MnO2 = 51,25%, sekitar 2.000 Ha terletak di
Kumbewaha, Kabupaten Buton.
- Magnesit, sekitar 2.000 ton di Pulau Padamarang, Kabupaten Kolaka,
Lasusua, Pakue, Kabupaten Kolaka Utara, Pondidaha, Kabupaten
Konawe dan Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana.
- Fosfat, sekitar 3.200 ton dengan kadar P2O5 berkisar 1,2-14,2%,
umumnya merupakan tipe Gaona, dijumpai pada gua-gua batugamping
yang ada di Sampolawa dan Pulau Kabi-Kabia, Kabupaten Buton.

Hasil penelitian eksplorasi yang pernah dilakukan oleh Gulf Oil dan
dilanjutkan oleh PT. Conoco dan Chevron menunjukan bahwa di pulau Buton
ditemukan perangkap minyak bumi namun belum ekonomis untuk dieksploitasi.
Adapun potensi yang telah dikelola selama ini meliputi nikel, aspal,
marmer dan pasir kuarsa. Pengelolaan nikel oleh PT. Aneka Tambang saat ini
menghasilkan produksi biji nikel sekitar 1,6 juta ton pertahun dan ferro nikel
sekitar 877 ton pertahun. Sedangkan lempung dan batu gamping telah banyak
dikelola oleh masyarakat setempat secara perorangan maupun kelompok.

13

2. Energi
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai dan gelombang laut
yang berpotensi untuk menghsilkan energi listrik. Sungai-sungai yang berpotensi
menghasilkan energi, yaitu : Sungai Lasolo dan Sungai Lalindu di Kabupaten
Konawe, Sungai Roraya di Kabupaten Konawe Selatan, Sungai Kambara di
Kabupaten Muna dan Sungai Wasaga di Kabupaten Buton. Pemanfaatan sungaisungai tersebut hingga saat ini belum ada. Potensi sungai yang dapat
menghasilkan tenaga cukup besar dapat dilihat pada table 1.1 berikut :

Tabel 1.1. Potensi sungai yang dapat menghasilkan energi yang besar di Sulawesi
Tenggara

No.

Nama

Kapasitas

Lokasi

Sungai

(MW)

Kab.

Konaweha

23,5

Konawe

Keterangan

Identifikasi dan studi master plan


JICA (Pre-FS 1998).

Tamboli

28,5

Konawe

Identifikasi dan studi master plan


JICA (Pre-FS 1998).

Lasolo

90

Konawe

Pre-FS PT Antam dan PT. Iroda


Mitra Corporation (Kanada SNCLavalin Inc).

Lalindu

100

Konawe

Estimasi (belum dilakukan Pre-FS).

Selain skala menengah maka Sulawesi Tenggara juga terdapat sungai-sungai kecil
yang tersebar di seluruh wilayah yang berpotensi menghasilkan tenaga. Beberapa
sungai tersebut, yaitu :

14

Tabel 1.2. Sungai-sungai kecil yang berpotensi menghasilkan tenaga di Sulawesi


Tenggara

No.
1

Mikuasi

Kapasitas
(MW)
2,4

Sabilambo

4,8

Kolaka

Rongi

1,5

Kolaka

Rantelombong

2,2

Kolaka

5
6
7
8

Lalonggopi
Ulurina
Toaha
Kembang
Subur - 1
Kembang
Subur -2
Lapai -1
Lapai -2
Puurau
Riorita
Kabongka
Garu

0,443
0,732
1,23
3,067

Kolaka
Kolaka
Kolaka
Kolaka

FS dan DD PT. PLN (199*)


Pemb. T.A. 2004.
FS dan DD PT. PLN (199*)
Pemb. T.A. 2004.
FS dan DD PT. PLN (199*)
Pemb. T.A. 2004.
FS dan DD PT. PLN (199*)
Pemb. T.A. 2004.
Tahap Identifikasi PT. PLN
Tahap Identifikasi PT. PLN
Tahap Identifikasi PT. PLN
Tahap Identifikasi PT. PLN

2,17

Kolaka

Tahap Identifikasi PT. PLN

4,161
4,849
0,443
1,677
0,306
0,306

Kolaka
Kolaka
Kolaka
Kolaka
Buton
Muna

Tahap Identifikasi PT. PLN


Tahap Identifikasi PT. PLN
Tahap Identifikasi PT. PLN
Tahap Identifikasi PT. PLN
Tahap Identifikasi PT. PLN
Tahap Identifikasi PT. PLN

9
10
11
12
13
14
15

Nama Sungai

Lokasi
Kab.
Kolaka

Keterangan
Renc.
Renc.
Renc.
Renc.

Sulawesi Tenggara juga memiliki potensi panas bumi yang dapat


dimanfaatkan untuk berbagai keperluan energi. Hasil penelitian ditemukan 25 titik
lokasi yang berpotensi untuk pengembangan energi panas bumi dengan perkiraan
kapasitas mencapai 400 Mw. Potensi panas bumi tersebut dapat dilihat pada table
1.3. berikut :

15

Tabel 1.3. Potensi Energi Panas Bumi di Sulawesi Tenggara

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Potensi Panas Bumi

Kapasitas (MW)

Lokasi (Kab)

10
10
5
20
15
15
20
15
30
30
10
10
10
10
10
5
10
10
10
15
15
10
15
10
20

Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Kolaka
Kolaka

Sonae
Lampeapi
Wungkolo
Abuki
Kaensi -1
Kaensi -2
Landai
Puungkolo
Lainea -1
Lainea -2
Pembuinga
Osuntundabu
Nambomopula
Pundonggala
Lamoleme-lembu
Lamopula
Matahari -1
Matahari -2
Anggolom-Baebia
Bahomokule -1
Bahomokule -2
Wawolesea
Pancasila
Manggolo -1
Manggolo -2

16

Sulawesi Tenggara terletak di sekitar khatulistiwa, yaitu 45 0 - 1200 LS


dan 120045' - 1240 60' BT. Letak ini mengakibatkan intensitas penyinaran
matahari cukup tinggi dan merata sepanjang tahun. Oleh karena itu sinar
matahari di Provinsi Sulawesi Tenggara sangat cocok dikembangkan pembangkit
listrik tenaga surya.

f. Potensi Pariwisata

Taman Laut, Wisata Laut, Wisata Pantai, Wisata Buru, Wisata


Panorama Alam, Pemandian Air Panas, Pemandian Air Terjun, Wisata
Budaya/Atraksi Rakyat dan Wisata Peninggalan Sejarah.

17

BAB II
PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Tahun 2012 merupakan tahun kelima dari pelaksanaan dokumen


perencanaan jangka menengah daerah Sulawesi Tenggara. Proses perencanaan
tahun 2013 mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-20013. Dengan demikian Penetapan
Kinerja atau PK Tahun 2012 merupakan PK kelima dari pelaksanaan RPJMD
Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2008-2013.

1. V i s i
Berdasarkan uraian mengenai kondisi Provinsi Sulawesi Tenggara,
masalah peluang dan tantangan pembangunan ke depan maka visi pembangunan
kami dalam membangun Sulawesi Tenggara periode Tahun 2008-2013 adalah :
MEMBANGUN KESEJAHTERAAN
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2008-2013

Pernyataan visi sebagaimana dikemukakan mengandung makna dan


implikasi sebagai berikut :
Sulawesi Tenggara adalah merupakan salah satu Provinsi yang terdiri atas
jazirah dan kepulauan dengan potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah baik
sumberdaya yang dapat diperbaharui (Renewable resources) di sektor kelautan,
kehutanan, pertanian dalam arti luas serta sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources), seperti pertambangan. Sumberdaya yang
tersedia, sebagaimana disebutkan pada dasarnya telah dikelola, tetapi belum
optimal karena belum memberikan manfaat yang maksimal terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat maupun dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.
Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya kongkrit, sistematis dan lebih terfokus untuk

18

memanfaatkan sumberdaya yang tersedia dalam upaya meningkatkan dan


mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu dalam kurun waktu lima tahun yaitu periode 2008-2013,
upaya-upaya kongkrit yang dilakukan dengan membangun potensi sumberdaya
yang tersedia untuk kesejahteraan masyarakat.
Membangun mengandung makna bangkit, berdiri, bersifat memperbaiki,
membina, mendirikan atau mengadakan sesuatu. Sulawesi Tenggara dengan segala
potensi yang dimiliki dan seperti yang telah dikelola selama ini, masih perlu upayaupaya yang lebih kuat lagi untuk membangkitkan, mendirikan dan membina serta
memanfaatkan potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi
Tenggara.
Kesejahteraan

mengandung

makna

keamanan

dan

keselamatan,

kesenangan hidup dan kemakmuran. Sedang sejahtera yang merupakan kata dasar
dari kesejahteraan mengandung makna aman, sentosa dan makmur, selamat,
terlepas dari segala kesukaran serta selamat tak kurang satu apapun.
Berkaitan dengan pernyataan visi pembangunan lima tahun ke depan
maka MEMBANGUN KESEJAHTERAAN dimaksudkan adalah dalam rangka
memperbaiki, membina serta membangkitkan suatu perikehidupan masyarakat yang
aman, sentosa dan makmur dengan mengutamakan pendekatan yang bertumpu
pada

pembangunan

manusia

(people

centred),

pembangunan

pusat-pusat

pertumbuhan (growth centred development) dan pemgembangan kawasan tumbuh


cepat serta pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
Sebagaimana diketahui bahwa melalui beberapa pendekatan pembangunan
yang telah dilakukan oleh para pendahulu, maka secara visual Sulawesi Tenggara
bukanlah termasuk Provinsi yang tertinggal, karena beberapa komoditas yang
berasal dari Sulawesi Tenggara telah dikenal di pasar nasional bahkan di pasar
internasional. Tetapi di lain pihak harus juga diakui bahkan beberapa sektor yang
masih perlu dikembangkan agar dapat mengejar ketertinggalan atau menyamai
provinsi lainnya yang telah berkembang.

19

Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini secara umum juga


telah memberikan manfaat dalam pembangunan daerah dan juga pembangunan
kesejahteraan masyarakat secara umum. Tetapi juga harus diakui bahwa masih ada
sektor-sektor yang perlu ditingkatkan, termasuk sektor-sektor yang secara langsung
menyentuh kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi yang lebih berpihak
pada masyarakat, pembangunan pelayanan masyarakat secara cepat dan
menyenangkan (pelayanan prima), penyediaan sarana prasarana pendidikan,
kesehatan yang mampu memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dan
pembangunan infrastruktur perhubungan yang memungkinkan tersedianya jasa
transportasi secara murah (terjangkau), aman dan nyaman, serta membangun
pemerintahan yang melayani masyarakat melalui penerapan prinsip-prinsip tata
pemerintahan yang baik (good governance). Kesemua ini merupakan upaya-upaya
yang perlu dipercepat dalam rangka membangun kesejahteraan masyarakat
Sulawesi Tenggara.
Oleh karena itu periode Pembangunan Sulawesi Tenggara 2008-2013,
merupakan periode Membangun Kesejahteraan Masyarakat secara nyata melalui
1) Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia, 2) Revitalisasi Pemerintahan
Daerah, 3) Pembangunan Ekonomi yang ditekankan pada pembangunan ekonomi
masyarakat dengan pendekatan produksi serta 4) Pengembangan Sosial Budaya
dan 5) Pembangunan Infrastruktur Dasar untuk mendukung pembangunan ekonomi
rakyat dan pelayanan pemerintahan. Upaya-upaya ini akan diuraikan dalam misi
pembangunan yang juga merupakan agenda utama pembangunan periode tahun
2008-2013.

2. M i s i
Untuk merealisasikan visi pembangunan sebagaimana diuraikan, maka
dikembangkan tiga agenda yang juga merupakan misi pembangunan yaitu :
1. Pembangunan

Kualitas

Sumberdaya

Manusia;

dimaksudkan

untuk

meningkatkan kualitas pendidikan pada semua jenjang, meningkatkan


pelayanan kesehatan masyarakat untuk pencapaian derakat kesehatan

20

masyarakat yang lebih baik, sehingga dapat menciptakan insan yang memiliki
kualitas intelektual dan kualitas jasmani serta rohani yang baik.
2. Revitalisasi Pemerintahan Daerah ; dimaksudkan untuk menciptakan
pemerintahan yang lebih berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat,
pemerintahan yang transparan dan akuntabel, serta aparat pemerintahan
yang lebih bersifat mengayomi masyarakat serta bersih dari praktek-praktek
kolusi, korupsi dan nepotisme.
3. Pembangunan Ekonomi ; dimaksudkan untuk membangun perekonomian
masyarakat secara nyata melalui usaha-usaha pragmatis dengan mendorong
pembangunan sektor riil, berdasarkan potensi yang berada di sekitarnya.
4. Pembangunan kebudayaan ; dimaksudkan untuk mengembangkan rasa
persatuan dan kesatuan, mengembangkan dan memperkuat citra dan
identitas daerah serta mendorong sektor pariwisata yang berorientasi pada
pengembangan sumberdaya potensi budaya setempat.
5. Mempercepat

Pembangunan

Infrastruktur

dimaksudkan

untuk

mengembangkan infrastruktur wilayah secara terpadu dan mengembangkan


infrastruktur

perekonomian

yang

mampu

menciptakan

pusat-pusat

pertumbuhan serta simpul-simpul tataniaga dan mengembangkan infrastruktur


pemerintahan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

3. Sasaran RPJMD 2008-2013


Sasaran umum yang akan dicapai sampai dengan tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatnya :
- Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI antara 95-98% ;
- Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs antara 95-100% ;
- Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA antara 65-75% ;
2. Meningkatnya akses untuk memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat.
3. Meningkatnya kualitas kinerja dan kesejahteraan guru.
4. Menurunnya angka buta aksara dari 66.140 orang menjadi 33.070 orang.

21

5.

Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 312 menjadi kurang dari 226 per
100.000 ibu melahirkan, Angka Kematian Bayi (AKB) dari 41 menjadi kurang
dari 26 per 1.000 kelahiran.

6.

Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 21,7% menjadi kurang
dari 15%.

7.

Meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun menjadi 71 tahun.

8.

Meningkatnya jumlah dan kualitas pusat-pusat pelayanan kesehatan.

9.

Meningkatnya mutu dan kinerja pelayanan rujukan di Rumah Sakit Provinsi.

10. Terjaganya keserasian dan kelestarian lingkungan dalam setiap aktifitas


pembangunan Daerah.
11. Meningkatnya kualitas jalan dan jembatan, jaringan irigasi, air bersih dan
tertatanya pemukiman/perumahan.
12. Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi penataan ruang serta kualitas
perencanaan pembangunan daerah.
13. Meningkatnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan dan minat
olahraga.
14. Meningkatnya minat investasi.
15. Meningkatnya kelompok usaha bersama masyarakat dalam wadah koperasi
dan jumlah, jenis serta omset usaha mikro, kecil dan menengah.
16. Meningkatnya kualitas dan kapasitas ketenagakerjaan agar terserap dalam
pasar kerja dan menurunnya tingkat pengangguran dari 9,6% menjadi sekitar
7 %.
17. Menurunnya ketahanan dan keamanan pangan.
18. Meningkatnya kapasitas pelayanan bandara, pelabuhan dan berkembangnya
jaringan telekomunikasi.
19. Tersedianya perangkat teknologi informasi dan meningkatnya ketersediaan
data base pada semua bidang.
20. Terwujudnya stabilitas politik dalam negeri dan tercapainya semangat
persatuan dan kesatuan bangsa.
21. Lancarnya koordinasi pencegahan/penanggulangan bencana.

22

22. Terwujudnya

reorganisasi,

restrukturisasi

dan

revitalisasi

organisasi

pemerintah daerah.
23. Meningkatnya efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan.
24. Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan.
25. Meningkatnya keserasian dan kesetiakawanan sosial dan menurunnya
penduduk miskin sampai 10%.
26. Meningkatnya fasilitas peribadatan, kapasitas spiritual dan jumlah jemaah
haji.
27. Berkembangnya perilaku gemar membaca masyarakat yang didukung
berbagai jenis buku bacaan dan meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah
daerah.
28. Meningkatnya produksi perikanan laut, perikanan perairan umum dan
perikanan budidaya dan meningkatnya pengelolaan wilayah pesisir.
29. Meningkatnya

produksi padi melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi,

produksi jagung, kacang kedelai dan produksi peternakan.


30. Meningkatnya produksi perkebunan dan hortikultura, berkembangnya lahan
kelapa sawit dan industri biodesel serta meningkatnya produkasi buahbuahan.
31. Meningkatnya explorasi dan eksploitasi bahan tambang minyak dan gas alam.
32. Tercapainya tingkat elektrifikasi wilayah minimal sebesar 50%.
33. Berkembangnya diversifikasi pemanfaatan sumberdaya energi yang meliputi
potensi tenaga air, tenaga angin, tenaga surya dan batu bara untuk
memenuhi kebutuhan listrik di wilayah pedesaan.
34. Meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan manca Negara dan
meningkatnya kualitas dan akses obyek wisata.
35. Meningkatnya apresiasi terhadap seni budaya dan sifat seni budaya.
36. Meningkatnya usaha industri kecil dan tumbuhnya industri skala menengah
dan besar.
37. Meningkatnya volume dan nilai ekspor perdagangan antar pulau.

23

B. Penetapan Kinerja

Berdasarkan sasaran strategis, indikator kinerja dan rencana pencapaian target,


yang mengacu pada RPJMD 2008-2013 maka disusun penetapan kinerja tahun
2012 sebagai berikut :
Penetapan Kinerja (Tapja)
Tahun 2012

No.

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target

Ket.

Urusan Wajib

Pendidikan
Meningkatnya :
- Angka

Partisipasi

APM SD/MI

96,94%

Diknas

APK SMP/MTs

93,28%

Diknas

APK SMA/MA

69,92%

Diknas

36

Diknas

Murni

(APM) SD/MI antara 95-98%.


- Angka

Partisipasi

Kasar

(APK) SMP/MTs antara 95100%.


- Angka

Partisipasi

Kasar

(APK) SMA/MA antara 6570%.

Sekolah

yang

bertaraf

rintisan

internasional

(RSBI).
Sekolah

yang

Diknas

Kurikulum

pendidikan

Diknas

dasar

menengah

menerapkan IT.

dan

yang berbasis sains dan


teknologi.
Program Wajar 9 tahun
- Sekolah

Standar

Diknas
120

Diknas

Diknas

Nasional (SSN) SD.


- Sekolah

Bertaraf

Internasional (SBI) SD
(RSBI).

24

- Sekolah

Bertaraf

Internasional

Diknas

(SBI)

SMP (RSBI).
Program

Bilingual

jenjang SMP.
Program

Pendidikan

Menengah.
Nasional

(SSN)

Diknas

Diknas

SMA/SMK.
- Sekolah

Bertaraf

Internasional

(SBI)

SMA/SMK (RSBI).
Program

Bilingual

jenjang SMA/SMK.
Jumlah

Sarana

dan

Diknas

Prasarana.
Program PAUD
- Jumlah

Diknas
Sekolah

Diknas

- Jumlah Unit Sekolah

Diknas

TK/RA.

Baru (USB) TK/PAUD.


Program Wajar 9 Tahun
- Jumlah

Sekolah

2.381

Diknas

522

Diknas

854

Diknas

230

Diknas

SD/MI/SDLB.
- Jumlah Ruang Kelas
Baru (RKB) SDLB.
- -Jumlah

Sekolah

SMP/MTs/SMPLB.
Baru (USB) SD-SMPSatu Atap.
Program

Pendidikan

Diknas

Menengah.
- Jumlah

Sekolah

431

Diknas

518

Diknas

SMA/SMK/MA/SMALB.
- Jumlah Ruang Kelas
Baru (RKA) SMA.
Program Non Formal
- Jumlah Taman Bacaan

Diknas
16

Diknas

Masyarakat (TBM).
- Jumlah Voucher KBU

25

Diknas

Warga Belajar.
- Penyusunan

Bahan

Ajar Tematik.
Meningkatnya
memperoleh

Akses

untuk

pendidikan

bagi

Akses Pendidikan

Diknas

Program PAUD.

Diknas

seluruh masyarakat.

Program Wajar 9 Tahun


Program

Pendidikan

Diknas

Pendidikan

Diknas

Menengah.
Program
Non Formal.
Meningkatnya kualitas kinerja dan

Guru Bersertifikat.

kesejahteraan guru.
Sertifikat Guru jenjang

3.399

Diknas

3.546

Diknas

4.822

Diknas

SD/MI/SDLB.
Sertifikat Guru jenjang
SMP/MTs/SMPLB.
Sertifikat Guru jenjang
SMA/MA/SMK.
Menurunnya angka buta aksara

Melek huruf.

Diknas

dari 66.140 orang menjadi 33.070


orang.
B.

Kesehatan
Menurunnya Angka Kematian Ibu

AKI

258,7/

(AKI) dari 312 menjadi kurang dari

100.000. KH

226 per 100.000. ibu melahirkan

Penduduk

dan Angka Kematian Bayi (AKB)

AKB

Diskes

21,9/1000 KH

dari 41 menjadi kurang dari 26 per

Penduduk

1.000 kelahiran.
Menurunnya

prevalensi

gizi

Angka prevalensi Gizi

8,00%

Diskes

UHH

70,9%

Diskes

Cakupan Bayi

70%

Diskes

Cakupan Persalinan

96%

Diskes

Meningkatnya jumlah dan kualitas

Rasio Puskesmas

1/30.000. Pendk

Diskes

pusat-pusat

Rasio Tempat Tidur RS.

1/1.500. Pendk.

kurang pada balita dari 21,7%


menjadi kurang dari 15%.
Meningkatnya

Usia

Hidup

dari

(UHH)

Harapan
69

tahun

menjadi 71 tahun.

pelayanan

26

kesehatan.

Akses

pelayanan

kesehatan.

Diskes
RSUD
Dan RSJ

Meningkatnya mutu dan kinerja

Pelayanan

pelayanan

RSUD Provinsi :

rujukan

di

Rumah

Sakit.

rujukan

RSUD

- Pasien rawat jalan.

244.030.

- Pasien rawat inap.

19.201

- BOR.

84,22%

Gedung baru RSUD.

16 gedung

RSUD

Akreditasi pelayanan

12 pelayanan

RSUD

Kualitas ambient udara

2 kegiatan

Badan

Lingkungan Hidup
Terjaganya

keserasian

kelestarian
setiap

lingkungan

aktifitas

dan
dalan

dan air.

Lingkungan

pembangunan

Hidup

daerah.
D

Pekerjaan Umum
Meningkatnya kualitas jalan dan

Kualitas

jembatan,

jembatan.

bersih

jaringan

irigasi,

dan

air

jalan

dan

90 km

Dinas
Pekerjaan

tertatanya

Umum.

pemukiman/perumahan.
Kondisi jaringan irigasi.

13 DI

Dinas
Pekerjaan
Umum.
(Pengairan)

Desa

yang

memiliki

14 Desa

jaringan air bersih.

Dinas
Pekerjaan
Umum.

Unit permukiman yang

38 Kawasan

sehat.

Dinas
Pekerjaan
Umum.

Tata Ruang
Meningkatnya

koordinasi

dan

Rapat-rapat

85%

Bappeda

Rasio jumlah program

64,64%

Bappeda

sinkronisasi penataan ruang dan


kualitas

perencanaan

pembangunan daerah.

RKPD terhadap program

27

RPJMD.
Rasio aplikasi penelitian

8 Judul

Badan

terhadap

Penelitian

Penelitian dan

rekomendasi

penelitian.
F

Pengembangan

Kepemudaan dan Olahraga


Meningkatnya partisipasi pemuda
terhadap

pembangunan

Kegiatan OKP

815.135.000.

Dispora

8.736.750.000.

Dispora

dan

meningkatnya minat olahraga..

Penyelenggaraan
berbagai

even

cabang

17 Kegiatan

olahraga.
G

Penanaman Modal
Meningkatnya

minat

investasi

Jumlah kebijakan

BPMD

Realisasi investasi

- PMDN

BPMD

bagi investor.

63.731.000.000
- PMA
US $ 20.000

Koperasi dan UKM


Meningkatnya
kelompok

kelompokusaha

masyarakat

Jumlah kelompok usaha

46 unit

Dinas Koperasi

Jenis, omset usaha

10 trilliun

Dinas Koperasi

UMKM

700 Unit

Dinas Koperasi

1.099.977 orang

Dinas

bersama

dalam

wadah

koperasi dan jumlah, jenis serta


omset usaha mikro kecil dan
menengah.

yang

dengan

bermitra
lembaga

keuangan.
I

Ketenagakerjaan
Meningkatnya

kualitas

dan

kapasitas tenaga kerja sehingga


mampu

terserap

kerja dan

dalam

Angkatan

kerja

yang

bekerja.

Nakertrans

pasar

Menurunnya tingkat

penggangguran

dari

9,6%

menjadi sekitar 7%.


Jumlah pengangguran.

28

33.181 orang

Dinas

Nakertrans
J

Ketahanan Pangan
Meningkatnya

Koefisien

ketahanan

dan

kerawanan

66,67%

pangan.

Ketahanan

keamanan pangan.

Badan

Pangan

Perhubungan
Meningkatnya

kapasitas

pelayanan

Bandara

pelabuhan

dan

Kedatangan

dan

Dinas

keberangkatan.

Perhubungan

berkembangnya

jaringan telekomunikasi.

Kelayakan Bandara

7 Bandara

Dinas
Perhubungan

Sarana dan prasarana

11 pelabuhan

Dinas

pelabuhan

Perhubungan

pelabuhan

lanjutan
3 pelabuhan baru
Rute perjalanan

57 trayek

Dinas
Perhubungan

- Rasio

desa

informasi
seluruh

akses

922

terhadap
desa

Dinas
Perhubungan

se-

Sultra.
- Jumlah BTS.

250

Jumlah aplikasi

37

Dinas
Perhubungan

Ketersediaan data base

Dinas
Perhubungan

Komunikasi dan Informatika


Tersedianya perangkat teknologi

SKPD

informasi

menggunakan IT.

dan

ketersediaan

data

Meningkatnya
base

yang

20 SKPD

Biro Humas.
Info.

pada

&

Sandi

Telkom.

semua bidang.
Dokumen data

95%

Biro Humas
Info. & Sandi
Telkom.

Rasio

desa

informasi

akses
terhadap

Dinas
Perhubungan

seluruh desa se-Sultra.


Jumlah BTS

29

Dinas

Perhubungan
M

Otonomi Daerah
Terwujudnya
restrukturisasi

reorganisasi,
dan

Laporan-laporan DOB.

Biro

revitalisasi

Pemerintahan

organisasi pemerintah daerah.


Realisasi kerjasama

Biro

Adm.

Pembangunan.
Rapat-Rapat

dengan

2 Kabupaten

DPRD.

Meningkatnya

efektifitas

pengawasan

dalam

Biro
Pemerintahan.

Rasio temuan terhadap

120 temuan

Inspektorat

Es. II = 15

BKD

temuan tahun yang lalu.

penyelenggaraan pemerintahan di
pelaksanaan pembangunan.

Meningkatnya

kualitas,

Disiplin

Etos Kerja dan Profesionalisme

Struktur

jabatan

yang

terisi.

Es. III=100

Aparatur Pemerintah Daerah.

Es. IV=250
Pejabat

yang

telah

SMU = 30

memenuhi

persyaratan

S1

= 600

pendidikan

formal

S2

= 100

sesuai

BKD

dengan

tugasnya.
Pejabat

yang

telah

memenuhi

persyaratan

pendidikan

pelatihan

Diklatpim = 80

BKD

Diklatpim = 550

kepemimpinan.
Pejabat

yang

memenuhi

telah

Terlaksana

BKD

3.885 orang

Badan Diklat

10 Desa

Badan PMD

persyaratan

kepangkatan.
PNS

yang

telah

mengikuti Diklatpim
N

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Meningkatnya
masyarakat

keberdayaan
desa

Kegiatan swadaya

dalam

12 Kelurahan

pembangunan.
O

Sosial

Meningkatnya keserasian

dan

Jumlah penduduk yang

30

255 orang

Dinas

kesetiakawanan
Menurunnya

sosial,

jumlah

dan

menyandang kecacatan

Sosial

penduduk

miskin sampai 10% dari total


jumlah penduduk miskin.
Jumlah penduduk yang

405 orang

Dinas

menyandang ketunaan.
Jumlah penduduk miskin

Sosial
36.063 penduduk

Dinas

miskin

Sosial

Jumlah rumah ibadah

4.550 buah

Biro Kesra

Jumlah rumah ibadah

2.750 buah

Biro Kesra

Jumlah jemaah haji

2.100 orang

Biro Kesra

Berkembangnya perilaku gemar

Jumlah dokumen yang

1.500

Badan

membaca bagi seluruh lapisan

diarsipkan.

dok. arsip

Budaya

Meningkatnya
peribadatan,

fasilitas
kapasitas

spiritual

dan jumlah jamaah haji.

yang dimanfaatkan.

Kearsipan dan Perpustakaan

masyarakat
dengan
jenis

yang

.Meningkatnya
sistem

didukung

ketersediaan

buku-buku

kearsipan

sampel

Perpustakaan &
Arsip Daerah

berbagai

bacaan

dan

pengelolaan
Pemerintah

Daerah.
Jumlah kunjungan

172.000 orang

Badan
Perpustakaan &
Arsip Daerah

Penambahan

jumlah

1.000 eksp.

koleksi buku

Badan
Perpustakaan &
Arsip Daerah

II

Urusan Pilihan

Kelautan dan Perikanan

Meningkatnya produksi perikanan

Produksi ikan laut

laut, perikanan perairan umum,

248.217,0 ton

Dinas

Kelautan

dan Perikanan

dan perikanan budi daya, dan

31

meningkatnya

pengelolaan

wilayah pesisir.

Produksi ikan tawar

5.507,0 ton

Jumlah kawasan pesisir

1,6 juta Ha

Dinas

Kelautan

dan Perikanan

yang tertata.

Dinas

Kelautan

dan Perikanan

Produksi ikan budidaya

665.900,0 ton

laut.

Dinas

Kelautan

dan Perikanan

Produksi ikan budidaya

18.885,1 ton

air payau.

Produksi ikan budidaya

3.222,0

air tawar.
B

Pertanian

Meningkatnya
melalui

pola

ekstensifikasi,

produksi

padi

intensifikasi

dan

produksi

Produksi padi

Dinas
Pertanian

jagung,

kacang kedelai.

Produksi jagung

Dinas
Pertanian

Produksi

kacang

kedelai.
Meningkatnya
perkebunan

produksi
dan

berkembangnya

Produksi kakao.

Pertanian
150.000 ton

hortikultura,
lahan

Dinas

Dinas
Perkebunan

kelapa

sawit dan industry biodesel, serta


meningkatnya

produksi

buah-

buahan.
Produksi jambu mete

75.000 ton

Dinas
Perkebunan

Produksi cengkeh

2.075 ton

Dinas
Perkebunan

Produksi vanili

150 ton

Dinas
Perkebunan

32

Produksi lada

5000 ton

Dinas
Perkebunan

Produksi kemiri

2000 ton

Dinas
Perkebunan

Luas kelapa sawit

20.000 Ha

Dinas
Perkebunan

Luas jarak pagar.

230 Ha

Dinas
Perkebunan

Produksi sayur-sayuran

Dinas
Perkebunan

Cabe Merah

750 ton

Sda

Bawang Merah

1000 ton

Sda

Produksi buah-buahan

Dinas
Perkebunan

Meningkatnya

hasil

produksi

Jeruk

22.000 ton

Sda

Durian

7.000 ton

Sda

Rambutan

5.000 ton

Sda

Sukun

1.500 ton

Sda

Produksi ternak sapi

260.000 ekor

Dinas

peternakan.

Pertanian
Produksi ternak kambing

80.400 ekor

Dinas
Pertanian

Produksi ternak ayam

Dinas
Pertanian

Ayam Buras

8.400.000 ekor

Sda

Ayam Ras

1.000.000 ekor

Sda

585.000 ekor

Sda

Itik
Produksi telur

Dinas
Pertanian

Ayam Buras

4.305 ton

Sda

534 ton

Sda

Itik

1.408 ton

Sda

Luas lahan rehabilitasi

48.000 Ha

Dinas

Ayam Ras

Kehutanan

Meningkatnya rehabilitasi hutan


dan lahan yang telah mengalami
degradasi

dan

produksi

Kehutanan

hasil

hutan serta berkembangnya hutan


tanaman industri.

33

Produksi hasil hutan

92.400 M3

Dinas
Kehutanan

Energi dan SDM

Meningkatnya
eksploitasi

eksplorasi
bahan

dan

tambang

Penyelidikan

bahan

2 kabupaten

Dinas

galian

dan SDM.

Elektrifitasi

Dinas

Energi

minyak dan gas alam.


Tercapainya

tingkat

elektrifitasi

wilayah provinsi sultra minimal

Energi

dan SDM

sebesar 50%.
Rasio Elektrifitasi

64,13%

Sda

Rasio desa berlistrik

78,32%

Sda

diversifikasi

Daya listrik alternatif.

3 Unit

Dinas

pemanfaatan sumber daya energi

- PLTS Tahun 2010

yang meliputi potensi tenaga air,

- PLTS Tahun 2011

tenaga angin, tenaga surya dan

- PLTS Terpusat

batu

- PLTMH

Berkembangnya

bara

untuk

kebutuhan

listrik

memenuhi
di

wilayah

Energi

dan SDM

- PLTB/PLT Angin

pedesaan.

Pariwisata

Meningkatnya kunjungan wisata

Jumlah

domestik

wisatawan.

manca negara dan

meningkatnya

kualitas

kunjungan

1.200.000 jiwa

Dinas Pariwisata
dan

akses

Budaya.

objek wisata.

Jumlah obyek wisata

300 obyek

Sda

Jumlah jenis kesenian

50 jenis kesenian

Sda

Meningkatnya usaha industri kecil

Jumlah

12.600

Dinas

dan

menengah dan besar.

usaha

Perindag

Volume

1. Hasil pangan

Dinas

Meningkatnya apresiasi terhadap


seni budaya dan situs budaya
daerah.
F

Industri

tumbuhnya

industri

skala

industri

kecil,

unit

menengah dan besar.


G

Perdagangan

Meningkatnya volume dan nilai

34

dan

nilai

Seni

ekspor dan perdagangan antar

perdagangan

pulau.

pulau.

antar

Perkebunan &

Perindag

perikanan
227.532 ton.
2. Hasil
peternakan
135

ton,

1.500 ekor.
3. Hasil

hutan

4.300.000 ton,
20.000.000
M3.
4. Hasil

industri

12.500.000
ton,

600.000

buah,

Rp.

5.000.000.000
Volume

dan

perdagangan

nilai
ekspor

impor.

Volume

ekspor

21.500.000 ton.

Dinas
Perindag

Nilai ekspor
U$$
1.021.660.000,00

Transmigrasi
Tertatanya kawasan pemukiman

Unit

transmigrasi

transmigrasi.

sentral
meningkatnya

sebagai

sentral-

produksi

dan

taraf

pemukiman

hidup

transmigran.

Jumlah Anggaran Tahun 2012 Rp. 2.021.706.570.358,

35

5 UPT

Dinas
Nakertrans

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Penilaian Akuntabilitas Kinerja dapat dilihat pada indikator kinerja capaian


penetapan kinerja atau PK yang telah dilaksanakan oleh semua Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Tenggara pada tiap-tiap program dan kegiatan yang
tercantum pada RPJMD 2008-2013 sebagai berikut :

A.

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA

1.

Pendidikan :
Berdasarkan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-2013 dan sasaran
penetapan kinerja 2012 sasaran strategis Dinas Pendidikan adalah sebagai
berikut.
Dinas Pendidikan ada 4 sasaran strategis :
1. Meningkatnya angka partisipasi murni (APM) SD/MI antara 95-98% dan angka
partisipasi kasar (APK) SMP/MTs antara 95-100%.
2. Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan.
3. Meningkatnya kualitas kinerja dan kesejahteraan guru.
4. Menurunnya angka buta aksara dari 66.140 orang menjadi 33.070.
INDIKATOR KINERJA

1. Persentase APM SD/MI


2. Persentase APK SMP/MTs
3. Persentase APK SMA/MA
4. Sekolah yg bertaraf internasional
5. Sekolah yg menerapkan IT
6. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
yang berbasis sains dan teknologi
7. Program Wajar 9 Tahun
*Sekolah Standar Nasional (SSN)SD
*Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) SD
*Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) SMP
(RSBI)
36

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

100 %
100 %
69,92%
36%
20%

97,20 %
107,22%
81,73%
0,64 %
7,60%

94,10%
108,25%
118,00%
0,64%
61%

120
8

60
3

2,53%
30%

12

50%

8. Program Bilingual jenjang SMP


9. Program Pendidikan MenengahNasional
(SSN) SMA/SMK
*Sekolah Bertaraf Internasional(SBI)
SMA/SMK)
10.Program Bilingual jenjang SMA/ SMK
11 Jumlah Sarana dan PrasaranaProgram
PAUD
*Jumlah Sekolah TK/RA
*Jumlah Unit Sekolah Baru (USB) TK/PAUD
12. Program Wajar 9 Tahun
*Jumlah Sekolah SD/MI/SDLB
*Jumlah Ruang Kelas Baru (RKB) SDLB
*Jumlah Sekolah SMP/MTs/ SMPLB
13. Unit Sekolah Baru (USB) SD-SMP-Satu
Atap
14. Program Pendidikan Menengah
*Jumlah sekolah SMA/SMK/MA/ SMALB
*Jumlah Ruang Kelas Baru(RKB) SMA
15. Program Non Formal
*Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
16. Meningkatnya Akses pendidikan
17. Guru bersertifikat
* Sertifikasi Guru jenjang SD/MI/ SDLB
* Sertifikasi Guru jenjang SMP/ MTs/SMPLB
* Sertifikasi Guru jenjang SMA/ MA/SMK
18. Melek huruf

12

50%

413

59

14,60%

24
24

14
14

58,33%
58,33%

2.000

1.455

72,75%

2.381
522
854

2.372
13.701
831

98,10%
230,24%
97,31%

230
404
518

212

92,17%

404
1.803

100%
79,40%

16

10

60,74%

3.399
3.546
4.822
100%

5.534
4.813
3.449
91,29%

162,81%
135,73%
71,53%
91,29%

Analisis capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :


Uraian Indikator kinerja 1,2,dan 3 sebagai berikut :
-

Berdasarkan data pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012,


digambarkan bahwa jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 395.285
jiwa. Jumlah siswa Tingkat Sekolah Dasar (SD/MI/SDLB) tahun 2012
sebanyak 370.040 orang, jumlah sekolah sebanyak 2.372 dan jumlah guru
sebanyak 30.236 orang. Angka Partisipasi Kasar (APK) mencapai 117,60%
dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai 97,20 % ka. Angka kelulusan
sebesar 100%.
Berdasarkan data pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012,
jumlah penduduk usia 13-15 tahun sebanyak 141.575 jiwa. Jumlah siswa
tingkat SMP/MTs/SMPLB tahun 2012 sebanyak 151.791 orang, jumlah
sekolah sebanyak 831 dan jumlah guru sebnayak 11.856 orang. Angka

37

Partisipasi Kasar (APK) mencapai 107,22% dan Angka Partisipasi Murni


(APM) mencapai 85,72%. Angka kelulusan sebesar 99,42%.
Berdasarkan data pendidikan Sulawesi Tenggara tahun 2011/2012, jumlah
penduduk usia 16-18 Tahun sebanyak 131.515 jiwa. Jumlah siswa Tingkat
SMA/SMK/MA/SMALB tahun 2012 sebanyak 107.484 orang, jumlah sekolah
sebanyak 406 dan jumlah guru sebanyak 9.202 orang. Angka Partisipasi
Kasar(APK) mencapai 81,73 % dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai
53,81%.Angka kelulusan SMA sebesar 99,53% dan SMK sebesar 97,98%.
Indikator Penting keberhasilan pendidikan ditunjukkan oleh semakin
membaiknya angka partisipasi murni (APM) dan Angka partisipasi kasar
(APK). Perkembangan APM dan APK mulai dari sekolah dasar hingga
sekolah menengah atas menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Salah
satu faktor keberhasilannya adalah kebijakan pembebasan Biaya
Operasional Sekolah (BOP) mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah
menengah atas, meliputi sekolah negeri, swasta, dan keagamaan. Dalam
tahun 2008 hingga 2012 melalui BOP Pemerintah Provinsi memberikan
insentif kepada guru sebesar Rp.150.000 per bulan dan menyelenggarakan
Program Siswa Sahabat Gubernur bagi siswa/siswi berprestasi di masingmasing kab./kota.
Gambar : Capaian APM dan APK dari tahun ke tahun
(data tahun 2012 terdapat pada Pengukuran PK LAKIP ini)

Gambar : Gubernur Sultra H. Nur Alam,SE.,M.Si dalam program-program peningkatan


kualitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

38

Peningkatan APK dan APM ditunjang dengan pembangunan Infrastruktur


pendidikan seperti pembangunan infrastruktur pendidikan seperti
pembangunan gedung sekolah yang dilengkapi dengan laboratorium dan
perpustakaan. Telah terbangun 3.652 gedung sekolah mulai dari SD hingga
SMA dan Sederajat.
Tabel : Pembangunan gedung sekolah SD,SMP,SMA dan sederajat
di Provinsi Sulawesi Tenggara

Uraian Indikator 4,7, & 9 sebagai berikut :


Capaian indikator rintisan sekolah
yang bertaraf internasional dapat
dikatakan belum berhasil mencapai target yang telah di tetapkan. Berikut
Capaian kegiatan RSBI pada tiap jenjang pendidikan :
CAPAIAN RSBI UNTUK TAHUN 2012
RSBI SD
RSBI SMP
RSBI SMA
RSBI SMK

4 Sekolah
1 Keg.
4 Sekolah
3 Sekolah

39

Uraian Indikator 5 sebagai berikut :


Capaian indikator ini daslam bentuk program pemanfaatan ICT untuk
sistem informasi persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan elearning, pemanfaatan TV-edukasi dan e-dukasi net.
Uraian Indikator 6 sebagai berikut :
Sasaran Indikator ini tidak berjalan
Uraian Indikator 8 & 10 sebagai berikut :
Capaian Indikator ini tidak memenuhi target. Peningkatan mutu guru dan
sarana prasarana perlu di tingkatkan
Uraian Indikator 11 sebagai berikut :

Capaian target sarana dan prasarana program PAUD ditempuh dengan


kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Blockgrant alat olahraga TK
2. Blockgrant bantuan kelembagaan PAUD
3. Bantuan rintisan program PAUD kelompok bermain (KB)
4. Bantuan rintisan program PAUD Satuan PAUD Sejenis
5. Bantuan rintisan program PAUD Taman Penitipan Anak (TPA)
kepada 5 lembaga se Provinsi Sulawesi Tenggara.
Uraian Indikator 12,13, & 14 sebagai berikut :
Perkembangan Jumlah Sekolah,Unit Sekolah Baru dan Penambahan
ruang kelas baru mengalami peningkatan di tiap tahunnya.Telah terbangun
3.652 gedung sekolah mulai dari SD hingga SMA dan Sederajat. Berikut
Rasio Murid Terhada Guru dan Murid Terhadap Sekolah di Provinsi Sulawesi
Tenggara (Data BPS)

40

Uraian Indikator 15 sebagai berikut :


Indikator Kinerja Jumlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidak
mencapai target yang di tetapkan. Diperlukan Peningkatan Gerakan Gemar
membaca agar minat masyarakat terhadap buku dapat meningkat.
Uraian Indikator 15 sebagai berikut :
Pendidikan untuk jenjang SD, SMP,SMA mendapatkan perhatian
besar dari Gubernur Sultra. Hal ini masuk kedalam program BAHTERAMAS
(BANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT).
Program unggulan BAHTERAMAS terdiri dari program Pembebasan Biaya
Operasional Pendidikan, program Pengobatan Gratis dan program
Pemberian Dana Block Grant bagi Desa dan Kelurahan sebesar Rp. 100 juta
serta Rp. 50 juta bagi Kecamatan.
Selain itu Gubernur Sultra juga memberikan beasiswa kepada
siswa/siswi SMA/SMK(sederajat) tidak mampu yang berprestasi untuk dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu (S1) dalam bentuk program
Cerdas Sultraku. Program ini juga memberikan beasiswa kepada mahasiswa
yang telah menyelesaikan pendidikan pada strata satu (S1) untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister.

Uraian Indikator 17 sebagai berikut :


Capaian sertifikasi guru SD sederajat dan SMP sederajat melampaui
target yang telah di tetapkan, bagi capaian target sertifikasi guru SMA
sederajat belum mancapai target yang ditetapkan.

41

Uraian Indikator 18 sebagai berikut :


Target melek huruf sebagaimana yang ditetapkan 100% tidak
mencapai target. Capaian Target terpenuhi 91,29 %. Sisa penduduk
Buta Aksara Provinsi Sulawesi Tenggara usia 15-59 tahun sebesar
10,28%.
2. Kesehatan :
Berdasarkan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-2013 dan sasaran
strategis penetapan kinerja 2012 sasaran strategis Dinas Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Menurunnya angka kematian ibu (AKI) dari 312 menjadi kurang dari 226 per
100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) dari 41 menjadi
kurang dari 26 per seribu kelahiran.
2. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dan meningkatnya usia
harapan hidup (UHH) dari 69 tahun menjadi 71 tahun.
3. Meningkatnya jumlah dan kualitas pusat-pusat pelayanan kesehatan.
4. Meningkatnya mutu, kualitas dan fasilitas pelayanan rujukan di Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi.
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan Rencana Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2008 2013, Visi, Misi dan Tujuan, kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahun 2012, yang telah dituangkan dalam Penetapan Kinerja
(PK) Tahun 2012. Hasil Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tahun 2012 adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Realisasi Indikator Kinerja
Dinas Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2012
NO

INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGIS

TARGET
SATUAN
2012

Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu per
100.000 kel.hidup

REALI
SASI
2012

258.7
Pertolongan Persalinan Nakes
K4

(%)
(%)

96.0
96.2

79.60
80.21

TT Bumil

(%)

90.4

18.01

Bumil Risti dirujuk

(%)

89.0

27.71

42

Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi per
1.000 kel.hidup

Gizi Buruk

Penyakit Menular
4.1

21.9
Pertolongan Persalinan Nakes

(%)

96.0

79.60

Bayi mendapat imunisasi lengkap

(%)

97.2

80,5

Bayi BBLR ditangani

(%)

97.7

12.85

Cakupan Kunjungan neonatal (0-7 hr) KN1

(%)

97.3

88.11

Cakupan Kunjungan neonatal (8-28 hr) KN2

(%)

96.8

85.29

Cakupan Kunjungan Bayi

(%)

95.1

88.90

Gizi Buruk

(%)

2.8

Gizi Buruk yang ditangani

(%)

100

100

Pemantauan status gizi (Riskesdas 20210)


balita
- Buruk

(%)

2.1

6.5

- Kurang

(%)

8.0

16.3

- Normal

(%)

89.3

66.9

- lebih
Bumil KEK ditangani
Pemberian Kap. Vit. A pd Bayi

(%)
(%)
(%)

1.7
100
97.7

10.2
-

Pemberian Kap. Vit. A pd Balita

(%)

98.0

84.74

Pemberian Kap. Vit. A pd Nifas

(%)

90.0

Pemberian Fe pd Bumil.

(%)

91.2

Penyakit Menular

(%)

Malaria
Penderita tersangka malaria yang diperiksa
spesimen darah/API
Penderita malaria yang diobati

4.2

4.3

4.4

4.5

/1.000 pddk

1.75/1.000
pddk

0.87

(%)

98.3

92

TBC
Angka Konversi TB

(%)

96,2

90.8

Kesembuhan penderita TBC (BTA Positif)

(%)

96,5

86.2

HIV/Aids (Prev. 1/10.000 penduduk)

/1.000 pddk

<0.5/1.000
pddk

0.044

Darah donor diskrining terhadap HIVAIDS

(%)

100

100

Infeksi menular seksual yang diobati

(%)

100

100

Klien yang mendapat penanganan HIV/Aids

(%)

96,7

100

Flu Burung
Jumlah suspek Avian Influenza yang
ditangani
Jumlah Investigasi kasus konfirmasi

(%)

0,7

(Ks)

Kasus Suspek yang diobati

(%)

100

(%)

100

100

Filaria (Micro Filaria Rate < 1%)


Kasus filariasis yang ditangani

4.6

Frambusia
Kasus Frambusia yang ditangani

4.7

Kusta/Lepra (CDR 1/10.000 penduduk)


Penderita kusta yang selesai berobat (RFT

43

(%)

91.7

/100.000
pddk

<5/100.000
pddk

10.24/100
.000 pddk

97.5

91.7

(%)

100

Rate)
4.8

DBD ( Insident Rate)


Penderita DBD yang ditangani

4.9

(%)

100

100

(%)

100

100

(%)

81.1

100

(%)

80.6

55.91

Pengadaan Obat Esensial

(%)

100

92

Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan

(%)

93.3

18

Diare
Balita dengan Diare yang ditangani

4.1

ISPA
Cakupan Balita dengan Pnemonia yang
ditangani

Air Bersih

Air Bersih
RT menggunakan air bersih

Obat Esensial

Obat Esensial

Sumber: Laporan Program Lingkup Dinkes Prov. Sultra Tahun 2012

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA


Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2012 terdiri dari 28 Indikator kinerja program
untuk mendukung 7 (tujuh) sasaran strategik. Capaian kinerja (performance results)
selama tahun 2012dari 31 indikator terdapat 27 indikator kinerja yang mencapai
target dan 5 indikator kinerja yang belum mencapai target. Capaian untuk masingmasing sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN
Sasaran Indikator ini tidak dapat di laporkan setiap tahun karena angka kematian ibu
melahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasil survey atau melalui Riset
Kesehatan Dasar, sementara Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakan pada
tahun 2013 ini.
Untuk mengukur sasaran ini maka pencapain indikator kinerja tahun 2012 adalah
sbb:
Tabel 3.2

Capaian Program Peningkatan Kesehatan Ibu


Tahun 2012
NO

INDIKATOR KINERJA PROGRAM

SATUAN

TARGET

REALISASI

%
CAPAIAN

96,2

80,21

83,3

90,4

18,01

19,9

89

27,71

31,1

Pelayanan Kesehatan Ibu

1 Pelayanan ibu hamil Kunjungan


Ke empat kali (K4)
2 Imunisasi Tetanus Texoid (TT)
Bumil
3 Bumil Resiko tinggi yang di rujuk
Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

44

Analisis Capaian
Dalam dokumen Renstra terdapat 3 (tiga) indikator pelayanan kesehatan ibu yakni:
Pelayanan Ibu Hamil Ke Empat Kali (K4),
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali
(minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua
kali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan.
Perkembangan pencapaian K-4 berflutuasi yaitu pada tahun 2008 sebesar
75,06% naik menjadi menjadi 84.32% tahun 2009, tahun 2010 mengalami
peningkatan yaitu 85.87% dan tahun 2011 mengalami peningkatan lagi menjadi
90.0% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 79.6%. Trend pencapaian
K-4 dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.1
Trend Pencapaian K-4 Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2012
95
90

90

85
84.32

80

85.87
80.21

75
70

75.06

65
2008

2009

2010

2011

2012

Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

Imunisasi Tetanus Toxoid(TT) Ibu Hamil.


Pemberian Imunisasi pada calon pengantin dan Ibu Hamil selama hamil untuk
memberikan perlindungan kepada ibu hamil terhadap tetanus toxoid.
Pencapaian pada tahun 2012 sebesar 18,01% dari target 90,4% dengan
pencapaian sasaran sebesar 19,92%. Rendahnya pencapaian indikator ini
disebabkan kurangnya pengetahuan calon pengantin dan ibu hamil tentang
manfaat pemberian imunisasi Tetanus Toxid sehingga mereka tidak secara rutin
untuk di imunisasi TT.
Ibu Hamil Risiko Tinggi Yang Dirujuk.
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatal dengan
komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan
kesehatan.
45

Perkembangan Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani


cenderung meningkat yaitu pada tahun 2008 29.32%, tahun 2009 34.52%,
tahun 2010 58.05% dan tahun 2011naik lagi menjadi 65.26% namun pada tahun
2012 mengalami pnurunan menjadi 27,71%. Trend pencapaian Cakupan
Komplikasi kebidanan yang ditangani dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada
gambar berikut:
Gambar 3.2
Trend Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2012
70
60
50
40
30
20
10
0

58.05

29.32

2008

65.26

34.52

2009

27.71

2010

2011

2012

Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa dari tiga indikator tersebut
belum ada yang mencapai target yang telah ditetapkan terutama indikator Bumi
Resti yang dirujuk baru mencapai 27,71% dari target 89% dengan pencapaian
sasaran sebesar 31,1%.
Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan ibu
diantaranya kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa memiliki
bidan, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dan dukungan sektoral yang
masih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menanggulangi
permasalahan tersebut, diantaranya pertemuan koordinasi dan integrasi program
secara terpadu dengan Kabupaten/Kota, peningkata kapasitas petugas,
optimalisasi pemanfaatan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK), optimalisasi
penggunaan dana pembebasan biaya pengobatan, koordinasi dengan sektor
terkait serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang.

MENURUNNYA ANGKA KEMATIAN BAYI


Untuk mengukur sasaran ini maka Indikator tidak dapat di laporkan setiap tahun
karena angka kematian ibu melahirkan per 1.000 KH dapat diperoleh dari hasil
survey atau Riskesdas, di mana Riset Kesehatan Dasar baru akan dilaksanakan
pada tahun 2013 ini.
Untuk mengukur sasaran ini maka pencapaian indikator kinerja tahun 2012 adalah
sbb:

46

Tabel 3.3

Capaian Program Peningkatan Kesehatan Anak


Tahun 2012
NO

1
2
3
4
5

SATUAN

INDIKATOR KINERJA PROGRAM

Pelayanan Kesehatan Anak


Bayi mendapat imunisasi langkap
(UCI)
Bayi BBLR yang ditangani
Cakupan KN 1
Cakupan KN Lengkap
Cakupan Kunjungan Bayi

%
%
%
%
%

TARGET

REALI
SASI

%
CAPAIAN

97,2
97,7
97,3
96,8
95,1

73.1
100
88,11
85,29
88,90

75.2
102
90.5
88,1
93,5

Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

Analisis Capaian
Fokus indikator untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan anak dalam
dokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi:
Bayi mendapat imunisasi lengkap (UCI)
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah
Desa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut
sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Perkembangan Persentase Desa/Kelurahan UCI cenderung naik yaitu pada
tahun 2008 76%, tahun 2009 78%, dan tahun 2010 79.6%, tahun 2011 menjadi
80.2% dan tahun 2012 turun menjadi 73,1%. Trend pencapaian Cakupan
Kunjungan Bayi dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.3
Trend Persentase Desa/Kelurahan UCI
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 - 2012
82
80
78
76
74
72
70
68

78

79.6

80.2

76
% UCI desa

72.36
2008

2009

2010

Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

47

2011

2012

Cakupan KN1
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6
48 jam setalah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan
indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
Neonatal.
Cakupan KN Lengkap
Adalah cakupan pelayanan neonates sesuai standar, paling sedikit 3 kali, pada
6-24 jam setelah lahir (KN1), pada 3-7 hari (KN2) dan pada 28 hari (KN3)
setelah lahir yang dilakukan difasiltas kesehatan maupun kunjungan
rumah.Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan neonatal. Pencapaian tahun 2012 adalah sebesar 85,29%
dari target 96,8%
Cakupan Kunjungan Bayi.
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 7 kali.
Perkembangan cakupan kunjungan bayi berflutuasi yaitu pada tahun 2008
74.31%, dan tahun 2009 turun menjadi 73.17%, sedangkan tahun 2010 naik
menjadi 85.62% dan tahun 2011 naik lagi menjadi 90.31% dan tahun 2012
menurun lagi menjadi 88.9%. Trend pencapaian cakupan kunjungan bayi dari
tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.4
Trend Cakupan Kunjungan Bayi
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2012
100
80
60

74.31

73.13

85.62

90.3

88.9

40

Kunjungan Bayi

20
0
2008

2009

2010

2011

2012

Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehata Dasar

Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan anak


diantaranya.kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa
48

memiliki bidan, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dan dukungan


sektoral yang masih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka
menanggulangi permasalahan tersebut, diantaranya pertemuan koordinasi dan
integrasi program secara terpadu dengan Kabupaten/Kota, peningkata
kapasitas petugas, optimalisasi pemanfaatan dana Biaya Operasional
Kesehatan (BOK), optimalisasi penggunaan dana pembebasan biaya
pengobatan, koordinasi dengan sektor terkait serta penyediaan sarana dan
prasarana penunjang.
MENURUNNYA PREVALENSI GIZI KURANG.
Prevalensi Gizi Kurang adalah anak dibawah 5 tahun dengan index berat badan
menurut umur berada pada nilai Z skor dengan standar deviasi -2 sampai -3
(WHO).
Pencapaian indikator ini berdasarkan Riskesdas 2010 sebesar 23,8%.
Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis maka indikator kinerjanya
adalah:
Tabel 3.4

Capaian Program Perbaikan Gizi Masyarakat


Tahun 2012
NO

INDIKATOR KINERJA PROGRAM

Keadaan Gizi Balita (Riskesdas,


2010)
- Buruk
- Kurang
- Normal
- Lebih
Gizi Buruk yang ditangani
Bumil KEK ditangani
Pendistribusian Kap. Vit. A pada
bayi (1 - 12 bulan)
Pendistribusian Kap. Vit. A pada
Balita (6 59 bulan)*) termasuk bayi
Pendistribusian Kap. Vit. A pada ibu
Nifas
Cakupan Ibu hamil mendapat 90
Tablet

2
3
4
5
6
7

SATUAN

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)

2,1
8,0
89,3
1,7
100
-

6,5
6,5
16,3
10,2
100
-

32,3
81,2
18,2
16,6
100
-

(%)

80

84.74

105

(%)

(%)

78

70.6

90.51

Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

Analisis Capaian
Berdasarkan dokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
2008-2013 terdapat 7 (enam) indikator untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
program perbaikan gizi namun hanya 4 (empat) yang bisa dilaporkan adalah sebagai
berikut :

49

Keadaan Gizi Balita (Hasil Riskesdas 2010).


Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, menjelaskan ada kecenderungan
perbaikan keadaan gizi masyarakat, namun demikian bila dibandingkan dengan
target, tidak satupun indikator kedaan gizi yang mencapai target. Hal ini
ditunjukan indikator kinerja penurunan gizi buruk baru mencapai 32,3%, gizi
kurang 81,2%, gizi baik 18,7% dan yang perlu menjadi fokus perhatian adalah
upaya penurunan masalah gizi lebih kinerjanya hanya pencapai 16,6%.

Penanganan Kasus Gizi Buruk


Bila dilihat dari kecenderungan kejadian kasus gizi buruk yang didapatkan dari
hasil pelacakan kasus gizi buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 berflutuasi dimana didapatkan gambaran bahwa
pada tahun 2008 1.137 kasus, tahun 2009 turun lagi 1.246 kasus dan pada tahun
2010 turun lagi menjadi 938 kasus tahun 2011 sebanyak 508 kasus sedangkan
pada tahun 2012turun lagi hanya 327 kasus.Dari jumlah tersebut 100% sudah
ditangani (target 100%) dengan demikian kinerja atas indicator ini sebesar
100%.Bentuk penanganan yang diberikan sangat bervariasi tergantung keadaan
dan sumberdaya yang tersedia dimasyarakat dan sarana pelayanan
kesehatan.Umumnya kasus gizi buruk yang ditemukan langsung dirujuk ke
Puskesmas dan atau ke Rumah Sakit terdekat.Sehubungan dengan penanganan
kasus gizi buruk, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara bersama dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan TP-PKK telah mengembangkan Rumah
Pemulihan Gizi (RPG) dan Pusat Terapi Gizi (Theurapic Feeding
Center/TFC).Sampai dengan tahun 2011 telah berkembang 6 Unit Rumah
Pemulihan Gizi dan 1 Unit TFC.
Trend Jumlah Kasus Gizi Buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2012
ditunjukkan gambar berikut:
Gambar.3.5
Trend Jumlah Kasus Gizi Buruk
Tahun 2008 s/d 2012

1400
1200

1137

1246
938

1000
800

508

600
327

400
200
0
2008

2009

2010

Sumber: Seksi Bimdal Kes. Komunitas & Gizi


Kesmas

50

2011

2012

Pendistribusian Kapsul Vitamin A pada Anak Balita (6-59 bulan)


Dalam dokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara periode
2008-2013 pada tahun 2011 telah ditetapkan target indikator pendistribusian
kapsul vitamin A anak usia 6 59 bulan sebesar 80,4 % Berdasarkan hasil
analisis data laporan gizi dari Kab/Kota diperoleh hasil bahwa cakupan
pendistribusian kapsul Vitamin A sebesar 84,74% dengan pencapaian sasaran
105%.Bila dilihat kecenderungan cakupan dari tahun 2008 sampai dengan 2012
terlihat bahwa pencapaian cakupan mengalami kenaikan seperti terlihat pada
dibawah ini:
Gambar.3.6
Trend Cakupan distribusi Kapsul Vitamin A Pada Balita
Tahun 2008 - 2012.
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

83

2008

74

65.35

2009

2010

69.9

2011

84.74

2012

Sumber: Seksi Bimdal Kes. Komunitas & Gizi


Kesmas

Cakupan Ibu Hamil mendapat 90 Tablet


Anemia gizi karena kekurangan zat gizi besi merupakan salah satu masalah gizi
utama di Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Kelompok masyarakat
yang rawan menderita anemia gizi besi adalah wanita usia subur, ibu hamil, ibu
nifas, remaja putri, calon pengantin, buruh wanita dan anak sekolah. Kurang
darah atau anemia gizi besi adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin
dalam darah kurang dari normal. Dampak yang ditimbulkan akibat anemia gizi
pada ibu hamil adalah perdarahan pada waktu melahirkan, berat badan lahir
rendah, sedangkan dampak sosialnya akibat anemia gizi adalah penurunan
produktivitas. Anemia gizi terjadi karena zat besi yang masuk melalui makanan
tidak mencukupi kebutuhan, meningkatnya kebutuhan zat besi pada ibu hamil,
masa tumbuh kembang, penyakit kronis dan infeksi serta perdarahan yang
disebabkan kecacingan, malaria, haid dan melahirkan.Untuk menanggulangi

51

masalah anemi pada ibu hamil tersebut, diberikan tablet besi sebanyak 90 tablet
selama kehamilan
Dalam dokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara periode
2008-2013 pada tahun 2012 telah ditetapkan target indikator cakupan ibu hamil
mendapat 90 Tablet targetnya sebesar 78% dan realisasinya 76% dengan
pencapaian sasaran sebesar 97,43%.
Bila dilakukan analisis dari tahun 2008 2011, cakupan pemberian tablet besi
pada ibu hamil cenderung meningkat dan pada tahun 2012 mengalami
penurunan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar.3.7
Trend Cakupan Distribusi Tablet Fe Ibu Hamil sebanyak 90 Tablet
Tahun 2008 2012
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

83.7
68.7

70.6

63
50

2008

2009

2010

2011

2012

Sumber: Seksi Bimdal Kes. Komunitas & Gizi


Kesmas

MENINGKATNYA USIA HARAPAN HIDUP (UHH)


Umur Harapan Hidup di Sulawesi Tenggara Tahun 2012 beradasarkan Etimasi
dari BPS Adalah 67,80 Tahun Untuk Laki-Laki Dan Perempuan 71,80 Tahun
dengan Rata-Rata 69.8 Tahun.
Untuk mencapai sasaran strategi ini banyak faktor yang mempengaruhi salah
satunyaadalah dengan program pencegahan penyakit dengan pencapaian
indikator kinerjanya adalah sbb:

52

Tabel 3.5

Capaian Program Pencegahan Penyakit Menular


Tahun 2012

NO
1

INDIKATOR KINERJA PROGRAM

SATUAN
/1.000 pddk

1.75/1.000

0,87

49,7

(%)

98.3

92

93,6

Angka Konversi TB

(%)

96.2

90,8

Kesembuhan penderita TBC (BTA Positif)

(%)

96.5

86,2

94,3
89,3
100

TBC

HIV/Aids (Prev. 1/10.000 penduduk)

/1.000 pddk

<0,5%

0,044

Darah donor diskrining terhadap HIVAIDS

(%)

100

100

Infeksi menular seksual yang diobati


Klien yang mendapat penanganan HIV/Aids

(%)
(%)

100
93.3

100
100

100
100
107

Flu Burung
Jumlah suspek Avian Influenza yang ditangani

(%)

1.3

Jumlah Investigasi kasus konfirmasi

(Ks)

Kasus Suspek yang diobati

(%)

100

(%)

100

100

100

100

Filaria (Micro Filaria Rate < 1%)


Kasus filariasis yang ditangani

%
CAPAIAN

pddk

Penderita malaria yang diobati

REALISASI

Malaria
Penderita positif malaria yang diperiksa
specimen darah/API

TARGET

Frambusia
(%)

Kasus Frambusia yang ditangani

10,24

109
48,82

91,7

94

(%)

Penderita kusta yang selesai berobat (RFT


Rate)
DBD (Insiden Rate)

<5/100.0000
pddk
97.5

Penderita DBD yang ditangani

(%)

100

100

100

(%)

100

100

100

(%)

81.1

100

123

(%)

80.6

55,91

69,4

(%)

100

92

92

93.3

18

20,4

/100.0000
pddk

91.7

Kusta/Lepra (CDR 1/10.000 penduduk)

Diare
Balita dengan Diare yang ditangani

10

ISPA
Cakupan Balita dengan Pnemonia yang
ditangani

12
13

Air Bersih
RT menggunakan air bersih
Obat Esensial
Pengadaan Obat Esensial
Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan

Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

53

Pencapaian kinerja Indikator Program secara global yang dapat tercapai baik
adalah program pada penyakit yang termasuk dalam target MDGS 2015 (HIV-AIDS,
TB dan Malaria) karena untuk pelaksanaan program tersebut mendapatkan bantuan
dana hibah dari Global Fund AIDS, TB, Malaria (GF-ATM), sedangkan untuk penyakit
lainnya tidak mencapai target yang diharapkan. Adapun analisis secara rinci sebagai
berikut :
Analisis Capaian:
P2 Malaria
Penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan di Provinsi Sulawesi
Tenggara, karena 10 dari 12 Kab/Kota merupakan daerah endemis malaria tinggi
dan sedang. Termasuk daerah endemis malaria tinggi adalah Kab. Buton, Kab.
Bombana, Kota Baubau, Kab. Buton Utara dan kab.Konawe , sedangkan daerah
endemis malaria sedang adalah Kab. Wakatobi, Kab. Muna, Kab. Konawe
Selatan, Kab. Konawe Utara dan Kota Kendari.
Indikator kinerja penderita positif malaria yang diperiksa specimen darah/API
sebesar 0,87/1.000 penduduk dari target 1.75/1.000 penduduk dengan pencapain
sasaran 82,3%, sedangkan penderita malaria yang diobati sebesar 92% dari target
98,3% dengan pencapain sasarn 87,8% ini berarti target pelaksanaan program
belum tercapai dengan baik, dan untuk kesinambungan dan peningkatan kinerja
program diharapkan ada dukungan dana APBD I dan II, sehingga tidak tergantung
sepenuhnya pada dana Global Fundyang pada tahun 2013 ini akan berakhir.

P2 TB
Penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan di Sulawesi Tenggara, hal ini
dapat dilihat dari angka konversi TB pada tahun 2012 sebesar 90,8% dari
target 96.2% dengan pencapaian sasaran sebesar 94,38% angka ini
mengalami peningkatan dari tahun 2011yang hanya 77,56% dari target 96,2%,
dan kesembuhan penderita TBC (BTA +) sebesar tahun 2012 sebesar 86,2%
dari target 96,5% angka ini juga mengalami peningkatan dari capaian tahun
2011 yaitu 85,8% dari target 96,5%.
Dalam pencapaian sasaran sesuai target diharapkan ada dana APBD I, APBD
II sebagai sharring budget yang proporsinya semakin besar karena tidak
selamanya GF akan membiayai program. Dana APBD tersebut membiayai
kegiatan yang tidak tercover oleh GF dan lebih diarahkan ke penggerakan dan
pemberdayaan Lintas Sektor Lintas Program dan masyarakat. Ke depan dana
APBD ini harus menjadi dana utama dalam pelaksanaan program ketika GF
tidak ada lagi sebagai tanggungjawab dalam melaksanakan kewenangan
wajib Provinsi dan Kab/Kota di bidang kesehatan.

54

P2 HIV/AIDS
Penyakit HIV-AIDS sudah mulai terdeteksi di Sulawesi Tenggara sejak tahun
2004 dan setiap tahun kasusnya dilaporkan dengan angka semakin
meningkat. Sekalipun prevalensinya rendah, tapi harus diwaspadai karena
sifat dari penularannya yang sangat berkaitan dengan perilaku pergaulan
bebas yang justru menjadi trend di era sekarang. Dengan semakin
terbukanya Provinsi Sulawesi Tenggara karena terbukanya berbgai peluang
usaha terutama di sektor pertambangan, tempat hiburan, hotel dan mobilisasi
penduduk semakin meningkat, HIV-AIDS dapat menjadi ancaman yang serius
apabila tidak ditanggulangi secara serius oleh Pemerintah Daerah.
Indikator Darah Donor darah diskrining terhadap HIV/AIDS 100% dari target
100% diamana pencapaian sasarannya sebesar 100%, Infeksi menular yang
diobati 100% dari target 100% dengan pencapaian sasaran 100%, dan Klien
yang mendapat penanganan HIV/Aids 100% dari target 96,7% pencapaian
sasaran sebesar 103%.
Sejak bulan Juli 2011, P2 HIV-AIDS mendapat dukungan dana dari GF ATM
Komponen AIDS yang dialokasikan untuk Set UP layanan Klinik dan biaya
operasional penemuan kasus dan pengobatan disamping untuk manajemen
Program dan penguatan jejaring layanan di 3 (tiga) Kab/Kota yaitu. Kota
Kendari, Kota Baubau dan Kab. Muna. Diharapkan ke depan akan
mendapatkan dukungan dana dari APBD I dan APBD II.

P2 Flu Burung
Sampai saat ini Povinsi Sulawesi Tenggara belum pernah melaporkan
penderita yang (+) terkena Flu Burung.Namun demikian kasus hewan unggas
yang terdeteksi ada virus H5N1 sudah banyak dilaporkan.
Pencapaian indikator jumlah Suspect Avian Influensa yang ditangani adalah
sebesar 0% dari target 0,7%, Jumlah infeksi kasus konfirmasi 0% target 1.3%
dan kasus suspect yang diobati 0% dari target 100%. Namun demikian
kegiatan untuk sistim Kewaspadaan Dini harus dilakukan dan ini
membutuhkan dukungan dana APBD.

P2 Filariasis
Di Provinsi Sulawesi Tenggara ada 5 (lima) kab/kota endemis filariasis.
Pencapaian indicator kinerja tahun 2012 kasus filariasis yang ditangani 100%
dari taget 100% dengan pencapaian sasaran 100%. Namun demikian
diharapkan selanjutnya ada dukungan dana dari APBD Provinsi terutama
untuk pemantauan pasca pengobatan missal dan menilai keberhasilan
pengobatan missal melalui kegiatan survey darah jari.

55

P2 Frambusia
Penyakit Frambusia tergolong dalam Neclegted Deseases (Penyakit yang
terabaikan). Sekalipun kasus Frambusia di Provinsi Sulawesi Tenggara sudah
sedikit dibawah target < 1/10.000 penduduk (prevalensi 0.98/10.000
penduduk) tapi hal ini menandakan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara
merupakan daerah tertinggal, suatu hal yang tidak menyenangkan padahal di
sisi lain kemajuan sosial ekonomi sudah cukup baik. Kasusnya hanya
dilaporkan ada di Kab.Muna dan Kab.Buton dan sangat terkait dengan hygiene
seseorang yang tinggal di daerah yang sangat sulit untuk mendapatkan air
bersih.
Pencapaian Indikator kasus Frambusia yang ditangani 100% dari target 91,7%
dengan pencapaian sasaran sebesar 109%. Namun Bantuan pembiayaan dari
APBD sangat diharapkan, agar pelaksanaan program secara terpadu Lintas
Sekor/Lintas Program dapat terselenggara dengan baik dan penyakit
Frambusia tidak ada lagi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

P2 Kusta
Penyakit Kusta masih menjadi masalah kesehatan di Provinsi Sulawesi
Tenggara, hal ini dapat dilihat dari angka CDR 10,24< 1/100.000 penduduk
dari target < 5/100.000. Angka kecacatan Kusta yang masih tinggi oleh karena
penderita kusta pada umumnya datang dalam kondisi yang sudah berat dan
cacat. Hal ini terjadi karena penyakit kusta bukan penyakit yang bersifat akut
dan mematikan, stigma yang buruk di kalangan masyarakat karena seringkali
penyakit kusta dianggap sebagai penyakit kutukan, guna-gunadan mengerikan
sehingga penderita kusta akan dikucilkan dan disembunyikan dari masyarakat
umum. Oleh karena itu kegiatan penyuluhan seharusnya dapat lebih
ditingkatkan, demikian juga sosialisasi dan advokasi kepada Pemda, dan para
penentu kebijakan agar mendapatkan dukungan berupa kebijakan, komitmen
yang kuat dan pembiayaan APBD.
Kegiatan P2 Kusta selama ini lebih banyak mengandalkan dari dana NLR
(Nederland Leprosy Relief), padahal masih banyak komponen lainnya yang
bisa dikerjakan untuk pencapain angka-angka sesuai target yang diharapkan,
dan dana APBD diharapkan dapat mendukung kegiatan tersebut.

P2 DBD (Demam Berdarah Dengue)


Penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Prov.
Sultra.Kasusnya sepanjang tahun selalu dilaporkan sehingga beberapa
wilayah di Sulawesi Tenggara adalah merupakan daerah endemis DBD
terutama di Kota Kendari.
Pencapaian indikator kinerja Insidens Rate menunjukkan bahwa kasus DBD
masih tinggi yaitu 9,82/100.000 penduduk sementara target 20/100.000
penduduk. Namu demikian untuk CFR 0 dan penanganan kasus sesuai

56

standar 100% hal ini menandakan bahwa kinerja petugas di UPK sudah baik,
demikian juga tidak terjadi KLB pada tahun 2012. Selain itu kurang
terlaksananya gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) melalui
gerakan 3 M Plus (Menguras, Menutup, Menimbun Plus memakai repellent,
memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dll) yang sangat tergantung dari
partisipasi bersama melibatkan seluruh komponen masyarakat dan
Pemerintah Daerah. Dibawah ini dapat digambarkan perkembangan jumlah
kasus DBDdi kabupaten/kota tahun 2010 -1012 sebagai berikut:
Gambar.3.8
Jumlah Penderita DBD Perkab/Kota Prov. Sultra
Tahun 2010 S/D 2012
600

a.
b.
c.

500
400
300
200
100
0

Knw Konsel Btn Muna Klk

Kdi Bau2 Bmbn Wktb Kolut Konut Butur

2010

84

541

36

132 460

18

127

35

2011

16

126

33

11

14

2012

23

55

79

114

35

35

32

Sumber: Seksi Bimdal Pengendalian & Pemb. Peny.

Ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan Kolaka menjadi yang tertinggi
dalam kejadian kasus penyakit demam berdarah yakni tingkat mobilisasi
penduduk yang cukup tinggi yang datang atau yang keluar dari Konsel kondisi
perumahan yang padat, kesadaran masyarakat dalam hal menjaga kebersihan
lingkungan dalam rangka upaya pencegan penyakit demam berdarah belum
maksimal, atau budaya 3 M menguras menimbun dan menutup belum berjalan
dengan baik serta masih ada presepsi menyemprot lebih baik ketika ada kasus
DBD. Dari grafik diatas terlihat adanya penurunan yang cukup signifikan dari
jumlah kasus penderita DBD pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun
2011. Pada Tahun 2010 jumlah penderita sebanyak 1.433 kasus sedangkan
pada Tahun 2011 sebanyak 200 kasus sedangkan jumlah kasus pada tahun
2012 mengalami peningkatan menjadi 373 kasus yang dapat ditunjukkan pada
gambar berikut:

57

Gambar.3.9
Trend Kasus Penyakit DBD
Di Prov.Sultra Tahun 2010-2012
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

1433

2010

Angka kematian Kasus DBD Tahun


3732010
200

2010

2011

2011
2012

2012

Sumber: Seksi Bimdal Pengendalian & Pemb. Peny.

P2 Diare
Pencapaian kinerja program P2 Diare untuk indikator cakupan penemuan
penderita diare yang ditangani baik yaitu 100% dari target 100% dengan
pencapaian sasaran 100%.
Perkembangan Cakupan Penanganan Penderita Diareberflutuasi yaitu pada
tahun tahun 2008 57%, tahun 2009 turun menjadi 50%, sedangkan tahun
2010 naik menjadi 56% dan tahun 2011 naik lagi menjadi 39%. Tahun 2012
meningkat menjadi 41% Trend pencapaian Cakupan Penemuan dan Penderita
Diare dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar.3.10

Trend Penemuan Dan Penanganan Penderita Diare


Tahun 2008 s/d 2012
60

57

50

50

56
39

40

41

30
20
10
0
2008

2009

2010

Sumber: Seksi Bimdal Pengendalian & Pemb. Peny.

58

2011

2012

Namun demikian Pembiayaanuntuk melaksanakan kegiatan terkait ketrampilan


petugas, manajemen dan pengendalian mutu program sama sekali tidak ada
baik APBN maupun APBD. Oleh karena itu ke depan diharapkan program
mendapatkan dukungan pembiayaan melalui dana APBD dan APBN
sehingga dapat meningkatkan kinerja program.

P2 ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)


Pencapaian Indikator kinerja untuk cakupan penemuan kasus Pneumonia
pada Balita di tangani yaitu 100% dari target 81,1% dengan pencapaian
sasaran 123%. Namun demikian masih banyak petugas kesehatan di
Puskesmas dan jajarannya ke bawah sampai desa/kelurahan yang belum
memiliki ketrampilan sesuai standart yang diharapkan dalam menatalaksana
Balita sakit, sehinga banyak kasus ISPA pada balita dilaporkan ISPA tanpa
membedakan yang pneumonia dan bukan pneumonia. Sementara dukungan
pembiayaan baik APBD maupun sumber dana lainnya tidak ada sehingga
tidak dapat melaksanakan kegiatan terkait ketrampilan petugas , manajemen
dan pengendalian mutu program, Oleh karena itu ke depan
diharapkandukungan pembiayaan melalui dana APBD dan APBN sehingga
dapat meningkatkan kinerja program.

Program Lingkungan Sehat.


Analisis Capaian:
Berdasarkan target RPJMN /Renstra Program Kesehatan lingkungan indikator
Rumah Tangga yang menggunakan Air bersih tahun 2012 sebesar 55,91%
dari target 80,6% dengan pencapaian sasaran 69,36% pencapaian ini lebih
rendah dari tahun 2011 sebesar 73,2% dari target 91,2% Belum mencapai
target yang diharapkan hal ini disebabkan berbagai faktor antara lain :
- Terbatasnya sarana dan prasarana penyediaan Sarana Air Bersih terutama
didaerah terpencil dan sulit air.
- Kurangnya tenaga yang terlatih terutama tentang kegiatan pengawasan dan
perbaikan kualitas air.
- Kurangnya anggaran program pengawasan lingkungan sehat sehingga data
dan laporan dari kab/kota dikumpulkan tepat waktu.

Pengadaan Obat Essensial termasuk dalam Program Obat dan


Perbekalan Kesehatan.
Capaian Program Tahun 2012 adalah:
Analisis Capaian
Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa persentase pengadaan obat
essensial untuk Tahun tahun 2012 sebesar 92% dari target angka ini
mengalami penurunan dari capaian tahun 2011 sebesar 94,52%. Hasil
tersebut tidak mencapai target disebabkan karena adanya item obat yang tidak
termasuk dalam daftar obat essensial tetapi dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan dasar seperti asam mefenamat, dan lain-lain.

59

Hasil pencapaian persentase ketersediaan obat dan vaksin diperoleh dari


laporan Triwulan indikator 41 item (terdiri dari 33 item obat dan 7 item vaksin)
yang berasal dari 12 Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Laporan indikator 41 item di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
dapat menggambarkan ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas.
Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan.
Hasil evaluasi berdasarkan definisi operasional di atas diperoleh persentase
ketersediaan obat pada Tahun 2012 sebesar 18% dari target 93.3% dengan
pencapaian sasaran sebesar 19.29%.
Beberapa masalah dan hambatan yang dihadapi pada pencapaian program
kefarmasian pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
- Kemampuan SDM di Kabupaten dan Kota belum memadai. Hal ini
disebabkan karena jumlah tenaga yang tersedia masih sangat terbatas
khususnya tenaga yang menangani masalah farmasi, makanan-minuman,
hingga berdampak pada pelaksanaan kegiatan program yang menjadi
kewenangan Kabupaten/Kota misalnya pada pelaksanaan pembinaan dan
pengendalian pada sarana produksi dan distribusi obat, makanan-minuman,
kosmetika dan alat kesehatan.
- Kabupaten/Kota yang baru terbentuk struktur organisasinya di bidang
Farmasi masih relatif belum terisi dengan tenaga farmasi sehingga kegiatan
farmasi belum seluruhnya dilaksanakan
- Sistem Informasi Manajemen (SIM) belum berjalan sebagaimana
diharapkan. Ini terlihat sangat minimnya informasi yang diperoleh dari
kabupaten dan kota khususnya yang berhubungan dengan pencapaian
kegiatan program, informasi jumlah sarana, prasarana dan tenaga yang
ada, dan laporan-laporan lain yang seharusnya disampaikan secara
periodic.
- Prasarana Pelaporan dengan menggunakan sistem software (SIPNAP,
SIPDIBAT) belum terlaksana baik karena programmer obat kabupaten/kota
dan sarana PBF belum terlatih baru Sosialisasi pada bulan November 2009
sehingga belum bisa terlaksana baik.
- Hasil evaluasi ke sarana pelayanan dasar (puskesmas) di Kabupaten/Kota
menunjukkan bahwa pada umumnya pengelolaan obat yang baik belum
dilaksanakan sesuai materi pelatihan pengelolaan obat di Puskesmas,
masih terdapat keterbatasan sarana dan prasarana di kamar obat dalam
pelayanan.
- Penggunaan obat yang lebih efektif dan efisien di unit pelayanan kesehatan
dasar belum optimal, hal ini disebabkan karena belum adanya pedoman
pengobatan yang rasional Kab/Kota dimasing-masing unit pelayanan.
Kabupaten Kolaka dan Kota Kendari telah mempunyai standar pengobatan
tersebut akan tetapi optimalisasi pedoman belum semua unit pelayanan
dasar menggunakannya.
- Pengelolaan obat di Puskesmas Kabupaten/Kota pada umumnya belum
ditangani oleh tenaga profesi (Apoteker/Asisten Apoteker), sehingga untuk

60

meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pengelolaan obat, perlu


penambahan tenaga Asisten Apoteker dan pelatihan Pengelola obat
puskesmas yang berkesinambungan.
Sejak pelaksanaan otonomi daerah pelaksanaan pelaporan kegiatan rutin
Kabupaten/Kota ke Propinsi kurang optimal, meskipun telah dilakukan
penjemputan laporan Kabupaten/Kota oleh petugas propinsi, sehingga
evaluasi pencapaian pelaksanaan program untuk Kabupaten/Kota sulit
diketahui
Pelaksanaan One Gate Policy di Kab/Kota relatif belum terlaksana sesuai
yang diharapkan karena masih tingginya ego program.
Pada umumnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) se Propinsi Sultra
belum terbentuk Panitia Farmasi Rumah Sakit selain RSU Propinsi,
sehingga Formularium Rumah Sakit belum tersusun sebagai bahan acuan
dalam pengadaan, pelayanan dan penulisan resep yang efektif oleh dokter
kepada pasien.
Kepatuhan sarana pelayanan kesehatan terhadap ketentuan yang berlaku
sehubungan dengan pengelolaan sediaan narkotika dan psikotropika masih
perlu ditingkatkan melalui bimbingan teknis di sarana pelayanan kesehatan.

MENINGKATNYA CAKUPAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF.


ASI Eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu saja kepada bayi sampai bayi
berusia 6 bulan.Pencapaian Indikator sasaran pada tahun 2012 adalah sebesar
50,59% dari target 70% dengan pencapaian sasaran sebesar 72,71%.
Pencapaian Cakupan ASI Eksklusif di kabupaten/kota tahun 2012 dapat dilihat pada
gambar3.22 berikut :
Gambar.3.11
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Umur 0-6 Bulan
Menurut Kabupaten Kota Tahun 2012
70
60

59.6 61.3

67.2

64.4
55.7

58
51.1

50
40

26.7

30
20
10

4.5

Sumber: Seksi Bimdal Pelay Kes. Komunitas & Gizi Masy

61

70

66
52

57.1

50.59

Dari tabel diatas terlihat bahwa belum ada Kabupaten/Kota mencapai target
pencapaian yang telah ditetapkan sebesar 70%.
Gambar.3.12
Trend Persentase Bayi 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 s/d 2012.

70.00
60.00
50.00

63.80
54.81

50.90

40.00
33.48

30.00
20.00

14.80

10.00
Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Sumber: Seksi Bimdal Pelay Kes. Komunitas & Gizi Masy

Dari Gambar atas didapatkan persentase capaian pemberian ASI Eksklusif pada
anak balita usia 0-6 bulan di Provinsi Sulawesi Tenggara sejak tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010 mengalami penurunan capaian yaitu untuk tahun 2008 sebesar
54.81%, tahun 2009 turun menjadi 33.48% dan kembali turun sampai sebesar 14.8%
pada tahun 2010. Namun pada tahun 2011 terjadi peningkatan persentase capaian
ASI Eksklusif pada anak balita usia 0-6 bulan menjadi sebesar 63.8% dan pada tahun
2012 mengalami penurunan menjadi sebesar 50.90%.
Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapat ASI
eksklusif sebesar 50,9% dari target yang ditetapkan 70%, dengan pencapaian
sasaran sebesar 72,71%, belum mencapai target yang telah ditetapkan untuk itu
diharapkan mendapatkan dukungan pembiayaan melalui dana APBD dan APBN
sehingga program dan kegiatan yang mendukung peningkatan capaian ASI Ekslusif
dapat dilaksanakan dan mencapai target.

MENINGKATNYA CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN


Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan adalah Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.Pertolongan persalinan adalah
proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV
62

persalinan.Sedangkan tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan


adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai
standar. Dimana indikator ini mengukur kemampuan manajemen program Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan persalinan yang profesional.

Pencapain Indikator Sasaran pertolongan persalinan oleh Oleh tenaga kesehatan


tahun 2012 sebesar 79,60% dari target 96% dengan pencapaian sasaran 82.9%.
Pencapaiannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6

Capaian Program Peningkatan Kesehatan Ibu


Tahun 2012
NO

INDIKATOR KINERJA PROGRAM

SATUAN

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

96,0

79,60

82,9

Pelayanan Kesehatan Ibu


1 Pertolongan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan

Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

Perkembangan Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Bidan Atau Tenaga


Kesehatancenderung meningkat yaitu tahun 2008 mencapai 75.96%, tahun 2009
mencapai 80.35%, tahun 2010 mencapai 86.28%, tahun 201189.21% dan pada
tahun 2012 menurun menjadi 79,60%. Trend pencapaian Cakupan Pertolongan
persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan dari tahun 2008-2012 ditunjukkan
pada gambar berikut:
Gambar 3.13
Trend Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Bidan Atau Tenaga Kes.
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2012
95
90
89.21

85

86.28

80
75
70

80.35

79.6

75.96

65
2008

2009

2010

Sumber: Seksi Bimdal Pelayanan Kesehatan Dasar

63

2011

2012

MENINGKATNYA JUMLAH PUSAT- PUSAT PELAYANAN KESEHATAN.


- Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu terhadap penduduk
- Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit terhadap penduduk
Analisis Capaian
Dari kedua indikator kinerja tersebut diatas maka pencapaian indicator ini adalah
rasio puskesmas, puskesmas pembantu terhadap penduduk dapat ditunjukkan pada
tabel 3.7 berikut :
Tabel 3.7
Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
diProvinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2012
N0

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

JUMLAH
PUSKESMAS

KAB/KOTA

Konawe
Konsel
Konawe Utara
Kolaka
Kolaka Utara
Bombana
Muna
Buton
Buton Utara
Wakatobi
Bau-Bau
Kendari
Jumlah

30
22
13
21
16
22
36
32
9
19
17
15
252
3,3

Rasio terhadap jumlah penduduk

JUMLAH
PUSTU

57
62
20
63
21
32
49
62
27
14
11
19
437
1,9

Sumber: Laporan Program Dinkes Prov.Sultra Tahun 2012

Standar puskesmas 1 : 30.000 penduduk


Standar pustu
1 : 10.000 penduduk
Analisis Capaian
Rasio Puskesmas per satuan penduduk di Sulawesi tenggara 3,3/30.000 penduduk
dimana setiap 3-4 puskesmas melayani 30.000 penduduk apabila dibandingkan
dengan target sudah melebih dimana ditargetkan 1 Puskesmas melayani 30.000
penduduk, namun demikian secara rasio sudah memenuhi standar namun distribusi
penyebaran yang tidak tidak merata terutama didaerah yang terpencil dan daerah
sulit.
Sedangkan Rasio puskesmas pembantu satuan penduduk 1,9/10.000 penduduk
dimana setiap 1-2 puskesmas pembantu dilayani 10.000 penduduk ini juga sudah
melebih target setiap 1 puskesmas pembantu melayani 10.000 penduduk namun
demikian distribusi penyebaran yang tidak merata disetiap wilayah terutama daerah
perkotaan dan daerah pedesaan.

64

Sedangkan pencapaian Indikator Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit per


satuan penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 adalah sbb:
Tabel 3.8
Rasio TT Rumah Sakit per satuan penduduk
di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012

NO

JENIS KELAS

TAHUN 2012

Jumlah RS

25

Jumlah TT

1.917

Ratio TT terhadap Penduduk

1.188

Jumlah TT Kls 3

943

Ratio TT Kls 3 terhadap penduduk

2.320

Standar 1 : 1.500 penduduk


Jumlah Rumah Sakit tahun 2012 sebanyak 25 RS dengan 1.917 TT sedangkan
jumlah TT Kls 3. 943 TT dengan Rasio jumlah TT per satuan Penduduk 1 : 1.188
dimana ditargetkan 1 TT melayani 1.500, berdasarkan data rasio TT diatas sudah
memenuhi 1 TT melayani 1.188 penduduk sedangkan jumlah tempat tidur kelas 3
baru tercapai 1 tempat tidur melayani 2.320 penduduk jadi masih belum
memenuhi target 1 :1.500.
DARI 7 SASARAN YANG ADA DAN 31 INDIKATOR KINERJA YANG DITETAPKAN
DALAM PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2012 ADA 5 INDIKATOR KINERJA YANG
BELUM MENCAPAI TARGET YAITU SEBAGAI BERIKUT :
1. Imunisasi TT Bumil dari target 90.4 % baru tercapai 18.01 % (19.9%).
2. Bumil Resiko tinggi yang dirujuk dari target 89% baru tercapai 27.71% (31.1%).
3. Bayi yang mendapat Imunisasi lengkap (UCI) dari target 97,2% baru terealisasi
73,1% (75,2%).
4. Rumah Tangga yang menggunakan Air Bersih dari target 80,6% baru terealisasi
55,91% (69,4%)
5. Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan target 93,3% baru terealisasi 18% (20,4%)

65

3. Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi :

CAPAIAN KINERJA (PENGUKURAN, ANALISIS DAN EVALUASI)


Capaian atas target kinerja yang dilaksanakan berdasarkan penetapan kinerja
2012yang masuk dalam RPJMD adalah sebagai berikut :

Meningkatnya mutu dan kinerja pelayanan rujukan di rumah Sakit Provinsi

Capaian :
Dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel.13 Hasil Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Tahun 2012


Indikator
GDR
NDR
BOR
LOS
BTO
TOI

Tahun
2012
4.46%
2.12%
74.40%
5.12 hari
52.21 kali
1.76 hari

Angka Ideal
<4,5%
<2,5%
60-80%
6-9 hari
40-50 kali
1-3 hari

Sumber : Data Rekam Medik RSU Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012


Analisis :
Dari Tabel diatas dapat disimpulkan rata rata setiap tempat tidur di RSU Provinsi
Sulawesi Tenggarapada tahun 2012 dipakai sebanyak 52 kali dengan lama
pemakaian 5 hari dan waktu kosong tempat tidur 1-2 hari sehingga angka BOR
mencapai 74.40% dengan jumlah pasien yang meninggal (GDR) mencapai 4.46 %
per 1000 pasien keluar dan pasien yang meninggal setelah dirawat selama 48 jam
sebesar 2,12% per 1000 pasien keluar pada tahun 2012.
Untuk melihat efisien atau tidak pelayanan yang diberikan di RSU Provinsi
Sulawesi Tenggaradigunakan grafik Baber Johnson, berdasarkan hasil perhitungan

66

indikator-indikator pelayanan pada tahun 2012 diatas yang diterapkan dalam grafik
Baber Johnson maka diperoleh hasil bahwa pelayanan di termasuk dalam kategori
Tidak Efisien.(Grafik Terlampir).

Evaluasi :

Nilai BOR pada tahun 2012 sebesar 74.46% menurut Depkes nilai ini masuk dalam
angka ideal untuk BOR Rumah Sakit yaitu 60% - 85%, tapi jika dilhat dari posisinya
di grafik Baber Johnson maka BOR RSU Provinsi Sulawesi Tenggaramasuk
kategori Tidak Efisien artinya tempat tidur dan sumber daya tidak termanfaatkan
secara optimal. Nilai BOR 74.46% yang diperoleh disebabkan pada saat proses
pindah lokasi rumah sakit ke lokasi baru terjadi penurunan kunjungan pasien dan
tidak beroperasinya ruang perawatan Bougenvile selama 2 bulan.
Meningkatnya fasilitas pelayanan rujukan rumah sakit yang memadai dengan
pembangunan gedung baru di lokasi baru RSUD Provinsi dengan kapasitas 500
tempat tidur.
Capaian :
Ada dua indikator yang dijadikan alat ukur dalam sasaran strategis ini, yaitu jumlah
tempat tidur dan jumlah gedung pelayanan utama dan pelayanan penunjang yang
dibangun. Pada tahun 2012 telah terdapat 334 tempat tidur dan 16 gedung. Jika
dilihat dari tahun 2008 sampai 2012 capaian jumalah tempat tidur dibandingkan
target yang ditetapkan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

67

Grafik 2. Target dan Capaian Jumlah Tempat Tidur RSU Provinsi Sulawesi
TenggaraTahun 2008-2012

JUMLAH TEMPAT TIDUR

600
500

500
436

400

373

334

310

300
247

259

260

267

2008

2009

2010

2011

capaian
target

200
100
0
2012

Sumber : Data Rekam Medik RSU Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012


Sedangkan untuk capaian dan target pembangunan gedung pelayanan utama dan
pelayanan penunjang dari tahun 2008 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Grafik 3. Target dan Capaian Jumlah Gedung Pelayanan Utama Dan
Pelayanan Penunjang Dibangun RSU Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2008-2012
20

jumlah gedung dibangun

18

18

16

16

16

14
12

12

10
6
4
2
0

capaian

target

6
3
1
2008

2
2009

2
2010

68

2011

2012

Sumber : Renstra RSU Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 2013


Laporan PPTK RSU Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012
Analisis:
Grafik diatas menunjukan bahwa sejak tahun 2009 sampai 2012 jumlah tempat
tidur RSU Provinsi Sulawesi Tenggarabelum dapat memenuhi target yang ingin
dicapai, di akhir tahun 2012 diperoleh capaian sebanyak 334 tempat tidur atau
sekitar 66,8% dari target yaitu sebanyak 500 tempat tidur.
Untuk indikator jumlah gedung pelayanan utama dan pelayanan penunjang yang
dibangun dari grafik diatas dapat dilihat sejak 2008 sampai 2012 jumlah gedung
yang dibangun belum dapat memenuhi target, diakhir tahun 2012 RSU Prov, Sultra
berhasil membangun 16 gedung atau sekitar 88,9% dari target 18 gedung yang
akan dibangun.

Evaluasi :
Tidak dapat tercapainya target pada akhir tahun lebih dikarenakan terbatasnya
dana yang dilokasikan untuk pembelian alat penunjang keperawatan (tempat tidur)
dan pembangunan RS baru. Pada tahun 2012 terdapat lonjakan dalam
pembangunan gedung karena pada tahun tersebut Sulawesi Tenggara
mendapatkan dana PIP yang dialokasikan untuk pembangunan Rumah Sakit Baru
dan Pembelian alat kesehatan.
Meningkatnya pelayananan RSUD Provinsi yang terakreditasi dari 5 pelayanan
menjadi terakreditasi penuh baik akreditasi pelayanan (16 pelayanan) dan akreditasi
pendidikan (RSU Pendidikan).
Capaian :
Pada akhir tahun 2012 jumlah pelayanan di RSU Provinsi Sulawesi Tenggarayang
terakreditasi adalah 12 pelayanan. Sedangkan pencapaian dari tahun 2008 sampai
tahun 2012 dapat dilihat pada gafik dibawah ini :

69

Grafik 4. Target dan Capaian Jumlah Pelayanan Kesehatan yang Terakreditasi


di RSU Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2012

jumlah pelayanan terakreditasi

18

16

16
14

12

12

12 12

12

16

12

10

capaian

8
6

5 5

2008

2009

target

4
2
0
2010

2011

2012

Sumber : Renstra RSU Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2013


Laporan Tim Akreditasi RSU Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012
Untuk RSU pendidikan mulai ditargetkan pada tahun 2011 sampai tahun 2012
dengan hasil pencapaian dapat dilihat melalui grafik dibawah ini :

Grafik 4. Target dan Capaian Jumlah total hasil penilaian standar RS


Pendidikan
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011-2012
90%

T
o
t
a
l

p
e
n
i
l
a
i
a
n

80%
70%
60%
50%

capaian

40%

target

30%
20%
10%
0%
2011

2012

70

Sumber : Renstra RSU Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2008 - 2013


Laporan Bakordik RSU Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2012
Analisis :
Dengan diperolehnya akreditasi 5 pelayanan maka RSU Provinsi

Sulawesi

Tenggaramenargetkan untuk memperoleh akreditasi 12 pelayanan yang telah


dicapai pada tahun 2010 berdasarkan Kep Menkes RI No: YM.01.10/III/8046/2010
pelayanan yang memperoleh akreditasi adalah : administrasi dan manajemen,
pelayanan medik, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan, rekam medik,
farmasi, keselamatan kerja kebakaran dan kewaspadaan bencana, pelayanan
radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan kamar operasi, pengendalian infeksi di
rumah sakit, pelayanan perinatal resiko tinggi. Sedangkan untuk akreditasi 16
pelayanan hingga akhir tahun 2012 belum tercapai.
Untuk indikator kedua yaitu jumlah total penilaian rumah sakit pendidikan dengan
menggunakan dasar Kepmenkes RI No. 1069/MENKES/SK/XI/2008 diperoleh hasil
pada tahun 2011 hanya mencapai 36% dan ditahun 2012 mencapai 73%.

Evaluasi :
Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan No. 12 Tahun 2012 tentang
Akreditasi maka standar akreditasi telah berubah. Standar yang baru mengacu
kepada standar JCI yang bersifat internasional dengan kelompok sasaran : standar
pelayanan berfokus pada pasien, standar manajemen RS, keselamatan pasien RS
dan sasaran Millenium Development Goals. Sehingga standar akreditasi 16
pelayanan sudah tidak berlaku lagi karenanya RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
tidak melakukan penilaian untuk akreditasi 16 pelayanan tapi lebih berkonsentrasi
untuk standar akreditasi JCI.
Total penilaian untuk rumah sakit pendidikan yang diperoleh di tahun 2011 dan
2012 mengalami peningkatan tepai masih berada dibawah target, pada tahun 2011
dicapai 36% dari target 60% - 79%, dan di tahun 2012 dicapai 73% dengan target
diatas 79%. Dengan capaian ini RSU Pov. Sultra masih membutuhkan bimbingan
dari Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementeri Kesehatan RI.

71

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan maka dapat disusun beberapa
strategi pemecahan masalah yaitu :

1.

Meningkatnya mutu dan kinerja pelayanan rujukan di rumah sakit Provinsi


Masuknya BOR RSU Provinsi Sulawesi Tenggaradalam zona tidak efisien dalam
grafik Baber Johnson menunjukan kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya
yang ada. Hal ini dapat ditanggulangi dengan pemanfaatan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien, serta pemberian pelayanan yang lebih berfokus pada
pasien sehingga memberikan kesan yang baik kepada pasien yang pada akhirnya
akan meningkatkan daya saing dan daya tumbuh RSU Provinsi

Sulawesi

Tenggaradibandingkan dengan rumah sakit lain di Sulawesi Tenggara.

2.

Meningkatnya fasilitas pelayanan rujukan rumah sakit

yang memadai dengan

pembangunan gedung baru di lokasi baru RSUD Provinsi dengan kapasitas

500

tempat tidur.
Untuk mengatasi jumlah tempat tidur dan jumlah gedung yang belum dibangun
maka dapat diambil langkah langkah sebagai berikut :
a.

Pengusulan anggaran dari berbagai sumber baik pemerintah maupun swasta


untuk pengadaan sarana dan prasarana RS.

b.

3.

Pengusulan kembali kegiatan yang belum sesuai target.

Meningkatnya pelayananan RSUD Provinsi yang terakreditasi dari 5 pelayanan


menjadi terakreditasi penuh baik akreditasi pelayanan (16 pelayanan) dan akreditasi
pendidikan (RSU Pendidikan)
Karena akreditasi 16 pelayanan sudah tidak diberlakukan maka RSU Provinsi
Sulawesi Tenggaraharus mulai melakukan persiapan untuk melakukan akreditasi
berdasarkan standar JCI, langkah yang dapat diambil berupa:
a.

Penganggaran kegiatan akreditasi JCI

b.

Pembentukan tim akreditasi

72

Sedangkan untuk mewujudkan RSU Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai rumah


sakit pendidikan dapat diambil langkah-langkah berikut ini :

a.

Melakukan studi banding ke Rumah Sakit yang telah menjadi Rumah Sakit
Pendidikan

b.

Menyelenggarakan

pembinaan

oleh

Direktorat

Jenderal

Bina

Upaya

Kesehatan Kementeri Kesehatan RI.


c.

Menyelenggarakan penilaian rumah sakit pendidikan oleh Direktorat Jenderal


Bina Upaya Kesehatan Kementeri Kesehatan RI.

4.

Rumah Sakit Jiwa :

Sasaran Strategis :
Meningkatnya akses untuk memperoleh pelayanan
Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Akses pelayanan

3 unit pelayanan

3 unit pelayanan

100%

kesehatan.

Analisis:
Pada tahun I sampai dengan tahun ke III atau tahun 2008-2010 pelaksanaan RPJMD
Prov. Sultra pelayanan pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sultra hanya dapat melayani
pasien yang menderita gangguan jiwa, namun pada tahun ke IV dan ke V (2011 dan
2012 pelayanan rumah sakit jiwa melayani pasien secara umum tidak hanya pasien
penderita gangguan jiwa.
Dengan pelayanan secara umum ini menciptakan kemudahan bagi masyarakat
sekitar untuk memperoleh pelayanan kesehatan, baik untuk pelayanan gawat darurat,
pelayanan rawat inap maupun pelayanan rawat jalan.

73

Rumah Sakit Jiwa akses pelayanannya sudah sama dengan akses pelayanan
Rumah Sakit Umum lainnya.

5.

Lingkungan Hidup :

Sasaran strategis :
Terjaganya keserasian dan kelestarian lingkungan dalam setiap aktifitas pembangunan
Daerah.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Kualitas ambient
- udara

80% kelayakan

80% kelayakan

100%

- air

17% kelayakan

17% kelayakan

100%

Analisis :

Dilakukan atas :
-

Pengujian kualitas air sungai yang ditarget 80% atau 4 (empat) dari sungai lintas
Kab/Kota yang ada di Sulawesi Tenggara.

Pengujian mutu udara ambient (kualitas udara ambient) yang ditarget 2 (dua)
kota atau 17% dari Kab/Kota yang ada di Sulawesi Tenggara.
Target dari kedua item kegiatan tersebut terealisasi 100% sesuai data pada tabel
pengukuran kinerja SKPD/Badan Lingkungan Hidup, hasil capaian dapat
dikategorikan sangat memuaskan.

Kualitas ambient pada kota Bau-Bau dan kota Kendari 80% masih sangat baik
dan belum tercemar.

74

6.

Pekerjaan Umum :

Sasaran Startegis :
Meningkatnya kualitas jalan dan jembatan, jaringan irigasi, air bersih dan tertatanya
pemukiman.
Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Kualitas

jalan

dan

90 km

10.92 km

12.13%

13 DI

13 DI dan 2 DR

115%

14 Desa

17 Desa

121%

38 Kawasan

52 KW

137%

jembatan
-

Kondisi jaringan irigasi

Desa

yang

memiliki

jaringan air bersih.


-

Unit pemukiman yang


sehat.

Analisis :

1. Kualitas jalan dan jembatan hanya dapat dicapai 10.92 km atau 12.13% karena
sumber anggarannya sebagian besar dari pinjaman pusat investasi pemerintah
yang tahun 2012 dananya baru sebagian kecil terealisasi.
2. Kondisi jaringan irigasi target awal 13 DI, realisasi 13 DI ditambah 2 Daerah Rawa
sehingga

capaian

ini

melebihi

target

yang

pembiayaannya

mengalami

penambahan pada perubahan anggaran.


3. Desa yang memiliki jaringan air bersih capaiannya melebihi target (121%) hal ini
disebabkan karena penambahan dana pada perubahan anggaran.
4. Unit pemukiman yang sehat capaiannya 137% (melebihi target) hal ini disebabkan
adanya penambahan dana pada perubahan anggaran.

75

7.

Tata Ruang :

Sasaran strategis :
Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi penataan ruang serta kualitas perencanaan
Pembangunan Daerah.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Rapat Musrembang
dan

8 kali rapat

9 kali rapat

112,5%

116.86%

Rapat

Koordinasi RKPD.
-

Rasio

jumlah

150/102

176/102

program

RKPD

program

program

terhadap

program

RPJMD.

Analisis :
-

Rapat-Rapat/pertemuan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2012 :


Musrembang Kab/Kota 1 kali.
Musrembang Regional 1 kali.
Musrembang Nasional 1 kali.
Rapat Penyusunan RKPD 2 kali.

Telah dilakukan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)


Prov. Sulawesi Tenggara (2005-2025) 2 kali rapat..

Telah dilakukan Penyusunan Rencana Tahunan SKPD


Tenggara 2 kali rapat.

76

Provinsi

Sulawesi

8. Pemuda dan Olahraga :

Sasaran strategis :
Meningkatnya partisipasi Pemuda terhadap pembangunan.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Peran OKP

Penyelenggaraan
even

berbagai

13 Kegiatan

13 Kegiatan

Kepemudaan

Kepemudaan

17 Cabang

17 Cabang

Olahraga

Olahraga

100%

100%

cabang olahraga.

Analisis :
1. Untuk mewujudkan pemuda maju, berkarakter, berkapasitas dan berdaya saing
sebagai capaian sasaran diatas dilaksanakannya program/kegiatan sebagai
berikut :
a. Musyawarah pemuda tingkat provinsi.
b. Seminar Kepemudaan.
c. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan pemuda melalui ceramah-ceramah
keagamaan.
d. Seleksi-seleksi : Paskibraka, pertukaran pemuda, kapal pemuda nusantara, Rapat
Nasional Pemuda.

2. Meningkatnya minat olahraga dengan indikator penyelenggaraan even berbagai


cabang olahraga :
Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga :
- Pembibitan dan Pembinaan Olahraga berbakat.
- Kompetisi Olahraga HUT Sultra.
- Kompetisi Olahraga HORNAS

77

- Kompetisi Olahraga Pra PON.


- Kompetisi Olahraga PON.
- Kompetisi Olahraga POBSI.
- Kompetisi Olahraga Wilayah.
- Kompetisi Olahraga dengan pelajar Nasional.
Dengan kegiatan diatas memberikan semangat dan jiwa keolahragaan bagi
masyarakat Sulawesi Tenggara.

9. Penanaman Modal :

Sasaran strategis :
Meningkatnya minat investasi.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Jumlah

2 aturan/kebijakan

2 aturan/kebijakan

100%

1,5 2.550.000.000.000

170%

2.- 8.024.009,83

401%

kebijakan
-

Realisasi

investasi

PMDN

Rp.

Trilliun
-

PMA

US

00.000

Analisis :

1. Terciptanya iklim investasi yang mampu membangkitkan gairah dan minat


investasi, indikatornya adalah jumlah kebijakan dengan target 2 kebijakan tahun
2012.
Kebijakan sebagaimana dimaksud sasaran 1 yakni :
a. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait pada berbagai tingkatan
pemerintahan

dalam

pelaksanaan

Penanaman

Modal

keselarasan dan sinergi dalam Penanaman Modal Daerah.

78

sehingga

terjadi

b. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan yang di arahkan untuk


memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi.
c. Memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip pemerintahan yang baik
serta berwawasan gender terutama untuk :
- Memperluas akses sumber permodalan.
- Memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan perizinan.
-

Meningkatkan

kualitas

instansi

pendukung

yang

berfungsi

melakukan

intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha.


d. Menyelenggarakan promosi/pameran pada iven lokal, Nasional dan Internasional.
e. Mengembangkan iklim investasi yang berdaya saing untuk memberi pelayanan
kepada para calon investor agar mau menanamkan modal di Provinsi Sulawesi
Tenggara.

2. Capaian Penanaman Modal Dalam Negeri hingga 170% dan capaian Penanaman
Modal Asing hingga 401% jauh melampaui target penetapan kinerja karena
dukungan kebijakan yang memberi jaminan keamanan dan kenyamanan bagi
investor serta jaminan kemudahan berusaha bagi investor.

10. Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah :

Sasaran strategis :
Meningkatnya kelompok usaha bersama masyarakat dalam wadah koperasi dan
jumlah, jenis, serta omset usaha mikro, kecil dan menengah.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Jumlah

46 unit

12 unit

24%

250 Milyar

236 Milyar

95%

kelompok usaha
-

Jenis,

omset

usaha

79

UMKM

yang

100 Unit

50 Unit

50%

bermitra dengan
lembaga
keuangan

Analisis :

1. Meningkatnya kelompok-kelompok usaha bersama dalam wadah koperasi, tidak


tercapai sesuai target karena penyediaan dana sangat rendah.
2. Capaian jenis, omset usaha 95% dari 250 milyar,capaian ini dilakukan melalui
pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro, kecil dan menengah
dan Fasilitas pemasaran KUKM, pengembangan usaha dan pengembangan
kemitraan usaha.
3. Meningkatnya akses usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terhadap
sumber-sumber permodalan dengan tingkat bunga pinjaman yang rendah,
indikatornya UKM yang bermitra dengan lembaga keuangan ditarget dalam tahun
2012, 100 unit usaha realisasi 50 unit usaha, capaiannya masih rendah karena
masih banyak unit usaha yang belum memahami kemitraan dengan lembaga
sumber-sumber permodalan.
Upaya yang telah dilakukan :
1. Program penciptaan lingkungan usaha yang kondusif bagi usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM).
2. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro, kecil dan
menengah.
3. Program

fasilitasi

pemasaran

KUKM,

pengembangan jaringan kemitraan usaha.

80

penguasaan

pasar

dalam

11.

Ketenagakerjaan :

Sasaran strategis :

Meningkatnya kualitas dan kapasitas ketenagakerjaan sehingga mampu terserap


dalam pasar kerja dan menurunnya tingkat pengangguran dari 9,67% menjadi
sekitar 7%.

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Capaian
%

Angkatan

kerja

yang 1.099.977 orang

975.879 orang

88,27%

9,4%

0,80%

bekerja.
Jumlah

pengangguran

dibanding

9,2%

tahun

sebelumnya.

Analisis :
1. Target angkutan kerja yang bekerja tahun 2012 adalah 1.099.977 orang.
Realisasi 975.879 orang atau Capaiannya 88,27%.

Capaian kinerja diatas didukung adanya :


Program Peningkatan Kesempatan Kerja antara lain :
-

Perluasan lapangan kerja melalui pembinaan padat karya.

Penempatan tenaga kerja melalui AKAD dan AKL sebanyak 6.000 orang.

Pendidikan dan pelatihan keterampilan tenaga kerja untuk menciptakan lapangan


kerja dan lain-lain.

2. Jumlah pengangguran pada kolom target di banding dengan kolom realisasi


bukannya menurun tetapi naik. Hal ini bukan berarti lapangan kerja sangat kurang
atau kualitas dan kapasitas tenaga kerja menurun, melainkan karena angkatan kerja
yang semakin tahun semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk.

81

Transmigrasi :

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Capaian
%

Unit

Pemukiman

6 UPT

4 UPT

80%

Transmigrasi.

Analisis :

1. Unit kawasan transmigrasi yang di target 6 unit dapat tertata tetapi realisasi hanya 4
unit (capaian 80%), hal ini disebabkan karena keterbatasan dana untuk membiayai
operasional kegiatan pengembangan wilayah transmigrasi.
Dengan tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Dinas Tenaga kerja dan
transmigrasi dapat dikatakan baik.

12. Ketahanan Pangan :

Sasaran Strategis :
Meningkatnya ketahanan dan keamanan pangan.
Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Koefisien

66.67%

66.67%

100%

kerawanan
pangan

Analisis :

Capaian diatas sesuai data LAKIP Badan Ketahanan Pangan 2012.


Faktor pendukung pencapaian pada tahun 2012 adalah pelaksanaan program dan
kegiatan sebagai berikut :

82

Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan dengan kegiatan :


- Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplay pangan.
- Pengembangan lumbung pangan desa.
- Penyuluhan sumber pangan alternatif.
- Gerakan percepatan penganekaragaman pangan masyarakat dan pemanfaatan
pekarangan.
- Lomba menu dalam rangka HPS Tingkat Provinsi.
- Pameran/Expo Tingkat Provinsi Sultra.
Produksi pangan yang mengalami pertumbuhan dan penurunan tiga tahun terakhir
dapat dilihat pada tabel 1

berikut dan ketersediaan komoditas pangan penting

tahun 2009-2011 pada tabel 2.


Tabel 1. Produksi Beberapa Komoditas Pangan Penting Tahun 2009- 2011

PERTUMBUHAN
(% PER THN)

PRODUKSI (TON)
No

KOMODITAS

2009

2010

2011

09 - 11

11 - 10

Pangan Nabati

Padi

407.367,00

454.644,00

491.567,00

9,86

8,12

Jagung

71.655,00

74.840,00

67.997,00

-2,35

-9,14

Kedelai

5.615,00

3.204,00

6.113,00

23,93

90,79

Kacang Tanah

5.089,00

4.942,00

4.540,00

-5,51

-8,13

Ubi Jalar

25.577,00

25.304,00

26.476,00

1,78

4,63

Ubi Kayu

226.927,00

163.351,00

164.850,00

-13,55

0,92

Sayuran

52.678,30

66.560,40

41.160,70

-5,90

-38,16

Buah-buahan

75.791,20

202.083,20

124.218,80

64,05

-38,53

II

Pangan Hewani

Daging Sapi + Kerbau

3.832,43

3.974,40

2.903,40

-11,62

-26,95

10

Daging Ayam

12.084,63

14.239,88

10.080,22

-5,69

-29,21

11

Telur

7.064,61

8.170,99

6.579,00

-1,91

-19,48

12

Ikan

1.219.070,80

323.473,5

270.722,2

-44,89

-16,31

83

Tabel

2.

Ketersediaan
2009-2011

Beberapa

Komoditas

Pangan

KOMODITAS

13.

Pangan Nabati

Beras

Tahun

PERTUMBUHAN
(% PER THN)

KETERSEDIAAN (TON)
No

Penting

2009

2010

2011

09 - 11

11 - 10

237.271,40

264.807,94

284.229,86

9,47

7,33

Jagung

60.906,75

63.614,00

57.797,45

-2,35

-9,14

Kedelai

5.090,56

2.904,75

5.542,05

23,93

90,79

Kacang Tanah

4.427,43

4.299,54

3.949,80

-5,51

-8,13

Ubi Jalar

22.507,76

22.267,52

23.298,88

1,78

4,63

Ubi Kayu

217.554,91

156.604,60

140.122,50

-19,27

-10,52

Sayuran

50.242,66

63.478,65

39.254,96

-5,91

-38,16

Buah-buahan

72.952,53

194.505,08

119.560,60

64,04

-38,53

II

Pangan Hewani

Daging Sapi + Kerbau

3.640,80

3.775,68

2.758,23

-11,62

-26,95

10

Daging Ayam

11.480,40

13.527,88

9.576,21

-5,69

-29,21

11

Telur

6.833,13

7.903,25

6.363,43

-1,91

-19,48

12

Ikan

1.036.210,18

274.952,48

230.113,87

-44,89

-16,31

Perhubungan :

Sasaran strategis :
Meningkatnya kapasitas pelayanan bandara, pelabuhan dan berkembangnya jaringan
telekomunikasi.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Kedatangan

450.000

405.688

90.15%

Keberangkatan

430.000

412.860

96.01%

Kelayakan Bandara

5 Bandara

5 Bandara

100%

Sarana & Prasarana 2 Tambatan

2 Tambatan

84

100%

pelabuhan

1 Rambusuar

1 Rambusuar

100%

- Rute perjalanan
a. antar kota dalam

180 unit

164 unit

91.11%

120 unit

107 unit

89.16%

922

675

73.00%

provinsi.
b. antar provinsi.
-

Rasio desa akses


informasi
seluruh

terhadap
desa

se-

Sultra.
-

Jumlah BTS.

250

195

78.00%

Jumlah aplikasi IT.

10

70%

Rasio desa akses

922

675

73%

250

195

78%

informasi
seluruh

terhadap
desa

se-

Sultra.
-

Jumlah BTS

Analisis :

1. Capaian indikator kedatangan dan keberangkatan diatas 90% karena


penggunaan sarana transportasi perhubungan udara terasa lebih mudah, cepat
dan nyaman.
Capaian ini di dukung melalui program :
- Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
- Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan.
2. Capaian Kelayakan Bandara 100% didukung dengan pelaksanaan program
peningkatan dan fasilitas pengendalian angkutan udara.
3. Capaian sarana dan prasarana pelabuhan 100% atas dukungan pelaksanaan
program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan.
4. Capaian rute perjalanan atas dukungan pelaksanaan program peningkatan
pelayanan angkutan.
85

5. Desa akses informasi terhadap seluruh desa dicapai dengan dukungan


pelaksanaan program peningkatan fasilitas dan pengendalian POS dan
Telekomunikasi.
6. Capaian jumlah aplikasi perangkat teknologi atas pelaksanaan program
peningkatan fasilitas dan pengendalian POS dan Telekomunikasi.

14. Komunikasi dan Informatika :

Sasaran strategis :
Tersedianya perangkat teknologi informasi dan meningkatnya ketersediaan data base
pada semua bidang.
Indikator

Target

Realisasi

Capaian
%

Jumlah

SKPD

yang

20 SKPD

20 SKPD

100%

95%

89,76%

94,48%

menggunakan
Informasi Teknologi.
Dokumen Data

Analisis :
1. Capaian jumlah SKPD yang menggunakan Informasi Teknologi sebanyak 20 SKPD
karena didukung dengan program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi.
2. Capaian

Dokumen

Data

sebanyak

94.48%

atas

dukungan

program

penyusunan/pemutahiran data elektronik.

15. Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas :

Sasaran strategis :
Terwujudnya stabilitas politik dalam negeri dan tercapainya semangat persatuan dan
kesatuan bangsa.

86

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

1. Pembinaan politik.
-Koordinasi

forum-forum

225 orang

225 orang

100%

12 kab/kota

12 kab/kota

100%

12 kab/kota

100%

12 kab/kota

100%

12 kab/kota

100%

12 kab/kota

100%

12 kab/kota

100%

diskusi politik.
-Koordinasi

fasilitasi

dukungan pilkada.
-Pendidikan politik gerakan

150 orang

muda.
2.Kegiatan

Pembinaan

terhadap LSM, Ormas dan


OKP.
-Peningkatan keamanan dan Pusat, kab/kota
kenyamanan lingkungan.
-Forum

kewaspadaan

dini Kab/kota

masyarakat.
-Deteksi dini cegah gangguan Pusat, kab/kota
trantibmas.
-Pemeliharaan
dan

kantrantibmas Pusat, kab/kota

pencegahan

tindak

kriminal.
-Cipta kondisi.

Pusat, kab/kota

Badan Kesatuan Bangsa, politik dan perlindungan masyarakat dalam tugasnya


membantu Gubernur dalam melaksanakan Tugas dan Kewenangan desentralisasi dan
dekonsentrasi menetapkan sasaran strategis pada RPJMD 2008-2013 dan indikator
kinerja 2012 dapat mencapai target atas dukungan program kegiatan sebagai berikut.

87

Analisis :
1. Melakukan pembinaan politik melalui koordinasi forum-forum diskusi politik pada
sasaran 225 orang di beberapa kelompok yang tersebar dikab/kota.
2. Melakukan koordinasi dan fasilitasi dukungan pilkada di 12 kab/kota.
3 Melakukan pembinaan terhadap LSM, ORMAS dan OKP melalui kegiatan
peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan pada 12 kab/kota.
4. Gelar forum kewaspadaan dini masyarakat di 12 kab/kota.
5. Melakukan deteksi dini cegah gangguan trantibmas di 12 kab/kota.
6. Melakukan pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal di 12
kab/kota.
- Pendidikan politik generasi muda tidak dilaksanakan karena tidak ada dukungan
dana.

16. Penanggulangan Bencana :

Sasaran strategis :
Lancarnya koordinasi pencegahan dan penanggulangan bencana.
Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Sosialisasi :
-

Pemantauan dan

2000 orang

550 orang

28%

12 daerah

8 daerah

65%

penyebarluasan
informasi potensi
bencana alam.
-

Jumlah
rawan

daerah
bencana

terpantau.

88

Analisis :
Capaian target diatas sangat rendah karena dana pelaksanaan program sangat rendah.
Selain kecilnya dana/anggaran juga karena kendala-kendala lain misalnya:
-

Kualitas dan kuantitas SDM sangat terbatas.

Sarana dan Prasarana masih terbatas.

Koordinasi dengan instansi terkait belum optimal.

17. Otonomi Daerah :

Sasaran strategis :
Meningkatnya efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan.

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Rasio

temuan

terhadap
temuan

602

157

temuan

Temuan

SKPD Provinsi

11 SKPD Provinsi

26,08%

tahun

yang berlalu.
-

Realisasi

kerjasama

73%

dan 12 kab/kota.
-

11 SKPD Provinsi

12 kab/kota

dan 12 kab/kota.

Jumlah

35 SKPD

35 SKPD

100%

organisasi yang

13 Perda

13 Perda

100%

di

reorganisasi

dan

di

restrukturisasi.

89

Indikator Kinerja
1. Struktur jabatan yang
terisi.

Target
-Eselon I = 1 orang

-Eselon IV = 250 orang


-SMU = 30 orang
-S1 = 600 orang

Realisasi
-Eselon I = 1 orang
-Eselon II = 53
orang
-Eselon III = 219
orang
-Eselon IV = 591
orang
-SMU = 5 orang
-S1 = 650 orang

-S2 = 100 orang

-S2 = 120 orang

-Eselon II = 15 orang
-Eselon III = 100 orang

2. Pejabat yang telah


memenuhi
persyaratan pendidikan
formal
sesuai dengan bidang
tugasnya.
3.Pejabat yang telah
memenuhi
persyaratan pendidikan
pelatihan
kepemimpinan.

-Diklatpim II = 5
org
-Diklatpim III = 20
org
-Diklatpim IV = 102
org

-Diklatpim II = 5 org
-Diklatpim III = 80 org
-Diklatpim IV = 550 org

4.Pejabat yang telah


memenuhi
persyaratan pengangkatan.

864 Orang

864 Orang

Capaian
(%)

236,07%

106,16%

20%

100%

Analisis :
Tabel diatas menunjukkan angka penurunan temuan dari tahun sebelumnya.
Pengawasan dan pengendalian semakin maksimal maka temuan semakin berkurang
atau jika pengawasan dan pengendalian semakin ketat ternyata semakin berkurang
kesalahan/penyimpangan

terjadi

dan

semakin

kurangnya

kesalahan

atau

penyimpangan menunjukkan kinerja aparat semakin baik.

Analisis :
Wujud kerjasama :
-

11 SKPD Provinsi dalam bentuk MOU dan ditindaklanjuti dalam PKS (penjajakan
kerjasama).

90

11 SKPD Provinsi :
1. Badan Penanaman Modal Daerah.
2. Dinas Perdagangan.
3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
4. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
5. Dinas Pertambangan.
6. Dinas Kesehatan.
7. Dinas Pertanian.
8. Dinas Perikanan dan Kelautan.
9. Dinas Pendidikan.
10.Dinas Kehutanan.
11. Sekretariat Daerah.
12 kab/kota masing-masing di bidang :
a. Pendidikan.
b. Kesehatan.
c. Perikanan dan Kelautan.

Penyelenggaraan kerjasama diwujudkan melalui kegiatan :


-

Peningkatan kerjasama antar Pemerintah Daerah.

Penyusunan potensi Daerah dalam rangka peningkatan kerjasama.

Analisis :
Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja 260%, jauh melebihi target dalam penetapan
kinerja 2012.
Target Peraturan Daerah tahun 2012 yaitu 5 Perda tetapi realisasinya 13 Peraturan
Daerah, 5 Peraturan Daerah tentang organisasi Perangkat Daerah dan 8 Peraturan
Daerah yang berkaitan dengan refitalisasi organisasi pemerintahan.
Keberhasilan capaian kinerja Biro Organisasi dan Biro Hukum karena adanya dukungan
kerjasama dan komitmen sumberdaya aparatur dan dukungan dana melalui :

91

Program Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan.


Analisis :
1. Struktur jabatan yang terisi telah terlaksana dengan capaian yang melampaui
target.
2. Pejabat yang telah memenuhi pesrsayaratan formal sesuai dengan bidang
tugasnya telah dicapai dengan baik pada jenjang pendidikan S1 dan S2.
3. Diklatpim II,III dan IV terus diselenggarakan bekerjasama dengan badan diklat
guna meningkatkan kualitas,disiplin dan etos kerja profesionalisme aparatur
pemerintah daerah keterbatasan dana dan distribusi pembiayaan menjadi faktor
yang membuat kurang optimalnya capaian terget.
4. Pembaharuan data dan informasi aparatur serta peningkatan sumber daya
Aparatur berpengaruh terhadap hasil capaian target kinerja ini.

18. Pemberdayaan Masyarakat Desa :

Sasaran strategis :
Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan.

Indikator

Target

Realisasi

Kinerja
Desa/kelurahan
swadaya

Capaian
(%)

10 Desa
12 Kelurahan

10 Desa

100%

12 Kelurahan

100%

Pencapaian target pada tabel diatas yaitu 10 desa dan 12 kelurahan yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan swadaya dalam pembangunan pada tahun 2012. Dan hal ini
dapat terwujud atas dorongan, motivasi dan pembinaan melalui kegiatan :
1. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam Pembangunan Desa.
3. Peningkatan dukungan manajemen dan dukungan teknis pendayagunaan profil.
4. Peningkatan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
5. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat.

92

19. Sosial :

Sasaran strategis :
Meningkatnya keserasian dan kesetiakawanan sosial dan menurunnya penduduk miskin
sampai 10%.

Indikator Kinerja
1. Jumlah penduduk yang
menyandang kecacatan.
2.Jumlah penduduk yang
menyandang ketunaan.
3. Jumlah penduduk miskin yang
menurun.

Target

Realisasi

Capaian
(%)

255 orang

255 orang

100%

405 orang

405 orang

100%

3607 PM

1.737 PM

49%

Analisis :
1. Penduduk yang menyandang kecacatan dilakukan program rehabilitasi dan
perlindungan sosial bagi orang dengan kecacatan tubuh dan bekas penderita
penyakit kronis, cacat rungu wicara, cacat netra, cacat mental,cacat fisik dan
mental sebanyak 255 orang .
2. Diberikannya rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi gelandangan, pengemis
dan pemulung, tuna susila, korban traffiking perempuan, bekas warga binaan LP
sebanyak 405 Orang.
3. Dinas Sosial ikut berperan dalam pengentasan kemiskinan melalui program
pemberdayaan sosial dan penanggulangan kemiskinan.

93

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara

20. Kesejahteraan Rakyat :

Sasaran strategis :
Meningkatnya fasilitas peribadatan, kapasitas spriritual dan jumlah jamaah haji.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

- Jumlah rumah ibadah.


- Jumlah rumah ibadah

4.500 buah

3.629 buah

80.64%

2.750.000 buah

2.757 buah

100.3%

2.100 orang

1.703 orang

81.09%

yang di manfaatkan.
- Jumlah jemaah haji.

94

Analisis :

Dilakukan pelayanan kehidupan beragama. :

Pembinaan keagamaan.

Pemeliharaan rumah ibadah.

Seni baca Al Quran.

Musda LPTQ.

Pelatihan Kafila.

Perayaan Keagamaan.

Tripika Gatha dan Sippa Darma Samaja.

Fakulkis.
Dukungan melalui pelaksanaan program peningkatan pelayanan kehidupan
beragama.
Even Nasional keagamaan yaitu pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejawi
(Pesparawi) dilaksanakan di Sulawesi Tenggara pada bulan juli 2012 dan
berlangsung secara aman dan tertib.

21. Perpustakaan dan Kearsipan :

Sasaran strategis :
Berkembangnya perilaku gemar membaca masyarakat yang didukung berbagai jenis
buku bacaan dan meningkatnya pengelolaan arsip.

95

Indikator Kinerja
1. Jumlah kunjungan.
2. Penambahan Jumlah
koleksi buku
3. Jumlah Dokumen yang di
Arsipkan

Target
172.000 orang

Realisasi
208.537 orang

Capaian
121.24%

1.000 eksamplar

1.000 Eksamplar

100%

1.500 sampel
dok.arsip

1.250 sampel dok.


arsip

83%

Analisis :
1. Jumlah Kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun mencapai 208.537 orang dari
yang ditargetkan 172.000 orang. Hal ini melampaui target yang telah di
targetkan oleh badan perpustakaan dan arsip daerah.
hal-hal yang mendukung sehingga capaian kinerja ini melebihi target adalah:
- bertambahnya koleksi buku,
- pelayanan yang prima terhadap pengunjung,
- letak perpustakaan daerah yang strategis sehingga mudah di akses oleh
pengunjung.
- perbaikan dan perawatan fasilitas perpustakaan,ditambah dengan layanan hotspot
internet.
2. Penambahan jumlah buku baru sebanyak 1.000 eksamplar. hal ini menjadikan
jumlah koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah sebanyak 73.197
judul buku dan jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah sebanyak
199.305 buku.
3. Hasil capaian indikator kinerja dokumen yang diarsipkan ini dicapai melalui kegiatan
berupa penyuluhan layanan sadar arsip dan pengawasan/supervisi.
22. Kelautan dan Perikanan :

Sasaran strategis :
Meningkatnya produksi perikanan laut, perikanan perairan umum dan perikanan
budidaya dan meningkatnya pengelolaan wilayah pesisir.

96

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

- Produksi ikan laut.

248.217. ton

252.724.30 ton

101.8%

5.507 ton

5.850.30 ton

106.2%

- Jumlah kawasan pesisir tertata.

1.6 juta Ha

1.84 juta Ha

115%

- Produksi ikan budidaya laut.

665.900 ton

578.665.38 ton

86.9%

- Produksi ikan budidaya air payau.

18.885.1 ton

45.892.96 ton

243

- Produksi ikan budidaya air tawar.

3.222 ton

4.610.41 ton

143.1 %

- Produksi ikan tawar.

Analisis :

1. Adanya dukungan Pemerintah dalam mendorong pembangunan SPDN/SPBN pabrik


es, pabrik pakan, kedai pesisir, bengkel nelayan dan jalan produksi yang bertujuan
untuk menunjang kerja para nelayan untuk mencapai hasil yang maksimal.
2. Adanya pengujian mutu hasil perikanan dan pengembangan unit pengelolaan ikan
yang bersertifikat HACCP.
3. Ketersediaan sarana dan prasarana pengelohan hasil perikanan.
4. Jumlah pulau kecil yang dipatenkan dan di informasikan secara akurat untuk
memfasilitasi pengelolaan ekosistemnya.
5. Pengadaan alat tangkap skala kecil dan alat bantu penangkapan ikan di beberapa
kab/kota yang menjadi prioritas.
6. Pengadaan kapal perikanan berukuran 30 GT serta peningkatan operasional Balai
Pengembangan Penangkapan Ikan (BPPI).
7. Pengembangan modal usaha perikanan melalui program PUMP perikanan tangkap
pemberdayaan nelayan dan wanita nelayan.

97

23. Pertanian :

Sasaran strategis :
Meningkatnya produksi padi melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi, jagung,
kacang kedelai, produksi peternakan.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

- Produksi padi

491.567 ton

516.292 ton

105.03%

- Produksi jagung

67.997 ton

78.447 ton

115.37

- Produksi kacang kedelai

6.113 ton

3.710 ton

60.69%

- Produksi ternak sapi

260.000 ekor

247.916 ekor

105.99%

- Produksi ternak kambing

121.625 ekor

127.251 ekor

104.63%

a. Ayam Buras

10.185.506 ekor

40.429.989 ekor

102.40%

b. Ayam Ras

1.300.438 ekor

1.208.804 ekor

92.95%

441.902 ekor

562.584 ekor

127.31%

a. Ayam Buras

4.139 ton

6.288 ton

152.10%

b. Ayam Ras

1.369 ton

1.404 ton

102.56%

c. Itik

2.296 ton

2.798 ton

121.88%

- Produksi ternak ayam

c. Itik
- Produksi Telur

Analisis Capaian Pertanian :


1. Dilakukan peningkatan potensi produksi.
- Pembukaan lahan baru.
- Bermitra dengan perusahaan besar pertanian.
2. Dilakukan

peningkatan

kualitas

sumberdaya

pendidikan dan penyuluhan pertanian.

98

melalui

pengembangan

sistem

3. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian :


- Pengelolaan irigasi.
- Pengelolaan dan pengawasan alat mesin pertanian.
- Fasilitasi pupuk dan pestisida.
4. Penyediaan farietas dan benih unggul bermutu.

Analisis Capaian Peternakan :


1. Melakukan peningkatan populasi ternak.
- Pengembangan Agri bisnis peternakan.
- Pengembangan pengelolaan dan pemasaran.
- Peningkatan sarana dan prasarana peternakan.
2. Peningkatan Produksi Ternak
- Peningkatan pakan ternak.
- Pengendalian dan penanggulangan penyakit ternak.

24.

Perkebunan dan Hortikultura :

Sasaran strategis :
-

Meningkatnya produksi Perkebunan danHortikultura.

Berkembangnya lahan kelapa sawit dan industri biodiesel.

Meningkatnya produksi buah-buahan.

Indikator
- Produk Kakao

150.000

Ton

146.705

Ton

Capaian
(%)
97,80

- Produk Jambu Mete

75.000

Ton

14.966

Ton

19,95

2.057

Ton

6.684

Ton

322,12

- Produk Vanili

150

Ton

42

Ton

28

- Produk Lada

5.000

Ton

3.713

Ton

74,26

- Produk Kemiri

2.000

Ton

951

Ton

47,55

- Produk Cengkeh

Target

99

Realisasi

- Luas Kelapa Sawit


- Luas Jarak Pagar

20.000

Ha

4.157

Ha

20,97

230

Ha

785

Ha

341,30

750

Ton

119

Ton

15,87

1.000

Ton

646,20

Ton

64,62

- Produk Sayur-Mayur

Cabe Besar

Bawang Merah

- Produk Buah-Buahan

Jeruk

22.000

Ton

36.901

Ton

167,73

Durian

7.000

Ton

4.614

Ton

65,91

Rambutan

5.000

Ton

9.028

Ton

180,56

Sukun

1.500

Ton

961

Ton

64,07

Analisis :
A.

B.

Realisasi Target dari produk yang dihasilkan ada yang hampir mencapai target dan
ada yang melampaui target. Hal ini dapat dilihat dari produksi Kakao, cengkeh,
lada, luas jarak pagar bawang merah, jeruk,durian, rambutan dan sukun.
Realisasi target dapat tercapai disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Penambahan Luas Lahan
2. Peningkatan kemampuan lembaga tani
3. Peningkatan penggunaan pupuk dan pengendalian hama penyakit.
Realisasi Target dari produk yang tidak mencapai target dapat dilihat dari produksi
Jambu Mete, Vanili, Kemiri, Luas Lahan Kelapa Sawit dan Cabe besar.
Realisasi target tidak tercapai disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Cuaca yang ekstrem
2. Tanaman yang telah memasuki usia tua
3. Lemahnya akses terhadap permodalan petani
4. Masih kurangnya sumber daya manusia penyuluh pertanian

25. Kehutanan :

Sasaran strategis :
Meningkatnya produksi hasil hutan dan rehabilitasi lahan yang telah mengalami
degradasi.

100

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

- Luas

lahan

48.000 Ha

54.716 Ha

113.99%

rehabilitasi.
- Produksi hasil hutan.

92.400 M3

87.10%

a. Hasil hutan kering.

68.566.8 M3

b. HHBK

20.653.47 ton

Analisis :
-

Meningkatnya rehabilitasi hutan yang telah mengalami degradasi dengan


indikator luas lahan yang di rehabilitasi pada tahun 2012 di target 48.000 Ha.
Capaiannya selaras 54.716 Ha (113%).
Capaian tersebut melebihi target yang ditetapkan dan faktor pendorongnya
adanya dukungan dana APBN sebesar 645.203.700. atau 14% dari dana APBD.
Namun di lain sisi produksi hasil hutan selama tahun 2012 di target 92.400 m3
namun hanya terealisasi sebesar 68.566.8 m3.
Hasil hutan kayu dana 20.653.47 ton, hasil hutan bukan kayu 87.10%.
Penurunan pencapaian ini terjadi karena meningkatnya kejahatan hutan yaitu
adanya pengolahan liar atau pengolahan yang tidak legal.
Berdasarkan data yang di peroleh kehutanan ada 18 kasus kejahatan hutan
dalam tahun 2012, 16 diantaranya sedang dalam proses pengadilan dan 2 masih
dalam tahap penyidikan. Meningkatnya rehabilitasi hutan dan lahan yang telah
mengalami degradasi dari tahun 2008-2012 sebesar 22.716 Ha. Atau rata-rata
4.541 pertahun.
Sedangkan menurunnya produksi hasil hutan di akibatkan adanya penebangan
liar dan kebakaran hutan.
Untuk mengatasi penurunan produksi hasil hutan perlu adanya pengawasan
hutan secara optimal.

101

26. Energi dan Sumber Daya Mineral :

Sasaran strategis :
-

Meningkatanya explorasi dan exploitasi bahan tambang minyak dan gas alam.

Tercapainya tingkat elektrifikasi wilayah minimal sebesar 50%.

Berkembangnya diversifikasi pemanfaatan sumber daya energi yang meliputi


potensi tenaga air, tenaga angin, tenaga surya & batu bara untuk memenuhi
kebutuhan listrik di wilayah pedesaan.

No.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian

Kinerja
1.

Penyelidikan

%
bahan

2 kab

2 kab

100%

- Rasio efektifitas

50%

61,95%

112%

- Rasio desa berlistrik

70%

74,34%

125%

3 unit

3 unit

100%

galian
2.

3.

Daya listrik alternatif.


-

PLTS Tahun 2010.

Tabel diatas menunjukan peningkatan capaian lebih dari 100% dari target.
Peningkatan capaian sasaran terwujud pada meningkatnya investor dalam kegiatan
usaha pertambangan maka pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi mendapat Royalti
bidang usaha pertambagan sebesar Rp. 31.050.523.134.

Penerimaan Royalti Pemerintah Prov. Sultra dari Tahun 2008-2013


Tahun

Royalti (Rp)

Landrent (Rp)

Pihak ketiga (Rp)

2008

6,661,181,653

462,357,295

103,000,000,000

2009

3,732,276,372

234,613,114

35,692,820,000

2010

7,995,390,700

707,407,000

38,000,000,000

2011

13,987,024,609

798,618,957

85,108,562,734

2012

31,050,523,134

1,543,551,661

58,788,631,852

102

Sektor pertambangan

Sampai dengan desember 2012 Pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara


telah menerbitkan 437 izin pertambangan terdiri dari 214 izin usaha pertambangan
operasi produksi, 222 izin usaha pertambangan explorasi dan 4 kontrak karya.
Ketenagalistrikan Sulawesi Tenggara
Sampai dengan bulan desember 2012 kapasitas terpasang pembangkit listrik
Daerah Sulawesi Tenggara sebesar 174.300 MW dan daya mampu 122.010 MW.
Dengan kondisi tersebut PLN mampu memenuhi kebutuhan daya listrik di Sulawesi
Tenggara utamanya daftar tunggu dan tidak terjadi pemadaman bergilir.

Rasio Ketenagalistrikan Sulawesi Tenggara Tahun 2011 s/d 2012

Tahun

2011

2012

Rasio Elektrifikasi

57,59%

61,95%

Rasio Desa Berlistrik

72,32%

74,34%

Data Terpasang

151,300 MW

174,300 MW

Daya Mampu

105,910 MW

122,010 MW

Energi Baru Terbarukan


Dalam rangka untuk pemerataan pembangunan ketenagalistrikkan khususnya untuk
daerah terpencil dan terisolir, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan
upaya-upaya pengembangan pemanfaatan energi alternatif terbarukan setempat yaitu
dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik
Mikro Hidro (PLTMH). Pada tahun 2008 -2012 telah terpasang 6.920 unit PLTS tersebar
dengan kapasitas 346.000 WP dan PLTS terpusat 2 (dua) unit dengan kapasitas 13
KWP yang terpasang di desa terpencil dan terisolir di beberapa Kabupaten di Sulawesi
Tenggara. Selain itu telah dibangun 1 (satu) unit PLTM dengan memanfaatkan potensi
energi air setempat yaitu PLTM Sabilambo Kabupaten Kolak dan 1 unit PLTMH di Desa
Tekonea Kecamatan Wawonii Timur Kabupaten Konawe.

103

27.

Pariwisata dan Seni Budaya :

Sasaran strategis :
-

Meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan Manca Negara dan


meningkatnya kualitas dan akses obyek.

Meningkatnya apresiasi terhadap seni budaya dan sifat budaya daerah.

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Capaian
%

Jumlah kunjungan wisata :


-

Domestik

408.546 orang

347.188 orang

Manca Negara

3.555 orang

3.377 orang

85%

Jumlah obyek wisata

300 obyek

26 obyek

0,86%

Jumlah jenis kesenian

50 jenis

2 jenis

4%

Tabel diatas menggambarkan adanya capaian dari target yang diharapkan tetapi juga
terlihat adanya sasaran yang tidak tercapai karena adanya hambatan-hambatan
masalah antara lain :
1. Belum memadainya infra struktur, sarana prasarana wilayah dan eksesibilitas dalam
rangka menarik wisatawan untuk berkunjung ke Sulawesi Tenggara.
2. Belum optimalnya penyelenggaraan event-event kepariwisataan dalam rangka
meningkatkan daya tarik wisata dan lama tinggal wisatawan.
3. Kurangnya pengembangan daya tarik wisata baru dan kurangnya pemeliharaan
berbagai daya tarik wisata yang sudah ada.
4. Promosi pemasaran pariwisata Sulawesi Tenggara belum terintegrasi baik di dalam
maupun di luar Negeri.

104

28. Perindustrian dan Perdagangan :


Sasaran strategis :
-

Meningkatnya usaha industri kecil dan tumbuhnya industri skala menengah dan
besar.

Meningkatnya volume dan nilai ekspor perdagangan antar pulau.

Indikator

Target

Realisasi

Capaian
(%)

Jumlah industri 1000 unit usaha

679 unit usaha

67.9%

kecil,
menengah dan
besar.
-

Volume

dan -Hasil

pangan, 213.971.09 ton

nilai

perkebunan

perdagangan

perikanan 227.532 ton.

antar pulau.

94,04%

dan

-Hasil peternakan 135 126.95 ton


ton. 1.500 ekor.
-Hasil hutan 4.300.000 115.38ekor
ton.
20.000.000 M3.
-Hasil

4.43.720 ton
industri

18.808.000 M3

ton

11.755.000 ton

12.500.000
600.000 buah.
-

Nilai.

Volume

564.000 buah

Rp. 5.000.000.000.

Rp. 4.702.000.000

dan Volume ekspor

nilai

21.500.000 ton

perdagangan

Nilai ekspor

ekpor impor.

US$ 1.021.660.000.

105

14.053.328,97 ton

66,92%

US$ 703.334.264,44

70,33%

Analisis :

Adanya peningkatan usaha industri kecil dan pertumbuhan industri skala menengah
dan besar di tunjang dan di dukung oleh program :
a. Melalui bantuan mesin peralatan yang di salurkan keseluruh kab/kota.
b. Evaluasi dan monitoring unit pendampingan.
c. Pendataan sentra industri kecil dan menengah di kab/kota.
d. Penyusunan profil peluang investasi industri skala menengah dan besar di sultra.
e. Pengembangan pasar lelang.

- Adapun peningkatan volume ekspor di dukung dan ditunjang adanya :


a. Forum koordinasi trepartif pengembangan EXPO.
b. Pengujian dan sertifikasi serta standarisasi mutu barang.
c. Penyuluhan kebijakan perdagangan luar negeri di kab/kota.
d. Melakukan identifikasi perusahaan dari komoditi potensial ekspor di kab/kota.

B. ASPEK KEUANGAN
Pelaksanaan program dan kegiatan yang ada dalam rencana kinerja tahun 2012
dibiayai oleh APBD Provinsi Sulawesi Tenggara dan ada pula berasal dari APBN.
Anggaran

APBD

Provinsi

Sulawesi

Tenggara

tahun

2012

tercatat

Rp.

2.056.564.248.649.47.Realisasi penggunaan belanja sampai dengan penutupan


buku mencapai Rp. 1.714.896.024.366.29 atau 83.39% dari target.

C. KEBERHASILAN
Keberhasilan Capaian Kinerja Pembangunan periode 5 tahun pertama selama
pelaksanaan RPJMD 2008-2013 Gubernur Sulawesi Tenggara sebagai pimpinan
Daerah telah mendapatkan 34 penghargaan dari Pemerintah Pusat di bidang
Pembangunan dan Pemerintahan antara lain sebagai berikut :

106

1. Manggala Karya Kencana (MKK) penghargaan dari Kepala Badan Koordinasi


Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat karena perhatian dan keterlibatan
Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara dalam menyukseskan program
Keluarga Berencana. Penghargaan ini diserahkan oleh Presiden RI pada tahun
2010 di Palu pada peringatan Hari Keluarga Berencana Nasional 2010.
2. Penghargaan Satya Lencana Wirakarya dari Presiden karena berhasil
mempertahankan keberlanjutan ketahanan pangan dan swasembada beras di
Sulawesi Tenggara. Penghargaan diserahkan oleh Menteri Pertanian di
Tenggarong Kalimantan Timur pada Pekan Nasional ke XIII Kontak Tani
Nelayan Andalan tanggal 22 Juni 2011.
3. Penghargaan Rekor Muri yaitu penghargaan atas pembangunan 1908 gedung
Kantor Desa/Kelurahan se-Sulawesi Tenggara dan Rekor Muri atas pemberian
1000 Bea Siswa pada masyarakat Sulawesi Tenggara

yang menempuh

pendidikan S1 dan S2 di Unisula Semarang.


Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri pada Pembukaan
Pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) tanggal 12 Oktober 2011 di Kendari.
4. Penghargaan bidang Transmigrasi (Transmigrasi Words) karena menjadi
salah satu daerah penerima dan penempatan warga transmigrasi yang di
pandang cukup berhasil. Penghargaan ini diberikan pada peringatan Hari Bhakti
Transmigrasi ke 61 di Jakarta tanggal 28 Desember 2011.
5. Penghargaan Ksatria Husada diberikan oleh Menteri kesehatan pada
peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2012.
6. Penghargaan selaku LPSE Terbaik dari Lembaga Pengadaan secara
Elektronik (LPSE) pusat pada tahun 2012.
Penghargaan ini diberikan karena paling banyak memfasilitasi lelang umum,
Eskalasi Pengadaan Tiket LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah) paling sedikit.

107

7. Penghargaan e KTP terbaik.


Sulawesi Tenggara adalah Provinsi yang entri pelayanan e KTP (Pelayanan
KTP Elektronik) dianggap telah selesai secara umum walaupun belum semua
tercaver. Penghargaan diberikan oleh Menteri Dalam Negeri tahun 2012.
8. Penghargaan Indeks Ketenagakerjaan terbaik dari Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi karena dinilai berhasil melaksanakan pembangunan
bidang ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara.
Penghargaan diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tanggal 6
Desember 2012.
9. Penghargaan Satya Lencana Wirakarya
Penghargaan ini diberikan oleh Presiden karena Komitmen dan dukungannya
terhadap Program Keluarga Berencana melalui Program KB Bahteramas.
Penghargaan ini adalah penghargaan tertinggi Nasional bidang kependudukan
dan keluarga berencana. Diserahkan oleh Presiden di Mataram tahun 2012.
10. Penghargaan Pramakarya Kualitas dan Produktifitas dari Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi atas usaha mikro kecil menengah kepada
perusahaan kecil (Baruasa Membiri) penghargaan diserahkan tahun 2012.
Selain menerima penghargaan atas keberhasilan dalam pembangunan
Gubernur Sulawesi Tenggara telah melaksanakan 2 (dua) even Nasional yang
berlangsung secara aman dan tertib yaitu :
1. Pelaksanaan Pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) yang berlangsung
pada bulan Oktober 2011 tanggal 12 s/d 16 oktober 2011. Diikuti oleh
semua Provinsi di Indonesia.
2. Pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejawi yang berlangsung pada bulan
juli 2012 yang di ikuti umat Kristiani kontingen dari semua provinsi dan
kab/kota se Indonesia.
Daftar penghargaan lainnya kami lampirkan sebanyak 34 dengan foto copy
piagam sebagaimana pada lampiran II.

108

D. PERMASALAHAN

Berdasarkan capaian kinerja Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan


tren naik setiap tahunnya, walau demikian masih terdapat beberapa permasalahan
yaitu :
1. Koordinasi baik internal maupun eksternal.
2. Sumberdaya manusia yang tidak kompeten.
3. Sarana dan prasarana yang kurang memadai.
4. Cuaca dan kondisi geografis wilayah yang menyulitkan mobilitas material.

E. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

Untuk menyikapi permasalahan yang terdapat dalam program dan kegiatan tersebut
di tempuh dengan upaya antara lain :
1. Meningkatkan koordinasi baik internal maupun eksternal dan meningkatkan
pengawasan, monitoring dan evaluasi pada pelaksanaan program dan kegiatan
yang telah ditetapkan.
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan pelatihan baik
formal maupun informal.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana kerja berdasarkan standarisasi sarana dan
prasarana.
4. Meningkatkan jaringan jalan dan jembatan sehingga memudahkan setiap aktivitas
pembangunan bagi seluruh lapisan masyarakat.

109

BAB IV
PENUTUP

Pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan selama Tahun 2012


yang merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Tahun 2008-2013 merupakan
berkah dari Allah SWT dan kerjasama dari semua pihak, mulai dari seluruh Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Tenggara hingga masyarakat yang
telah memberikan partisipasinya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi ini merupakan
laporan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD Tahun 2008-2013

untuk menjadi

pertanggung jawaban kepada publik. Penyajian perkembangan menggunakan indikator


kinerja yang memenuhi kriteria SMART terhadap sasaran-sasaran RPJMD Provinsi
Sulawesi Tenggara 2008-2013.
Hasil dari evaluasi kinerja menggambarkan tingkat keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan semua sasaran sampai dengan Tahun 2012 sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Oleh karena itu laporan ini
memberikan manfaat yang besar terhadap perbaikan kinerja pada tahun berikutnya.

Kendari,

2013.

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA,

H. NUR ALAM, SE. M.Si.

110

111

Anda mungkin juga menyukai