PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
1. Sejarah Pemerintahan
2. Letak Wilayah
3. Luas Wilayah
4. Penduduk
Tahun
No.
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
1.
Kabupaten Muna
248.462.
268.277.
273.616
2.
Kabupaten Buton
284.627.
255.712.
260.801.
3.
Kabupaten Konawe
233.080.
241.982.
246.798.
4.
Kabupaten Kolaka
287.246.
315.232.
321.506.
5.
Kabupaten
244.046.
264.587.
269.853.
Konawe
selatan
6.
Kabupaten Bombana
111.481.
139.235.
142.006.
7.
Kabupaten Wakatobi
103.423.
92.995.
94.846.
8.
118.386.
121.340.
123.755.
9.
Kabupaten
46.635.
51.533.
52.560.
Konawe
Utara
10.
49.186.
54.736.
55.825.
11.
Kota Kendari
260.867.
289.966.
295.737.
12.
Kota Bau-Bau
130.862.
136.991.
139.717
2.118.300.
2.232.586.
2.277.020.
Jumlah
.,
D. Dinas-Dinas Daerah :
1. Dinas Pendapatan dan Pengelola Asset Daerah.
2. Dinas Pekerjaan Umum.
3. Dinas Pertanian.
4. Dinas Perkebunan dan Holtikultura.
5. Dinas Kehutanan.
6. Dinas Kesehatan.
7. Dinas Pendidikan.
8. Dinas Perhubungan.
9. Dinas Kelautan dan Perikanan.
10. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
11. Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah.
12. Dinas Sosial.
13. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
14. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
15. Dinas Pemuda dan Olahraga.
16. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
a. Urusan Wajib
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Kesehatan
3. Bidang Pekerjaan Umum
4. Bidang Perumahan
5. Bidang Penataan Ruang
6. Bidang Perencanaan Pembangunan
7. Bidang Perhubungan
8. Bidang Lingkungan Hidup
9. Bidang Pertanahan
b. Urusan Pilihan
1. Bidang Kelautan dan Perikanan
2. Bidang Pertanian
3. Bidang Kehutanan
4. Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral.
5. Bidang Pariwisata
6. Bidang Perindustrian
7. Bidang Perdagangan
8. Bidang Ketransmigrasian
kakao
terbesar
kedua
setelah
Sulawesi
Selatan.
Pola
Luas areal kelapa sekitar 51.913 Ha dengan produksi sekitar 38.224 ton
(menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Sejak tahun 2003
telah dikembangkan pula areal kelapa sawit rakyat dan swasta nasional
dengan luas areal telah mencapai 3.402 Ha dan sekitar separuhnya telah
mulai menghasilkan buah.
Luas areal cengkeh sekitar 16.711 Ha dengan produksi 6.046 ton pertahun
dengan tingkat perkembangan meningkat jika dibanding tahun sebelumnya.
Luas areal lada sekitar 11.929 Ha dengan produksi sekitar 4.991 ton. Angka
ini meningkat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Luas areal kopi sekitar 9.931 Ha dengan produksi sekitar 3.940 ton. Angka
ini menurun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Produksi sayuran yang dipanen berkali-kali tersebar meliputi kacang
panjang 55.520 kwintal, kangkung 43.260 kwintal, terung 60.732 kwintal dan
tomat 40.170 kwintal pertahun. Sedangkan produksi cabe, bayam dan
ketimun rata-rata sekitar 30.000 kwintal pertahun. Produksi sayuran lainnya
meliputi sawi, kubis, bawang merah, daun bawang dan kacang merah.
Produksi buah-buahan yang terbesar setiap tahunnya meliputi jeruk 148.067
kwintal, pisang 141.158 kwintal, mangga 48.600 kwintal, nangka 44.548
kwintal dan rambutan 72.464 Kwintal.
c. Kehutanan
Luas kawasan hutan di Sulawesi Tenggara sekitar 2.600.137,36 Ha atau
sekitar 68,17% dari luas wilayah daratan. Kawasan hutan tersebut terdiri dari :
Kawasan Hutan Produksi Biasa seluas 633.431 Ha.
Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 419.244 Ha.
Kawasan Hutan Produksi Konversi seluas 212.123 Ha.
Kawasan Hutan Lindung seluas 1.061.270 Ha.
Kawasan Hutan Konservasi seluas 274.069 Ha.
Kawasan Hutan Suaka Alam (HSA) seluas 274.069,36 Ha.
10
Sejak tahun 1970, telah dilakukan reboisasi jenis tanaman jati seluas
16.051 Ha yang tersebar pada wilayah Kabupaten Konawe Selatan seluas
8.795 Ha. Kabuapeten Muna seluas 6.665 Ha dan Kabupaten Buton seluas 591
Ha. Namun kondisi tanaman jati tersebut saat ini cukup mengkhawatirkan
karena adanya kegiatan pembalakan liar dan perambahan. Diperkirakan lebih
dari 60% kawasan reboisasi tersebut telah mengalami deforestasi sehingga
jumlah tegakan jati semakin menurun.
Pada periode tahun 1989-2002 telah dilakukan Pembangunan Hutan
Tanaman Industri (HTI) Swakelola dengan penanaman jati seluas 23.233 Ha
yang tersebar di Wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Muna dan
Kabupaten Buton, sedangkan Hak Pengusaha Hutan (HPH) dan Izin Usaha
Pengelolaan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada priode tahun 1977-2002 pada
total areal seluas 651.000 Ha dilaksanakan oleh 4 (empat) perusahaan swasta
nasional.
Adapun kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara terdiri dari :
Kawasan Pelestarian Alam seluas 1.626.560 Ha termasuk Kawasan Taman
Nasional Rawa Aopa Watomohai seluas 105.194 Ha dan Taman Nasional
Laut Kepulauan Wakatobi seluas 1.390.000 Ha.
Kawasan Suaka Alam seluas 155.811 Ha yang meliputi 3 Cagar Alam dan 5
Suaka Marga Satwa.
Kawasan Taman Buru Osu seluas 8.000 Ha.
Beberapa jenis satwa endemik Sulawesi yang ada di Sulawesi Tenggara
meliputi jenis Mamalia seperti Anoa, Babi Rusa dan Monyet serta jenis burung
seperti Maleo, Kareo, Raja Perling dan lain-lain.
11
memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, terutama rumput laut, karena sebagian
merupakan bahan baku berbagai industri makanan, minuman obat-obatan hingga
kosmetika.
Oleh karena itu sektor kelautan dan perikanan akan menjadi perhatian
besar pada masa yang akan datang.
Perikanan tangkap memiliki potensi lestari sekitar 500.000 ton pertahun,
namun yang termanfaatkan baru sekitar 250.000 ton pertahun.
1. Pertambangan
12
Hasil penelitian eksplorasi yang pernah dilakukan oleh Gulf Oil dan
dilanjutkan oleh PT. Conoco dan Chevron menunjukan bahwa di pulau Buton
ditemukan perangkap minyak bumi namun belum ekonomis untuk dieksploitasi.
Adapun potensi yang telah dikelola selama ini meliputi nikel, aspal,
marmer dan pasir kuarsa. Pengelolaan nikel oleh PT. Aneka Tambang saat ini
menghasilkan produksi biji nikel sekitar 1,6 juta ton pertahun dan ferro nikel
sekitar 877 ton pertahun. Sedangkan lempung dan batu gamping telah banyak
dikelola oleh masyarakat setempat secara perorangan maupun kelompok.
13
2. Energi
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai dan gelombang laut
yang berpotensi untuk menghsilkan energi listrik. Sungai-sungai yang berpotensi
menghasilkan energi, yaitu : Sungai Lasolo dan Sungai Lalindu di Kabupaten
Konawe, Sungai Roraya di Kabupaten Konawe Selatan, Sungai Kambara di
Kabupaten Muna dan Sungai Wasaga di Kabupaten Buton. Pemanfaatan sungaisungai tersebut hingga saat ini belum ada. Potensi sungai yang dapat
menghasilkan tenaga cukup besar dapat dilihat pada table 1.1 berikut :
Tabel 1.1. Potensi sungai yang dapat menghasilkan energi yang besar di Sulawesi
Tenggara
No.
Nama
Kapasitas
Lokasi
Sungai
(MW)
Kab.
Konaweha
23,5
Konawe
Keterangan
Tamboli
28,5
Konawe
Lasolo
90
Konawe
Lalindu
100
Konawe
Selain skala menengah maka Sulawesi Tenggara juga terdapat sungai-sungai kecil
yang tersebar di seluruh wilayah yang berpotensi menghasilkan tenaga. Beberapa
sungai tersebut, yaitu :
14
No.
1
Mikuasi
Kapasitas
(MW)
2,4
Sabilambo
4,8
Kolaka
Rongi
1,5
Kolaka
Rantelombong
2,2
Kolaka
5
6
7
8
Lalonggopi
Ulurina
Toaha
Kembang
Subur - 1
Kembang
Subur -2
Lapai -1
Lapai -2
Puurau
Riorita
Kabongka
Garu
0,443
0,732
1,23
3,067
Kolaka
Kolaka
Kolaka
Kolaka
2,17
Kolaka
4,161
4,849
0,443
1,677
0,306
0,306
Kolaka
Kolaka
Kolaka
Kolaka
Buton
Muna
9
10
11
12
13
14
15
Nama Sungai
Lokasi
Kab.
Kolaka
Keterangan
Renc.
Renc.
Renc.
Renc.
15
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Kapasitas (MW)
Lokasi (Kab)
10
10
5
20
15
15
20
15
30
30
10
10
10
10
10
5
10
10
10
15
15
10
15
10
20
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Konawe
Kolaka
Kolaka
Sonae
Lampeapi
Wungkolo
Abuki
Kaensi -1
Kaensi -2
Landai
Puungkolo
Lainea -1
Lainea -2
Pembuinga
Osuntundabu
Nambomopula
Pundonggala
Lamoleme-lembu
Lamopula
Matahari -1
Matahari -2
Anggolom-Baebia
Bahomokule -1
Bahomokule -2
Wawolesea
Pancasila
Manggolo -1
Manggolo -2
16
f. Potensi Pariwisata
17
BAB II
PERJANJIAN KINERJA
1. V i s i
Berdasarkan uraian mengenai kondisi Provinsi Sulawesi Tenggara,
masalah peluang dan tantangan pembangunan ke depan maka visi pembangunan
kami dalam membangun Sulawesi Tenggara periode Tahun 2008-2013 adalah :
MEMBANGUN KESEJAHTERAAN
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2008-2013
18
mengandung
makna
keamanan
dan
keselamatan,
kesenangan hidup dan kemakmuran. Sedang sejahtera yang merupakan kata dasar
dari kesejahteraan mengandung makna aman, sentosa dan makmur, selamat,
terlepas dari segala kesukaran serta selamat tak kurang satu apapun.
Berkaitan dengan pernyataan visi pembangunan lima tahun ke depan
maka MEMBANGUN KESEJAHTERAAN dimaksudkan adalah dalam rangka
memperbaiki, membina serta membangkitkan suatu perikehidupan masyarakat yang
aman, sentosa dan makmur dengan mengutamakan pendekatan yang bertumpu
pada
pembangunan
manusia
(people
centred),
pembangunan
pusat-pusat
19
2. M i s i
Untuk merealisasikan visi pembangunan sebagaimana diuraikan, maka
dikembangkan tiga agenda yang juga merupakan misi pembangunan yaitu :
1. Pembangunan
Kualitas
Sumberdaya
Manusia;
dimaksudkan
untuk
20
masyarakat yang lebih baik, sehingga dapat menciptakan insan yang memiliki
kualitas intelektual dan kualitas jasmani serta rohani yang baik.
2. Revitalisasi Pemerintahan Daerah ; dimaksudkan untuk menciptakan
pemerintahan yang lebih berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat,
pemerintahan yang transparan dan akuntabel, serta aparat pemerintahan
yang lebih bersifat mengayomi masyarakat serta bersih dari praktek-praktek
kolusi, korupsi dan nepotisme.
3. Pembangunan Ekonomi ; dimaksudkan untuk membangun perekonomian
masyarakat secara nyata melalui usaha-usaha pragmatis dengan mendorong
pembangunan sektor riil, berdasarkan potensi yang berada di sekitarnya.
4. Pembangunan kebudayaan ; dimaksudkan untuk mengembangkan rasa
persatuan dan kesatuan, mengembangkan dan memperkuat citra dan
identitas daerah serta mendorong sektor pariwisata yang berorientasi pada
pengembangan sumberdaya potensi budaya setempat.
5. Mempercepat
Pembangunan
Infrastruktur
dimaksudkan
untuk
perekonomian
yang
mampu
menciptakan
pusat-pusat
21
5.
Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 312 menjadi kurang dari 226 per
100.000 ibu melahirkan, Angka Kematian Bayi (AKB) dari 41 menjadi kurang
dari 26 per 1.000 kelahiran.
6.
Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 21,7% menjadi kurang
dari 15%.
7.
8.
9.
22
22. Terwujudnya
reorganisasi,
restrukturisasi
dan
revitalisasi
organisasi
pemerintah daerah.
23. Meningkatnya efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan.
24. Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan.
25. Meningkatnya keserasian dan kesetiakawanan sosial dan menurunnya
penduduk miskin sampai 10%.
26. Meningkatnya fasilitas peribadatan, kapasitas spiritual dan jumlah jemaah
haji.
27. Berkembangnya perilaku gemar membaca masyarakat yang didukung
berbagai jenis buku bacaan dan meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah
daerah.
28. Meningkatnya produksi perikanan laut, perikanan perairan umum dan
perikanan budidaya dan meningkatnya pengelolaan wilayah pesisir.
29. Meningkatnya
23
B. Penetapan Kinerja
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Ket.
Urusan Wajib
Pendidikan
Meningkatnya :
- Angka
Partisipasi
APM SD/MI
96,94%
Diknas
APK SMP/MTs
93,28%
Diknas
APK SMA/MA
69,92%
Diknas
36
Diknas
Murni
Partisipasi
Kasar
Partisipasi
Kasar
Sekolah
yang
bertaraf
rintisan
internasional
(RSBI).
Sekolah
yang
Diknas
Kurikulum
pendidikan
Diknas
dasar
menengah
menerapkan IT.
dan
Standar
Diknas
120
Diknas
Diknas
Bertaraf
Internasional (SBI) SD
(RSBI).
24
- Sekolah
Bertaraf
Internasional
Diknas
(SBI)
SMP (RSBI).
Program
Bilingual
jenjang SMP.
Program
Pendidikan
Menengah.
Nasional
(SSN)
Diknas
Diknas
SMA/SMK.
- Sekolah
Bertaraf
Internasional
(SBI)
SMA/SMK (RSBI).
Program
Bilingual
jenjang SMA/SMK.
Jumlah
Sarana
dan
Diknas
Prasarana.
Program PAUD
- Jumlah
Diknas
Sekolah
Diknas
Diknas
TK/RA.
Sekolah
2.381
Diknas
522
Diknas
854
Diknas
230
Diknas
SD/MI/SDLB.
- Jumlah Ruang Kelas
Baru (RKB) SDLB.
- -Jumlah
Sekolah
SMP/MTs/SMPLB.
Baru (USB) SD-SMPSatu Atap.
Program
Pendidikan
Diknas
Menengah.
- Jumlah
Sekolah
431
Diknas
518
Diknas
SMA/SMK/MA/SMALB.
- Jumlah Ruang Kelas
Baru (RKA) SMA.
Program Non Formal
- Jumlah Taman Bacaan
Diknas
16
Diknas
Masyarakat (TBM).
- Jumlah Voucher KBU
25
Diknas
Warga Belajar.
- Penyusunan
Bahan
Ajar Tematik.
Meningkatnya
memperoleh
Akses
untuk
pendidikan
bagi
Akses Pendidikan
Diknas
Program PAUD.
Diknas
seluruh masyarakat.
Pendidikan
Diknas
Pendidikan
Diknas
Menengah.
Program
Non Formal.
Meningkatnya kualitas kinerja dan
Guru Bersertifikat.
kesejahteraan guru.
Sertifikat Guru jenjang
3.399
Diknas
3.546
Diknas
4.822
Diknas
SD/MI/SDLB.
Sertifikat Guru jenjang
SMP/MTs/SMPLB.
Sertifikat Guru jenjang
SMA/MA/SMK.
Menurunnya angka buta aksara
Melek huruf.
Diknas
Kesehatan
Menurunnya Angka Kematian Ibu
AKI
258,7/
100.000. KH
Penduduk
AKB
Diskes
21,9/1000 KH
Penduduk
1.000 kelahiran.
Menurunnya
prevalensi
gizi
8,00%
Diskes
UHH
70,9%
Diskes
Cakupan Bayi
70%
Diskes
Cakupan Persalinan
96%
Diskes
Rasio Puskesmas
1/30.000. Pendk
Diskes
pusat-pusat
1/1.500. Pendk.
Usia
Hidup
dari
(UHH)
Harapan
69
tahun
menjadi 71 tahun.
pelayanan
26
kesehatan.
Akses
pelayanan
kesehatan.
Diskes
RSUD
Dan RSJ
Pelayanan
pelayanan
RSUD Provinsi :
rujukan
di
Rumah
Sakit.
rujukan
RSUD
244.030.
19.201
- BOR.
84,22%
16 gedung
RSUD
Akreditasi pelayanan
12 pelayanan
RSUD
2 kegiatan
Badan
Lingkungan Hidup
Terjaganya
keserasian
kelestarian
setiap
lingkungan
aktifitas
dan
dalan
dan air.
Lingkungan
pembangunan
Hidup
daerah.
D
Pekerjaan Umum
Meningkatnya kualitas jalan dan
Kualitas
jembatan,
jembatan.
bersih
jaringan
irigasi,
dan
air
jalan
dan
90 km
Dinas
Pekerjaan
tertatanya
Umum.
pemukiman/perumahan.
Kondisi jaringan irigasi.
13 DI
Dinas
Pekerjaan
Umum.
(Pengairan)
Desa
yang
memiliki
14 Desa
Dinas
Pekerjaan
Umum.
38 Kawasan
sehat.
Dinas
Pekerjaan
Umum.
Tata Ruang
Meningkatnya
koordinasi
dan
Rapat-rapat
85%
Bappeda
64,64%
Bappeda
perencanaan
pembangunan daerah.
27
RPJMD.
Rasio aplikasi penelitian
8 Judul
Badan
terhadap
Penelitian
Penelitian dan
rekomendasi
penelitian.
F
Pengembangan
pembangunan
Kegiatan OKP
815.135.000.
Dispora
8.736.750.000.
Dispora
dan
Penyelenggaraan
berbagai
even
cabang
17 Kegiatan
olahraga.
G
Penanaman Modal
Meningkatnya
minat
investasi
Jumlah kebijakan
BPMD
Realisasi investasi
- PMDN
BPMD
bagi investor.
63.731.000.000
- PMA
US $ 20.000
kelompokusaha
masyarakat
46 unit
Dinas Koperasi
10 trilliun
Dinas Koperasi
UMKM
700 Unit
Dinas Koperasi
1.099.977 orang
Dinas
bersama
dalam
wadah
yang
dengan
bermitra
lembaga
keuangan.
I
Ketenagakerjaan
Meningkatnya
kualitas
dan
terserap
kerja dan
dalam
Angkatan
kerja
yang
bekerja.
Nakertrans
pasar
Menurunnya tingkat
penggangguran
dari
9,6%
28
33.181 orang
Dinas
Nakertrans
J
Ketahanan Pangan
Meningkatnya
Koefisien
ketahanan
dan
kerawanan
66,67%
pangan.
Ketahanan
keamanan pangan.
Badan
Pangan
Perhubungan
Meningkatnya
kapasitas
pelayanan
Bandara
pelabuhan
dan
Kedatangan
dan
Dinas
keberangkatan.
Perhubungan
berkembangnya
jaringan telekomunikasi.
Kelayakan Bandara
7 Bandara
Dinas
Perhubungan
11 pelabuhan
Dinas
pelabuhan
Perhubungan
pelabuhan
lanjutan
3 pelabuhan baru
Rute perjalanan
57 trayek
Dinas
Perhubungan
- Rasio
desa
informasi
seluruh
akses
922
terhadap
desa
Dinas
Perhubungan
se-
Sultra.
- Jumlah BTS.
250
Jumlah aplikasi
37
Dinas
Perhubungan
Dinas
Perhubungan
SKPD
informasi
menggunakan IT.
dan
ketersediaan
data
Meningkatnya
base
yang
20 SKPD
Biro Humas.
Info.
pada
&
Sandi
Telkom.
semua bidang.
Dokumen data
95%
Biro Humas
Info. & Sandi
Telkom.
Rasio
desa
informasi
akses
terhadap
Dinas
Perhubungan
29
Dinas
Perhubungan
M
Otonomi Daerah
Terwujudnya
restrukturisasi
reorganisasi,
dan
Laporan-laporan DOB.
Biro
revitalisasi
Pemerintahan
Biro
Adm.
Pembangunan.
Rapat-Rapat
dengan
2 Kabupaten
DPRD.
Meningkatnya
efektifitas
pengawasan
dalam
Biro
Pemerintahan.
120 temuan
Inspektorat
Es. II = 15
BKD
penyelenggaraan pemerintahan di
pelaksanaan pembangunan.
Meningkatnya
kualitas,
Disiplin
Struktur
jabatan
yang
terisi.
Es. III=100
Es. IV=250
Pejabat
yang
telah
SMU = 30
memenuhi
persyaratan
S1
= 600
pendidikan
formal
S2
= 100
sesuai
BKD
dengan
tugasnya.
Pejabat
yang
telah
memenuhi
persyaratan
pendidikan
pelatihan
Diklatpim = 80
BKD
Diklatpim = 550
kepemimpinan.
Pejabat
yang
memenuhi
telah
Terlaksana
BKD
3.885 orang
Badan Diklat
10 Desa
Badan PMD
persyaratan
kepangkatan.
PNS
yang
telah
mengikuti Diklatpim
N
Meningkatnya
masyarakat
keberdayaan
desa
Kegiatan swadaya
dalam
12 Kelurahan
pembangunan.
O
Sosial
Meningkatnya keserasian
dan
30
255 orang
Dinas
kesetiakawanan
Menurunnya
sosial,
jumlah
dan
menyandang kecacatan
Sosial
penduduk
405 orang
Dinas
menyandang ketunaan.
Jumlah penduduk miskin
Sosial
36.063 penduduk
Dinas
miskin
Sosial
4.550 buah
Biro Kesra
2.750 buah
Biro Kesra
2.100 orang
Biro Kesra
1.500
Badan
diarsipkan.
dok. arsip
Budaya
Meningkatnya
peribadatan,
fasilitas
kapasitas
spiritual
yang dimanfaatkan.
masyarakat
dengan
jenis
yang
.Meningkatnya
sistem
didukung
ketersediaan
buku-buku
kearsipan
sampel
Perpustakaan &
Arsip Daerah
berbagai
bacaan
dan
pengelolaan
Pemerintah
Daerah.
Jumlah kunjungan
172.000 orang
Badan
Perpustakaan &
Arsip Daerah
Penambahan
jumlah
1.000 eksp.
koleksi buku
Badan
Perpustakaan &
Arsip Daerah
II
Urusan Pilihan
248.217,0 ton
Dinas
Kelautan
dan Perikanan
31
meningkatnya
pengelolaan
wilayah pesisir.
5.507,0 ton
1,6 juta Ha
Dinas
Kelautan
dan Perikanan
yang tertata.
Dinas
Kelautan
dan Perikanan
665.900,0 ton
laut.
Dinas
Kelautan
dan Perikanan
18.885,1 ton
air payau.
3.222,0
air tawar.
B
Pertanian
Meningkatnya
melalui
pola
ekstensifikasi,
produksi
padi
intensifikasi
dan
produksi
Produksi padi
Dinas
Pertanian
jagung,
kacang kedelai.
Produksi jagung
Dinas
Pertanian
Produksi
kacang
kedelai.
Meningkatnya
perkebunan
produksi
dan
berkembangnya
Produksi kakao.
Pertanian
150.000 ton
hortikultura,
lahan
Dinas
Dinas
Perkebunan
kelapa
produksi
buah-
buahan.
Produksi jambu mete
75.000 ton
Dinas
Perkebunan
Produksi cengkeh
2.075 ton
Dinas
Perkebunan
Produksi vanili
150 ton
Dinas
Perkebunan
32
Produksi lada
5000 ton
Dinas
Perkebunan
Produksi kemiri
2000 ton
Dinas
Perkebunan
20.000 Ha
Dinas
Perkebunan
230 Ha
Dinas
Perkebunan
Produksi sayur-sayuran
Dinas
Perkebunan
Cabe Merah
750 ton
Sda
Bawang Merah
1000 ton
Sda
Produksi buah-buahan
Dinas
Perkebunan
Meningkatnya
hasil
produksi
Jeruk
22.000 ton
Sda
Durian
7.000 ton
Sda
Rambutan
5.000 ton
Sda
Sukun
1.500 ton
Sda
260.000 ekor
Dinas
peternakan.
Pertanian
Produksi ternak kambing
80.400 ekor
Dinas
Pertanian
Dinas
Pertanian
Ayam Buras
8.400.000 ekor
Sda
Ayam Ras
1.000.000 ekor
Sda
585.000 ekor
Sda
Itik
Produksi telur
Dinas
Pertanian
Ayam Buras
4.305 ton
Sda
534 ton
Sda
Itik
1.408 ton
Sda
48.000 Ha
Dinas
Ayam Ras
Kehutanan
dan
produksi
Kehutanan
hasil
33
92.400 M3
Dinas
Kehutanan
Meningkatnya
eksploitasi
eksplorasi
bahan
dan
tambang
Penyelidikan
bahan
2 kabupaten
Dinas
galian
dan SDM.
Elektrifitasi
Dinas
Energi
tingkat
elektrifitasi
Energi
dan SDM
sebesar 50%.
Rasio Elektrifitasi
64,13%
Sda
78,32%
Sda
diversifikasi
3 Unit
Dinas
- PLTS Terpusat
batu
- PLTMH
Berkembangnya
bara
untuk
kebutuhan
listrik
memenuhi
di
wilayah
Energi
dan SDM
- PLTB/PLT Angin
pedesaan.
Pariwisata
Jumlah
domestik
wisatawan.
meningkatnya
kualitas
kunjungan
1.200.000 jiwa
Dinas Pariwisata
dan
akses
Budaya.
objek wisata.
300 obyek
Sda
50 jenis kesenian
Sda
Jumlah
12.600
Dinas
dan
usaha
Perindag
Volume
1. Hasil pangan
Dinas
Industri
tumbuhnya
industri
skala
industri
kecil,
unit
Perdagangan
34
dan
nilai
Seni
perdagangan
pulau.
pulau.
antar
Perkebunan &
Perindag
perikanan
227.532 ton.
2. Hasil
peternakan
135
ton,
1.500 ekor.
3. Hasil
hutan
4.300.000 ton,
20.000.000
M3.
4. Hasil
industri
12.500.000
ton,
600.000
buah,
Rp.
5.000.000.000
Volume
dan
perdagangan
nilai
ekspor
impor.
Volume
ekspor
21.500.000 ton.
Dinas
Perindag
Nilai ekspor
U$$
1.021.660.000,00
Transmigrasi
Tertatanya kawasan pemukiman
Unit
transmigrasi
transmigrasi.
sentral
meningkatnya
sebagai
sentral-
produksi
dan
taraf
pemukiman
hidup
transmigran.
35
5 UPT
Dinas
Nakertrans
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A.
1.
Pendidikan :
Berdasarkan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2008-2013 dan sasaran
penetapan kinerja 2012 sasaran strategis Dinas Pendidikan adalah sebagai
berikut.
Dinas Pendidikan ada 4 sasaran strategis :
1. Meningkatnya angka partisipasi murni (APM) SD/MI antara 95-98% dan angka
partisipasi kasar (APK) SMP/MTs antara 95-100%.
2. Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan.
3. Meningkatnya kualitas kinerja dan kesejahteraan guru.
4. Menurunnya angka buta aksara dari 66.140 orang menjadi 33.070.
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
100 %
100 %
69,92%
36%
20%
97,20 %
107,22%
81,73%
0,64 %
7,60%
94,10%
108,25%
118,00%
0,64%
61%
120
8
60
3
2,53%
30%
12
50%
12
50%
413
59
14,60%
24
24
14
14
58,33%
58,33%
2.000
1.455
72,75%
2.381
522
854
2.372
13.701
831
98,10%
230,24%
97,31%
230
404
518
212
92,17%
404
1.803
100%
79,40%
16
10
60,74%
3.399
3.546
4.822
100%
5.534
4.813
3.449
91,29%
162,81%
135,73%
71,53%
91,29%
37
38
4 Sekolah
1 Keg.
4 Sekolah
3 Sekolah
39
40
41
INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGIS
TARGET
SATUAN
2012
Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu per
100.000 kel.hidup
REALI
SASI
2012
258.7
Pertolongan Persalinan Nakes
K4
(%)
(%)
96.0
96.2
79.60
80.21
TT Bumil
(%)
90.4
18.01
(%)
89.0
27.71
42
Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi per
1.000 kel.hidup
Gizi Buruk
Penyakit Menular
4.1
21.9
Pertolongan Persalinan Nakes
(%)
96.0
79.60
(%)
97.2
80,5
(%)
97.7
12.85
(%)
97.3
88.11
(%)
96.8
85.29
(%)
95.1
88.90
Gizi Buruk
(%)
2.8
(%)
100
100
(%)
2.1
6.5
- Kurang
(%)
8.0
16.3
- Normal
(%)
89.3
66.9
- lebih
Bumil KEK ditangani
Pemberian Kap. Vit. A pd Bayi
(%)
(%)
(%)
1.7
100
97.7
10.2
-
(%)
98.0
84.74
(%)
90.0
Pemberian Fe pd Bumil.
(%)
91.2
Penyakit Menular
(%)
Malaria
Penderita tersangka malaria yang diperiksa
spesimen darah/API
Penderita malaria yang diobati
4.2
4.3
4.4
4.5
/1.000 pddk
1.75/1.000
pddk
0.87
(%)
98.3
92
TBC
Angka Konversi TB
(%)
96,2
90.8
(%)
96,5
86.2
/1.000 pddk
<0.5/1.000
pddk
0.044
(%)
100
100
(%)
100
100
(%)
96,7
100
Flu Burung
Jumlah suspek Avian Influenza yang
ditangani
Jumlah Investigasi kasus konfirmasi
(%)
0,7
(Ks)
(%)
100
(%)
100
100
4.6
Frambusia
Kasus Frambusia yang ditangani
4.7
43
(%)
91.7
/100.000
pddk
<5/100.000
pddk
10.24/100
.000 pddk
97.5
91.7
(%)
100
Rate)
4.8
4.9
(%)
100
100
(%)
100
100
(%)
81.1
100
(%)
80.6
55.91
(%)
100
92
(%)
93.3
18
Diare
Balita dengan Diare yang ditangani
4.1
ISPA
Cakupan Balita dengan Pnemonia yang
ditangani
Air Bersih
Air Bersih
RT menggunakan air bersih
Obat Esensial
Obat Esensial
SATUAN
TARGET
REALISASI
%
CAPAIAN
96,2
80,21
83,3
90,4
18,01
19,9
89
27,71
31,1
44
Analisis Capaian
Dalam dokumen Renstra terdapat 3 (tiga) indikator pelayanan kesehatan ibu yakni:
Pelayanan Ibu Hamil Ke Empat Kali (K4),
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali
(minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua
kali pada triwulan ketiga umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan.
Perkembangan pencapaian K-4 berflutuasi yaitu pada tahun 2008 sebesar
75,06% naik menjadi menjadi 84.32% tahun 2009, tahun 2010 mengalami
peningkatan yaitu 85.87% dan tahun 2011 mengalami peningkatan lagi menjadi
90.0% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 79.6%. Trend pencapaian
K-4 dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Trend Pencapaian K-4 Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2012
95
90
90
85
84.32
80
85.87
80.21
75
70
75.06
65
2008
2009
2010
2011
2012
58.05
29.32
2008
65.26
34.52
2009
27.71
2010
2011
2012
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa dari tiga indikator tersebut
belum ada yang mencapai target yang telah ditetapkan terutama indikator Bumi
Resti yang dirujuk baru mencapai 27,71% dari target 89% dengan pencapaian
sasaran sebesar 31,1%.
Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan ibu
diantaranya kemampuan tenaga yang masih terbatas, belum semua desa memiliki
bidan, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dan dukungan sektoral yang
masih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menanggulangi
permasalahan tersebut, diantaranya pertemuan koordinasi dan integrasi program
secara terpadu dengan Kabupaten/Kota, peningkata kapasitas petugas,
optimalisasi pemanfaatan dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK), optimalisasi
penggunaan dana pembebasan biaya pengobatan, koordinasi dengan sektor
terkait serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang.
46
Tabel 3.3
1
2
3
4
5
SATUAN
%
%
%
%
%
TARGET
REALI
SASI
%
CAPAIAN
97,2
97,7
97,3
96,8
95,1
73.1
100
88,11
85,29
88,90
75.2
102
90.5
88,1
93,5
Analisis Capaian
Fokus indikator untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan anak dalam
dokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi:
Bayi mendapat imunisasi lengkap (UCI)
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah
Desa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut
sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Perkembangan Persentase Desa/Kelurahan UCI cenderung naik yaitu pada
tahun 2008 76%, tahun 2009 78%, dan tahun 2010 79.6%, tahun 2011 menjadi
80.2% dan tahun 2012 turun menjadi 73,1%. Trend pencapaian Cakupan
Kunjungan Bayi dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.3
Trend Persentase Desa/Kelurahan UCI
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 - 2012
82
80
78
76
74
72
70
68
78
79.6
80.2
76
% UCI desa
72.36
2008
2009
2010
47
2011
2012
Cakupan KN1
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6
48 jam setalah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan
indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
Neonatal.
Cakupan KN Lengkap
Adalah cakupan pelayanan neonates sesuai standar, paling sedikit 3 kali, pada
6-24 jam setelah lahir (KN1), pada 3-7 hari (KN2) dan pada 28 hari (KN3)
setelah lahir yang dilakukan difasiltas kesehatan maupun kunjungan
rumah.Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan neonatal. Pencapaian tahun 2012 adalah sebesar 85,29%
dari target 96,8%
Cakupan Kunjungan Bayi.
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 7 kali.
Perkembangan cakupan kunjungan bayi berflutuasi yaitu pada tahun 2008
74.31%, dan tahun 2009 turun menjadi 73.17%, sedangkan tahun 2010 naik
menjadi 85.62% dan tahun 2011 naik lagi menjadi 90.31% dan tahun 2012
menurun lagi menjadi 88.9%. Trend pencapaian cakupan kunjungan bayi dari
tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.4
Trend Cakupan Kunjungan Bayi
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 - 2012
100
80
60
74.31
73.13
85.62
90.3
88.9
40
Kunjungan Bayi
20
0
2008
2009
2010
2011
2012
2
3
4
5
6
7
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
2,1
8,0
89,3
1,7
100
-
6,5
6,5
16,3
10,2
100
-
32,3
81,2
18,2
16,6
100
-
(%)
80
84.74
105
(%)
(%)
78
70.6
90.51
Analisis Capaian
Berdasarkan dokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
2008-2013 terdapat 7 (enam) indikator untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
program perbaikan gizi namun hanya 4 (empat) yang bisa dilaporkan adalah sebagai
berikut :
49
1400
1200
1137
1246
938
1000
800
508
600
327
400
200
0
2008
2009
2010
50
2011
2012
83
2008
74
65.35
2009
2010
69.9
2011
84.74
2012
51
masalah anemi pada ibu hamil tersebut, diberikan tablet besi sebanyak 90 tablet
selama kehamilan
Dalam dokumen Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara periode
2008-2013 pada tahun 2012 telah ditetapkan target indikator cakupan ibu hamil
mendapat 90 Tablet targetnya sebesar 78% dan realisasinya 76% dengan
pencapaian sasaran sebesar 97,43%.
Bila dilakukan analisis dari tahun 2008 2011, cakupan pemberian tablet besi
pada ibu hamil cenderung meningkat dan pada tahun 2012 mengalami
penurunan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar.3.7
Trend Cakupan Distribusi Tablet Fe Ibu Hamil sebanyak 90 Tablet
Tahun 2008 2012
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
83.7
68.7
70.6
63
50
2008
2009
2010
2011
2012
52
Tabel 3.5
NO
1
SATUAN
/1.000 pddk
1.75/1.000
0,87
49,7
(%)
98.3
92
93,6
Angka Konversi TB
(%)
96.2
90,8
(%)
96.5
86,2
94,3
89,3
100
TBC
/1.000 pddk
<0,5%
0,044
(%)
100
100
(%)
(%)
100
93.3
100
100
100
100
107
Flu Burung
Jumlah suspek Avian Influenza yang ditangani
(%)
1.3
(Ks)
(%)
100
(%)
100
100
100
100
%
CAPAIAN
pddk
REALISASI
Malaria
Penderita positif malaria yang diperiksa
specimen darah/API
TARGET
Frambusia
(%)
10,24
109
48,82
91,7
94
(%)
<5/100.0000
pddk
97.5
(%)
100
100
100
(%)
100
100
100
(%)
81.1
100
123
(%)
80.6
55,91
69,4
(%)
100
92
92
93.3
18
20,4
/100.0000
pddk
91.7
Diare
Balita dengan Diare yang ditangani
10
ISPA
Cakupan Balita dengan Pnemonia yang
ditangani
12
13
Air Bersih
RT menggunakan air bersih
Obat Esensial
Pengadaan Obat Esensial
Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan
53
Pencapaian kinerja Indikator Program secara global yang dapat tercapai baik
adalah program pada penyakit yang termasuk dalam target MDGS 2015 (HIV-AIDS,
TB dan Malaria) karena untuk pelaksanaan program tersebut mendapatkan bantuan
dana hibah dari Global Fund AIDS, TB, Malaria (GF-ATM), sedangkan untuk penyakit
lainnya tidak mencapai target yang diharapkan. Adapun analisis secara rinci sebagai
berikut :
Analisis Capaian:
P2 Malaria
Penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan di Provinsi Sulawesi
Tenggara, karena 10 dari 12 Kab/Kota merupakan daerah endemis malaria tinggi
dan sedang. Termasuk daerah endemis malaria tinggi adalah Kab. Buton, Kab.
Bombana, Kota Baubau, Kab. Buton Utara dan kab.Konawe , sedangkan daerah
endemis malaria sedang adalah Kab. Wakatobi, Kab. Muna, Kab. Konawe
Selatan, Kab. Konawe Utara dan Kota Kendari.
Indikator kinerja penderita positif malaria yang diperiksa specimen darah/API
sebesar 0,87/1.000 penduduk dari target 1.75/1.000 penduduk dengan pencapain
sasaran 82,3%, sedangkan penderita malaria yang diobati sebesar 92% dari target
98,3% dengan pencapain sasarn 87,8% ini berarti target pelaksanaan program
belum tercapai dengan baik, dan untuk kesinambungan dan peningkatan kinerja
program diharapkan ada dukungan dana APBD I dan II, sehingga tidak tergantung
sepenuhnya pada dana Global Fundyang pada tahun 2013 ini akan berakhir.
P2 TB
Penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan di Sulawesi Tenggara, hal ini
dapat dilihat dari angka konversi TB pada tahun 2012 sebesar 90,8% dari
target 96.2% dengan pencapaian sasaran sebesar 94,38% angka ini
mengalami peningkatan dari tahun 2011yang hanya 77,56% dari target 96,2%,
dan kesembuhan penderita TBC (BTA +) sebesar tahun 2012 sebesar 86,2%
dari target 96,5% angka ini juga mengalami peningkatan dari capaian tahun
2011 yaitu 85,8% dari target 96,5%.
Dalam pencapaian sasaran sesuai target diharapkan ada dana APBD I, APBD
II sebagai sharring budget yang proporsinya semakin besar karena tidak
selamanya GF akan membiayai program. Dana APBD tersebut membiayai
kegiatan yang tidak tercover oleh GF dan lebih diarahkan ke penggerakan dan
pemberdayaan Lintas Sektor Lintas Program dan masyarakat. Ke depan dana
APBD ini harus menjadi dana utama dalam pelaksanaan program ketika GF
tidak ada lagi sebagai tanggungjawab dalam melaksanakan kewenangan
wajib Provinsi dan Kab/Kota di bidang kesehatan.
54
P2 HIV/AIDS
Penyakit HIV-AIDS sudah mulai terdeteksi di Sulawesi Tenggara sejak tahun
2004 dan setiap tahun kasusnya dilaporkan dengan angka semakin
meningkat. Sekalipun prevalensinya rendah, tapi harus diwaspadai karena
sifat dari penularannya yang sangat berkaitan dengan perilaku pergaulan
bebas yang justru menjadi trend di era sekarang. Dengan semakin
terbukanya Provinsi Sulawesi Tenggara karena terbukanya berbgai peluang
usaha terutama di sektor pertambangan, tempat hiburan, hotel dan mobilisasi
penduduk semakin meningkat, HIV-AIDS dapat menjadi ancaman yang serius
apabila tidak ditanggulangi secara serius oleh Pemerintah Daerah.
Indikator Darah Donor darah diskrining terhadap HIV/AIDS 100% dari target
100% diamana pencapaian sasarannya sebesar 100%, Infeksi menular yang
diobati 100% dari target 100% dengan pencapaian sasaran 100%, dan Klien
yang mendapat penanganan HIV/Aids 100% dari target 96,7% pencapaian
sasaran sebesar 103%.
Sejak bulan Juli 2011, P2 HIV-AIDS mendapat dukungan dana dari GF ATM
Komponen AIDS yang dialokasikan untuk Set UP layanan Klinik dan biaya
operasional penemuan kasus dan pengobatan disamping untuk manajemen
Program dan penguatan jejaring layanan di 3 (tiga) Kab/Kota yaitu. Kota
Kendari, Kota Baubau dan Kab. Muna. Diharapkan ke depan akan
mendapatkan dukungan dana dari APBD I dan APBD II.
P2 Flu Burung
Sampai saat ini Povinsi Sulawesi Tenggara belum pernah melaporkan
penderita yang (+) terkena Flu Burung.Namun demikian kasus hewan unggas
yang terdeteksi ada virus H5N1 sudah banyak dilaporkan.
Pencapaian indikator jumlah Suspect Avian Influensa yang ditangani adalah
sebesar 0% dari target 0,7%, Jumlah infeksi kasus konfirmasi 0% target 1.3%
dan kasus suspect yang diobati 0% dari target 100%. Namun demikian
kegiatan untuk sistim Kewaspadaan Dini harus dilakukan dan ini
membutuhkan dukungan dana APBD.
P2 Filariasis
Di Provinsi Sulawesi Tenggara ada 5 (lima) kab/kota endemis filariasis.
Pencapaian indicator kinerja tahun 2012 kasus filariasis yang ditangani 100%
dari taget 100% dengan pencapaian sasaran 100%. Namun demikian
diharapkan selanjutnya ada dukungan dana dari APBD Provinsi terutama
untuk pemantauan pasca pengobatan missal dan menilai keberhasilan
pengobatan missal melalui kegiatan survey darah jari.
55
P2 Frambusia
Penyakit Frambusia tergolong dalam Neclegted Deseases (Penyakit yang
terabaikan). Sekalipun kasus Frambusia di Provinsi Sulawesi Tenggara sudah
sedikit dibawah target < 1/10.000 penduduk (prevalensi 0.98/10.000
penduduk) tapi hal ini menandakan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara
merupakan daerah tertinggal, suatu hal yang tidak menyenangkan padahal di
sisi lain kemajuan sosial ekonomi sudah cukup baik. Kasusnya hanya
dilaporkan ada di Kab.Muna dan Kab.Buton dan sangat terkait dengan hygiene
seseorang yang tinggal di daerah yang sangat sulit untuk mendapatkan air
bersih.
Pencapaian Indikator kasus Frambusia yang ditangani 100% dari target 91,7%
dengan pencapaian sasaran sebesar 109%. Namun Bantuan pembiayaan dari
APBD sangat diharapkan, agar pelaksanaan program secara terpadu Lintas
Sekor/Lintas Program dapat terselenggara dengan baik dan penyakit
Frambusia tidak ada lagi di Provinsi Sulawesi Tenggara.
P2 Kusta
Penyakit Kusta masih menjadi masalah kesehatan di Provinsi Sulawesi
Tenggara, hal ini dapat dilihat dari angka CDR 10,24< 1/100.000 penduduk
dari target < 5/100.000. Angka kecacatan Kusta yang masih tinggi oleh karena
penderita kusta pada umumnya datang dalam kondisi yang sudah berat dan
cacat. Hal ini terjadi karena penyakit kusta bukan penyakit yang bersifat akut
dan mematikan, stigma yang buruk di kalangan masyarakat karena seringkali
penyakit kusta dianggap sebagai penyakit kutukan, guna-gunadan mengerikan
sehingga penderita kusta akan dikucilkan dan disembunyikan dari masyarakat
umum. Oleh karena itu kegiatan penyuluhan seharusnya dapat lebih
ditingkatkan, demikian juga sosialisasi dan advokasi kepada Pemda, dan para
penentu kebijakan agar mendapatkan dukungan berupa kebijakan, komitmen
yang kuat dan pembiayaan APBD.
Kegiatan P2 Kusta selama ini lebih banyak mengandalkan dari dana NLR
(Nederland Leprosy Relief), padahal masih banyak komponen lainnya yang
bisa dikerjakan untuk pencapain angka-angka sesuai target yang diharapkan,
dan dana APBD diharapkan dapat mendukung kegiatan tersebut.
56
standar 100% hal ini menandakan bahwa kinerja petugas di UPK sudah baik,
demikian juga tidak terjadi KLB pada tahun 2012. Selain itu kurang
terlaksananya gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) melalui
gerakan 3 M Plus (Menguras, Menutup, Menimbun Plus memakai repellent,
memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dll) yang sangat tergantung dari
partisipasi bersama melibatkan seluruh komponen masyarakat dan
Pemerintah Daerah. Dibawah ini dapat digambarkan perkembangan jumlah
kasus DBDdi kabupaten/kota tahun 2010 -1012 sebagai berikut:
Gambar.3.8
Jumlah Penderita DBD Perkab/Kota Prov. Sultra
Tahun 2010 S/D 2012
600
a.
b.
c.
500
400
300
200
100
0
2010
84
541
36
132 460
18
127
35
2011
16
126
33
11
14
2012
23
55
79
114
35
35
32
Ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan Kolaka menjadi yang tertinggi
dalam kejadian kasus penyakit demam berdarah yakni tingkat mobilisasi
penduduk yang cukup tinggi yang datang atau yang keluar dari Konsel kondisi
perumahan yang padat, kesadaran masyarakat dalam hal menjaga kebersihan
lingkungan dalam rangka upaya pencegan penyakit demam berdarah belum
maksimal, atau budaya 3 M menguras menimbun dan menutup belum berjalan
dengan baik serta masih ada presepsi menyemprot lebih baik ketika ada kasus
DBD. Dari grafik diatas terlihat adanya penurunan yang cukup signifikan dari
jumlah kasus penderita DBD pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun
2011. Pada Tahun 2010 jumlah penderita sebanyak 1.433 kasus sedangkan
pada Tahun 2011 sebanyak 200 kasus sedangkan jumlah kasus pada tahun
2012 mengalami peningkatan menjadi 373 kasus yang dapat ditunjukkan pada
gambar berikut:
57
Gambar.3.9
Trend Kasus Penyakit DBD
Di Prov.Sultra Tahun 2010-2012
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
1433
2010
2010
2011
2011
2012
2012
P2 Diare
Pencapaian kinerja program P2 Diare untuk indikator cakupan penemuan
penderita diare yang ditangani baik yaitu 100% dari target 100% dengan
pencapaian sasaran 100%.
Perkembangan Cakupan Penanganan Penderita Diareberflutuasi yaitu pada
tahun tahun 2008 57%, tahun 2009 turun menjadi 50%, sedangkan tahun
2010 naik menjadi 56% dan tahun 2011 naik lagi menjadi 39%. Tahun 2012
meningkat menjadi 41% Trend pencapaian Cakupan Penemuan dan Penderita
Diare dari tahun 2008-2012 ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar.3.10
57
50
50
56
39
40
41
30
20
10
0
2008
2009
2010
58
2011
2012
59
60
59.6 61.3
67.2
64.4
55.7
58
51.1
50
40
26.7
30
20
10
4.5
61
70
66
52
57.1
50.59
Dari tabel diatas terlihat bahwa belum ada Kabupaten/Kota mencapai target
pencapaian yang telah ditetapkan sebesar 70%.
Gambar.3.12
Trend Persentase Bayi 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 s/d 2012.
70.00
60.00
50.00
63.80
54.81
50.90
40.00
33.48
30.00
20.00
14.80
10.00
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Dari Gambar atas didapatkan persentase capaian pemberian ASI Eksklusif pada
anak balita usia 0-6 bulan di Provinsi Sulawesi Tenggara sejak tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010 mengalami penurunan capaian yaitu untuk tahun 2008 sebesar
54.81%, tahun 2009 turun menjadi 33.48% dan kembali turun sampai sebesar 14.8%
pada tahun 2010. Namun pada tahun 2011 terjadi peningkatan persentase capaian
ASI Eksklusif pada anak balita usia 0-6 bulan menjadi sebesar 63.8% dan pada tahun
2012 mengalami penurunan menjadi sebesar 50.90%.
Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapat ASI
eksklusif sebesar 50,9% dari target yang ditetapkan 70%, dengan pencapaian
sasaran sebesar 72,71%, belum mencapai target yang telah ditetapkan untuk itu
diharapkan mendapatkan dukungan pembiayaan melalui dana APBD dan APBN
sehingga program dan kegiatan yang mendukung peningkatan capaian ASI Ekslusif
dapat dilaksanakan dan mencapai target.
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
96,0
79,60
82,9
85
86.28
80
75
70
80.35
79.6
75.96
65
2008
2009
2010
63
2011
2012
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
JUMLAH
PUSKESMAS
KAB/KOTA
Konawe
Konsel
Konawe Utara
Kolaka
Kolaka Utara
Bombana
Muna
Buton
Buton Utara
Wakatobi
Bau-Bau
Kendari
Jumlah
30
22
13
21
16
22
36
32
9
19
17
15
252
3,3
JUMLAH
PUSTU
57
62
20
63
21
32
49
62
27
14
11
19
437
1,9
64
NO
JENIS KELAS
TAHUN 2012
Jumlah RS
25
Jumlah TT
1.917
1.188
Jumlah TT Kls 3
943
2.320
65
Capaian :
Dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tahun
2012
4.46%
2.12%
74.40%
5.12 hari
52.21 kali
1.76 hari
Angka Ideal
<4,5%
<2,5%
60-80%
6-9 hari
40-50 kali
1-3 hari
66
indikator-indikator pelayanan pada tahun 2012 diatas yang diterapkan dalam grafik
Baber Johnson maka diperoleh hasil bahwa pelayanan di termasuk dalam kategori
Tidak Efisien.(Grafik Terlampir).
Evaluasi :
Nilai BOR pada tahun 2012 sebesar 74.46% menurut Depkes nilai ini masuk dalam
angka ideal untuk BOR Rumah Sakit yaitu 60% - 85%, tapi jika dilhat dari posisinya
di grafik Baber Johnson maka BOR RSU Provinsi Sulawesi Tenggaramasuk
kategori Tidak Efisien artinya tempat tidur dan sumber daya tidak termanfaatkan
secara optimal. Nilai BOR 74.46% yang diperoleh disebabkan pada saat proses
pindah lokasi rumah sakit ke lokasi baru terjadi penurunan kunjungan pasien dan
tidak beroperasinya ruang perawatan Bougenvile selama 2 bulan.
Meningkatnya fasilitas pelayanan rujukan rumah sakit yang memadai dengan
pembangunan gedung baru di lokasi baru RSUD Provinsi dengan kapasitas 500
tempat tidur.
Capaian :
Ada dua indikator yang dijadikan alat ukur dalam sasaran strategis ini, yaitu jumlah
tempat tidur dan jumlah gedung pelayanan utama dan pelayanan penunjang yang
dibangun. Pada tahun 2012 telah terdapat 334 tempat tidur dan 16 gedung. Jika
dilihat dari tahun 2008 sampai 2012 capaian jumalah tempat tidur dibandingkan
target yang ditetapkan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
67
Grafik 2. Target dan Capaian Jumlah Tempat Tidur RSU Provinsi Sulawesi
TenggaraTahun 2008-2012
600
500
500
436
400
373
334
310
300
247
259
260
267
2008
2009
2010
2011
capaian
target
200
100
0
2012
18
18
16
16
16
14
12
12
10
6
4
2
0
capaian
target
6
3
1
2008
2
2009
2
2010
68
2011
2012
Evaluasi :
Tidak dapat tercapainya target pada akhir tahun lebih dikarenakan terbatasnya
dana yang dilokasikan untuk pembelian alat penunjang keperawatan (tempat tidur)
dan pembangunan RS baru. Pada tahun 2012 terdapat lonjakan dalam
pembangunan gedung karena pada tahun tersebut Sulawesi Tenggara
mendapatkan dana PIP yang dialokasikan untuk pembangunan Rumah Sakit Baru
dan Pembelian alat kesehatan.
Meningkatnya pelayananan RSUD Provinsi yang terakreditasi dari 5 pelayanan
menjadi terakreditasi penuh baik akreditasi pelayanan (16 pelayanan) dan akreditasi
pendidikan (RSU Pendidikan).
Capaian :
Pada akhir tahun 2012 jumlah pelayanan di RSU Provinsi Sulawesi Tenggarayang
terakreditasi adalah 12 pelayanan. Sedangkan pencapaian dari tahun 2008 sampai
tahun 2012 dapat dilihat pada gafik dibawah ini :
69
18
16
16
14
12
12
12 12
12
16
12
10
capaian
8
6
5 5
2008
2009
target
4
2
0
2010
2011
2012
T
o
t
a
l
p
e
n
i
l
a
i
a
n
80%
70%
60%
50%
capaian
40%
target
30%
20%
10%
0%
2011
2012
70
Sulawesi
Evaluasi :
Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan No. 12 Tahun 2012 tentang
Akreditasi maka standar akreditasi telah berubah. Standar yang baru mengacu
kepada standar JCI yang bersifat internasional dengan kelompok sasaran : standar
pelayanan berfokus pada pasien, standar manajemen RS, keselamatan pasien RS
dan sasaran Millenium Development Goals. Sehingga standar akreditasi 16
pelayanan sudah tidak berlaku lagi karenanya RSU Provinsi Sulawesi Tenggara
tidak melakukan penilaian untuk akreditasi 16 pelayanan tapi lebih berkonsentrasi
untuk standar akreditasi JCI.
Total penilaian untuk rumah sakit pendidikan yang diperoleh di tahun 2011 dan
2012 mengalami peningkatan tepai masih berada dibawah target, pada tahun 2011
dicapai 36% dari target 60% - 79%, dan di tahun 2012 dicapai 73% dengan target
diatas 79%. Dengan capaian ini RSU Pov. Sultra masih membutuhkan bimbingan
dari Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementeri Kesehatan RI.
71
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan maka dapat disusun beberapa
strategi pemecahan masalah yaitu :
1.
Sulawesi
2.
500
tempat tidur.
Untuk mengatasi jumlah tempat tidur dan jumlah gedung yang belum dibangun
maka dapat diambil langkah langkah sebagai berikut :
a.
b.
3.
b.
72
a.
Melakukan studi banding ke Rumah Sakit yang telah menjadi Rumah Sakit
Pendidikan
b.
Menyelenggarakan
pembinaan
oleh
Direktorat
Jenderal
Bina
Upaya
4.
Sasaran Strategis :
Meningkatnya akses untuk memperoleh pelayanan
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Akses pelayanan
3 unit pelayanan
3 unit pelayanan
100%
kesehatan.
Analisis:
Pada tahun I sampai dengan tahun ke III atau tahun 2008-2010 pelaksanaan RPJMD
Prov. Sultra pelayanan pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sultra hanya dapat melayani
pasien yang menderita gangguan jiwa, namun pada tahun ke IV dan ke V (2011 dan
2012 pelayanan rumah sakit jiwa melayani pasien secara umum tidak hanya pasien
penderita gangguan jiwa.
Dengan pelayanan secara umum ini menciptakan kemudahan bagi masyarakat
sekitar untuk memperoleh pelayanan kesehatan, baik untuk pelayanan gawat darurat,
pelayanan rawat inap maupun pelayanan rawat jalan.
73
Rumah Sakit Jiwa akses pelayanannya sudah sama dengan akses pelayanan
Rumah Sakit Umum lainnya.
5.
Lingkungan Hidup :
Sasaran strategis :
Terjaganya keserasian dan kelestarian lingkungan dalam setiap aktifitas pembangunan
Daerah.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Kualitas ambient
- udara
80% kelayakan
80% kelayakan
100%
- air
17% kelayakan
17% kelayakan
100%
Analisis :
Dilakukan atas :
-
Pengujian kualitas air sungai yang ditarget 80% atau 4 (empat) dari sungai lintas
Kab/Kota yang ada di Sulawesi Tenggara.
Pengujian mutu udara ambient (kualitas udara ambient) yang ditarget 2 (dua)
kota atau 17% dari Kab/Kota yang ada di Sulawesi Tenggara.
Target dari kedua item kegiatan tersebut terealisasi 100% sesuai data pada tabel
pengukuran kinerja SKPD/Badan Lingkungan Hidup, hasil capaian dapat
dikategorikan sangat memuaskan.
Kualitas ambient pada kota Bau-Bau dan kota Kendari 80% masih sangat baik
dan belum tercemar.
74
6.
Pekerjaan Umum :
Sasaran Startegis :
Meningkatnya kualitas jalan dan jembatan, jaringan irigasi, air bersih dan tertatanya
pemukiman.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Kualitas
jalan
dan
90 km
10.92 km
12.13%
13 DI
13 DI dan 2 DR
115%
14 Desa
17 Desa
121%
38 Kawasan
52 KW
137%
jembatan
-
Desa
yang
memiliki
Analisis :
1. Kualitas jalan dan jembatan hanya dapat dicapai 10.92 km atau 12.13% karena
sumber anggarannya sebagian besar dari pinjaman pusat investasi pemerintah
yang tahun 2012 dananya baru sebagian kecil terealisasi.
2. Kondisi jaringan irigasi target awal 13 DI, realisasi 13 DI ditambah 2 Daerah Rawa
sehingga
capaian
ini
melebihi
target
yang
pembiayaannya
mengalami
75
7.
Tata Ruang :
Sasaran strategis :
Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi penataan ruang serta kualitas perencanaan
Pembangunan Daerah.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Rapat Musrembang
dan
8 kali rapat
9 kali rapat
112,5%
116.86%
Rapat
Koordinasi RKPD.
-
Rasio
jumlah
150/102
176/102
program
RKPD
program
program
terhadap
program
RPJMD.
Analisis :
-
76
Provinsi
Sulawesi
Sasaran strategis :
Meningkatnya partisipasi Pemuda terhadap pembangunan.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Peran OKP
Penyelenggaraan
even
berbagai
13 Kegiatan
13 Kegiatan
Kepemudaan
Kepemudaan
17 Cabang
17 Cabang
Olahraga
Olahraga
100%
100%
cabang olahraga.
Analisis :
1. Untuk mewujudkan pemuda maju, berkarakter, berkapasitas dan berdaya saing
sebagai capaian sasaran diatas dilaksanakannya program/kegiatan sebagai
berikut :
a. Musyawarah pemuda tingkat provinsi.
b. Seminar Kepemudaan.
c. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan pemuda melalui ceramah-ceramah
keagamaan.
d. Seleksi-seleksi : Paskibraka, pertukaran pemuda, kapal pemuda nusantara, Rapat
Nasional Pemuda.
77
9. Penanaman Modal :
Sasaran strategis :
Meningkatnya minat investasi.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Jumlah
2 aturan/kebijakan
2 aturan/kebijakan
100%
1,5 2.550.000.000.000
170%
2.- 8.024.009,83
401%
kebijakan
-
Realisasi
investasi
PMDN
Rp.
Trilliun
-
PMA
US
00.000
Analisis :
dalam
pelaksanaan
Penanaman
Modal
78
sehingga
terjadi
Meningkatkan
kualitas
instansi
pendukung
yang
berfungsi
melakukan
2. Capaian Penanaman Modal Dalam Negeri hingga 170% dan capaian Penanaman
Modal Asing hingga 401% jauh melampaui target penetapan kinerja karena
dukungan kebijakan yang memberi jaminan keamanan dan kenyamanan bagi
investor serta jaminan kemudahan berusaha bagi investor.
Sasaran strategis :
Meningkatnya kelompok usaha bersama masyarakat dalam wadah koperasi dan
jumlah, jenis, serta omset usaha mikro, kecil dan menengah.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Jumlah
46 unit
12 unit
24%
250 Milyar
236 Milyar
95%
kelompok usaha
-
Jenis,
omset
usaha
79
UMKM
yang
100 Unit
50 Unit
50%
bermitra dengan
lembaga
keuangan
Analisis :
fasilitasi
pemasaran
KUKM,
80
penguasaan
pasar
dalam
11.
Ketenagakerjaan :
Sasaran strategis :
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
%
Angkatan
kerja
975.879 orang
88,27%
9,4%
0,80%
bekerja.
Jumlah
pengangguran
dibanding
9,2%
tahun
sebelumnya.
Analisis :
1. Target angkutan kerja yang bekerja tahun 2012 adalah 1.099.977 orang.
Realisasi 975.879 orang atau Capaiannya 88,27%.
Penempatan tenaga kerja melalui AKAD dan AKL sebanyak 6.000 orang.
81
Transmigrasi :
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
%
Unit
Pemukiman
6 UPT
4 UPT
80%
Transmigrasi.
Analisis :
1. Unit kawasan transmigrasi yang di target 6 unit dapat tertata tetapi realisasi hanya 4
unit (capaian 80%), hal ini disebabkan karena keterbatasan dana untuk membiayai
operasional kegiatan pengembangan wilayah transmigrasi.
Dengan tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Dinas Tenaga kerja dan
transmigrasi dapat dikatakan baik.
Sasaran Strategis :
Meningkatnya ketahanan dan keamanan pangan.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Koefisien
66.67%
66.67%
100%
kerawanan
pangan
Analisis :
82
PERTUMBUHAN
(% PER THN)
PRODUKSI (TON)
No
KOMODITAS
2009
2010
2011
09 - 11
11 - 10
Pangan Nabati
Padi
407.367,00
454.644,00
491.567,00
9,86
8,12
Jagung
71.655,00
74.840,00
67.997,00
-2,35
-9,14
Kedelai
5.615,00
3.204,00
6.113,00
23,93
90,79
Kacang Tanah
5.089,00
4.942,00
4.540,00
-5,51
-8,13
Ubi Jalar
25.577,00
25.304,00
26.476,00
1,78
4,63
Ubi Kayu
226.927,00
163.351,00
164.850,00
-13,55
0,92
Sayuran
52.678,30
66.560,40
41.160,70
-5,90
-38,16
Buah-buahan
75.791,20
202.083,20
124.218,80
64,05
-38,53
II
Pangan Hewani
3.832,43
3.974,40
2.903,40
-11,62
-26,95
10
Daging Ayam
12.084,63
14.239,88
10.080,22
-5,69
-29,21
11
Telur
7.064,61
8.170,99
6.579,00
-1,91
-19,48
12
Ikan
1.219.070,80
323.473,5
270.722,2
-44,89
-16,31
83
Tabel
2.
Ketersediaan
2009-2011
Beberapa
Komoditas
Pangan
KOMODITAS
13.
Pangan Nabati
Beras
Tahun
PERTUMBUHAN
(% PER THN)
KETERSEDIAAN (TON)
No
Penting
2009
2010
2011
09 - 11
11 - 10
237.271,40
264.807,94
284.229,86
9,47
7,33
Jagung
60.906,75
63.614,00
57.797,45
-2,35
-9,14
Kedelai
5.090,56
2.904,75
5.542,05
23,93
90,79
Kacang Tanah
4.427,43
4.299,54
3.949,80
-5,51
-8,13
Ubi Jalar
22.507,76
22.267,52
23.298,88
1,78
4,63
Ubi Kayu
217.554,91
156.604,60
140.122,50
-19,27
-10,52
Sayuran
50.242,66
63.478,65
39.254,96
-5,91
-38,16
Buah-buahan
72.952,53
194.505,08
119.560,60
64,04
-38,53
II
Pangan Hewani
3.640,80
3.775,68
2.758,23
-11,62
-26,95
10
Daging Ayam
11.480,40
13.527,88
9.576,21
-5,69
-29,21
11
Telur
6.833,13
7.903,25
6.363,43
-1,91
-19,48
12
Ikan
1.036.210,18
274.952,48
230.113,87
-44,89
-16,31
Perhubungan :
Sasaran strategis :
Meningkatnya kapasitas pelayanan bandara, pelabuhan dan berkembangnya jaringan
telekomunikasi.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Kedatangan
450.000
405.688
90.15%
Keberangkatan
430.000
412.860
96.01%
Kelayakan Bandara
5 Bandara
5 Bandara
100%
2 Tambatan
84
100%
pelabuhan
1 Rambusuar
1 Rambusuar
100%
- Rute perjalanan
a. antar kota dalam
180 unit
164 unit
91.11%
120 unit
107 unit
89.16%
922
675
73.00%
provinsi.
b. antar provinsi.
-
terhadap
desa
se-
Sultra.
-
Jumlah BTS.
250
195
78.00%
10
70%
922
675
73%
250
195
78%
informasi
seluruh
terhadap
desa
se-
Sultra.
-
Jumlah BTS
Analisis :
Sasaran strategis :
Tersedianya perangkat teknologi informasi dan meningkatnya ketersediaan data base
pada semua bidang.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
%
Jumlah
SKPD
yang
20 SKPD
20 SKPD
100%
95%
89,76%
94,48%
menggunakan
Informasi Teknologi.
Dokumen Data
Analisis :
1. Capaian jumlah SKPD yang menggunakan Informasi Teknologi sebanyak 20 SKPD
karena didukung dengan program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi.
2. Capaian
Dokumen
Data
sebanyak
94.48%
atas
dukungan
program
Sasaran strategis :
Terwujudnya stabilitas politik dalam negeri dan tercapainya semangat persatuan dan
kesatuan bangsa.
86
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
1. Pembinaan politik.
-Koordinasi
forum-forum
225 orang
225 orang
100%
12 kab/kota
12 kab/kota
100%
12 kab/kota
100%
12 kab/kota
100%
12 kab/kota
100%
12 kab/kota
100%
12 kab/kota
100%
diskusi politik.
-Koordinasi
fasilitasi
dukungan pilkada.
-Pendidikan politik gerakan
150 orang
muda.
2.Kegiatan
Pembinaan
kewaspadaan
dini Kab/kota
masyarakat.
-Deteksi dini cegah gangguan Pusat, kab/kota
trantibmas.
-Pemeliharaan
dan
pencegahan
tindak
kriminal.
-Cipta kondisi.
Pusat, kab/kota
87
Analisis :
1. Melakukan pembinaan politik melalui koordinasi forum-forum diskusi politik pada
sasaran 225 orang di beberapa kelompok yang tersebar dikab/kota.
2. Melakukan koordinasi dan fasilitasi dukungan pilkada di 12 kab/kota.
3 Melakukan pembinaan terhadap LSM, ORMAS dan OKP melalui kegiatan
peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan pada 12 kab/kota.
4. Gelar forum kewaspadaan dini masyarakat di 12 kab/kota.
5. Melakukan deteksi dini cegah gangguan trantibmas di 12 kab/kota.
6. Melakukan pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal di 12
kab/kota.
- Pendidikan politik generasi muda tidak dilaksanakan karena tidak ada dukungan
dana.
Sasaran strategis :
Lancarnya koordinasi pencegahan dan penanggulangan bencana.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Sosialisasi :
-
Pemantauan dan
2000 orang
550 orang
28%
12 daerah
8 daerah
65%
penyebarluasan
informasi potensi
bencana alam.
-
Jumlah
rawan
daerah
bencana
terpantau.
88
Analisis :
Capaian target diatas sangat rendah karena dana pelaksanaan program sangat rendah.
Selain kecilnya dana/anggaran juga karena kendala-kendala lain misalnya:
-
Sasaran strategis :
Meningkatnya efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan.
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Rasio
temuan
terhadap
temuan
602
157
temuan
Temuan
SKPD Provinsi
11 SKPD Provinsi
26,08%
tahun
yang berlalu.
-
Realisasi
kerjasama
73%
dan 12 kab/kota.
-
11 SKPD Provinsi
12 kab/kota
dan 12 kab/kota.
Jumlah
35 SKPD
35 SKPD
100%
organisasi yang
13 Perda
13 Perda
100%
di
reorganisasi
dan
di
restrukturisasi.
89
Indikator Kinerja
1. Struktur jabatan yang
terisi.
Target
-Eselon I = 1 orang
Realisasi
-Eselon I = 1 orang
-Eselon II = 53
orang
-Eselon III = 219
orang
-Eselon IV = 591
orang
-SMU = 5 orang
-S1 = 650 orang
-Eselon II = 15 orang
-Eselon III = 100 orang
-Diklatpim II = 5
org
-Diklatpim III = 20
org
-Diklatpim IV = 102
org
-Diklatpim II = 5 org
-Diklatpim III = 80 org
-Diklatpim IV = 550 org
864 Orang
864 Orang
Capaian
(%)
236,07%
106,16%
20%
100%
Analisis :
Tabel diatas menunjukkan angka penurunan temuan dari tahun sebelumnya.
Pengawasan dan pengendalian semakin maksimal maka temuan semakin berkurang
atau jika pengawasan dan pengendalian semakin ketat ternyata semakin berkurang
kesalahan/penyimpangan
terjadi
dan
semakin
kurangnya
kesalahan
atau
Analisis :
Wujud kerjasama :
-
11 SKPD Provinsi dalam bentuk MOU dan ditindaklanjuti dalam PKS (penjajakan
kerjasama).
90
11 SKPD Provinsi :
1. Badan Penanaman Modal Daerah.
2. Dinas Perdagangan.
3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
4. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
5. Dinas Pertambangan.
6. Dinas Kesehatan.
7. Dinas Pertanian.
8. Dinas Perikanan dan Kelautan.
9. Dinas Pendidikan.
10.Dinas Kehutanan.
11. Sekretariat Daerah.
12 kab/kota masing-masing di bidang :
a. Pendidikan.
b. Kesehatan.
c. Perikanan dan Kelautan.
Analisis :
Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja 260%, jauh melebihi target dalam penetapan
kinerja 2012.
Target Peraturan Daerah tahun 2012 yaitu 5 Perda tetapi realisasinya 13 Peraturan
Daerah, 5 Peraturan Daerah tentang organisasi Perangkat Daerah dan 8 Peraturan
Daerah yang berkaitan dengan refitalisasi organisasi pemerintahan.
Keberhasilan capaian kinerja Biro Organisasi dan Biro Hukum karena adanya dukungan
kerjasama dan komitmen sumberdaya aparatur dan dukungan dana melalui :
91
Sasaran strategis :
Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan.
Indikator
Target
Realisasi
Kinerja
Desa/kelurahan
swadaya
Capaian
(%)
10 Desa
12 Kelurahan
10 Desa
100%
12 Kelurahan
100%
Pencapaian target pada tabel diatas yaitu 10 desa dan 12 kelurahan yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan swadaya dalam pembangunan pada tahun 2012. Dan hal ini
dapat terwujud atas dorongan, motivasi dan pembinaan melalui kegiatan :
1. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam Pembangunan Desa.
3. Peningkatan dukungan manajemen dan dukungan teknis pendayagunaan profil.
4. Peningkatan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
5. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat.
92
19. Sosial :
Sasaran strategis :
Meningkatnya keserasian dan kesetiakawanan sosial dan menurunnya penduduk miskin
sampai 10%.
Indikator Kinerja
1. Jumlah penduduk yang
menyandang kecacatan.
2.Jumlah penduduk yang
menyandang ketunaan.
3. Jumlah penduduk miskin yang
menurun.
Target
Realisasi
Capaian
(%)
255 orang
255 orang
100%
405 orang
405 orang
100%
3607 PM
1.737 PM
49%
Analisis :
1. Penduduk yang menyandang kecacatan dilakukan program rehabilitasi dan
perlindungan sosial bagi orang dengan kecacatan tubuh dan bekas penderita
penyakit kronis, cacat rungu wicara, cacat netra, cacat mental,cacat fisik dan
mental sebanyak 255 orang .
2. Diberikannya rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi gelandangan, pengemis
dan pemulung, tuna susila, korban traffiking perempuan, bekas warga binaan LP
sebanyak 405 Orang.
3. Dinas Sosial ikut berperan dalam pengentasan kemiskinan melalui program
pemberdayaan sosial dan penanggulangan kemiskinan.
93
Sasaran strategis :
Meningkatnya fasilitas peribadatan, kapasitas spriritual dan jumlah jamaah haji.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
4.500 buah
3.629 buah
80.64%
2.750.000 buah
2.757 buah
100.3%
2.100 orang
1.703 orang
81.09%
yang di manfaatkan.
- Jumlah jemaah haji.
94
Analisis :
Pembinaan keagamaan.
Musda LPTQ.
Pelatihan Kafila.
Perayaan Keagamaan.
Fakulkis.
Dukungan melalui pelaksanaan program peningkatan pelayanan kehidupan
beragama.
Even Nasional keagamaan yaitu pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejawi
(Pesparawi) dilaksanakan di Sulawesi Tenggara pada bulan juli 2012 dan
berlangsung secara aman dan tertib.
Sasaran strategis :
Berkembangnya perilaku gemar membaca masyarakat yang didukung berbagai jenis
buku bacaan dan meningkatnya pengelolaan arsip.
95
Indikator Kinerja
1. Jumlah kunjungan.
2. Penambahan Jumlah
koleksi buku
3. Jumlah Dokumen yang di
Arsipkan
Target
172.000 orang
Realisasi
208.537 orang
Capaian
121.24%
1.000 eksamplar
1.000 Eksamplar
100%
1.500 sampel
dok.arsip
83%
Analisis :
1. Jumlah Kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun mencapai 208.537 orang dari
yang ditargetkan 172.000 orang. Hal ini melampaui target yang telah di
targetkan oleh badan perpustakaan dan arsip daerah.
hal-hal yang mendukung sehingga capaian kinerja ini melebihi target adalah:
- bertambahnya koleksi buku,
- pelayanan yang prima terhadap pengunjung,
- letak perpustakaan daerah yang strategis sehingga mudah di akses oleh
pengunjung.
- perbaikan dan perawatan fasilitas perpustakaan,ditambah dengan layanan hotspot
internet.
2. Penambahan jumlah buku baru sebanyak 1.000 eksamplar. hal ini menjadikan
jumlah koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah sebanyak 73.197
judul buku dan jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah sebanyak
199.305 buku.
3. Hasil capaian indikator kinerja dokumen yang diarsipkan ini dicapai melalui kegiatan
berupa penyuluhan layanan sadar arsip dan pengawasan/supervisi.
22. Kelautan dan Perikanan :
Sasaran strategis :
Meningkatnya produksi perikanan laut, perikanan perairan umum dan perikanan
budidaya dan meningkatnya pengelolaan wilayah pesisir.
96
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
248.217. ton
252.724.30 ton
101.8%
5.507 ton
5.850.30 ton
106.2%
1.6 juta Ha
1.84 juta Ha
115%
665.900 ton
578.665.38 ton
86.9%
18.885.1 ton
45.892.96 ton
243
3.222 ton
4.610.41 ton
143.1 %
Analisis :
97
23. Pertanian :
Sasaran strategis :
Meningkatnya produksi padi melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi, jagung,
kacang kedelai, produksi peternakan.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
- Produksi padi
491.567 ton
516.292 ton
105.03%
- Produksi jagung
67.997 ton
78.447 ton
115.37
6.113 ton
3.710 ton
60.69%
260.000 ekor
247.916 ekor
105.99%
121.625 ekor
127.251 ekor
104.63%
a. Ayam Buras
10.185.506 ekor
40.429.989 ekor
102.40%
b. Ayam Ras
1.300.438 ekor
1.208.804 ekor
92.95%
441.902 ekor
562.584 ekor
127.31%
a. Ayam Buras
4.139 ton
6.288 ton
152.10%
b. Ayam Ras
1.369 ton
1.404 ton
102.56%
c. Itik
2.296 ton
2.798 ton
121.88%
c. Itik
- Produksi Telur
peningkatan
kualitas
sumberdaya
98
melalui
pengembangan
sistem
24.
Sasaran strategis :
-
Indikator
- Produk Kakao
150.000
Ton
146.705
Ton
Capaian
(%)
97,80
75.000
Ton
14.966
Ton
19,95
2.057
Ton
6.684
Ton
322,12
- Produk Vanili
150
Ton
42
Ton
28
- Produk Lada
5.000
Ton
3.713
Ton
74,26
- Produk Kemiri
2.000
Ton
951
Ton
47,55
- Produk Cengkeh
Target
99
Realisasi
20.000
Ha
4.157
Ha
20,97
230
Ha
785
Ha
341,30
750
Ton
119
Ton
15,87
1.000
Ton
646,20
Ton
64,62
- Produk Sayur-Mayur
Cabe Besar
Bawang Merah
- Produk Buah-Buahan
Jeruk
22.000
Ton
36.901
Ton
167,73
Durian
7.000
Ton
4.614
Ton
65,91
Rambutan
5.000
Ton
9.028
Ton
180,56
Sukun
1.500
Ton
961
Ton
64,07
Analisis :
A.
B.
Realisasi Target dari produk yang dihasilkan ada yang hampir mencapai target dan
ada yang melampaui target. Hal ini dapat dilihat dari produksi Kakao, cengkeh,
lada, luas jarak pagar bawang merah, jeruk,durian, rambutan dan sukun.
Realisasi target dapat tercapai disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Penambahan Luas Lahan
2. Peningkatan kemampuan lembaga tani
3. Peningkatan penggunaan pupuk dan pengendalian hama penyakit.
Realisasi Target dari produk yang tidak mencapai target dapat dilihat dari produksi
Jambu Mete, Vanili, Kemiri, Luas Lahan Kelapa Sawit dan Cabe besar.
Realisasi target tidak tercapai disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Cuaca yang ekstrem
2. Tanaman yang telah memasuki usia tua
3. Lemahnya akses terhadap permodalan petani
4. Masih kurangnya sumber daya manusia penyuluh pertanian
25. Kehutanan :
Sasaran strategis :
Meningkatnya produksi hasil hutan dan rehabilitasi lahan yang telah mengalami
degradasi.
100
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
- Luas
lahan
48.000 Ha
54.716 Ha
113.99%
rehabilitasi.
- Produksi hasil hutan.
92.400 M3
87.10%
68.566.8 M3
b. HHBK
20.653.47 ton
Analisis :
-
101
Sasaran strategis :
-
Meningkatanya explorasi dan exploitasi bahan tambang minyak dan gas alam.
No.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
Kinerja
1.
Penyelidikan
%
bahan
2 kab
2 kab
100%
- Rasio efektifitas
50%
61,95%
112%
70%
74,34%
125%
3 unit
3 unit
100%
galian
2.
3.
Tabel diatas menunjukan peningkatan capaian lebih dari 100% dari target.
Peningkatan capaian sasaran terwujud pada meningkatnya investor dalam kegiatan
usaha pertambangan maka pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi mendapat Royalti
bidang usaha pertambagan sebesar Rp. 31.050.523.134.
Royalti (Rp)
Landrent (Rp)
2008
6,661,181,653
462,357,295
103,000,000,000
2009
3,732,276,372
234,613,114
35,692,820,000
2010
7,995,390,700
707,407,000
38,000,000,000
2011
13,987,024,609
798,618,957
85,108,562,734
2012
31,050,523,134
1,543,551,661
58,788,631,852
102
Sektor pertambangan
Tahun
2011
2012
Rasio Elektrifikasi
57,59%
61,95%
72,32%
74,34%
Data Terpasang
151,300 MW
174,300 MW
Daya Mampu
105,910 MW
122,010 MW
103
27.
Sasaran strategis :
-
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
%
Domestik
408.546 orang
347.188 orang
Manca Negara
3.555 orang
3.377 orang
85%
300 obyek
26 obyek
0,86%
50 jenis
2 jenis
4%
Tabel diatas menggambarkan adanya capaian dari target yang diharapkan tetapi juga
terlihat adanya sasaran yang tidak tercapai karena adanya hambatan-hambatan
masalah antara lain :
1. Belum memadainya infra struktur, sarana prasarana wilayah dan eksesibilitas dalam
rangka menarik wisatawan untuk berkunjung ke Sulawesi Tenggara.
2. Belum optimalnya penyelenggaraan event-event kepariwisataan dalam rangka
meningkatkan daya tarik wisata dan lama tinggal wisatawan.
3. Kurangnya pengembangan daya tarik wisata baru dan kurangnya pemeliharaan
berbagai daya tarik wisata yang sudah ada.
4. Promosi pemasaran pariwisata Sulawesi Tenggara belum terintegrasi baik di dalam
maupun di luar Negeri.
104
Meningkatnya usaha industri kecil dan tumbuhnya industri skala menengah dan
besar.
Indikator
Target
Realisasi
Capaian
(%)
67.9%
kecil,
menengah dan
besar.
-
Volume
dan -Hasil
nilai
perkebunan
perdagangan
antar pulau.
94,04%
dan
4.43.720 ton
industri
18.808.000 M3
ton
11.755.000 ton
12.500.000
600.000 buah.
-
Nilai.
Volume
564.000 buah
Rp. 5.000.000.000.
Rp. 4.702.000.000
nilai
21.500.000 ton
perdagangan
Nilai ekspor
ekpor impor.
US$ 1.021.660.000.
105
14.053.328,97 ton
66,92%
US$ 703.334.264,44
70,33%
Analisis :
Adanya peningkatan usaha industri kecil dan pertumbuhan industri skala menengah
dan besar di tunjang dan di dukung oleh program :
a. Melalui bantuan mesin peralatan yang di salurkan keseluruh kab/kota.
b. Evaluasi dan monitoring unit pendampingan.
c. Pendataan sentra industri kecil dan menengah di kab/kota.
d. Penyusunan profil peluang investasi industri skala menengah dan besar di sultra.
e. Pengembangan pasar lelang.
B. ASPEK KEUANGAN
Pelaksanaan program dan kegiatan yang ada dalam rencana kinerja tahun 2012
dibiayai oleh APBD Provinsi Sulawesi Tenggara dan ada pula berasal dari APBN.
Anggaran
APBD
Provinsi
Sulawesi
Tenggara
tahun
2012
tercatat
Rp.
C. KEBERHASILAN
Keberhasilan Capaian Kinerja Pembangunan periode 5 tahun pertama selama
pelaksanaan RPJMD 2008-2013 Gubernur Sulawesi Tenggara sebagai pimpinan
Daerah telah mendapatkan 34 penghargaan dari Pemerintah Pusat di bidang
Pembangunan dan Pemerintahan antara lain sebagai berikut :
106
yang menempuh
107
108
D. PERMASALAHAN
Untuk menyikapi permasalahan yang terdapat dalam program dan kegiatan tersebut
di tempuh dengan upaya antara lain :
1. Meningkatkan koordinasi baik internal maupun eksternal dan meningkatkan
pengawasan, monitoring dan evaluasi pada pelaksanaan program dan kegiatan
yang telah ditetapkan.
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan pelatihan baik
formal maupun informal.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana kerja berdasarkan standarisasi sarana dan
prasarana.
4. Meningkatkan jaringan jalan dan jembatan sehingga memudahkan setiap aktivitas
pembangunan bagi seluruh lapisan masyarakat.
109
BAB IV
PENUTUP
untuk menjadi
Kendari,
2013.
110
111