Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PEMAHAMAN TERHADAP AUDITING,


DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKUNTANSI
DEFINISI AUDITING
Sesuai dengan The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of
the American Accounting Association (Dalam Accounting Review, Vol 47)
auditing didefnsikan sebagai berikut:
A systematic process objectively obtaining and evaluating evidence regarding
assertions about economic actions and events to ascertain the degree of
correspodence between those assertions and established criteria and
communicating the results to interested users.*)
Untuk memahami lebih detail pengertian auditing maka, perlu dicermati
beberapa kalimat yang penting yang termuat dalam defnisi tersebut sebagai
berikut:
A systematic process, adalah suatu pekerjaan audit yang dilakukan oleh
auditor dengan suatu rencana yang sistematis dengan mengunakan tahapan-
tahapan pekerjaan dan prosedur-prosedur serta tehnik yang logis dan
terintegrasi untuk mengumpulkan bukti-bukti dan menilainya.
Objectively obtaining dan evaluating evidence, maksudnya adalah bahwa,
proses yang dilaksanakan secara sistematis tersebut, bertujuan untuk
mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan pernyataan-pernyataan
yang disajikan manajemen serta menilainya secara tidak memihak atau
berdasarkan prasangka atas bukti-bukti yang disajikan.
Assetions about economic actions and events, maksudnya adalah bahwa,
bukti-bukti yang dikumpulkan dan dinilai adalah bukti-bukti yang berkaitan
dengan pernyataan manajemen mengenai kegiatan-kegiatan atau peristiwa-
peristiwa yang bersifat ekonomi, yang disajikan manajemen dalam laporan
keuangan (terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan)
Degree of correspondence, maksudnya adalah, menilai kepastian tingkat
kesesuaian pernyataan manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan
dengan suatu kriteria tertentu, untuk menentukan sampai sejauh manakah
tingkat kesesuaian atau penyimpangan yang dilakukan sesuai dengan kriteria
yang sudah ditetapkan tersebut. Dalam audit yang bersifat umum, tujuan
utamanya adalah untuk menilai tingkat kewajaran pernyataan yang disajikan
manajemen dalam laporan keuangan sebagai dasar untuk menyatakan satu
pendapat auditor.
Sumber: buku Modern Auditing karangan Walter G. Kell, William C.Boynton
dan Richard E.Ziegler, Sixth Edition, John Willey & Son Inc., 1996, hal. 4
Established criteria, maksudnya adalah, kriteria yang dijadikan sebagai acuan
untuk menilai tersebut adalah, kriteria yang ditetapkan atau disusun oleh
suatu badan yang berkompeten misalnya, peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh pemerintah, Anggaran yang disusun oleh manajemen atau
Standar Akuntansi Keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Penggunaan kriteria dimaksud, disesuaikan dengan jenis dan tujuan audit
yang dilakukan. Apabila audit yang dilakukan bersifat umum, dilaksanakan
oleh akuntan publik maka, kriteria yang digunakan adalah Standar Akuntansai
Keuangan (Prinsip Akuntansi yang berlaku umum) , apabila jenis audit yang
dilakukan bersifat menguji tingkat kepatuhan atau ketataan terhadap suatu
ketentuan maka kriteria yang digunakan sesuai dengan ketentuan ataupun
peraturan yang dimaksudkan dalam pengujian tersebut. Misalnya audit yang
dilaksanakan oleh BPKP terhadap lembaga-lembaga pemerintahan, kriteria
yang digunakan biasanya peraturan dan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh pemerintah atau lembaga legislatif.
Communicating the results, maksudnya adalah, hasil penilaian yang telah
dilakukan auditor terhadap pernyataan yang disajikan manajemen akan
disampaikan (dikomunikasikan) secara tertulis melalui suatu media yang
disebut dengan Laporan Audit (Audit report). Didalam laporan audit tersebut
auditor memberikan pernyataan pendapat atau menyampaikan hasil penilaian
atau komentar dan rekomendasi atas tingkat kesesuaian atau tingkat ketaatan
pernyataan yang disajikan manajemen dalam laporan keuangan sesuai dengan
kriteria yang digunakan. Lazimnya format laporan akan disesuaikan dengan
jenis audit yang dilakukan. Khusus untu audit yang bersifat umum yang
dilaksanakan oleh Akuntan publik, bentuk laporannya telah diatur didalam
Standar Profesional Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia.
Interested User, maksudnya adalah, laporan hasil audit yang telah
dilaksanakan auditor akan disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan yang membutuhkan laporan tersebut. Pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut dapat berupa individu, lembaga pemerintahan,
lembaga swata ataupun masyarakat.
Berdasarkan defnisi dan penjelasan yang diuraikan diatas maka, dapat
disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses pekerjaan audit yang
dilakukan auditor secara sistematis, terencana dan dilaksanakan secara
terintegrasi dengan menggunakan tahapan-tahapan dan prosedur-prosedur
tertentu, untuk mengumpulkan dan menilai bukti-bukti pendukung dan
bukti-bukti penguat sehubungan dengan pernyataan manajemen yang
disajikan dalam laporan keuangan, mengenai kegiatan-kegiatan atau peristiwa-
peristiwa yang bersifat ekonomi. Tujuannya untuk menyatakan tingkat
kesesuaian pernyataan yang disajikan manajemen dalam laporan keuangan
dengan suatu kriteria tertentu dan mengkomonikasikan hasil penilaian
tersebut secara tertulis dalam sebuah laporan auditor untuk disampaikan
kepada pihak-pihak yang ditentukan.
JENIS-JENIS AUDIT
Secara umum audit yang dilakukan oleh auditor dapat dibagi kedalam 3
kategori yakni, fnancial statement audit, compliance audit dan management
atau operational audit. Masing-masing jenis audit akan dijelaskan dalam
uraian berikut.
FINANCIAL STATEMENT AUDIT
Financial statement audit adalah suatu audit yang dilakukan terhadap laporan
keuangan yang disusun manajemen perusahaan yang tujuannya adalah untuk
memberikan pernyataan pendapat mengenai tingkat kewajaran penyajian
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Untuk melaksanakan fnancial statement audit ini adalah akuntan publik yang
telah mendapat izin untuk menjalankan praktek serta membuka Kantor
akuntan publik. Sebagai landasan pekerjaan akuntan publik dalam
melaksanakan pekerjaannya adalah, standar profesional akuntan publik
(generally accepted auditing standard) dan kriteria yang digunakan adalah
standar akuntansi keuangan (generally accepted accounting principles).
Hasil dari pekerjaan audit, dilaporkan oleh akuntan publik dalam sebuah
laporan auditor independen dengan memuat satu pernyataan pendapat tentang
tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan yang disusun manajemen yang
format laporannya diatur didalam standar profesional akuntan publik. Laporan
auditor independen ini dialamatkan kepada pihak yang memberi tugas
misalnya komisaris perusahaan atau Direktur perusahaan. Selanjutnya oleh
pihak-pihak tersebut laporan auditor independen ini dapat didistribusikan
kepada pihak-pihak yang berkompeten sesuai dengan kebutuhannya.
COMPLIANCE AUDIT
Compliance audit adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai ketaatan
terhadap kriteria tertentu , kondisi-kondisi, atau peraturan dan perundangan-
undangan. Kriteria yang dijadikan acuan untuk menilai ketaatan tersebut
dapat berasal dari berbagai-bagai sumber. Misalnya untuk menilai ketataan
prosedur pengawasan intern penerimaan kas, apakah seluruh penerimaan kas
segera disimpan ke bank.
Umumnya, compliance audit ini dilaksanakan oleh pegawai perusahaan selaku
internal auditor.
MANAGEMENT AUDIT
Management audit atau disebut juga dengan Operational audit atau
Performance audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan
menilai bukti-bukti berkeaitan dengan efsiensi keekonomian dan efektiftas
dari kegiatan operasi yang dilakukan sebuah organisasi atau perusahaan
dihubungkan dengan tujuan-tujuan tertentu .
Dalam suatu badan usaha, cakupan dari management audit dapat
meliputi seluruh kegiatan dari bagian-bagian atau fungsi-fungsi yang ada
dalam satu unit badan usaha.
JENIS-JENIS AUDITOR
Secara umum auditor yang akan melaksanakan proses auditing dapat
dibagi kedalam tiga kategori yaitu: Auditor Independen, Auditor Internal
dan Auditor Pemerintah. Untuk melifat sfesifkasi pelaksanaan audit untuk
masing-masing auditor tersebut akan dijelaskan dalam bahasan berikut.
Auditor Independen
Auditor Independen sering juga disebut dengan External Auditor atau
Akuntan Publik, adalah seorang atau sekelompok orang yang bernaung
dalam sebuah Kantor Akuntan yang memiliki kompetensi yang secara
profesional memberikan jasa audit kepada pihak pelanggannya baik yang
berbentu perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan laba, lembaga-
lebaga sosial seperti yayasan, lembaga-lembaga pemerintah ataupun
perusahaan perserorangan.
Dalam memeberikan jasa audit kepada pihak pelanggannya maka,
auditor mendasarkan pekerjaannya pada honorarium (fee basis) . Dalam
menjalankan pekerjaan audit yang bersifat umum maka, auditor harus
menjalankan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan yang diatur didalam
Standar Profesional Akuntan Publik serta mentaati Kode Etik.
Kriteria yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan penilaian
adalah Standar Akuntansi Keuangan dengan tujuan untuk memberikan
salah satu bentuk pernyataan pendapat berkaitan dengan tingkat
kewajaran penyajian laporan keuangan yang disusun oleh pihak
manajemen sebuah perusahaan.
Auditor Internal
Auditor internal adalah seorang auditor yang statusnya sebagai karyawan
perusahaan. Tujuan audit yang dilakukannya adalah untuk membantu
manajemen dalam meningkatkan efektiftas pengawasan dan pertanggung
jawaban. Berkaitan dengan tujuan tersebut maka, audit yang dilakukan
auditor berkaitan dengan penilaian aktivitas perusahaan secara
independen. Kegiatan yang dilakukannya ini disebut dengan internal
auditing .
Auditor Pemerintah
Auditor Pemerintah atau disebut juga dengan Akuntan Negara adalah
seorang Auditor yang bekerja sebagai pegawai pemerintah. Tujuan audit
yang dilakukannya adalah untuk menilai ketaatan pelaksanaan terhadap
ketentuan-ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan pemerintah dan
menjaga harta kekayaan negara. Pedoman yang digunakan dalam
melaksanakan pekerjaan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Dalam buku ini pembahasan ditujukan pada Akuntan Publik. Oleh
kerenanya bahasan akan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan
ketentuan-ketentuan mengenai akuntan publik seperti yang ditetapkan
dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia

HUBUNGAN AKUNTANSI DENGAN AUDITING

Sebagaimana yang dikemukakan dalam defnisi auditing, secara tegas
dinyatakan bahwa pekerjaan auditor dalam suatu audit adalah bertujuaan
untuk mengumpulkan dan menilai bukti pendukung dan bukti penguat
berkaitan dengan pernyataan manajemen yang disajikan dalam laporan
keuangan.
Tujuan akhir dari sebuah laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen adalah untuk meng-akumulasi informasi-informasi keuangan
yang relevan dan andal yang akan dikomunikasikan kepada berbagai-bagai
pihak yang membutuhkan, untuk digunakan sebagai pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat ekonomi.
Agar informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
tersebut memiliki nilai guna bagi para pemakai maka, informasi-informasi
yang disajikan haruslah informasi yang wajar. Informasi yang wajar adalah
informasi yang relevan dan andal. Untuk mendapatkan informasi yang
relevan dan andal ini maka dalam menyusun laporan keuangan harus
digunakan suatu kriteria yang berlaku umum . Kriteria yang berlaku
umum ini dalam akuntansi disebut dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum (Generally Accepted Accounting Princples) .
Pentingnya prinsip kuntansi yang berlaku umum dalam
penyusunan laporan keuangan adalah, untuk menyatukan persepsi
didalam suatu perbedaan dalam memahami konsep, standar,defnisi,
metode dan penyajian suatu item yang disajikan dalam laporan keuangan.
Dengan adanya kesatuan persepsi ini, diharapkan semua informasi
keuangan yang disajikan manajemen dalam laporan keuangan dapat
dipahmi dengan pemahaman yang sama oleh berbagai-bagai pihak sehingga
menjadikan informasi keuangan tersebut memiliki nilai guna.Didalam
standar akuntansi keuangan dijelaskan mengenai masalah pengakuan,
pengukuran, pencatatan, penilaian dan penyajian dan pengelompokkan
masing-masing item dalam laporan keuangan.
Dalam akuntansi, proses penyusunan laporan keuangan dimulai
dari mengidentifkasi akibat dari transaksi atau peristiwa, pencatatan
dampak dari transaksi atau peristiwa kedalam buku harian berdasarkan
dokumen, pemindahan ke buku besar, pemindahan saldo buku besar ke
neraca percobaan, membuat jurnal penyesuaian untuk menyiapkan neraca
lajur, membuat jurnal penutup dan kemudian disusunlah laporan
keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan arus kas.
Untuk menambah keyakinan berbagai-bagai pihak pemakai
terhadap informasi yang disajikan manajemen dalam laporan keuangan
maka, diperlukanlah suatu penilaian yang dilakukan oleh pihak yang
independen untuk menentukan tingkat kewajaran dari informasi yang
disajikan. Kewajaran suatu informasi keuangan tersebut maka, pihak
independen akan menilai sampai sejauh manakah standar akuntansi
keuangan digunakan pihak manajemen dalam proses penyusunan laporan
keuangan.
Dalam melakukan penilaian terhadap kewajaran informasi yang
disajikan manajemen dalam laporan keuangan maka, pihak penilai
independen harus menggunakan sistem dan standar tertentu. Di
Indonesia standar ini disebut dengan Standar Profesional Akuntan Publik.
Didalam standar ini diatur ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan,
baik ketentuan yang berhubungan dengan persyaratan orang yang dapat
melakukan penilaian, ketentuan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan
ketentuan yang berhubungan dengan pelaporannya.
Menurut standar profesional akuntan publik, proses auditing
dilakukan dengan cara mendapatkan dan menilai bukti-bukti yang
dijadikan dasar penyusunan laporan keuangan, menguji ketepatan
pengakuan, kecermatan pengukuran dan penilaian, ketepatan pencatatan,
pengelompokkan dan penyajian dalam laporan keuangan. Untuk
mendapatkan bukti-bukti, digunakanlah prosedur-prosedur audit dan
tehnik-tehnik audit. Setelah auditor melaksanakan proses audit tersebut
maka, auditor menyimpulkan hasil penilaiannya yang dinyatakan dalam
sebuah pernyataan pendapat mengenai tingkat kewajaran penyajian neraca
dan posisi keuangan perusahaan serta hasil usaha dari kegiatan operasi
perusahaan serta arus kas untuk tanggal tertentu yang diaudit.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa, akuntansi dan auditing memiliki hubungan yang sanggat erat,
kerena proses akhir dari auditing bertujuan untuk menilai tingkat
kewajaran penyajian pernyataan manajemen didalam laporan keuangan.
Untuk melihat secara jelas hubungan tersebut dapat dilihat dalam gambar
1.1 pada halaman
KEBUTUHAN TERHADAP FINANCIAL AUDIT
Informasi yang bernilai guna dalam proses pengambilan keputusan adalah
informasi keuangan yang memiliki kualitas relevansi dan dapat
dipercaya. Untuk dapat menambah keyakinan para pemakai informasi
yang disajikan oleh manajemen maka, diperlukan suatu penilaian yang
dilaksanakan oleh auditor independen. (akuntan publik). Ada empat
kondisi yang menyebabkan diperlukannya penilaian dari auditor
independen yaitu: (1) confict of interest, (2) concequence,
(3)complexity, dan (4) Remoteness
Keempat faktor tersebut, secara kolektif akan dapat mempengaruhi
ketepatan, kelengkapan atau bias dari informasi yang disajikan oleh pihak
manajemen dalam laporan keuangan. Oleh kerenanya diperlukanlah audit
oleh auditor independen untuk meningkatkan keyakinan pemakai terhadap
informasi yang disajikan manajemen serta untuk mengurangi risiko.

ACCOUNTING AUDITING
(Guided by Accounting Standards) (Guided by Auditing Standards)
Responsibility of Management Responsibility of Auditor
FINANCIAL REPORTING
Analyze events and transaction
Obtain and evaluate evidence concerning
the finacial report
Verify that financial information has
been presented fairly in accordance with
An indetified Financila Reporting
Framework
Measure and record
Transaction data
!press an opinion in the audit report

"lassify and summarize
Recorded data
#repare the financial state$
ment s and others report in
accordance with the identi$
fied financail reporting
Framework
%eliver the audit report to the entity
%istribute the annual report&
including financial statements
and the auditor's report&
to shareholders(
Diadopsi dari Modren Auditing karangan Gudarsham S.Gill, Et.All,
Fifth Edition John Wiley and Sons Australia, Ltd., 1999, hal. 47
Untuk memahami masing-masing faktor, akan dibahas dalam uraian
berikut.
Complict of interest
Perbedaan kepentingan antara pihak manajemen yang menyajikan
informasi dengan pengguna informasi mungkin saja akan terjadi. Atau
paling tidak, adanya kecurigaan para pengguna informasi atas informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan. Kemungkinan terjadi penyajian
informasi yang tidak akurat atau kurang lengkap dapat saja dilakukan
pihak manajemen terutama untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan. Misalnya untuk pengajuan kredit, pihak manajemen menyusun
laporan keuangan dengan meninggikan laba atau menyembunyikan
kewajibannya untuk menggambarkan kinerja yang cukup meyakinkan.
Tehnik-tehnik rekayasa semacam ini dapat saja dilakukan dengan cara
window dressing atau of balance sheet.
Perbedaan kepentingan ini mungkin juga timbul antara manajemen
perusahaan dengan pemegang saham. Pihak manajemen mengurangi
penjualan dengan menggunakan alasan potongan penjualan atau komisi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka, pihak pengguna informasi ingin
mendapatkan keyakinan dari pihak akuntan publik agar informasi yang
disajikan tersebut bebas dari bias
Concequence
Didalam laporan keuangan yang diterbitkan manajemen, digambarkan
informasi-informasi penting yang akan digunakan dalam proses
pengambilan keputusan investasi, pemberian pinjaman atau keputusan-
keputusan penting lainnya. Pihak pengguna informasi menginginkan agar
laporan keuangan memuat sebanyak mungkin data yang relevan yang akan
digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan keputusan. Berkaitan
dengan harapan pengguna informasi tersebut maka, para pemakai
informasi menginginkan adanya penjelasan (disclosure) yang memadai.
Oleh kerenanya peranan akuntan publik sangat diharapkan untuk dapat
menambah keyakinan pihak pengguna informasi terhadap informasi yang
disajikan manajemen dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan.
Complexity
Data yang digunakan dan proses penyusunan laporan keuangan menjadi
sangat komplek. Perdebatan dan permasalahan terjadi berkaitan dengan
penerapan metode akuntansi misalnya metode akuntansi yang
berhubungan dengan sewa guna usaha, pensiun, pajak penghasilan yang
keseluruhannya dapat memberikan gambaran tentang tingkat kompleksitas
dalam penyusunan laporan keuangan,
Data akan menjadi lebih komplikated sehingga menimbulkan
misinterpretasi atau adanya kesalahan yang sifatnya tidak disengaja. Para
pemakai sangat sulit menemukan dan bahkan sangat tidak mungkin untuk
melakukan penilaian terhadap kualitas laporan keuangan. Sehubungan
dengan tersebut, lazimnya mereka akan melihat pada jenis opini yang
diberikan akuntan publik untuk menggunakan informasi.
Remoteness
Sebahagian kecil dari pemakai data yang secara langsung dapat meng-
akses pencatatan akuntansi dari pada laporan keuangan yang telah
disusun. Andaikata pencatatan tersedia untuk diteliti, biasanya waktu dan
biaya akan menjadi kendala, sehingga tidak memungkinkan pihak pemakai
data (informasi) untuk melakukan pengujian.
Remoteness biasanya akan dapat mencegah pemakai informasi untuk
secara langsung memanfaatkan laporan. Dalam keadaan ini, lazimnya
pihak pemakai akan dihadapkan pada dua alternative yaitu: (1) menerima
data keuangan yang dapat diyakinan kebenarannya, atau (2)mengandalkan
pengujian yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pada umumnya, para pemakai
data keuangan lebih cenderung memilih alternatif yang kedua.
TUJUAN AUDIT
Sebagai mana yang dinyatakan dalam standar profesional akuntan publik
tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan audit
umum tersebut maka perlu diidentifkasi tujuan khusus dari audit yang
dilakukan terhadap perkiraan-perkiraan yang disajikan dalam laporan
keuangan. Tujuan-tujuan tersebut disesuaikan dengan pernyataan
manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan terdiri dari:
1.Eksistensi atau kejadian aktual
2.Kelengkapan
3.Hak dan kewajiban
4.Penilaian dan alokasi
5.Penyajian dan penjelasan.
Eksistensi atau kejadian
Auditor melakukan pengujian terhadap keberadaan asset atau kewajiban
yang dinyatakan manajemen dalam laporan keuangan. Biasanya pengujian
eksistensi ini lebih difokuskan pada perkiraan-perkiraan yang disajikan
dalam neraca. Misalnya didalam neraca manajemen menyajikan perkiraan
kas Rp. 1,110,500.00 Berkaitan dengan pernyataan tersebut, auditor harus
melakukan pengujian terhadap jumlah kas yang disajikan tersebut apakah
memang ada sejumlah tersebut pada tanggal neraca. Untuk menguji
keberadaan kas pada tanggal tersebut maka, prosedur audit yang harus
dilakukan auditor adalah melakukan perhitungan pisik terhadap kas dan
berdasarkan hasil perhitungan pisik ini auditor melakukan penelusuran ke
tanggal neraca untuk membuktikan bahwa kas sejumlah Rp. 1,110,500.00
memang ada pada tanggal neraca.
Manajemen juga menyajikan perkiraan pendapatan dan beban
didalam perhitungan laba rugi yang merupakan hasil dari transaksi dan
peristiwa yang terjadi dalam satu periode akuntansi. Berkaitan dengan
penyajian ini auditor harus melakukan pembuktian bahwa, perkiraan
pendapatan
Yang disajikan dalam perhitungan laba rugi benar-benar merupakan hasil
dari transaksi atau peristiwa yang terjadi untuk menghasilkan pendapatan
tersebut. Dan demikian pula auditor harus membuktikan bahwa beban
yang disajikan dalam perhitungan laba-rugi adalah beban-beban yang
benar-benar terjadi untuk menghasilkan pendapatan.
Eksistensi dan kejadian ini harus menjadi perhatian utama auditor
untuk menghindarkan penyajian laporan keuangan yang terlalu tinggi
akibat disajikannya perkiraan-perkiraan yang sesungguhnya tidak aadatau
tidak pernah terjadi dalam periode akuntansi yang dilaporkan.
Kelengkapan
Auditor harus melakukan pengujian terhadap kelengkapan dari saldo
perkiraan yang disajikan dalam laporan keuangan. Pada umumnya
pengujian terhadap kelengkapan ini berhubungan dengan nilai perkiraan
yang disajikan dalam laporan keuangan. Tidak ada pengaruh dari suatu
transaksi atau peristiwa yang dihilangkan atau disembunyikan. Misalnya
penyajian pendapatan dalam perhitungan laba rugi harus dilengkapi
dengan data yang dapat mempengaruhi nilai pendapatan yang disajikan,
misalnya adanya penjualan retur atau potongan penjualan.
Hak dan Kewajiban
Pembuktian hak dan kewajiban ini berhubungan dengan perkiraan-
perkiraan yang disajikan dalam neraca. Auditor harus membuktikan
bahwa, seluruh aktiva yang disajikan dalam neraca benar-benar
merupakan milik perusahaan dan utang-utang benar-benar kewajiban
perusahaan.
Penilaian dan alokasi
Saldo perkiraan yang disajikan dalam laporan keuangan adalah hasil dari
hasil penerapan dari metode penilaian atau metode alokasi. Auditor harus
menilai, apakah metode penilaian dan metode alokasi yang digunakan
manajemen telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan, apakah
perhitungannya telah dilakukan dengan akurat, apakah estimasi signifkan
yang dibuat manajemen memiliki kewajaran, apakah metode tersebut telah
diterapkan secara konsisten.
Misalnya menilai piutang apakah didasarkan pada net realizable
value, penilaian persediaan berdasar ffo, lifo atau avarage, penghitungan
beban penyusutan aktiva tetap dengan menggunakan metode garis lurus
atau metode penambahan digit angka tahun.
Disamping hal-hal yang dikemukakan diatas, auditor juga harus
melakukan pengujian terhadap ketepatan dan kecermatan jurnal,
pemindahan ke buku besar , neraca percobaan dan penyiapan neraca lajur
hingga penyusunan laporan keuangan.
Penyajian dan penjelasan
Auditor juga harus menilai bagaimana penyajian perkiraan-perkiraan dalam
laporan keuangan. Apakah perkiraan-perkiraan telah dikelompokkan secara
tepat, Apakah penyajiannya telah sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.
Disamping menilai penyajian perkiraan-perkiran dalam laporan
keuangan, auditor juga
harus menilai penjelasan-penjelasan yang diperlukan. Tujuannya adalah,
agar jangan terjadi kesalahan dalam penafsiran. Misalnya, kas Rp.
1,110,500.00., dari jumlah tersebut dicadangkan untuk pembayaran gaji
pegawai bulan Desember Rp. 500,000.00. Oleh kerena adanya pembatasan
penggunaan kas maka, perlu dijelaskan bahwa kas yang sesungguhnya
yang dapat digunakan secara bebas adalah sebesar Rp. 610,500.00
sedangkan Rp. 500,000.00 lainnya akan digunakan untuk pembayaran gaji
pegawai bulan Desember.
LAPORAN AUDITOR
Proses akhir dari pekerjaan audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor
adalah mengkomunikasikan penilaiannya tentang tingkat kewajaran
penyajian laporan keuangan yang disusun manajemen sesuai dengan
standar akuntansi keuangan. Penyampaian hasil penilaian ini disajikan
secara tertulis dengan menggunakan format yang ditetapkan dalam standar
profesional akuntan publik. Dalam laporan tersebut harus dimuat salah
satu pendapat auditor berkenaan dengan tingkat kewajaran penyajian
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum (standar akuntansi keuangan) berdasarkan audit yang
dilaksanakannya.
Laporan yang diterbitkan oleh auditor dapat dibagai kedalam 2 kategori
yaitu, (1) laporan audit standar, dan (2) laporan audit yang menyimpang
dari standar.
Jenis-jenis pendapat auditor
Dalam standar profesional akuntan publik yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia pendapat auditor dibagi kedalam lima kategori yaitu:
1.Pendapat wajar (unqualifed opinion)
2.Pendapat wajar dengan bahasa penjelasan (unqualifed opinion with
language disclosure)
3.Pendapat wajar dengan pengecualian (qualifed opinion)
4.Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
5.Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)
Laporan auditor standar (Un Qualifed Opinion)
Laporan auditor standar adalah laporan audit yang diterbitkan oleh auditor
dengan memuat pernyataan pendapat bahwa, laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
suatu satuan usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. (standar akuntansi keuangan)
Unsur-unsur pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun
laporan audit standar adalah sebagai berikut:
a.Suatu kalimat yang berbunyi Laporan Auditor Independen
b.Alamat laporan ditujukan kepada pihak yang memberi tugas
c.Laporan disusun dalam tiga paragraf yang terdiri dari:
1.Paragraf pengantar
2.Paragraf scope
3.Paragraf Opini
d.Tanda tangan auditor, nama dan nomor register auditor
e.Tanggal laporan audit
Mengacu pada unsur-unsur pokok yang dikemukakan diatas maka bentuk
laporan auditor standar dapat dilihat pada gambar 1-2 berikut:
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
DRS. EMDE B. RIJAL
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Nomor: 001/KAMD-GA/00/00
Kepada Yth:
Sdr. Direktur Utama PT. Misal
Jalan Jenderal Sudirman No.1
Pekanbaru
Kami telah mengaudit neraca PT. Misal per tanggal 31 Desember 00 serta
laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas untuk periode
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 00. Laporan keuangan adalah
tanggung jawab manjemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit yang kami
lakukan.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji materil. Suatu
audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifkan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit
kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
PT. Misal per tanggal 31 Desember 00, dan hasil usaha, serta arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Pekanbaru, 05 Maret 01
Pimpinan,
Drs. EMDE B.RIJAL
Reg.Neg. 1234
Analisis terhadap kandungan masing-masing paragraf
Paragraf pengantar
Kami telah mengaudit neraca PT. Misal per tanggal 31 Desember 00 serta
laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas untuk periode
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 00. Laporan keuangan adalah
tanggung jawab manjemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit yang kami
lakukan.
Dalam paragraph pengantar ini ada beberapa hal yang harus dicermati:
Kami telah mengaudit.
Kalimat ini menegaskan jenis jasa yang diberikan auditor kepada PT Misal.
Sebelum diterbitkannya standar profesioanal akuntan publik, kalimat ini
dimulai dengan pernyataan, Kami telah memeriksa. Akan tetapi sejak
diterbitkannya SPAP pada tahu 1994 maka pernyataan tersebut dirubah
menjadi Kami telah mengaudit

Neraca PT Misal per 31 Desember 00, dan perhitungan laba rugi
Pernyataan ini menjelaskan bahwa, jasa audit yang diberikan auditor
adalah untuk Neraca PT. Misal , bukan untuk perusahaan selain dari PT
Misal. Neraca per 31 Desember 00 dan , menegaskan bahwa yang diaudit
auditor hanyalah Laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31
Desember 00 bukan untuk laporan keuangan diluar periode tersebut.
Auditor hanya bertanggung jawab atas opini yang diberikan untuk laporan
keuangan yang berakhir pada tanggal tersebut.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manjemen perusahaan.
Pernyataan ini menegaskan bahwa, yang bertanggung atas laporan
keuangan yang diaudit auditor adalah manajemen perusahaan. Maksudnya
adalah, yang bertanggung jawab menyusun laporan keuangan adalah
manajemen perusahaan bukan auditor.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan
keuangan berdasarkan audit yang kami lakukan.
Pernyataan ini untuk mempertegas pernyataan diatas, dan lebih
mempertegas bahwa tanggung jawab auditor hanyalah pada opini yang
diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.
Paragraf ruang lingkup audit (scope)
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan
kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji materil.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifkan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit
kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia
Pernyataan ini menegaskan bahwa audit yang dilaksanakan auditor adalah
audit yang bersifat umum yang pelaksanaannya didasarkan pada standar
profesional akuntan publik yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia, bukan didasarkan pada standar yang lain.
merencanakan dan melaksanakan audit
Sesuai dengan standar pekerjaan lapangan yang pertama dinyatakan
bahwa, pekerjaan harus di-
rencanakan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan keyakinan yang
memadai bahwa laporan keuangan yang disusun manajemen bebas
dari salah saji yang material.
Audit dilaksanakan berdasarkan perngujian terhadap bukti-bukti
pendukung dan bukti penguat
Auditor juga menilai prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
manajemen apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan
diterapkan secara konsisten. Dan auditor juga menilai kewajaran
estimasi-estimasi signifkan yang dibuat oleh manajemen.
Auditor juga melakukan penilaian terhadap penyajian laporan secara
keseluruhan apakah telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum (standar akuntansi keuangan)
Kami yakin bahwa audit kami
Pernyataan ini menegaskan bahwa pernyataan pendapat yang diberikan
auditor didasarkan pada keyakinannya atas pekerjaan audit yang sudah
dilaksanakannya. Auditor tidak boleh memberikan pernyataan pendapat
apabila dia tidak melaksanakan pekerjaan audit.
Paragraf pernyataan pendapat (opini)
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
PT. Misal per tanggal 31 Desember 00, dan hasil usaha, serta arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Dalam paragraph ini auditor memberikan sebuah pernyataan pendapat
tentang :
tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan
tingkat kewajaran posisi keuangan yang digambarkan dalam neraca
tingkat kewajaran hasil usaha
tingkat kewajaran arus kas,diukur dengan prinsip-prinsip akutansi yang
berlaku umum (standar akuntansi keuangan)
Laporan auditor yang menyimpang dari laporan standard
Pernyataan pendapat wajar dengan bahasa penjelasan
(Un Qualifed opinion with language disclosure)
Untuk keadaan tertentu, auditor dapat memberikan pendapat wajar dengan
bahasa penjelasan untuk menjelaskan kondisi tertentu yang dihadapi
auditor dalam melaksanakan audit. Pernyataan pendapat ini tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian. Didalam standar
profesional akuntan publik dijelaskan beberapa keadaan yang
memungkinkan auditor memberikan pernyataan pendapat tersebut.
Keadaan-keadaan tersebut adalah:
a.Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen
lain
b.Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena
keadaan-keadaan yang luar biasa. Laporan keuangan disajikan
menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia
c.Laporan keuangan dipenuhi oleh ketidak pastian peristiwa masa yang
akan datang, yang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal
laporan audit.
d.Terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
e.Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu pebahan material dalam
penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya
f. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan
keuangan komperatif.
g.Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak
ditelaah.
h.Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI-Komite Prinsi Akuntansi
Indonesia telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari
pedoman yang dikeluarkan oleh Komite, dan auditor tidak dapat
melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut,
atau auditor tidak menghilangkan keragu-raguan yang besar apakah
informasi tambahan tersebut sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan
oleh Komite.
i. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan
auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.
Sebagai illustrasi penggunaan laporan ini, misalkan kantor akuntan
publik Emde melakukan audit terhadap PT.Misal. Perusahaan ini memeliki
anak perusahaan PT. Contoh yang diaudit oleh kantor akuntan publik
Bebas & Rekan. Akuntan publik Emde memutuskan untuk membuat
referensi laporan yang dibitkan oleh kantor akuntan publik Bebas & Rekan
sebagai bagian dari pendapatnya. Apabila hal ini dilakukan oleh kantor
akuntan publik Emde maka, harus dijelaskan kenyataan ini dalam
paragraph pengantar dan harus menunjuk kelaporan audit akuntan publik
Bebas & Rekan dalam pernyataan pendapatnya. Pencantuman laporan
audit kantor akuntan publik Bebas & Rekan didalam laporan akuntan
publik Emde ini merupakan petunjuk adanya pemisahan tanggung jawab
dalam pelaksanaan audit. Format laporan audit yang dibuat oleh kantor
akuntan publik Emde dapat dilihat pada gambar 1-3
Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualifed Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan oleh auditor apabila
menemui kondisi-kondisi berikut ini:
a.Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
ruang lingkup audit yang cukup signifkan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan yang diaudit, sehingga auditor tidak dapat
menerapkan prosedur-prosedur audit sebagaimana yang diatur dalam
standar profesional akuntan publik;
b.Ditemukan penyimpangan-penyimpang dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum (standar akuntansi keuangan) dalam laporan keuangan
yang disusun manajemen yang dampaknya cukup materil terhadap
kewajaran penyajian laporan keuangan.
Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, auditor
harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau
lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat .
Dalam paragraf pendapat, auditor mencantumkan secara tegas kalimat
pengecualian sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan dalam
paragraf sebelumnya.
Didalam standar profesional akuntan publik ditegaskan bahwa, untuk
pendapat dengan pengecualian agar dihindarkan penggunaan frasa
tergantung pada (subject to) kerena frasa tersebut maknanya tidak jelas
sehingga dapat disalah tafsirkan oleh pihak pemakai laporan.
Gambar 1-3
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Nomor: 001/KAMD-GA/00/00
Kepada Yth:
Sdr. Direktur Utama PT. Misal
Jalan Jenderal Sudirman No.1
Pekanbaru
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT. Misal dan anak perusahaan
PT. Contoh per tanggal 31 Desember 00 serta laporan laba rugi, laporan
laba ditahan, laporan arus kas konsolidasian untuk periode yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 00. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit yang kami lakukan.
Kami tidak mengaudit laporan keuangan PT.Contoh, suatu anak
perusahaan yang sepenuhnya dimiliki PT. Misal, yang laporan keuangannya
menyajikan total aktiva dan pasiva sebesarp Rpper 31 Desember 00
dan total pendapatan sebesar Rp. . Untuk periode yang berakhir pada
tanggal tersebut. Laporan keuangan PT. Contoh diaudit oleh kantor
akuntan Bebas & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang
laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami sejauh yang
berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk PT. Contoh , semata-mata hanya
didasarkan atas laporan audit kantor akuntan publik tersebut.
Sama dengan paragraf scope sebelumnya.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan akuntan
publik Bebas & Rekan yang kami sebutkan diatas, laporan keuangan
konsolidasi yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan PT. Misal per tanggal 31 Desember 00,
dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pekanbaru, 05 Maret 01
Pimpinan,
Drs. EMDE B.RIJAL
Reg.Neg. 1234

Sebagai illustrasi misalnya, manajemen perusahaan merubah metode
penilaian persediaan dari metode LIFO kemetode FIFO tanpa alasan yang
cukup. Akibat perubahan ini maka harga pokok penjualan naik sebesar
Rp. 1,000,000.00 sehingga laba kotor turun sebesar Rp. 1,000,000.00.
Berdasarkan fakta tersebut maka bentuk laporan auditor disusun sebagai
gambar 1-4 berikut:
Gambar 1-4
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Nomor: 001/KAMD-GA/00/00
Kepada Yth:
Sdr. Direktur Utama PT. Misal
Jalan Jenderal Sudirman No.1
Pekanbaru
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT. Misal dan anak perusahaan
PT. Contoh per tanggal 31 Desember 00 serta laporan laba rugi, laporan
laba ditahan, laporan arus kas konsolidasian untuk periode yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 00. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit yang kami lakukan.
Kami tidak mengaudit laporan keuangan PT.Contoh, suatu anak
perusahaan yang sepenuhnya dimiliki PT. Misal, yang laporan keuangannya
menyajikan total aktiva dan pasiva sebesarp Rpper 31 Desember 00
dan total pendapatan sebesar Rp. . Untuk periode yang berakhir pada
tanggal tersebut. Laporan keuangan PT. Contoh diaudit oleh kantor
akuntan Bebas & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang
laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami sejauh yang
berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk PT. Contoh , semata-mata hanya
didasarkan atas laporan audit kantor akuntan publik tersebut.
Sama dengan paragraf sebelumnya
Seperti yang dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, dalam
tahun 00 manajemen perusahaan melakukan perubahan terhadap metode
penilaian persediaan dari metode LIFO ke metode FIFO. Akibat dari
perubahan tersebut, harga pokok penjualan menjadi naik sebesar Rp.
1,000,000.00 dan laba turun sebesar Rp. 1,000,000.00. Meskipun
penggunaan FIFO sesuai dengan prisnip akuntansi yang berlaku umum,
menurut pemndapat kami perusahaan tidak memberikan alasan yang
cukup beralasan dalam melakukan perubahan ini seperti yang diharuskan
oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
Menurut pendapat kami, kecuali perubahan metode penilaian persediaan
yang kami uraikan dalam paragraf diatas, laporan keuangan i yang kami
sebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan PT. Misal per tanggal 31 Desember 00, dan hasil usaha,
serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pekanbaru, Maret 01
Pimpinan,
Drs. EMDE B.RIJAL
Reg.Neg. 1234
Pendapat Tidak Wajar (Adverse opinion)
Pendapat ini diberikan oleh aditor apabila laporan keuangan secara
keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum (standar akuntansi keuangan). Apabila auditor
memberikan pendapat tidak wajar, auditor harus menjelaskan dalam
paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya, mengenai
alasan-alasan yang mendukung pendapat tidak wajar tersebut. Dan auditor
juga harus menjelaskan dampak utama hal yang menyebabkan pemberian
pendapat tidak wajar tersebut terhadap posisi keuangan, hasil usaha dan
arus kas. Jika auditor memberikan pendapat tidak wajar, paragraf
pendapat harus berisi penunjukkan langusung ke paragraf terpisah yang
menjelaskan dasar untuk pendapat tidak wajar tersebut.
Sebagai contoh misalnya, nilai aktiva tetap yang disajikan dalam
neraca didasarkan pada penilaian kembali bukan didasarkan pada harga
perolehan. Penyusutan aktiva tetap dihitung berdasarkan nilai tersebut.
Apabila hal ini ditemukan auditor maka bentuk laporan dapat dilihat pada
gambar 1-6 berikut:
Gambar 1-6
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Nomor: 001/KAMD-GA/00/00
Alamat
Pragraf pertama dan kedua (sama dengan paragraf sebelumnya)
Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan,
Perusahaan mencantumkan perkiraan aktiva tetap berdasarkan nilai
setelah dilakukan penilaian kembali, dan penyusutannya dihitung
berdasarkan nilai tersebut. Prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengharuskan penyajian aktiva tetap berdasarkan harga perolehan
dikurangi dengan penyusutan yang dihitung berdasarkan harga perolehan
tersebut.
Akibat dari penyimpangan yang kami sebutkan diatas, saldo nilai
persediaan per 31 Desember 00 lebih tinggi sebesar Rp..karena biaya
penyusutan aktiva tetap yang dibebankan kedalam biaya overhead pabrik
didasarkan pada nilai aktiva yang telah direvaluasi yang nilainya lebih
tinggi dari harga perolehan. Nilai buku aktiva tetap yang disajikan dalam
neraca lebih tinggi dari pada nilai buku aktiva tetap yang disajikan
berdasarkan harga perolehan.
Menurut pendapat kami, karena dampak hal yang kami uraikan dalam
paragraf diatas , laporan keuangan yang kami sebut diatas tidak
menyajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, posisi keuangan PT Misal tanggal 31 Desember 00 dan hasil usaha
dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Pekanbaru, 05 Maret 01
Pimpinan,
Drs. EMDE B.RIJAL
Reg.Neg. 1234

Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor apabila,
adanya pembatasan terhadap ruang lingkup audit, sehingga tidak dapat
melaksanakan yang cukup untuk memungkinkan auditor memberikan
pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Jika pernyataan tidak
memberikan pendapat disebabkan kerena adanya pembatasan ruang
lingkup audit, auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah, alasan
mengapa audit yang dilakukannya tidak berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Auditor harus menyatakan
bahwa, ruang lingkup audit yang dilakukannya, tidak memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor juga menjelaskan
keberatan lain yang berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sebagai contoh misalnya dalam melaksanakan audit, manajemen
perusahaan berkeberatan untuk melaksanakan inventory taking. Bukti-
bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap sebelum tahun 00
tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan. Auditor tidak dapat
menggunakan prosedur audit lainnya terhadap persediaan dan aktiva
tetap. Apabila hal yang semacam ini ditemukan auditor dalam auditnya
maka, bentuk laporan auditor dapat dilihat pada gambar 1-7 berikut:
Gambar 1-7
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Nomor: 001/KAMD-GA/00/00
ALAMAT
Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT Misal per 31 Desember 00
serta laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung
jawab manajemen.
Paragraf dua tidak perlu dibuat
Perusahaan tidak melakukan perhitungan pisik atas persediaan. Nilai
persediaan yang dicantumkan dalam laporan keuangan per 31 Desember
00 adalah nilai menurut catatan perusahaan. Selanjutnya, kami tidak
menemukan bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap
yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 00. Kami tidak dapat menerapkan
prosedur audit lainnya terhadap persediaan dan aktiva tetap.
Kerena perusahaan tidak melaksanakan perhitungan pisik atas persediaan
dan kami tidak dapat menerapkan prosedur audit lain untuk meyakinkan
kami atas kuantitas persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup
audit kami tidak cukup memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan
oleh kerenya, kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan PT
Misal per 31 Desember 00.
Pekanbaru, 05 Maret 01
Pimpinan,
Drs. EMDE B.RIJAL
Reg.Neg. 1234
PERUBAHAN FORMAT LAPORAN AUDIT DI INDONESIA
Sebelum tahun 1994, laporan auditor standar dibagi kedalam dua paragraf
yakni paragraf scope dan paragraf opini. Bentuk laporan ini diatur didalam
buku Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA) yang untuk pertama kalinya
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1973. Norma
Pemeriksaan Akuntan ini telah dijadikan dasar pelaksanaan audit oleh
akuntan publik hingga dengan akhir tahun 1993.
Bentuk laporan auditor standar yang diatur dalam Norma Pemeriksaan
Akuntan tersebut adalah sebagai berikut:
Kami telah memeriksa Neraca PT ABC untuk periode yang berakhir
tanggal 31 Desember 19xx serta pehitungan laba rugi untuk periode yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 19xx
Pemeriksaan telah kami laksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan
akuntan, dan oleh kerenanya meliputi pemeriksaan lainnya yang kami
pandang perlu sesuai dengan keadaan.
Menurut pendapat kami, Neraca dan Perhitungan laba rugi terlampir telah
menyajikan secara wajar posisi keuangan PT ABC dan hasil usahanya
untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 19xx yang disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang diterapkan
secara konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pada tanggal 1 Agustus 1994 Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan buku
standar profesional akuntan publik. Dengan diterbitkannya buku ini maka,
sebagai landasan untuk melaksanakan audit digunakan seluruh
ketentuan-ketentuan yang ad didalan SPAP ini termasuk format laporan
audit standar. Format laporan audit standar menurut SPAP lihat laporan
audit pada halaman ..
Perbedaan yang sangat prinsipil antara laporan audit standar menurut NPA
dengan SPAP adalah sebagai berikut:
1.Pada lembaran laporan auditor harus dibuat kalimat LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN. Ketentuan ini tidak diatur didalam NPA
2.Dalam NPA audit report standar terdiri dari 2 paragraf sedangkan
dalam SPAP laporan terdiri dari tiga paragraf.
3.Dalam NPA awal paragraf scope dimulai dengan kami telah memeriksa
sedangkan dalam SPAP, dimulai dengan kami telah mengaudit
4.Dalam NPA tidak diungkapkan batasan tanggung jawab antara
manajemen dengan auditor, sedangkan dalam SPAP, diungkapkan
secara tegas bahwa Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen sedangkan auditor bertanggung jawab pada pernyataan
pendapat yang diberikannya atas laporan keuangan berdasarkan audit
yang dilakukannya.
5.Dalam NPA tidak dinyatakan secara tegas NPA yang ditetapkan oleh IAI,
sedangkan dalam SPAP dinyatakan bahwa:
a.Audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
IAI.
b.Pernyataan tentang keharusan untuk merencanakan dan
melaksanakan audit.
c.Audit yang meliputi pengujian atas dasar pengujian, bukti-bukti
yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan.
d.Penilaian atas prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifkan yang dibuat manajemen serta penilaian terhadap
penyajian laporan keuangan secara komprehensif.
6.Dalam paragraf opini menurut NPA harus dinyatakan penerapan
prinsip akuntansi secara
Konsisten dengan tahun sebelumnya sedangkan dalam SPAP, kata
konsistensi tidak lagi perlu dingkapkan.

KETERBATASAN DARI LAPORAN AUDITOR
Laporan auditor yang diterbitkan atas audit yang dilakukan atas laporan
keuangan memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan ini disebabkan
oleh beberapa faktor , yaitu:
1.Laporan audit diterbitkan setelah tanggal neraca. Oleh kerena
informasi sifatnya dinamis, sehingga ada informasi-informasi penting
yang terjadi antara tanggal neraca dengan tanggal laporan yang tidak
diungkapkan dalam laporan keuangan yang diaudit oleh auditor.
Misalnya jumlah kas, nilai piutang, nilai persediaan dan utang
2.Dalam melaksanakan audit, auditor dibatasi oleh waktu dan biaya,
sehingga dalam pemilihan data yang akan diuji auditor menggunakan
sample.
3.Dalam melaksanakan pekerjaan auditor menggunakan profesional
judgment misalnya untuk menetapkan batasan materiality.
4.Laporan audit yang diterbitkan auditor formatnya sudah diatur
didalam standar profesional akuntan publik. Dalam laporan auditor
tersebut tidak dijelaskan secara lengkap tingkat kompleksitas dari
proses audit serta keputusan auditor dalam memberikan opini. Tidak
semua pemakai jasa akuntan atau pengguna informasi dapat membaca
dan memahami laporan audit yang diterbitkan oleh auditor
SOAL TEORI
1.Jelaskan defnisi audit ditinjau dari sudut pekerjaan akuntan publik
2.Jelaskan perbedaan antara Financial statemen audit dengan
Compliance audit dan Government audit
3.Tujuan utama dari fnancial statement audit adalah untuk memberikan
pernyataan pendapat tentang tingkat kesesuaian pernyataan
manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
Pertanyaan:
a.Jelaskan kriteria yang dimaksud dalam statement diatas
b.Lembaga manakah yang berwenang untuk menyusun kriteria
tersebut di Indonesia?
4.Jelaskan hubungan antara auditing dengan akuntansi
5.Uraikan empat kondisi yang penyebab dibutuhkannya penilaian yang
dilakukan oleh akuntan publik terhadap laporan keuangan yang
disusun oleh pihak manajemen.
6.Uraikan secara singkat tujuan khusus dari audit yang dilaksanakan
oleh seorang auditor terhadap pernyataan yang disajikan manajemen
dalam laporan keuangan.
7.Laporan audit standar yang diterbitkan auditor, dibagi kedalam tiga
paragraf. Sebutkan dan jelaskan isi dari masing-masing paragraf.
8.Berapakah jenis opinion yang anda ketahui, jelaskan secara singkat
kapan masing-masing opinion tersebut diberikan auditor.
9.Jelaskan perbedaan yang sangat prinsipil antara bentuk laporan
auditor standar yang ditetapkan dalam Norma Pemeriksaaan Akuntan
dengan yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik.
Tahun berapakah terjadi perubahan tersebut?
10.Jelaskan keterbatasan dari laporan yang diterbitkan akuntan publik
atas audit yang dilakukannya terhadap laporan keuangan yang disusun
oleh manajemen perusahaan.
KASUS 1-1
Kantor Akuntan Publik JUJUR dimintak untuk mengaudit laporan
keuangan PT. SAKTI per 31 Desember 20xx. Seluruh prosedur audit
dilaksanakan kecuali audit terhadap PT Cabang selaku anak perusahaan
diaudit oleh kantor Akuntan publik ROSA. Akuntan publik JUJUR
memutuskan untuk menggunakan laporan audit yang diterbitkan oleh
Akuntan publik ROSA sebagai dasar untuk memberikan pernyataan
pendapat. Jenis opini yang diberikan oleh kantor Akuntan publik ROSA
adalah clean opinion.
Diminta:
a. Anda diminta untuk menyusun laporan audit yang akan diterbitkan oleh
Kantor Akuntan publik JUJUR
b. Jelaskan pengertian Clean opinion
KASUS 1-2
Kantor Akuntan publik Ratna melaksanakan audit terhadap laporan
keuangan PT. Djuita yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20xx. Dalam
menerapkan prosedur audit, akuntan publik tidak menghadiri perhitungan
pisik persediaan yang dilakukan perusahaan. Manajemen juga tidak
menyetujui untuk dilaksanakan konfrmasi terhadap persediaan yang
disimpan di gudang umum. Nama-nama pelanggan yang akan dikirim
konfrmasi piutang seluruhnya ditentukan oleh manajemen perusahaan,
dan jawaban konfrmasi tidak boleh dikirimkan langsung kepada akuntan
publik.
Diminta : Buatlah audit report sesuai dengan kasus diatas.
KASUS 1 3
Kantor akuntan publik Dewi dimintak PT. Roha untuk melaksanakan audit
terhadap laporan keuangan yang perakhir pada tanggal 31 Desember
200xx. Seluruh prosedur audit disetujui oleh manajemen untuk
dilaksanakan auditor. Manajemen meminta kepada auditor agar dalam
melaporkan hasil audit hanya untuk neraca tanpa laporan keuangan
lainnya.
Diminta:
a. susun audit report sesuai dengan kasus diatas
b. Beri komnetar, apakah pembatasan yang dilakukan manajemen
tersebut termasuk pada pembatasan ruang lingkup audit?
KASUS 1 - 4
PT Rosa memperoleh aktiva tetap yang bernilai Rp.120,00,000.00 melalui
sewa guna usaha. Jangka waktu sewa guna usaha 3 tahun dan pada akhit
periode sewa guna usaha diberikan hak opsi. Pada akhir periode akuntansi
perusahaan tidak menyajikan aktiva sewa guna usaha dan kewajiban sewa
guna usaha dalam neraca.
Diminta:
a.Susun audit report untuk kasus diatas
b. Jelaskan pengertian dari of balance sheet
KASUS 1 5
Sebuah kantor akuntan publik menerbitkan laporan audit standar sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Norma Pemeriksaan Akuntan
yang diterbitkan Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1973
Diminta:
a.Susun laporan audit standar sesuai dengan ketentuan Norma
Pemeriksan Akuntan tersebut.
b.Jelaskan perbedaan bentuk laporan yang diatur dalam Norma
Pemeriksanan Akuntan dengan ketentuan yang diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik.
c.Sejak kapankah terjadi perubahan format laporan audit standar di
Amerika Serikat?

Anda mungkin juga menyukai