Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KADAR GLUKOSA DARAH YANG

TERKONTROL TERHADAP PENURUNAN DERAJAT


KEGOYAHAN GIGI PENDERITA DIABETES MELLITUS
DI RS PERSAHABATAN JAKARTA
Pendahuluan
Periodontitis merupakan salah satu penyakit jaringan penyangga gigi yang paling luas penyebarannya
dalam masyarakat, dan penelitian tentang prevalensi penyakit periodontal sangat bervariasi. Penyakit
pada jaringan periodontal yang bersifat khronis dapat menyebabkan kerusakan pada serabut periodontal.
Kebersihan mulut yang buruk adalah faktor terpenting yang mempengaruhi prevalensi dan tingkat
keparahan kerusakan jaringan periodontal. Pada usia 40 tahun ke atas, pencabutan gigi lebih banyak
disebabkan oleh penyakit jaringan periodontal. Penyakit periodontal yang berlanjut dapat menyebabkan
hilangnya jaringan penyangga gigi, yang dapat mengakibatkan gigi goyah.
Dengan meningkatnya prevalensi diabetes melitus di Indonesia dapat menimbulkan dampak negatif
yaitu berupa penurunan kualitas sumber daya manusia !D"# terutama akibat penyulit menahun yang
ditimbulkannya. Kualitas !D" merupakan unsur yang sangat penting dalam masa krisis ekonomi seperti
saat ini. $leh karena itu diperlukan usaha%usaha agar !D" tersebut tetap menjadi produktif tanpa
adanya gangguan penyakit yang berarti. Diabetes "elitus adalah penyakit gangguan metabolisme
karbohidrat karena defisiensi insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah dan
adanya gula dalam urin glukosuria#. Di Indonesia saat ini penyakit D" belum menempati skala
prioritas utama dalam pelayanan kesehatan. Prevalensi D" di Indonesia sebesar &.'%(.)* pada penduduk
usia + dari &' tahun meningkat menjadi ',,* pada tahun &--). ),4,'. Di .akarta prevalensi D"
meningkat dari &,/* pada tahun &-0( menjadi ',/* pada tahun &--). D" dapat menyerang 1arga
segala lapisan umur dan sosial ekonomi, sebagian besar D" adalah tipe ( yang terjadi lebih dari -0*
biasanya pada usia 40 tahun keatas.
!elain penyakit jantung koroner, penyempitan pembuluh darah iskhemia#, nephropati, dan neuropati,
salah satu komplikasi penyakit D" adalah penyakit periodontal. Keadaan adanya D" dapat merupakan
suatu tanda meningkatnya kerentanan terhadap terjadinya infeksi, dimana D" merupakan faktor
predisposisi penting terhadap timbulnya infeksi. Di dalam mulut Diabetes "elitus dapat meningkatkan
jumlah bakteri sehingga menyebabkan adanya kelainan pada jaringan periodontal. Pada penderita D"
tipe ( dengan hiperlipidemi dijumpai adanya inflamasi gingival yang parah dan hilangnya perlekatan
pada jaringan periodontal. 2erkembangnya penyakit periodontal dengan D" mengakibatkan kerusakan
pada jaringan periodontal lebih parah sehingga gigi menjadi goyah dan akhirnya lepas. Kadar glukosa
pada penderita D" yang terkontrol dengan baik dapat menyebabkan penurunan terjadinya infeksi.
2eberapa penelitian mengkonfirmasikan bah1a D" dapat menyebabkan kegoyahan yang didahului
adanya penyakit pada jaringan periodontal. $vervie1 dari bukti penelitian tentang hal ini telah
dipublikasikan pada tahun &--4, dimana diteliti &4(, orang berusia antara ('%/4 tahun secara cross
sectional, menemukan bah1a D" merupakan penyakit sistemik yang berhubungan dengan kegoyahan
gigi dengan $34 (,)(, -'* 5I4 &,/0 6 4,,0. Dari data cross sectional, pada penelitian /( orang penderita
D" kasus baru dan 0( orang penderita D" kasus lama, serta // orang sebagai kontrol yang berusia 40%4-
tahun, dengan matching umur dan jenis kelamin, diketahui bah1a penyakit periodontal periodontitis#
lebih banyak pada penderita D" dibandingkan dengan kontrol, dan pada penderita D" kasus lama lebih
banyak daripada kasus baru. &) Pada penelitian cross sectional dan longitudinal, diketahui bah1a pada
penderita D" yang tidak terkontrol dalam 1aktu lama dapat menyebabkan terjadinya penyakit
periodontal yang lebih parah dan hilangnya gigi dibandingkan dengan D" yang terkontrol dan yang
tidak menderita D".
Dilakukan penelitian terhadap &&) orang penderita D" dengan penyakit periodontal peridontitis# yang
mendapat pengobatan do7ycicline selama ) bulan, kemudian terjadi penurunan 8b9&5 pada kelompok
intervensi p: 0,04#. Dari penelitian Penelitian pada &0( orang penderita D" dan -0 orang bukan
penderita, diketahui bah1a kehilangan gigi pada penderta D" lebih tinggi secara signifikan p+0,0&# dan
pada D" ,,/# dibandingkan pada bukan D" 4,)#. 8ilangnya gigi disini disebabkan oleh penyakit pada
jaringan periodontal yang berkurang. ;ntuk dapat mengontrol D", dengan cara mengontrol kadar glukosa
darahnya dengan 8b9&5.
Penelitian ini bertujuan menentukan menurunnya derajat kegoyahan gigi pada penderita Diabetes
"ellitus dengan terkontrolnya kadar glukosa darah dibandingkan dengan yang tidak Diabetes "ellitus.
Bahan dan Cara Kerja
Pengambilan data di lakukan 3umah !akit ;mum Persahabatan .akarta dari bilan 9pril sampai dengan
bulan .uli (00(. Pasien D" dengan gigi goyah yang berumur 40%,' tahun menjadi kelompok faktor
risiko di poliklinik <ndokrin dan pasien non D" dengan gigi goyah berumur 40%,' tahun menjadi
kelompok tanpa faktor risiko di poliklinik =igi dan "ulut. Penelitian ini merupakan penelitan
observasional dengan menggunakan desain kohort prospektif dan besar sampel untuk kelompok faktor
risiko sebanyak 0' orang dan kelompok tanpa faktor risiko sebanyak '- orang.
Pemeriksaan gigi untuk menentukan kegoyahan gigi dilakukan oleh empat orang dokter gigi yang telah
diuji kesepakatannya. >a1ancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap responden tentang kesehatan gigi. 9dapun jalannya penelitian sebagai berikut 4
Pasien D" dengan gigi goyah dan pasien non D" dengan gigi goyah diperiksa gigi status kegoyahan
gigi, status periodontal dan status kebersihan mulutnya $8I!# dengan menggunakan formulir kesehatan
gigi, kemudian di follo1%up selama ) bulan dan diperiksa ulang lagi. !tatus glukosa darah terkontrol
setelah ) bulan, dilihat dari kadar pemeriksaan dengan 8b9&5. Data yang diperoleh di analisis dengan
menggunakan uji paired sample t%test, uji%t, uji chi%s?ure, dan analisis multiple logistic regressi untuk
menilai hubungan antara kegoyahan gigi sebagai variabel dependen dengan variabel independen yang
diduga sebagai penyebab kegoyahan gigi.
Hasl dan Pe!"ahasan
!tatus kegoyahan gigi pada /4 orang setelah ) bulan drop out sebanyak && orang# dengan D"
terkontrol mengalami penurunan derajat kegoyahan gigi, sedangkan pada '- orang non D" mengalami
peningkatan derajat kegoyahan gigi. Penelitian pada penderita D" yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan terjadi penyakit periodontal yang parah dan hilangnya gigi dibandingkan dengan D"
yang terkontrol dan non D". @aktor lain yang berpengaruh terhadap kegoyahan gigi adalah penyakit
jaringan periodontal, status kebersihan mulut, pengetahuan dan sikap tentang kesehatan gigi. 9dapun
karakteristik apada kelompok D" dan non D" antara laki%laki dan perempuan tidak berbeda bermakna,
demikian juga dengan karakteristik kedua kelompok responden berdasarkan distribusi umur dan
pendidikan tidak berbeda bermakna tabel &#.
8asil evaluasi setelah di follo1%up selama ) bulan pada kelompok D" rerata derajat kegoyahan gigi pada
kelompok D" pada pemeriksaan a1al dan akhir berbeda secara bermakna pA0,0'#, -'* 5I 4 ',4&%
0,04, dengan penurunan derajat kegoyahan gigi sebanyak '&,4'*. Pada kelompok non D" rerata
derajat kegoyahan gigi pada a1al dan akhir penelitian berbeda secara bermakna pA0,0'#, -'* 5I% ',-'%%
),40, dengan peningkatan derajat kegoyahan gigi sebanyak 44,&-* tabel.(#.
Penyakit periodontal untuk kelompok D" pada pemeriksaan akhir penelitian mengalami penurunan
sebesar 44,'0* tabel ) dan tabel 4#.
;ntuk rerata kebersihan mulut $8I!# yang merupakan penjumlahan indeks debris dan kalkulus pada
kelompok D" dan kelompok non D" berbeda secara bermakna pada a1al penelitian PA0,000&# table
'#.
Kedua kelompok termasuk dalam katagori sedang, menurut kriteria penilaian >8$ katagori sedang 4 ) %
),0#. Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut antara kelompok D" dan kelompok non D" tidak
berbeda secara bermakna p+0,0'#. "engenai sikap tentang kesehatan gigi dan mulut yang meliputi
sarana menggosok gigi dan makanan yang baik untuk kesehatan gigi, pada kedua kelompok juga tidak
berbeda bermakna p+0,0'#, dan kedua kelompok mempunyai sikap yang baik terhadap kesehatan gigi.
Kes!#ulan
Kadar glukosa darah yang terkontrol pada penderita Diabetes "ellitus dapat menurunkan derajat
kegoyahan gigi sebesar '&,4' *, setelah ) bulan. 9dapun faktor yang sangat berpengaruh terhadap
penurunan kegoyahan gigi dalam penelitian ini adalah penurunan penyakit periodontal periodontitis#
pada penderita Diabetes "ellitus dengan kadar glukosa darah yang terkontrol terkendali# sebesar 44,'0*.
J$urnal Readn%
PENGARUH KADAR GLUKOSA DARAH YANG
TERKONTROL TERHADAP PENURUNAN DERAJAT
KEGOYAHAN GIGI PENDERITA DIABETES MELLITUS
DI RS PERSAHABATAN JAKARTA
Md Ayu Lely S., Indirawati T.*
Oleh &
Is!a'ul Maula ()*+(,*--()
Jadah ()*+(,*--(.
D$sen Pe!"!"n%
dr%* Sa/ul A0har
1AKULTAS KEDOKTERAN
UNI2ERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
+()+

Anda mungkin juga menyukai