Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan Teori

A. Definisi
Krisis adalah reaksi berlebihan terhadap situasi yang mengancam saat
kemampuan menyelesaikan masalah yang dimiliki klien dan respons
kopingnya tidak adekuat untuk mempertahankan keseimbangan psikologis
B. Jenis krisis
Krisis perkembangan terjadi sebagai respons terhadap transisi dari satu tahap
maturasi ke tahap lain dalam siklus kehidupan (misalnya., beranjak dari
manja ke dewasa).
Krisis situasional terjadi sebagai respons terhadap kejadian yang tiba-tiba
dan tidak terduga dalam kehidupan seseorang. Kejadian tersebut biasanya
berkaitan dengan pengalaman kehilangan (misalnya., kematian orang yang
dicintai).
Krisis adventisius terjadi sebagai respons terhadap trauma berat atau bencana
alam. Krisis ini dapat memengaruhi individu, masyarakat, bahkan negara.
C. Intervensi krisis
Intervensi krisis adalah metode pemberian bantuan terhadap mereka yang
tertimpa krisis, di mana masalah yang membutuhkan penanganan yang cepat
dapat segera diselesaikan dan keseimbangan psikis yang dipulihkan.
D. Pertimbangan Umum
1. krisis terjadi pada semua individu pada satu saat atau saat yang lain.
. Krisis tidak selalu bersi!at patologis" krisis dapat menjadi stimulus
pertumbuhan dan pembelajaran.
#. Krisis sangat terbatas dalam hal waktu dan biasanya teratasi dengan satu atau
lain cara dalam periode yang singkat ($ sampai % minggu).
&enyelesaian krisis dapat dikatakan berhasil bila !ungsi kembali pulih atau
ditingkatkan melalui pembelajaran baru. &enyelesaian krisis dinyatakan gagal
bila !ungsi tidak kembali pulih ke tingkat sebelum krisis, dan individu
mengalami penurunan tingkat !ungsional.
$. &ersepsi individu terhadap masalah yang dihadapi dapat menentukan krisis.
'etiap individu memiliki respons yang unik terhadap masalah yang
dialaminya.
5. (aktor penyeimbang merupakan hal yang penting dalam memprediksi hasil
dari respons individu terhadap krisis. )eberapa !aktor telah diidenti!ikasi
sebagai prediktor hasil yang baik (*guilera, 1++,).
- &ersepsi terhadap kejadian pencetus bersi!at realistis bukan terdistorsi.
- -ukungan situasional (misalnya., keluarga, teman) tersedia bagi individu
tersebut.
- .ekanisme koping yang mengurangi ansietas.
%. /rutan perkembangan krisis
0 &eriode prakrisis1 individu memiliki keseimbangan emosional.
0 &eriode krisis1 individu memiliki pengalaman subjekti! berupa kekecewaan,
gagal melakukan mekanisme koping yang biasa, dan mengalami berbagai
gejala.
0 &eriode pascakritis1 resolusi krisis
E. Jenis krisis
Perkembangan (maturasi): .ulai sekolah, &ubertas, 2ulus sekolah, .enikah,
.elahirkan anak, *nak-anak meninggalkan rumah, pension.
ituasiona!: )ercerai, Kematian, Kehilangan pekerjaan, Kegagalan akademik,
-iagnosis penyakit serius .
A"ventisius: )anjir, 3empa bumi, &erang, Kejahatan dengan kekerasan,
&erkosaan, &embunuhan, &enculikan, 4indakan teroris.
#. $eja!a Umum In"ivi"u %ang &enga!ami 'risis
(. $eja!a #isik:
Keluhan somatik (mis., sakit kepala, gastrointestinal, rasa sakit)
3angguan na!su makan (mis., peningkatan atau penurunan berat badan
yang signi!ikan)
3angguan tidur (mis., insomnia, mimpi buruk)
3elisah" sering menangis" iritabilitas
). $eja!a 'ognitif
Kon!usi sulit berkonsentrasi
&ikiran yang kejar mengejar
Kewtidakmampuan mengambil keputusan
*. $eja!a Peri!aku
-isorganisasi
Impulsi! ledakan kemarahan
'ulit menjalankan tanggung jawab peran yang biasa
.enarik diri dari interaksi social
+. $eja!a Emosiona!
*nsietas" marah, merasa bersalah
'edih" depresi
&aranoid" curiga
&utus asa" tidak berdaya
$. Intervensi 'risis
a. Bantuan
)antuan untuk individu yang mengalami krisi meliputi konseling melalui
telepon, hotlines, dan konseling krisis singkat (1 sampai % sesi).
)antuan untuk kelompok atau komunitas yang mengalami krisis.
Tim bantuan krisis
4im interdisipliner inimemberikan layanan bagi kelompok atau
komunitas yang mengalami kejadian krisis tertentu.
Tim bantuan ben,ana
4im ini memiliki rencana yang terorganisir untuk membantu segmen-
segmen besar populasi yang terkena bencana alam.
'onse!ing stres akibat krisis
)antuan ini ditujukan untuk kelompok pro!esional, seperti petugas rumah
sakit, polisis dan pemadam kebakaran, yang terlibat dalam situasi krisis.
b. Peran -era.at
&erawat memberikan layanan langsung pada orang-orang yang
mengalami krisis da bertindak sebagai anggota tim intervensi krisis (*5*,
1++$).
&erawat di lingkungan rumah sakit akut dan kronik membantu
individu dan keluarga berespons terhadap krisis penyakit yang serius,
hospitalisasi, dan kematian.
&erawat di lingkunagn masyarakat (mis., kantor, klinik rumah,
sekolah, kantor) memnerikan bantuan pada individu dan keluarga yang
mengalami krisis situasional dan perkembangan.
&erawat yang bekerja dengan sekelompok klien tertentu harus
mengantisipasi situasi dimana krisis dapat terjadi.
Keperawatan ibu dan anak. &erawat harus mengantisipasi krisis seperti
kelahiran bayi prematur atau lahir mati, keguguran dan lahir abnormal.
Keperawatan pediatrik. &erawat harus mengantisipasi krisis seperti
awitan penyakit serius, penyakit kronis atau melemahkan, cedera
traumatik, atau anak menjelang ajal.
Keperawatan medikal-bedah. &erawat harus mengantisipasi krisis
seperti diagnosis penyakit serius, penyakit yang melemahkan,
hospitalisasi karena penyakit akut atau kronis, kehilangan bagian atau
!ungsi tubuh, kematian dan menjelang ajal.
Keperawatan gerontologi. &erawat harus mengantisipasi krisis seperti
kehilangan kumulati!, penyakit yang melemahkan, ketergantungan, dan
penempatan di rumah perawatan.
Keperawatan darurat. &erawat harus mengantisispasi krisis seperti
trauma !isik, penyakit akut, krisis perkosaan, dan kematian
Keperawatan psikiatri. &erawat harus mengantisipasi krisis seperti
hospitalisasi akibat penyakit jiwa, stressor kehidupan karena sakit jiwa
yang serius, dan bunuh diri.
&erawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu individu mengatasi situasi krisis.
,. Prinsi- intervensi krisis
1) 4ujuan intervensi krisis adalah mengembalikan individu ke tingkat
!ungsi sebelum krisis.
2) &enekanan intervensi ini adalah memperkuat dan mendukung aspek-
aspek kesehatan dari !ungsi individu.
3) -alam intervensi krisis, pendekatan pemecahan masalah digunakan
secara sistematis (serupa dengan proses keperawatan), yang meliputi1
a. mengkaji persepsi individu terhadap masalah, serta mengkaji1
kelebihan dan kekurangan sistem pendukung individu dan keluarga.
b. .erencanakan hasil yang spesi!ik dan tujuan yang didasarkan pada
prioritas.
c. .emberikan penanganan langsung(mis., menyediakan rumah singgah
bila klien diusir rumah, merujuk klien ke 6rumah perlindungan6 bila
terjadi penganiyaan oleh suami atau istri).
d. .engevaluasi hasil dari intervensi.
4) 7ierarki .aslow. Kerangka kerja hierarki .aslow tentang kebutuhan
dapat membantu menentukan prioritas intervensi.
a. 'umber daya !isik diperlukan untuk bertahan hidup (mis., makanan,
rumah singgah, keselamatan).
b. 'umber daya sosial diperlukan untuk mendapatkan kembali rasa
memiliki (mis., dukungan keluarga, jaringan kerja sosial, dukungan
komunitas).
c. 'umber daya psikologis diperlukan untuk mendapatkan kembali
harga diri (mis., penguatan yang positi!, pencapaian tujuan).
5) &etugas intervensi krisis. &eran petugas intervensi krisis mencakup
berbagai !ungsi beriut ini.
a. .embentuk hubungan dan mengomunikasikan harapan serta
optimisme.
b. .elaksanakan peran yang akti! dan mengarahkan, bila perlu.
c. .emberikan anjuran dan alternati! (mis., membuat rujukan ke
lembaga yang tepat, seperti lembaga kesejahteraan anak atau klinik
medis).
d. .embantu klien memilih alternati!.
e. )ekerja sama dengan pro!esional lain untuk mendapatkan layanan
dan sumber daya yang diperlukan klien.
Tinjauan Proses 'e-era.atan
A. Pengkajian
1. Identi!ikasi kejadian pencetus dam situasi krisis
. 4entukan persepsi klien tentang krisis yang dihadapi, meliputi kebutuhan
utama yang terancam krisis, tingkat gangguan hidup, dan gejala-gejala yang
dialami klien.
#. 4entukan !aktor-!aktor penyeimbang yang ada, meliputi apakah klien
memiliki persepssi yang realistis terhadap krisis yang terjadi, dukungan
situasional (mis, keluarga, teman, sumber daya !inansial, sumber daya
spiritual, dukungan masyarakat), dan penggunaan mekanisme koping.
$. Identi!ikasi kelebihan klien
*pa yang terjadi pada *nda8 9 &ersepsi individu terhadap hal yang terjadi
(realistik atau terdistorsi)
*pa yang *nda pikir dan rasakan8 9 3ejala kogniti! atau emosional atas apa
yang terjadi.
*pakah *nda mengalami gejala !isik atau perubahan prilaku *nda yang
biasanya8 9 3ejala !isik, prilaku
*pakah *nda sudah pernah mengalami hal yang serupa dengan kejadian ini
dalam hidup *nda8 Kalau ya, bagaimana *nda melakukan koping pada saat
itu 8 9 &engalaman di masa lalu tentang krisis dan koping yang digunakan
.enurut *nda apa yang menjadi kelebihan pribadi *nda8 9 &engakuan
individu atas kelebihannya
'iapa yang *nda rasa sangat banyak membantu atau mendukung *nda8 9
'istem pendukung dalam hidup *nda
*pa yang telah *nda coba selama ini untuk mengatasi krisis tersebut 8 9
&enggunaan tindakan koping dalam situasi saat ini.
B. Diagnosis 'e-era.atan
(. Ana!isis
a. *nalisis persepsi unik klien terhadap krisis dan kejadian pencetusnya.
b. *nalisis keadekuatan !aktor penyeimbang dan tingkat dukungan pribadi, sosial
dan lingkungan klien.
c. *nalisis sejauh mana orang lain terpengaruh oleh krisis, seperti keluarga klien,
jaringan kerja sosial, dan masyarakat.
). Diagnosis 'e-era.atan.
4entukan diagnosa keperawatan spesi!ik untuk klien, keluarga,
masyarakart, atau gabungan dari itu, termasuk, namun tidak terbatas pada yang
berikut ini 1
a. 3angguan citra tubuh
b. Ketegangan peran pemberi asuhan
c. Koping komunitas tidak e!ekti!
d. Koping individu tidak e!ekti!
e. &enyangkalan tidak e!ekti!
!. Koping keluarga 1 potensi untuk pertumbuhan
g. -is!ungsi berduka
h. :espon pasca trauma
i. Ketidakberdayaan
j. 'indrom trauma perkosaan
k. &erubahan kinerja peran
l. -istres spiritual
m. :esiko kekerasan pada diri sendiria;orang lain
C. Peren,anaan "an I"entifikasi /asi!
1. )antu klien,keluarga, masyarakat, atau gabungan dari itu, dalam menetapkan
tujuan jangka pendek yang realistis untuk pemulihan seperti sebelum krisis.
. 4entukan kriteria hasil yang diinginkan untuk klien, kelurga, masyarakat, atau
gabungan dari itu. Individu yang mengalami krisis akan 1
a. .engungkapkan secara verbal arti dari situasi krisis
b. .endiskusikan pilihan 0 pilihan yang ada untuk mengatasinya.
c. .engidenti!ikasi sumber daya yang ada yang dapat memberikan bantuan
d. .emilih strategi koping dalam menghadapi krisis
e. .engimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi krisis.
!. .enjaga keselamatan bila situasi memburuk
D. Im-!ementasi
1. )entuk hubungan dengan mendengarkan secara akti! dan menggunakan respon
empati.
. *njurkan klien untuk mendiskusikan situasi krisis dengan jelas, dan bantu kien
mengutarakan pikiran dan perasaannya.
#. -ukung kelebihan klien dan penggunaan tindakan koping.
$. 3unakan pendekatan pemecahan masalah.
<. 2akukan intervensi untuk mencegah rencana menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
a. Kenali tanda-tanda bahaya akan adanya kekerasan terhadap diri sendiri.(mis " klien
secara langsung mengatakan akan melakukan bunuh diri, menyatakan secara tidak
langsung bahwa ia merasa kalau orang lain akan lebih baik jika ia tidak ada, atau
adanya tanda-tanda depresi)
b. 2akukan pengkajian tentang kemungkinan bunuh diri
c. singkirkan semua benda yang membahayakan dari tempat atau sekitar klien.
d. Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan jiwa untuk menentukan apakah
hospitalisasi perlu dilakukan atau tidak.
E. Im-!ementasi untuk k!ien %ang mara0 atau me!akukan kekerasan
1. 2akukan intervensi dini untuk mencegah klien melakukan kekerasan terhadap
orang lain.
a. Kenali tanda-tanda verbal adanya peningkatan rasa marah (mis" berteriak,
berbicara cepat, menuntut perhatian, pernyataan-pernyataan agresi!)
b. Kenali tanda-tanda non verbal adanya peningkatan rasa marah (mis" rahang
dikencangkan, postur tubuh menegang, tangan dikepalkan, berjalan mondar-
mandir).
2. 2akukan beberap tindakan untuk mengurangi kemarahan klien.
a. =awab pertanyaan dan tuntutan klien dengan in!ormasi !aktual dan sikap yang
mendukung serta meyakinkan.
b. )erikan respon terhadap ansietas, marah dan !rustasi yang dirasakannya.
'ebagai contoh 1 &erawat dapat mengatakan 64ampaknya *nda merasa !rustasi
karena tidak dapat pulang ke rumah sesuai keinginan *nda.6>
c. )iarkan klien mengeluarkan kemarahannya secara verbal, tunjukan bahwa
perawat menerima kemarahan ayng diperlihatkannya.
d. =angan membela atau membenarkan perilaku anda sendiri ataupun perilaku
orang lain. (mis., anggota tim pengobatan, kebijakan :umah 'akit).
e. &antau bahasa tubuh anda sendiri, gunakan postur yang rileks dengan kedua
tangan bergantung santai disamping tubuh.
!. )erikan kontrol pada klien terhadap situasi masalah dengan menawarkan
solusi alternati! untuk menyelesaikan masalah.
3. )erespons terhadap perilaku klien
a. 2indungi diri anda sendirindengan berdiri diantara klien dan pintu keluar
sehingga memungkinkan anda mudah untuk melarikan diri.
b. 2indungi orang lain dengan menginstruksikan mereka untuk meninggalkan
tempat.
c. Ikuti protokol lembaga, gunakan kode khusus untuk menghadapi kekerasan
jika ada.
4. 3unakan prinsip-prinsip penatalaksanaan kode kekerasan bila diperlukan (mis.,
bila klien mengancam akan melukai, klien yang lain atau anggota sta! atau jika
klien melempar barang-barang atau merusak perabotan).
a. &astikan untuk dilakukannya unjuk kekuatan (minimal lima sta!).
b. 4ugaskan satu anggota tim sebagai ketua, yang akan berinteraksi dengan klien
dan arahkan respons tim.
c. Ketua tim berdiri di depan, sedangkan yang lain berdiri di belakangnya dalam
dua atau tiga barisan.
d. )ila diperlukan restrain !isik, ketua tim akan memutuskan siapa yang akan
memegang kaki dan tangan, dan siapa yang akan memegang kepala (agar tidak
digigit).
e. 4im bertindak sebagai satu kesatuandan melakukan penaklukan yang
lancardan tenang.
!. 2akukan latihan dimana jika teknik-teknik ini dilakukan dapat memastikan
keamanan dan menghindarkan klien dan sta! dari cedera.
#. Eva!uasi 0asi!
&erawat menggunakan kriteria hasil yang spesi!ik dalam menentukan
e!ekti!itas implementasi keperawatan.
Keselamatan klien, keluarga, dan masyarakat dapat dipertahankan sebagai
hasil dari intervensi yang adekuat terhadap ekspresi perilaku yang tidak terkendali.
Klien mengidenti!ikasi hubungan antara stresor dengan gejalayang dialami selama
krisis.
Klien mengevaluasi solusi yang mungkin dilakukan untuk mengatasi krisis.
klien memilih berbagai pilihan solusi.
Klien kembali ke keadaan sebelum krisis atau memperbaikisituasi atau perilaku.
DA#TA1 PUTA'A
(umber: Isaa,s2 Ann. )33+. Pan"uan Be!ajar 'e-era.atan 'ese0atan Ji.a
"an Psikiatrik e"isi *. Jakarta: E$C.)

Anda mungkin juga menyukai