Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelangsungan hidup suatu organisasi salah satunya tergantung kepada kinerja
atau prestasi kerja pegawainya dalam melasanakan pekerjaan karena pegawai
merupakan unsur organisasi terpenting yang harus mendapat perhatian.
Mencapai tujuan organisasi menjadi kurang efektif apabila banyak
pegawainya yang tidak memiliki kinerja atau berprestasi dan hal ini akan
menimbulkan pemborosan bagi organisasi. Oleh karena itu kinerja atau berprestasi
pegawai harus benar-benar diperhatikan.
Untuk mengetahui konsep dasar mengenai kinerja atau prestasi kerja pegawai
maka perlu diuraikan konsep pengertian dan manfaat penilaian kinerja atau
prestasi kerja, metode dan ukuran yang digunakan, permasalahan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi penilaian kinerja atau prestasi kerja yang efektifitas penilaian
kerja dalam rangka meningkatkan motivasi kerja pegawai.
Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat didalamnya ketika
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik selaku pimpinan diberbagai
tingkatan maupun para staf, agar pekerjaannya dapat terlaksana dengan lancar dan
harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan ditetapkan
Maka unsur kerja sama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan
terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasipun dengan sendirinya akan
tercipta dalam sebuah organisasi, karena apapun bentuk instruksi, informasi dari
pimpinan ke bawahan maupun sebaliknya telaahan, masukan, laporan dari
bawahan ke pimpinan, antara sesame bawahan senantiasa dilakukan melalui proses
komunikasi. Semua aktivitas kebanyakan dicakup dalam komunikasi, dimana
komunikasi merupakan dasar bagi tindakan dan kerjasama.
Dalam melaksanakan tugasnya pimpinan puskesmas dihadapkan kepada dua
bidang tugas dan tanggung jawab yang harus dikoordinirnya secara terpadu, yaitu
bidang tekhnis medis yang dilakukan oleh para petugas medis dan bidang
administrasi. Tidak bias dipungkiri kedua bidang yang ada di puskesmas ini dalam
kenyataan saling mendukung dan melengkapi.
Dalam mengkoordinir kegiatan administrasi di puskesmas, pimpinan
puskesmas harus benar-benar dapat memanfaatkan proses komunikasi yang
dilakukannya dengan para staf administrasi sesuai menurut fungsi
komunikasi.salah satu factor penting yang mendorong karyawan mau bekerja
secara produktif adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang pada akhirnya
dapat menimbulkan semangat kerja. Untuk mengetahui konsep dasar motivasi
kerja karyawan maka perlu diuraikan pengertian motivasi serta teori motivasi.
Motivasi merupakan karakteristik psikologi manusia yang memberikan konstribusi
pada tingkat komitmen seseorang. Dengan kata lain, motivasi adalah proses
manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia untuk mencapai tujuan
tertentu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah
Bagaimana pengaruh komunikasi dan motivasi dari pimpinanPuskesmas terhadap
kinerja staf administrasi puskesmas perumnas antang

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
Definisi dari beberapa variable adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas X1 ( Komunikasi ) adalah :
Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang
bertujuan untuk merubah pengetahuan, sikap dan prilaku penerima pesan
(komunikan).
2. Variabel Bebas X2 ( Motivasi) adalah :
Suatu keadaan fisikologi yang muncul akibat adanya dorongan untuk
memenuhi kebutuhan.
3. Variabel Terikat Y ( Kinerja staf ) adalah :
Hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam
suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini meliputi penelitian yang beruang lingkup di daerah antang,
tepatnya di puskesmas perumnas antang kec Tamangapa, kota Makassar.
Penelitian ini berlangsung selama satu bulan, mengingat proses penelitian yang
dilakukan menggunakan tenaga yang banyak namun peneliti hanya satu orang.
Penelitian ini akan berlangsung pada tanggal 25 mei 2014 sampai 25 april 2014.
Batasan wilayah untuk penelitian ini hanya mencangkup satu puskesmas yakni
puskesmas perumnas antang.
D. Kajian Pustaka
E. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi dan motivasi dari
pimpinan Puskesmas terhadap kinerja staf administrasi puskesmas.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi yang baik seorang
pemimpin puskesmas terhadap kinerja para staf administrasi
2. Untuk mengetahui apa factor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dan
motivasi pimpinan puskesmas terhadap kinerja para staf administrasinya.
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang sering terjadi dalam
kinerja staf administrasi puskesmas tersebut.
4. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam kinerja staf
administrasi puskesmas tersebut.
Dari tujuan diadakannya penelitian tadi, maka adapun manfaat penelitaian
yaitu penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang urgen bagi :
1. Peneliti
a. Untuk mengetahui manfaat peran komunikasi dan motivasi terhadap
kinerja staf administrasi puskesmas.
b. Diharapkan dari penelitian ini, dapat memberi sumbangsi ilmu dan
pengalaman terhadap pemimpin puskesmas agar memperhatikan
masalah komunikasi dan motivasi untuk para staf administrasinya.
2. Keilmuan
Diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran kususnya tentang
pengembangan konsep tentang pentingnya komunikasi dan motivasi jika
ingin menjadi pemimpin puskesmas yang baik.






BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.1 Penjelasan Umum Tentang Komunikasi Dan Motivasi
Komunikasi berasal dari kata Communicare (bahasa latin) yang artinya
memberitahukan. Sedangkan menurut bahasa inggris disebut Communication yang
artinya pertukaran informasi konsep, ide, perasaan antara dua atau lebih.
Menurut Oxford Dictionary, komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar
informasi, ide, dsb. Menurut Ensiklopedia, komunikasi adalah penyelenggaraan tata
hubungan kegiatan menyampaikan warta dari satu pihak dalam suatu organisasi. Jadi
sebenarnya komunikasi itu adalah proses pernyataan antar manusia, pernyataan
manusia disini dinamakan pesan (message), dan orang yg menyampaikan disebut
komunikator (communicator), sedangkan orang yg menerima pernyataan pesan
(message) disebut komunikan (communicator). Adapun isi pesan yg disampaikan
komunikator itu adalah pikiran atau perasaan, serta lambing dengan menggunakan
bahasa lisan maupun tulisan.
Arti penting komunikasi dalam suatu perusahaan sangat penting bagi para
wirausahawan untuk mendapatkan sukses didalam bisnis. Jika tidak dapat
berkomunikasi, maka tidak mungkin bagi seorang wirausahawan dapat memperoleh
kesempatan berbisnis baik untuk menciptakan ide-ide, gagasan, maupun cara
mengembangkan usahanya. Jadi komunikasi di dalam suatu perusahaan sangat amat
penting untuk membangun suatu minat kita dalam mengembangkan tujuan yg kita
punya, dengan kita sudah punya modal berani dalam berkomunikasi, kita dapat di
pakai dalam bisnis-bisnis perusahaan. Dengan kita sudah terlatih komunikasi dengan
orang-orang banyak, maka kita sudah punya modal untuk mencapai tujuan yg kita
inginkan.
Komunikasi sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya di
perusahaan saja, di rumah maupun dimana pun kita berada pasti kita melakukan
komunikasi. setiap orang dalam menjalankan kegiatan sehari-hari tentunya
menggunakan komunikasi, misalnya, seseorang yg membeli barang akan melakukan
proses komunikasi, pembeli menyampaikan keinginan kepada penjual, dan penjual
memahami maksud/keinginan pembeli, sehingga terjadi transaksi jualbeli. Dalam hal
seperti ini telah terjadi proses komunikasi. komunikasi hanya dapat terjadi bila ada
orang yg menyampaikan pesan/disebut dengan komunikator dan yg menerima pesan,
serta adanya isi pesan yg hendak di sampaikan.
Salah satu faktor yg sangat mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan bisnis
ialah keterampilan berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi mencakup :
1. Keterampilan berbicara
2. Keterampilan mendengarkan
3. Keterampilan membaca
4. Keterampilan menulis
Keempat keterampilan tersebut harus dimiliki oleh para pemimpin perusahaan,
sekretaris, pengacara, jaksa, dll. Semua pekerjaan di dunia bisnis membutuhkan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara efektif dan efesien.
Unsur-unsur komunikasi
1. Komunikator, adalah seorang yg menyampaikan pesan atau informasi
2. Komunikan, adalah seseorang yg menerima pesan atau informasi
3. Pesan, adalah berita yg mengandung arti
4. Media, saluran/sarang yg menunjang pesan bila komunikan jauh
tempatnya/banyak jumlahnya
5. Efek/feedback, adalah pengaruh dari adanya pesan.

Proses komunikasi
Komunikasi terjadi bila unsur-unsur komunikasi melakukan proses komunikasi.
proses komunikasi adalah berlangsungnya komunikasi yg dilakukan oleh komunikan
dan komunikator, komunikator menyampaikan pesan/keinginan kepada komunikan
yg mempengaruhi sehingga komunikan menyampaikan tanggapan.
Komunikator ----> Pesan ----> Komunikan ----> umpan balik ----> komunikator
Syarat-syarat berkomunikasi
1. Pesan yg disampaikan hendaknya dapat membangkitkan keinginan pribadi
pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperolehnya.
2. Pesan yg disampaikan harus di rancang terlebih dahulu dan disampaikan
sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian sasaran yg dimaksud.
3. Pesan yg disampaikan harus menggunakan tanda-tanda yg disesuaikan dengan
pengalaman yg sama antara yg member pesan dan orang yg menerima pesan,
sehingga sama-sama mengerti.
4. Pesan yg disampaikan hendaknya mewujudkan dan menunujukan suatu jalan
untuk memperoleh keinginan yg layak.

Menurut Communicative Skill (Air University USA), komunikasi adalah suatu proses
yg mempunyai tiga komponen, yaitu :
1. Komunicator, adalah seseorang yg memindahkan arti
2. Simbol, adalah untuk memindahkan arti
3. Penerima, adalah seseorang yg menerima symbol dan menterjemahkan arti

Hambatan-hambatan dalam komunikasi
1. Kurangnya pengetahuan
2. Berbeda latar belakang pendidikan antara komunikator dengan
komunikan
3. Tidak/kurang mendalami teknologi komunikasi
4. Adanya penafsiran bahasa yg salah/berbeda
5. Jarak antara komunikator dengan komunikan
6. Melakukan komunikasi yg panjang dan bertele-tele
7. Pengaruh panca indra
8. Kurang/tidak saling mengenal tradisi masing-masing
Pengertian Motivasi, Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan.
Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi
motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk
bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap
tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat).
Menurut Wexley & Yukl (dalam Asad, 1987) motivasi adalah pemberian atau
penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan
menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses
psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi
kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan
sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan
kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian
dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal
tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah
laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada
tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). McDonald (dalam Soemanto,
1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang
yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi
merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan
setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena
setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan
berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu
perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian
tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan
bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai
tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada
gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk
bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau
keinginan yang harus terpuaskan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
1. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak
untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa
persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan
mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
2. Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu
(memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan
memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan
masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
3. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan
informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan
subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya
sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya
secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk
mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap
tekanan yang dialaminya.
5. Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam
diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu
perilaku.
b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
1. Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang
akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai
imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud.
2. Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi
tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan
perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan
kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan
kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat
memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam
kehidupan sosial.
3. Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara
efektif dengan lingkungannya;
4. Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas
dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi
motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain
yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan
dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku
dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul
imbalan.
1.2 Bentuk Komunikasi Dari Pimpinan
Komunikasi yang baik perlu untuk dilakukan di mana saja dan kepada siapa
saja, baik itu di dalam keluarga, seperti komunikasi antara orang tua dan anak, di
lingkungan pekerjaan, ataupun di lingkungan sosial masyarakat. Adapun peranan
komunikasi yang baik bagi seorang pemimpin yaitu:
a. Menyampaikan informasi
Memberikan sebuah pesan berupa fakta, data, opini, berita atau
komentar yang dibutuhkan agar komunikan dapat mengerti. Selanjutnya
diharapkan komunikan dapat beraksi secara jelas terhadap kondisi, situasi
lingkungan serta orang lain, dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Termasuk dalam kategori informasi, adalah sosialisasi hal-hal tertentu
khususnya dalam komunikasi massa.
b. Mendidik
Menyampaikan ilmu pengetahuan atau fakta ilmiah dengan tujuan
mendorong perkembangan intelektual, menambah pengetahuan dan atau
ketrampilan tertentu. Memberikan bahan diskusi untuk tujuan melatih
berpikir, adalah contoh informasi untuk mendidik.
c. Menghibur
Proses komunikasi yang berfungsi untuk memulihkan suasana hati
komuikan yang memeiliki perasaan tidak nyaman menjadi nyaman,
menghilangkan kesedihan atau menumbuhkan suasana kegembiraan. Fungsi
komunikasi yang bersifat menghibur dapat ditujukan untuk individu maupun
kelompok.
d. Mempengaruhi
Proses komunikasi yang fungsinya mengubah komunikan sehingga
terjadi perubahan dari keadaan sebelumnya. Pengaruh perubahan yang terjadi
dalam hal ini dapat berupa perubahan ideologi, perubahan sikap, perubahan
pilihan, perubahan pengertian, sampai pada perubahan kepercayaan, contoh
komunikasi yang mempengaruhi adalah pemberian motivasi kepada
komunikan, agar komunikan menjadi lebih maju dalam hal-hal terytentu.
Komunikasi untuk mengintergrasikan beberapa unsur yang berbeda supaya
menjadi kompak, menjadikan komunikasi tersebut memiliki fungsi untuk
mempengaruhi.
1.3 Bentuk Motivasi Dari Pimpinan
Dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
organisasi sangat erat kaitannya dengan kinerja staf yang membidangi tugas dan
tangung jawab yang diembannya. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut para
staf tidak terlepas dari adanya tuntutan-tuntutan kebutuhan yang diingini. Untuk
itu seorang pimpinan memang sudah selayaknya dapat memahami terhadap
tuntutan kebutuhan para stafnya dan sekaligus dapat memberikan pengertian dan
pemahaman kepada para staf , bahwa para staf dalam bekerja tidak hanya
berorientasi semata-mata kepada pemenuhan kebutuhan pribadi saja melainkan
harus dapat juga berorientasi kepada usaha-usaha target pencapaian organisasi.
Sehubungan dengan itu pimpinan Puskesmas selaku motivator terhadap para
staf harus dapat memotivasi para stafnya agar bernar-benar dapat melaksanakan
tugasnya dengan optimal sesuai tujuan organisasi Puskesmas. Oleh karena itu
pimpinan Puskesmas ditunutut untuk dapat mensinergiskan antara pemenuhan
kebutuhan pribadi staf disatu sisi dengan pemenuhan kebutuhan oranisasi dilain
pihak. Dengan terciptanya kondisi yang sedemikian rupa diharapkan akan dapat
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi para staf dalam bekerja .
Sebagaimana yang diungkapkan George R.Terry dan Leslie W.Rue (2005
:177,179,180), ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang menejer dalam
melakukan motivasi kepada staf :
1. Buatlah pekerjaan itu menarik
2. Perhatikan ganjaran-ganjaran dengan pelaksanaan
3. Adakanlah ganjaran-ganjaran yang dihargai
4. Perlakukan pegawai sebagai perorangan-perorangan
5. Doronglah partisipasi dan kooperasi
6. Adakanlah umpan balik yang tepat pada waktunya.
Pendapat yang lain mengatakan , Agar upaya organisasi-organisasi untuk
memotivasi karyawan mereka berhasil, maka pihak manajemen atau harus
menciptakan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan didalam individu, atau mereka
harus menyediakan alat-alat untuk memuaskan kebutuhan yang sudah ada pada
individu yang bersangkutan. Jadi agar dapat memotivasi karyawan, kita perlu
mengetahui sesuatu tentang kebutuhan fundamental manusia . (J.Winardi, 2004 :
347).
Sehubungan dengan pendapat di atas, maka pimpinan Puskesmas dalam
rangka menumbuhkan motivasi staf administrasi dalam bekerja, harus
memperhatikan kebutuhan fundamental para staf, dan dalam proses selanjutnya
tentu saja pimpinan Puskesmas dapat melakukan proses motivasi dengan
menggunakan teori-teori motivasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
para staf dalam pemenuhan kebutuhannya secara hirarkis dan simultan, yang tentu
saja diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan
produktivitas kerja sekaligus indikator dari peningkatan kinerja staf administrasi
di Puskesmas.
1.4 Peranan komunikasi dan motivasi dari pimpinan terhadap kinerja staf
Komunikasi ada di mana-mana baik di rumah, di kampus, di mesjid, di kantor
dan sebagainya. Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan
kepemimpinan. Bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa
komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu,
berwawasan ke depan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia
juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan
orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling
berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi
manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan
masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk
kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup
kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua
belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang
diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok,
untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai
maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi
merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk
memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk
kehidupan yang berkelanjutan.
Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat di dalamnya ketika
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, baik selaku pimpinan maupun para
staf , agar semua pekerjaan dapat terlaksana dengan lancar dan harmonis untuk
mencapai tujuan bersama yang disepakati dan ditetapkan, maka unsur kerjasama
harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka
unsur komunikasi pun dengan sendirinya akan tercipta.,karena apa pun bentuk
instruksi, informasi dari pimpinan , masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan,
antara sesama bawahan senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi..
Menurut A.W. Widjaya dan Arsyik Hawab (1987:47) semua aktivitas
kebanyakan dicakup dalam komunikasi, di mana komunikasi merupakan dasar
bagi tindakan dan kerja sama .
Bersesuaian dengan pendapat di atas menurut pendapat Effendy (2000:13)
komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi
kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media
tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang
sehingga ada efek tertentu yang diharapkan. Adapun menurut Handoko (2002:30)
komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,
informasi dari seseorang ke orang lain . Sejalan dengan itu, . Robbins (2002:310)
mengemukakan bahwa tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi :
pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan
makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan.
Komunikasi tidak sekedar menanamkan makna tetapi juga harus dipahami
Selanjutnya Permata Wulandari (2007) mengatakan bahwa peran pimpinan
dalam peningkatan komunikasi pada sebauah organisasi membutuhkan tiga hal :
pertama, semua pemain harus memiliki kemampuan yang tepat dan mengerti
komunikasi yang baik. Komunikasi bukanlah proses yang indah dan banyak
orang membutuhkan pengertian yang mendalam mengenai issue komunikasi.
Kedua, komunikasi organisasi yang efektif membutuhkan iklim atau budaya yang
mendukung komunikasi yang efektif. Lebih spesifik iklim ini akan membutuhkan
kejujuran, keterbukaan, praktik komunikasi yang baik dan tanggung jawab untuk
membuat komunikasi lebih efektif. Ketiga, komunikasi yang efektif
membutuhkan perhatian. Hal ini bukanlah sesuatu yang langsung terjadi tetapi
dikembangkan sebagai hasil usaha staf dan jajaran manajemen . Oleh karena itu
menurut Atep Adya Barata ( 2003:54).pimpinan dan para staf administrasi harus
tahu betul tentang konsep komunikasi itu sendiri agar nantinya di dalam
menjalankan aktivitas organisasinya dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan
yang diharapkan .Secara umum komunikasi dapat disebut sebagai proses
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita (informasi) antara dua orang atau
lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan dimaksud dapat dipahami.
Untuk mencapai tujuan diperlukan visi dan misi agar proses pelaksanaan
kegiatan betul-betul mencapai sasaran.. Guna mencapai visi dan misi tersebut
haruslah ada keseimbangan antara manajer dan bawahan. Keseimbangan dalam
melaksanaan suatu proses tidak akan dapat berjalan dengan lancar bilamana
terjadi gap/kesenjangan atau ada jarak antara level jabatan. Hubungan antara
pimpinan dan bawahan harus tetap terjalin baik apalagi dalam suatu wadah atau
satu instansi agar situasi lingkungan kerja akan merasa kondusif. Keberadaan
situasi yang kondusif dapat menimbulkan semangat kerja.

Motivasi Kerja
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak
atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya
yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai
upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil
suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang
untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan
didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting
dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja. Motivasi adalah kesediaan
individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan
organisasi (Stephen P. Robbins, 2001). Ada tiga elemen kunci dalam motivasi
yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran
intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk
mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan
kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya
tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan adalah kondisi
internal yang menimbulkan dorongan, dimana kebutuhan yang tidak terpuaskan
akan menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri individu.
Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan,
tertentu. Apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan terjadi
pengurangan tegangan. Pada dasarnya, karyawan yang termotivasi berada dalam
kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan
upaya.
Pada umumnya kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi.
Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah.
Kinerja seseorang kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang
dimiliki, karena terdapat faktor diri dan lingkungan kerja yang mempengaruhi
kinerja.
Peranan Motivasi kerja
Suatu organisasi merupakan bentuk formal dan merupakan wadah di mana
sistem kerja sama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang diharapkan. Secara umum tujuan
dan sasaran yang diharapkan dapat dicapai dengan pertumbuhan dan terjaminnya
kelangsungan hidup dari organisasi itu sendiri. Agar tujuan organisasi dapat
terwujud maka pimpinan harus memberikan perhatian yang serius terhadap
pegawai, serta menciptakan suatu kondisi kerja yang dapat meningkatkan
semangat kerja mereka. Hal ini dapat dilakukan antara lain memberikan motivasi
yang tepat. Menurut Berelson dan A.Stainer dalam Organisasi dan Motivasi
(1996:95) Motivasi merupakan keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang
memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan mengarah atau
menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberikan keputusan
atau mengurangi ketidakseimbangan. Orang mau bekerja untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan (fisik dan mental) baik itu kebutuhan yang disadari
maupun kebutuhan yang tidak disadari. Kebutuhan setiap orang adalah sama
misalnya setiap orang butuh makan dan minum, tetapi keinginan dari setiap orang
itu tidak sama, karena dipengaruhi oleh selera, kebiasaan dan lingkungannya.
Misalnya seseorang senang minum yang panas. Begitu juga di lingkungan
kerja,pimpinan juga sulit untuk mengetahui kebutuhan (needs) dan keinginan
(wants) yang diperlukan bawahan dari hasil pekerjaannya. Oleh sebab itu,
seorang pimpinan selalu berupaya mencari cara yang tepat untuk memberikan
motivasi kepada pegawainya.
Motivasi apakah seorang pemimpin untuk membangkitkan semangat kerja?
Apakah dengan kata-kata yang tegas untuk menjalan aturan, apakah dengan
penampilannya yang rapih, apakah dengan kecerdasannya! Yang penulis rasakan
bukan hanya seperti itu. Selain daripada itu, ada sebagian sikap seorang
pemimpin yang sering terlupakan, yaitu motivasa memberikan perhatian terhadap
bawahannya. Begitu jarang sekali seorang pemimpin menyempatkan diri
menghampiri ruang kerja bawahan, apabila mungkin apa salahnya setiap kali
datang ke kantor melakukan hal seperti itu.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer
membagikan pekerjaan kepada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan
terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Motivasi seorang pimpinan misalnya Kepala Sekolah sangatlah penting. untuk
menggerakkan kinerja Guru, TU, dan Penjaga untuk bekerja lebih optimal.
Suasana di dalam kantor pun akan terasa nyaman, sehingga para personil akan
merasa senang dalam mengerjakan tupoksinya dan merasa memiliki sekolah.
Sehingga keberadaan mereka di tempat bekerja, dalam hal ini sekolah akan terasa
bermakna.
Fungsi komunikasi dan motivasi Pimpinan sangatlah penting untuk
memberikan perubahan pada kinerja karyawan, bukan hanya sekedar komunikasi
mengenai info-info kedinasan, aturan.Motivasi juga bukan hanya sekedar
memberikan pujian dengan kata-kata melainkan komunikasi melalui tegur sapa,
bersalaman, dan mampir ke tempat kerjanya dengan ketulusan hati. Rasanya
sudah terlalu lama dan rindu terhadap situasi lingkungan kerja pada awal masuk
kerja dengan adanya tegur sapa, bersalaman antara sesama teman kerja, apalagi
dengan seorangan pimpinan minimal dengan satu instansi kerja. Perlu disadari
bahwa l hal tersebut dapat mengarah pada perubahan kinerja.
Tegur sapa lewat bertemu sejenak dengan Guru, TU, dan Penjaga di ruang
kerja para karyawan mencerminkan sang Kepala Sekolah menaruh perhatian
yang besar terhadap kondisi mereka. Sang Kepala Sekolah telah menciptakan
keseimbangan hubungan yang sehat antara unsur personalia dengan posisi dirinya
sebagai penguasa dengan segala otoritasnya namun rendah hati. Sempat
mampir kelihatannya adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Namun para Guru,
TU, dan Penjaga merasa diperhatikan oleh Kepala Sekolah. Semangat kerja
mereka biasanya meningkat karena termotivasi oleh unsur kepemimpinan yang
humanis dari sang Kepala Sekolah.
Adanya komunikasi dan motivasi lancar dan dapat diterima oleh para staf
akan menimbulkan semangat kerja., sehingga merasa nyaman dalam lingkungan
kerja . Hubungan antar sesama kerja akan tetap terjalin dan juga akan
menimbulkan kerja sama yang baik. Beberapa manfaat tegur sapa yang ramah
adalah :
1. Terjadinya keakraban; dengan tegur-sapa suasana hangat akan senantiasa
tercipta dalam perasaan setiap individu meskipun tidak saling mengenal satu
dengan lainnya.
2. Terciptanya rasa damai keakraban yang tercipta pada akhirnya tentu membuat
hati kita menjadi damai, tanpa rasa was-was meski berada di lingkurgan dan
orang-orang yang asing bagi kita.
3. Mencegah terjadinya konflik; melalui tegur sapa bisa tercipta tali
persaudaraan dan kekeluargaan yang akan mampu mencegah terjadinya
konflik.
Nabi Muhammad adalah Nabi yang paling sukses di antara para pemimpin
agama, mendapat pengakuan dunia. Berhasil membina di atasnya suatu bangsa
yang berhasil menyalakan ilmu pengetahuan yang terkemuka, bahkan menjadi
sumber kebangunan Eropa. Proses perubahan yang digerakkan oleh Muhammad
adalah proses evolusi. Proses itu berlangsung dengan mekanisme interaksi dan
komunikasi sosial, dengan imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Strategi
perubahan kebudayaan yang dicanangkannya adalah strategi yang sesuai dengan
fitrah, naluri, bakat, azas atau tabiat-tabiat universal kemanusiaan. Stratagi dan
dikumandangkannya strategi mencapai salam, mewujudkan perdamaian,
mewujudkan suatu kehidupan yang sejahtera, dan persaudaraan.
Perubahan budaya menyangkut aspek rohaniah, seperti keyakinan, nilai-nilai,
pengetahuan, dan penghayatan seni. Norma hubungan antara anak dengan
orangtua, antara peserta didik dengan pendidik, antara bawahan dengan atasan,
antara santri dengan kiai, termasuk pola hubungan antar tetangga merupakan
jenis perubahan budaya. Norma-norma ini ,meskipun mengalami perubahan,
tidak bisa secepat perubahan barang-barang peradaban.
Jalinlah komunikasi yang baik untuk mempererat persahabatan, hangatkan
sesekali dengan canda/humor segar. Jangan sampai kita menganggap atau
dianggap patung oleh rekan sejawat, tidak ada komunikasi dan tegur sapa, karena
hal ini sama sekali tidak nyaman rasanya. Pastikan kita selalu berparas manis dan
ramah, perhatikan kepentingannya, dan tidak berlebihan dalam
bercanda.Memberikan perubahan pada kinerja bukan hanya terpicu oleh undang-
undang dan peraturan pemerintah yang berlaku saat ini, melainkan proses
komunikasi dan motivasi di dalamnya.
1.5 Kinerja Staf Administrasi
Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan
(individual Performance) dengan kinerja organisasi (Organization Performance).
Suatu organisasi pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan
oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan
kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya
yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut.
Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur pegawainya karena itu
dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja
dari pegawainya. terdapat beberapa pengertian dari kinerja yang diungkapkan
oleh beberapa pakar berikut ini.
1. Adapun pengertian kinerja, yang dikemukakan oleh Agus Dharma dalam
bukunya Manajemen Prestasi yaitu sebagai berikut:
Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi kerja
yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan kerja berkaitan dengan
penggunaanperalatankantor.(Dharma,1991:105)
2. Sejalan dengan pengertian tersebut, A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam
bukunya Evaluasi Kinerja SDM, mengatakan bahwa:

Kinerja Karyawan (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
(Mangkunegara,2005:9)
3. Sedangkan penegertian Kinerja pegawai menurut Bambang Kusriyanto yang
dikutip oleh Harbani Pasolong dalam bukunya Teori Administrasi Publik
adalah
Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi.
(Pasolong, 2007:175)
4. Adapun pengertian kinerja menurut Stephen Robbins yang diterjemahkan
oleh Harbani Pasolong:
Kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
pegawai dibandingkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.(Pasolong,2007:176)
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat ahli diatas,
dapat ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil
pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat
menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Kinerja pegawai tidak
hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja, tetapi juga
sangat dipengaruhi oleh semangat kerjanya.
1.6 Kerangka konsep
Dalam pergaulan kehidupan manusia sehari-hari antara individu dengan
individu, maupun individu dengan kelompok tidak akan pernah terlepas dari
proses komunikasi. Dalam menjalani kehidupannya individu (manusia)
senantiasa berhubungan dengan kelompok / organisasi, bahkan organisasi pun
membutuhkan individu-individu untuk menggerakkan organisasi tersebut.
Dengan adanya komunikasi yang baik diyakini suatu organisasi akan dapat
berjalan lancar dan berhasil dalam meraih tujuannya, begitu juga sebaliknya
apabila kurang kondusifnya suasana komunikasi di suatu organisasi dapat
dipastikan akan tersendatnya aktivitas dan pencapaian tujuan sebuah orgnisasi.
Seiring dengan itu, pimpinan Puskesmas yang ada di Kabupaten Bintan
sebagai organisasi yang ada dijajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan dalam
bentuk institusi teknis dibidang pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dituntut
agar memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan itu pimpinan Puskesmas dengan segala daya dan upaya
diharapkan dapat mengoftimalkan peran serta seluruh karyawan yang ada di
lingkungan Puskesmas dibawah kepemimpinannya sehingga fungsi Puskesmas
benar-benar dapat terlaksana sebagaimana mestinya, seperti yang diutarakan
Hatmoko (2006:3) 1). Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di
wilayah kerjanya., 2). Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya
dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat., 3). Memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.
Upaya untuk mengoptimalkan karyawan tersebut, khususnya karyawan staf
administrasi yang memeberikan kontribusi positif walaupun secara tidak lansung
kepada pelayanan kesehatan masyarakat, sesungguhnya terkait erat dengan
kemampuan komunikasi pimpinan Puskesmas dalam berkomunikasi dengan staf
administrasi. Adapun bentuk komunikasi dari pimpinan Puskesmas kepada staf
administrasi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk :
1. Petunjuk (Instruksi)
2. Keterangan umum
3. Perintah
4. Teguran
5. Pujian
Yuwono (1978:7)
Melalui komunikasi dari pimpinan Puskesmas kepada staf administrasi
diharapkan para staf administrasi dapat memperoleh pengetahuan, pengertian-
pengertian dan kebijakan-kebijakan pimpinan yang berkaitan erat dengan
pencapaian program, serta mampu melaksanakannya, lebih jauh lagi dapat untuk
menjaga konsistensi dan kontiniutas pelaksanaan dan pencapaian program
kesehatan di Puskesmas.
Untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas admnisttrasi di Puskesmas berdaya
guna dan berhasil guna maka sangat ditentukan oleh kinerja dari staf administrasi
itu sendiri dalam menyelesaikan program-program kerja mereka. Hal ini
disamping berkaitan erat kemampuan komunikasi pimpinan Puskesmas juga tak
kalah pentingnya ialah kemampuan memotivasi staf administrasi agar dengan
kecakapan (ability) yang mereka miliki untuk terus bekerja dengan semangat
yang tinggi sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan organisasi.
Kertonegoro (1994:225) menyatakan bahwa dalam mencapai tujuannya,
organisasi sangat dipengaruhi oleh keberhasilan upaya yang dilakukan oleh
anggotanya. Upaya tersebut tercermin dalam tugas yang diberikan kepadanya
maupun upaya-upaya yang berasal dari dalam dirinya yang memiliki dorongan
kuat untuk memberhasilkan tercpainya tujuan organisasi tersebut .
Menurut Abraham Maslow dalam Milkovich dan Boudreau (1990:167)
berpendapat bahwa individu-individu bekerja dalam organisasi didasari pada lima
tingkatan kebutuhan manusia yaitu :
1. Physiological needs (kebutuhan fisiologis)
2. Safety security needs (kebutuhan rasa keamanan)
3. Sicial needs (kebutuhan sosial)
4. Esteems needs (kebutuhan penghargaan)
5. Self-actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri)
Dengan terciptanya motivasi dari pimpinan Puskesmas kepada para staf
administrasi, tentu saja akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja
staf administrasi dalam menjalankan tugas mereka sehari-hari.
Kinerja yang merupakan terjemahan dari kata Job Performance atau prestasi
kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya dalam batas waktu tertentu. Menurut Husein Umar
(1998:261) menyatakan bahwa prestasi kerja diukur dari beberapa komponen
yaitu sebagai berikut :
1. Mutu pekerjaan,
2. Inisiatif
3. Kehadiran,
4. Sikap,
5. Kerjasama,
6. Kehandalan,
7. Pengetahuan tentang pekerjaan,
8. Tanggungjawab,
9. Pemanfaatan waktu.
Seorang pimpinan disamping perlu mengetahui teori-teori motivasi, perlu juga
mendalami karakteristik atau karakter individual para pegawai bawahannya,
sehingga diharapkan dalam memotivasi para pegawainya dapat dilakukan dengan
tepat. Bila motivasi seseorang tinggi atau motifnya tinggi untuk berprestasi
tinggi, maka pegawai akan mampu untuk mencapai kinerja optimal. Selanjutnya
prestasi kerja merupakan gambaran dari kemampuan dan minat seorang pekerja,
kemampuan tingkat penerimaan penjelesan mengenai delegasi dan wewenang
tugas dan tingkat kesejahteraan seorang pegawai. Semakin tinggi faktor tingkat
kesejahteraan pegawai berupa pemberian insentif dan tunjangan yang diterima
pegawai maka semakin besar pengaruhnya terhadap prestasi kerja. Agar pegawai
mempunyai kinerja yang baik, selain mereka harus memiliki komitmen terhadap
organisasi, mereka juga harus memilki motivasi kerja yang baik. Motivasi kerja
ini berkaitan dengan prestasi kerja. Oleh karena itu, pada hakekatnya motivasi
kerja seseorang dapat dipengaruhi beberapa factor baik yang berasal dari dalam
dirinya (internal) maupun motivasi yang datangnya dari luar dirinya (eksternal).
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli sebagaimana yang telah diuraikan
diatas, baik berkenaan dengan komunikasi maupun motivasi yang dilakukan
pimpinan Puskesmas terhadap staf administrasi pada Puskemas di Kabupaten
Bintan yang dilakukan secara parsial maupun secara bersamaan, merupakan suatu
aspek yang penting dan mesti mendapat perhatian yang serius dalam rangka
mendapatkan kinerja yang baik di jajaran staf administrasi pada Puskesmas di












BAB III

A. Jenis Dan Lokasi Penelitian
Adapun jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif
sebagaimana di ungkapkan oleh (Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan
sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik
pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat
induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna
daripada generalisasi. Oleh karena itu sang peneliti menggunaakan metode atau
jenis penelitian ini.
Sedangkan untuk lokasi penelitian, peneliti mengambil lokasi di perumnas
antang, kec Tamangapa kota Makassar di kerenakan peneliti melihat ada hubungan
antara komunikasi dan motivasi pemimpin puskesmas di sana terhadap kinerja staf
administrasinya.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
analitik. dimanaSurvey analitik ialah survey atau penelitian yang mencoba
menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian
melakukan analisis dinamika korelasi antar fenomena, baik antara faktor risiko
dengan faktor efek, antar faktor risiko maupun antar faktor efek. Secara garis besar
survey analitik dibedakan dalam 3 pendekatan (jenis), yakni analitik cross
sectional, survey analitik case control (retrospective), dan survey analitik cohort
(prospective).
C. Populasi dan sampel
Populasi pada penelitian ini adalah para staf administrasi di puskesmas prumnas
Antang sedangkan sampel pada penelitian ini berjumlah 8 orang staf administrasi
puskesmas antang.



D. Metode Pengumpulan data dan Instrumen penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode pengumpulan dengan mengambil data
primer dan menggunakan instrument data:
1. Observasi Langsung
Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata
tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan
sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini
digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang
bagimana peroses dan kebiasaan membaca pada mahasiawa Fakulatas Psikologi
Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku,
perkembangan, dan sebagainya tentang pengaruh komunikasi dan motivasi
pemimpin di puskesmas Antang terhadap kinerja staf administrasinya. sewaktu
kejadian tersebut berlaku sehingga tidak menggantungkan data dari ingatan
seseorang. Observasi lansung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang
tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara
verbal.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si
penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara)6.
Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas
dan kongkret tentang pengaruh komunikasi dan motivasi pemimpin di puskesmas
Antang terhadap kinerja staf administrasinya. Dalam penelitian ini, peneliti akan
mengadakan wawancara dengan staf administrasi di puskesmas prumnas antang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo,
pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga
masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dari uraian di atas
maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-
catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.
Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret
tentang pengaruh komunikasi dan motivasi pemimpin di puskesmas Antang
terhadap kinerja staf administrasinya
E. Validitas dan Reliabilitas instrument
Menurut Moleong kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu : (1)
kepercayaan (kreadibility), (2) keteralihan (tranferability), (3) kebergantungan
(dependibility), (4) kepastian (konfermability)9. Dalam penelitian kualitatif ini
memakai 3 macam antara lain :
1. Kepercayaan (kreadibility)
Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang
berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. ada beberapa teknik untuk
mencapai kreadibilitas ialah teknik : teknik triangulasi, sumber, pengecekan
anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat,
dan pengecekan kecakupan refrensi.
2. Kebergantungan (depandibility)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya
kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data
sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering
dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan
pengalaman, waktu, pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses
penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dipendability oleh
ouditor independent oleh dosen pembimbing.
3. Kepastian (konfermability)
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan
dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian
yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis data
Untuk teknik pengolahan data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
program SPSS untuk mengolaha data primer kemudian di analisis menggunakan
uji analisis yang ada di dalam program SPSS tersebut. Selain itu juga
menggunakan metode Analisis deskriptif-kualitatif yang merupakan suatu tehnik
yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul
dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang
diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan
menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut M. Nazir bahwa tujuan
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.

Anda mungkin juga menyukai