Anda di halaman 1dari 3

Elisabeth Carolina P.

1251184
Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Penjualan dan Penagihan.
Setiap transaksi dan jumlah pendapatan atas penjualan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
akan dimasukkan ke satu akun neraca, yaitu piutang usaha atau penyisihan piutang tak
tertagih. Tetapi hal ini tidak berlaku pada penjualan tunai. Tujuan keseluruhan dari audit
siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang
dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. Terdapat lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan :
1. Penjualan (penjualan tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih
Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan Terkait
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan untuk
mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk
dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh pelanggan dan diakhiri dengan konversi
barang atau jasa yang menjadi piutang usaha.
Delapan fungsi untuk siklus penjualan dan penagihan :
1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan
Penerimaan pesanan pelanggan (customer order) sering kali diikuti dengan pesanan
penjualan (sales order). Pesanan pelanggan yaitu permintaan barang dagang yang
diajukan oleh pelanggan. Pesanan penjualan yaitu dokumen untuk
mengkomunikasikan deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang yang
dipesan oleh pelanggan.
2. Pemberian Kredit
Pemberian kredit harus disetujui oleh orang yang berwenang. Praktik pemberian
persetujuan yang lemah sering kali menghasilkan piutang ragu-ragu yang berlebihan
dan piutang usaha yang mungkin saja tidak dapat ditagih.


3. Pengiriman Barang
Pengiriman barang merupakan titik awal siklus di mana perusahaan akan
menyerahkan aktiva. Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman
barang, yang menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan
data yang relevan lainnya. Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan
dan pegiriman barang antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara
elektronik ketika barang telah dikirimkan, dan secara otomatis akan membuat faktur
penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan.
4. Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan
Aspek paling penting dari penagihan yaitu :
Semua pengiriman telah ditagih (kelengkapan = completeness)
Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadian = occurrence)
Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat (keakuratan = accuracy)
5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran, dan
pencatatan kas, yang mencangkup uang tunai, cek, dan transfer dana elektronik.
Semua penerimaan kas harus disetorkan atau didepositokan ke bank dengan jumlah
yang benar secara tepat waktu dan dicatat dalam file transaksi penerimaan kas untuk
menghindari kemungkinan adanya pencurian.
6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Pengurangan Penjualan
Apabila seorang pelanggan merasa tidak puas dengan barang yang dibelinya, sering
kali penjual menerima retur barang atau memberikan pengurangan harga. Perusahaan
akan menyiapkan laporan penerimaan atas barang yang diretur. Retur dan
pengurangan penjualan dicatat dalam file transaksi retur penjualan dan pengurangan,
serta file induk piutang usaha. Memo kredit adalah dokumen yang mengindikasikan
pengurangan jumlah dari pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga.
7. Penghapusan Piutang Usaha Tak Tertagih
Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tertentu tidak dapat ditagih, perusahaan
harus menghapusnya. Hal ini terjadi setelah pelanggan mengajukan kebangkrutan atau
penagihan piutangnya diserahkan kepada agen penagihan. Akuntansi yang benar akan
mensyaratkan penyesuaian untuk piutang tak tertagih tersebut.
8. Penyediaan Piutang Tak Tertagih
Perusahaan diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya, karena itu prinsip-
prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutang tak
tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan tidak dapat tertagih.

Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi
penjualan

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal
untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah yang penting dalam
pengendalian ini yaitu :
Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.
Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi
penjualan.
Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu mengaitkannya
dengan tujuan .
Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian
dan kelemahannya bagi setiap tujuan.

Anda mungkin juga menyukai