Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Sudah beribu-ribu tahun manusia tinggal dan hidup di bumi dengan selalu dinaungi
langit. Di langit yang cerah kita dapat melihat benda-benda langit berupa planet,
matahari, bulan, bintang, meteor, dan pada waktu-waktu tertentu meteor. Kemunculan
benda-benda langit dan berbagai fenomena alam lainnya yang berulang secara teratur,
menyebabkan kita dapat mengenal dimensi waktu. Selanjutnya dimensi waktu ini
menjadi penting sekali dalam pengamatan fenomena alam secara umum.
Astronomi sebagai bagian dari sains merupakan ilmu yang paling awal dalam
peradaban manusia, yang sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum jaman Babilonia
kuno. Pada masa itu sudah tertarik untuk mengetahui gejala-gejala alam dengan
mengamati perubahan yang terjadi di langit yang kemudian banyak melahirkan mitos-
mitos dan muncul ilmu astrology, yang ,mempelajari tentang pergerakan benda-benda
langit seperti matahari, bulan, plane-planet dan bintang-bintang, yang dipercaya
mempunyai dampak atau pengaruh terhadap kehidupan seseorang. Orang-orang
Romawi mempunyai andil yang sangat besar dalam perkembangan ilmu astronomi
maupun astrologi.
Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia juga sejak
lama menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan
pengematan dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan
langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa misalnya
dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan
umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.
Astronomi tidak melulu tentang mengamati fenomena angkasa. Astronomi adalah
sains dunia yang bersangkutan dengan bermacam badan angkasa dan struktur dunia
skala luas umum. Agar astronomi di Indonesia tetap berkembang nantinya, asronomi
harus tetap berpusat pada perubahan dinamis dan siap sedia terhadap semua tantangan.
(Wiramihardja, Suhardja D, 2010)
Bidang ini berkembang ke arah sain yang mengajarkan tentang pergerakan
lokasi,dan alam fisik dari seluruh badan angkasa. Astronomi khusus berdasarkan pada
metode parakteknya, karena lebih tentang sains dari pada melakukan percobaan di
laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
Kemegahan wajah astronomi dengan pertanyaan mendasari tentang alam dan asal
usul akrab dalam kehidupan modern kita, misalnya eksistensi matahari, bintang
terdekat ke bumi kita, yang menjadi tempat bergantung manusia.
Dalam aktivitasnya, astronomi juga menyumbangkan pengembangan ilham dari
bidang lain, tidak hanya fisika, kimia, dan metematika, tapi juga geologi, biologi, dan
disiplin ilmu lainnnya. Astronomi memberikan feedback pada sains-sains itu dengan
penemuan, konsep dan tantangan baru. Dalam teknologi, misalnya, penemuan radio
rendah suara, detector, dan teknik prosesing gambar merupakan fakta-fakta kontribusi
astronomi bagi disiplin ilmu lain.
Astronomi di Indonesia juga dihargai akan reputasinya yang baik di antara
komunitas internasional.
Indonesia pernah mendapatkan kepercayaan mengadakan The 9
th
Asian Pasific
Regional Meeting of the IAU pada tahun 2005 di Bali. Eveneven lain seperti The
International Olympiad on Astronomy and Astrophysics yang juga diadakan di
Bandung tahun 2008..
Astronomi cukup diminati di Indonesia, terbukti dari beberapa kali Indonesia
meraih medali di ajang bertajuk International Astronomy Olympiad (IAO), yang
merupakan prestasi Indonesia sejak mengikuti olimpiade astronomi tahun 2003. Ajang
ini diikuti oleh siswa dari tingkat SD, SMP dan SMA.
Tabel 1.1 Prestasi Indonesia dalam olimpiade astronomi





Sumber: Hasil data olah primer
Keterangan
IAO : International Astronomy Olympiad
IOAA : International Olympiad on Astronomy and Astrophysics
Event Negara Tahun Emas Perak Perunggu
IAO VIII Sweden 2003 0 2 1
IAO IX Ukraine 2004 1 1 4
IAO X China 2005 0 2 2
IAO XI India 2006 0 3 2
IAO XII Ukraine 2007 1 0 3
IOAA Thailand 2007 1 2 1
IAO XIII Italy 2008 0 2 1
IOAA II Indonesia 2008 4 4 1
Jumlah n n 7 16 15
Universitas Sumatera Utara
Selain itu di Indonesia juga banyak klub-klub astronomi yang mengindikasikan
besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap ilmu astronomi. Klub-klub tersebut
antara lain:
Tabel 1.2 Klub-klub astronomi di Indonesia
Nama Klub Alamat
Astronomy Gd. PBNU, Lt. 4 Jl. Kramat Raya No. 164
Jakarta
Astronomy clubs perum. Munggur 2 no.2B- Sidoarum
Yogyakarta
Indo Sky Gazer Jakarta
Irian Astronomy Club Iiriansyahputra
Langit Selatan Setia Budi, bandung
Raveea AC Bogor
SCASTRON (Seventeen Club of
Amateur Astronomy)
J l.Sunu No.11 Makassar
CASA | Club Astronomi Santri
Assalaam
Surakarta, Jawa tengah
Surabaya Astronomi Club Surabaya
Klub Astronomi Polaris Jakarta

Sumber: Hasil olah data primer
Pembangunan Indonesia dimasa mendatang tergantung kepada kemampuan
manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya secara
harmonis dengan lingkungan dan dapat dinikmati oleh manusia lain. Hal ini hanya
akan dapat terjadi apabila dilakukan peningkatan sumber daya manusia. Medan sebagai
salah satu kota terbesar di Indonesia sudah layak memiliki suatu fasilitas ilmu
pengetahuan dan tekhnologi yang diperuntukan bagi masyarakat Medan pada
khususnya, dalam hal ini fasilitas ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan ilmu astronomi. Suatu fasiliatas dimana diperkenalkan kepada masyarakat
secara mudah dan menarik melalui berbagai kegiatan peragaan interaktif yang
memberikan informasi mengenai ilmu astronomi dan antariksa.
Hal ini sesuai dengan Visi Pemerintahan kota Medan, yaitu : Mewujudkan
Kota Medan sebagainkota metropolitan bercirikan masyarakat madani yang menguasai
IPTEK dan bermuatan IMTAQ serta berwawasan lingkungan. Sebagai kota
Metropolitan, masa depan yang ingin diwujudkan adalah kota Medan dengan fisiknya
yang modern, didukung oleh Infrastruktur ekonomi dan social yang lengakap dan
handal, dengan masyarakat yang menguasai iptek, imtaq, dan diwarnai oleh adanya
mobilitas orang, produksi, dan perdagangan yang tinggi, sekaligus merupakan pusat
kegiatan pemerintahan, kegiatan ekonomi regional maupun internasional.
Agar perkembangan ilmu tekhnologi antariksa dan astronomi dapat terus
ditumbuh kembangkan hingga kegenerasi berikutnya, maka perlu adanya
pemasyarakatan pengetahuan antariksa dikalangan pelajar dan mahasiswa khususnya
masyarakat luas pada umumnya.pada saat ini yang terjadi adalah pelajar kurang
mendalami dan mencintai ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan terjadinya
kejenuhan terhadap ilmu. Dalam rangka membangkitkan motivasi serta merangsang
pelajar dan masyarakat untuk menyadari bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang
menarik untuk dipelajari, oleh karena itu diperlukan beberapa usaha untuk
memudahkan pengertian tentang gambaran, fenomena dan peranan yang dilandasi
prinsip-prinsip visual psikologis, eksploratif dan atraktif, khususnya dibidang ilmu
astronomi.
Selain itu saat ini Indonesia hanya memilki 3 planetarium yaitu Planetarium
Jakarta, Planetarium Angkatan Laut Surabaya, dan Planetarium Jagad Raya
Tenggarong di Kalimantan Timur yang membuat tidak semua orang bisa
mengunjunginya. Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia sudah seyogyanya
memilki sebuah planetarium sebagai salah satu sarana pendidikan dan penelitian
dibidang ilmu astronomi.
Planetarium juga sebagai sarana untuk memperkenalkan bidang pendidikan ini
kepada masyarakat awam, menumbuh kembangkan minat serta ilmu pengetahuan
dan tekhnologi antariksa kepada para pelajar dan mahasiswa dan juga untuk
memajukan penelitian dan pengembangan ilmu astronomi di Indonesia pada umumnya
sebagai manifestasi partisipasi Indonesia dalam mensosialisasikan program PBB
berkaitan dengan masalah bumi dan angkasa luar. Selain itu planetarium juga dapat
Universitas Sumatera Utara
menjadi salah satu alternative tempat rekreasi warga Medan yang kenyataannya
memiliki kekurangan tempat rekreasi untuk pelajar, keluarga dan masyarakat umum.

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari perancangan Planetariun ini adalah:
1. Menciptakan suatu wadah ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibidang astronomi
agar pelajar pada khususnya dan masyarakat pada umumnya memiliki ketertarikan
dan pengembangan minat dibidang ini.
2. Menyebarkan informasi yang menyangkut astronomi dan ilmu pengetahuan serta
teknologi antariksa agar masyarakat Medan menjadi masyarakat yang menguasai
IPTEK, khususnya dibidang astronomi.
3. Memperkenalkan dan menumbuhkembangkan minat pelajar pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya dalam bidang ilmu astronomi.
4. Merencanakan Medan sebagai salah satu kota metropolitan yang didukung sarana
dan prasarana yang lengkap dibidang pendidikan (ilmu astronomi) dengan
didirikannya planetarium di Medan.
5. Menyediakan tempat rekreasi yang bersifat edutainment, yaitu edukatif (mendidik)
dan entertainment (hiburan) di Medan.

1.3 Permasalahan
1.3.1. Perumusan Masalah
1. Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan pembangunan kawasan dan
dapat menambah potensi kawasan serta wilayah kota.
2. Bagaiman merancang suatu sarana rekreasi yang nyaman dan cocok untuk segala
usia dan tingkatan ekonomi.
3. Bagaimana menerapkan tema perancangan kedalam fisik bangunan agar
perencanaan pembangunan proyek ini tepat sasaran.
4. Bagaimana membangun citra suatu fasilitas yang baru pertama kali ada dikota
Medan untuk memenuhi maksud dan tujuan dari perencanaannya (melalui
bentukan-bentukan massa bangunan).
5. Bagaimana penerapan metoda struktur dan konstruksi yang efektif untuk
optimalisasi fungsi dan tampilan bangunan.

Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Identifikasi Masalah
Aspek Manusia
Kurangnya minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya dibidang astronomi.
Masih sedikitnya minat pelajar dan masyarakat kota Medan untuk mempelajari
bidang ilmu astronomi meskipun terlihat sangat antusias bila menyaksikan
fenomena luar angkasan yang sedang berlangsung.
Metoda pembelajaran yang kurang efektif yang masih diterapkan disekolah-
sekolah dikota Medan sehingga menimbulkan ketertarikan terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kurangnya sarana rekreasi untuk pelajar dan masyarakat, terutama yang
bersifat edutainment.

Aspek Perkotaan dan Lingkungan Tapak
Belum adanya fasilitas serupa di kota Medan khususnya dan di Sumatera Utara
pada umumnya.
Pemilihan lokasi yang tepat sesuai dengan karakter bangunan agar bangunan
dapat beroperasi secara optimal.
Pencapaian kelokasi kasus proyek harus mudah khususnya untuk kalangan
pelajar dan mahasiswa.
Tersedianya sarana transportasi umum untuk mencapai lokasi proyek.

Aspek Bangunan
Pengolahan massa bangunan yang dapat mencerminkan fungsi dan isi
bangunan.
Penerapan tema simbolik kedalam fisik bangunan secara keseluruhan.
Penggabungan fungsi edukatif dan entertainment dalam satu sarana.
Pengolahan ruang dalam dan ruang luar yang terintegrasi dan memiliki alur
yang jelas.
Penggunaan metoda struktur dan konstruksi yang tepat sesuai dengan efektifitas
fungsi bangunan.


Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Perancangan
Seperti yang sudah dibahas pada latar belakang masalah yang ada, keberadaan
planetarium yang menawarkan fasilitas yang nyaman dan lengkap berhubungan dengan
ilmu astronomi, dimana fasilitas yang di tawarkan merupakan kenyamanan, informasi
tentang benda-benda langit, simulasi bintang, interior dan exterior yang indah dan enak di
lihat, kepuasan jasmani sehingga dapat memberikan kepuasan bagi para penggemar ilmu
astronomi yang sukamelihat susunan simulais bintang di teater bintang dari pada hanya
menonton dirumah melalui VCD / DVD serta dapat memancing penggemar ilmu
astronomi yang menyukai atau yang puas hanya mencari dari internet dirumah untuk
menikmati fasilitas dan kelebihan yang disajikan oleh planetarium ini yang tidak
didapatkan mereka di rumah maupun ditempat lain. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah
suasana, kenyamanan, dan pelayanannya.

1.5 Metode pendekatan
Pendekatan pendekatan yang dilakukan dalam proses pengembangan konsep dan
perancangan antara lain :
Studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan
untuk mendapatkan informasi dan bahan literature yang sesuai dengan materi
laporan untuk memperkuat fakata secara ilmiah.
Studi banding proyek dan tema sejenis yang mendukung proses perencanaan dan
perancangan yang diperoleh dari buku, majalah, internet, ataupun survey lapangan
untkuk mendapatkan fasilitas dan gubahan masa yang sebagai referensi.
Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan studi perpustakaan untuk mendapatkan data
sebagai landasan teori dengan membaca literature, buku, tabloid, internet, dan
media lain yang berhubungan dengan perancangan interior Planetarium.
Penerapan langgam Arsitektur Metafora sebagai tema dan dasar konsep
perancangan pada kasus proyek yaitu Palnetarium Medan .
Planetarium sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan minat masyarakat kota
Medan akan astronomi sekaligus sebagai tempat rekreasi ilmiah.

1.6 Lingkup Kajian
Lingkup kajian yang dilakukan dalam perencanaan kasus proyek Planetarium
Medan adalah hal-hal yang berkaitan dengan :
Universitas Sumatera Utara
1. Pemahaman terhadap kasus proyek yaitu Planetarium melalui studi literature,
mencakup pemahaman terhadap kebutuhan dan kelayakan akan lokasi, pola
aktifitas yang terjadi didalamnya dan kebutuhan akan ruang-ruang dan
bentukannya.
2. Pemahaman terhadap tema yaitu Arsitektur Metafora dan penerapannya kedalam
perancangan Planetarium.
3. Pengertian ilmu astronomi dan hal-hal yang dipelajari didalam bidang ilmu
tersebut, yang merupakan bahan penelitian, pengembangan dan pameran dalam
fungsi kasus proyek.

1.7 Batasan
Ditekankan pada segi arsitektural dalam hal pengolahan benuk, ruang, system
struktur dan utilitas (terutama pencahayaan dan pengahwaan) yang merupakan esensi dari
arsitektur guna menggali eksistensi dari wujud, isi dan aplikasi yang terkandung dalam
filosofi ilmu astronomi dan diselaraskan dengan lingkungan urban.

1.8 Asumsi-Asumsi
Dengan pertimbangan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi
asumsi sebagai dasar penerapan dan perancangan proyek, di antaranya.
Kepemilikana bangunan diasumsikan sebagai milik swasta dengan penekanan
sebagai fungsi bangunan wisata.
Kondisi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan layak untuk didirikan
bangunan dengan peruntukan lahan sesuai dengan RUTRK kota Medan.
Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia semakin meningkat.










Universitas Sumatera Utara
1.9 Kerangka Berpikir




























Diagram 1.1 Kerangka berpikir
J udul : PlanetariumMedan
Tema : Arsitektur Metafora
Identifikasi Masalah
(Perumusan masalah)
Maksud dan Tujuan
Latar Belakang
Studi Lapangan Pengumpulan Data
Studi Pustaka
Wawancara
Peraturan
Kriteria
Perancangan
Standarisasi
Masalah
Analisa
Prospek Potensi
Konsep Perancangan Pendekatan Desain Pendekatan Desain
Pra-rancangan
Desain Akhir
Alternatif
Gambar, maket, laporan
F
E
E
D

B
A
C
K
F
E
E
D

B
A
C
K
Universitas Sumatera Utara
1.10 Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan :
Berisi kajian tentang latar belakang perencanaan pembangunan bangunan
astronomi dan planetarium, maksud dan tujuan, masalah perancangan, manfaat
perancangan, lingkup dan batasan dan metode pendekatan.
Bab II Deskripsi Proyek :
Berisi tentang pembahasan mengenai terminology judul, pemilihan lokasi,
deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi
dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.
Bab III Elaborasi Tema :
Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interprestasi tema, keterkaitan
tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.
Bab VI Analisa Perancangan :
Menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional,
analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.
Bab V Konsep Perancangan :
Menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan
sebagai alternatif pemecahan masalah.
Lampiran :
Merupakan hasil keluaran berupa Gambar hasil Perancangan Arsitektur dan
Dokumentasi dan Maket.
Daftar Pustaka :
Berisi daftar pustaka yang dugunakan sebagai literature selama proses perencanaan
dan perancangan kasus proyek.







Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai