Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman I yang memaparkan tentang Data
Monografi Desa Cijambu Kabupaten Sumedang.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, teman-teman dan khususnya kepada dosen
pembimbing sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi bisa teratasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
yang telah membantu. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amin.



Jatinangor, 30 April 2013

Penulis





DAFTAR ISI



Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Pendahuluan
Pembahasan
Penutup
Lampiran
Daftar Pustaka












BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Monografi Desa dan Kelurahan adalah himpunan data yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa dan Pemerintah yang tersusun secara sisitematis, lengkap, akurat dan
terpadu dalam penyelangaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan.
Desa dan Kelurahan mempunyai peranan yang sangat menetukan, karena keberhasilan
terhadap pelaksanaan berbagai program pemerintah pada semua tingkatan sangat tergantung
kepada penyusunan perencanaan yang berpangkal pada data dan informasi yang disusun
pemerintah desa dan pemerintah kelurahan secara sistematis, lengkap, akurat dan terpadu.
Desa dan Kelurahan merupakan sasaran segenap pelaksanaan urusan pemerintahan,
tumpuan dan ujung tombak dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pembinaan masyarakat serta sebagai sumber data dan informasi dalam
penetapan berbagai kebijakan pemerintah.
Penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan di tingkat desa dan kelurahan yang
semakin meningkat, membawa akibat penyelenggaraan administrasi pemerintah desa dan
pemerintah kelurahan semakin penting artinya dalam upaya mewujudkan desa dan kelurahan
yang mampu melaksanankan fungsi pemerintahan secara efisien dan efektif.
Penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan ditingkat desa dan
kelurahan yang terus meningkat menuntut pengembangan sistem administrasi pemerintah
desa atau pemerintah kelurahan yang semakin meningkat pula, khususnya dalam upaya
mewujudakan desa dan kelurahan yang mampu berfungsi sebagai sumber data dan informasi
bagi semua kegiatan pemerintah dan pembangunan.
Dalam upaya penyajian data administrasi pemerintah desa dan kelurahan secara
menyeluruh, terpadu, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya perlu disususn
dalam bentuk monografi desa dan kelurahan.





1.2 Tujuan
Monografi desa dan kelurahan untuk:
1. Memperoleh data dan informasi mengenai penyelenggraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pembinaan masyarakat secara sistemaris, lengkap,akurat dan
terpadu.
2. Memudahkan pengelolaan data dan informasi yang siap disampaikan kepada
pemerintah ditingkat atas desa dan kelurhan.
3. Memfungsikan desa dan kelurahan dalam kedudukannya sebagai sumber data
informasi dalam penetapan kebijakan pemerintah.




















BAB II
PEMBAHASAN

A. POTENSI UMUM
Desa cijambu memiliki letak geografis yaitu terletak di titik koordinat 73'1"S dan
10838'58"E. Desa cijambu terletak di kecamatan tanjung sari, sumedang , Jawa Barat.

1. a. Batas Wilayah
Batas Desa/kelurahan
Kecamatan
Sebelah utara Desa Rancakalong
Rancakalong
Sebelah selatan Desa Kadakajaya
Tanjungsari
Sebelah timur Desa Sukawargi
Pamulihan
Sebelah barat Perhutani
-

b. Penetapan Batas dan Peta Wilayah
Penetapan Batas Dasar Hukum
Peta Wilayah
Sudah ada Perdes Nomor : 05 tahun 2011
Ada
Belum ada Perda Nomor
-

2. Luas Wilayah Menurut Kegunaan
Luas Pemukiman
55,25 ha/m
2

Luas Persawahan
73,12 ha/m
2

Luas Perkebunan
34,096 ha/m
2

Luas Kuburan
3 ha/m
2

Luas Pekarangan
5,64 ha/m
2

Luas Taman - ha/m
2

Perkantoran - ha/m
2

Luas Prasarana umum lainnya
29,78 ha/m
2

Total luas
200,888 ha/m
2


TANAH SAWAH
Luas
Sawah Irigasi Teknis - ha/m
2

Sawah Irigasi setengah Teknis 70,12 ha/m
2

Sawah Tadah Hujan 3 ha/m
2

Sawah Pasang Surut - ha/m
2

Total luas 73,12 ha/m
2


TANAH KERING
Luas
Tegal/Ladang 154,81 ha/m
2

Pemukiman 55,25 ha/m
2

Pekarangan 5,64 ha/m
2

Total luas 215,70 ha/m
2


TANAH BASAH
Luas
Tanah Rawa - ha/m
2

Pasang surut - ha/m
2

Lahan gambut - ha/m
2

Situ/waduk/danau - ha/m
2

Total luas
- ha/m
2


TANAH PERKEBUNAN
Luas
Tanah perkebunan rakyat 34,096 ha/m
2

Tanah perkebunan negara - ha/m
2

Tanah perkebunan swasta - ha/m
2

Tanah perkebunan perorangan - ha/m
2

Total luas 34,096 ha/m
2


TANAH FASILITAS UMUM
Luas
Kas Desa/Kelurahan 17,34 ha/m
2

a. Tanah bengkok - ha/m
2

b. Tanah titi rasa - ha/m
2

c. Kebun Desa - ha/m
2

d. Sawah Desa - ha/m
2

Lapangan olahraga 0,7 ha/m
2

Pekantoran pemerintah 0,11 ha/m
2

Ruang publik/taman kota
- ha/m
2

Tempat pemakaman Desa/Umum 3 ha/m
2

Tempat pembuangan sampah
- ha/m
2

Bangunan sekolah/perguruan tinggi 0,17 ha/m
2

Perkantoran
- ha/m
2

Fasilitas pasar
- ha/m
2

Terminal
- ha/m
2

Jalan 3,5 ha/m
2

Daerah tangkapan air
- ha/m
2

Usaha perikanan
- ha/m
2

Sutet/aliran listrik tegangan tinggi
- ha/m
2

Total luas 24,82 ha/m
2



TANAH HUTAN
Luas
Hutan lindung 992,3 ha/m
2

Hutan produksi 48 ha/m
2

a. Hutan produksi tetap ha/m
2

b. Hutan terbatas ha/m
2

Hutan konservasi ha/m
2

Hutan adat ha/m
2

Hutan asli ha/m
2

Hutan sekunder ha/m
2

Hutan buatan ha/m
2

Hutan mangrove ha/m
2

Hutan suaka ha/m
2

a. Suaka alam ha/m
2

b. Suaka margasatwa ha/m
2

Hutan rakyat ha/m
2

Total luas 1.040,3 ha/m
2


3. Iklim
Curah hujan
400 Mm
Jumlah bulan hujan 7 Bulan
Kelembaban -
Suhu rata-rata harian 30
0
C
Tinggi tempat dari permukaan tanah 1200 mdpl

4. Jenis dan Kesuburan Tanah
Warna tanah (sebagian besar) Hitam
Tekstur tanah Lempungan
Tingkat kemiringan tanah 45 derajat
Lahan kritis - ha/m
2

Lahan terlantar - ha/m
2

Tingkat erosi tanah
Luas tanah erosi ringan 20 ha/m
2
Luas tanah erosi sedang 4 ha/m
2

Luas tanah erosi berat - ha/m
2

Luas tanah yang tidak ada erosi 10,2 ha/m
2


5. Topografi
Wilayah Desa Cijambu berada pada ketinggian antara 850 1200 meter diatas
permukaan laut (dpl), dengan topografi berbukit dan sebagian landai sampai rata.
Dengan Topografi yang demikian, maka Desa Cijambu cocok untuk kegiatan
usahatani tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman perkebunan serta
komoditi peternakan yang bernilai ekonomis cukup tinggi.
Jenis tanah yang terdapat di Desa Cijambu pada umumnya terdiri dari jenis tanah
latosol, andosol dan aluvial. pH tanah berkisar antara 5 7,5. Struktur tanah lempung
berpasir serta liat.
Bentangan Wilayah

Desa/kelurahan dataran rendah Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan berbukit-bukit Ya
47,6 ha/m
2

Desa/kelurahan dataran tinggi/pegunungan Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan lereng gunung Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan tepi pantai/pesisir Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan kawasan rawa Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan kawasan gambut Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan aliran sungai Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan bantaran sungai Tidak - ha/m
2

Letak

Desa/kelurahan kawasan perkantoran Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan kawasan pertokoan/bisnis Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan kawasan campuran Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan kawasan industri Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan kepulauan Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan pantai/pesisir Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan kawasan hutan Ya
100 ha/m
2

Desa/kelurahan taman suaka Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan kawasan wisata Ya
8 ha/m
2

Desa/kelurahan perbatasan dengan negara lain Tidak - ha/m
2

Desa/kelurahan perbatasan dengan provinsi lain Tidak
ha/m
2

Desa/kelurahan perbatasan dengan kabupaten
lain
Tidak
ha/m
2

Desa/kelurahan perbatasanantar kecamatan lain Tidak
ha/m
2

Desa/kelurahan DAS/bantaran sungai Tidak
ha/m
2

Desa/kelurahan rawan banjir Tidak
ha/m
2

Desa/kelurahan bebas banjir Tidak
ha/m
2

Desa/kelurahan potensi tsunami Tidak
ha/m
2

Desa/kelurahan rawan jalur gempa bumi Tidak
ha/m
2

Orbitasi

Jarak ke ibu kota kecamatan
9,6 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan
dengan kendaraan bermotor
0,25 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan
dengan beralan kaki atau kendaraan bermotor
2 jam
Kendaran umum ke ibu kota kecamatan
50 unit
Ada
Jarak ke ibu kota kabupaten/kota
27 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
dengan kendaraan bermotor
0,5 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
dengan beralan kaki atau kendaraan non
bermotor
4 jam
Kendaran umum ke ibu kota kabupaten
- unit
Tidak
Jarak ke ibu kota provinsi
31 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan
kendaraan bermotor
0,75 jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan
beralan kaki atau kendaraan non bermotor
5 jam
Kendaran umum ke ibu kota provinsi
- unit
Tidak

B. PERTANIAN
Desa cijambu memiliki lahan pertanian yang cukup berpotensi terutama dalam
bidang hortikultura, menurut sejarahnya areal pertanian di desa cijambu ini cukup
terkenal, yaitu di sektor peternakan dan perkebunan rakyat. Menurut warga sekitar
peternakan yang terkenal adalah peternakan milik mang dudu yang hingga kini
masih bertahan. Warga sekitar juga masih menganut sistem perkebunan rakyat
hingga saat ini dan hasilnya pun cukup melimpah. Namun sayangnya seiring
perkembangan zaman lahan yang dulunya banyak kini kian menipis.

1. Tanaman Pangan
a. Pemilikan Lahan Pertanian Tanaman Pangan
Jumlah keluarga memiliki tanah
pertanian
855 keluarga
Tidak memiliki 57 keluarga
Memiliki kurang 1 ha 862 keluarga
Memiliki 1.0-5.0 ha 50 keluarga
Memiliki 5.0-10 ha - Keluarga
Memiliki lebih dari 10 ha - Keluarga
Jumlah total keluarga petani 1912 keluarga

b. Luas Tanaman Pangan Menurut Komoditas Pada Tahun 2013
Jagung 11 ha 3 ton/ha
Kacang kedelai - Hh
a
- ton/ha
Kacang tanah - hh
a
- ton/ha
Kacang panjang
- hh
a
- ton/ha
Kacang mede - hh
a
- ton/ha
Kacang merah - hh
a
- ton/ha
Padi sawah 35 ha 1,5 ton/ha
Padi ladang 20 ha 0,8 ton/ha
Ubi kayu 5 ha 10 ton/ha
Ubi jalar 2 ha 5 ton/ha
Cabe 7 ha 1,5 ton/ha
Bawang merah 0,2 ha 3,5 ton/ha
Bawang putih
- hh
a
- ton/ha
Tomat 7 ha 15 ton/ha
Sawi - hh
a
- ton/ha
Kentang 1 ha 7 ton/ha
Kubis 30 ha 42 ton/ha
Mentimun - hh
a
- ton/ha
Buncis 30 ha 3 ton/ha
Brokoli - hh
a
- ton/ha
Terong 1 ha 2,5 ton/ha
Bayam - hh
a
- ton/ha
Kangkung - hh
a
- ton/ha
Kacang turis - hh
a
- ton/ha
Umbi-umbian lain - hh
a
- ton/ha
Selada - hh
a
- ton/ha
Talas
- hh
a
- ton/ha
Wortel - hh
a
- ton/ha
Tumpangsari 5 ha 1,2 ton/ha

c. Kepemilikan Lahan Buah-Buahan
Jumlah keluarga memiliki tanah pertanian 600 Keluarga
Tidak memiliki 547 Keluarga
Memiliki kurang 10 ha 600 Keluarga
Memiliki 10-50 ha
Keluarga
Memiliki 50-100 ha
Keluarga
Memilki 100-500 ha
Keluarga
Memiliki 500-1000 ha
Keluarga
Memiliki lebih dari 1000 ha
Keluarga
Jumlah total keluarga petani 600 Keluarga

d. Hasil tanaman dan luas tanaman buah-buahan
Jeruk 1 Ha 2 Ton/Ha
Alpukat 10 Ha 6 Ton/Ha
Mangga 0,5 Ha 2 Ton/Ha
Rambutan
- Ha - Ton/Ha
Manggis
- Ha - Ton/Ha
Salak
- Ha - Ton/Ha
Apel
- Ha - Ton/Ha
Pepaya 0,5 Ha
- Ton/Ha
Belimbing
- Ha - Ton/Ha
Durian
- Ha - Ton/Ha
Sawo
- Ha - Ton/Ha
Duku
- Ha - Ton/Ha
Kokosan
- Ha - Ton/Ha
Pisang 30 Ha 11 Ton/Ha
Markisa
- Ha - Ton/Ha
Lengkeng
- Ha - Ton/Ha
Semangka
- Ha - Ton/Ha
Limau
- Ha - Ton/Ha
Jeruk nipis 1 Ha 0,5 Ton/Ha
Melon
- Ha - Ton/Ha
Jambuair
- Ha - Ton/Ha
Nangka
- Ha - Ton/Ha
Sirsak
- Ha - Ton/Ha
Kedongdong
- Ha - Ton/Ha
Anggur
- Ha - Ton/Ha
Melinjo
- Ha - Ton/Ha
Nanas
- Ha - Ton/Ha
Jambu klutuk
- Ha - Ton/Ha
Murbei
- Ha - Ton/Ha

d. Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Tanaman Buah-buahan
Dijual langsung ke konsumen Ya
Dijual ke pasar Ya
Dijual melalui KUD Ya
Dijual melalui tengkulak Ya
Dijual melalui pengecer Ya
Dijual ke lumbung desa/kelompok Ya
Tidak dijual Ya

2. Tanaman Apotik Hidup dan Sejenisnya
Jenis Tanaman Luas (ha) Hasil Panen (Ton/ha)
Jahe 0,7 ha 1,5 Ton/ha
Kunyit 1 ha 1 Ton/ha
Lengkuas 1 ha 1 Ton/ha
Mengkudu
- Ha - Ton/Ha
Daun Dewa
- Ha - Ton/Ha
Kumis Kucing
- Ha - Ton/Ha
Buah Merah
- Ha - Ton/Ha
Sambiloto
- Ha - Ton/Ha
Temulawak 0,5 ha 2,8 Ton/ha
Temu Hitam
- Ha - Ton/Ha
Temu Putih
- Ha - Ton/Ha
Temu Putri
- Ha - Ton/Ha
Temu Kunci
- Ha - Ton/Ha
Daun Sirih
- Ha - Ton/Ha
Kayu Manis 0,25 ha 1 Ton/ha
Daun Sereh 0,1 ha 2 Ton/ha
Mahkota Dewa
- Ha - Ton/Ha
Akar Wangi
- Ha - Ton/Ha
Kencur
- Ha - Ton/Ha
Jamur
- Ha - Ton/Ha
Dewi-Dewi
- Ha - Ton/Ha


3. Perkebunan
a. Pemilikan Lahan Perkebunan
Jumlah keluarga memiliki tanah
Perkebunan
600 keluarga
Tidak memiliki - keluarga
Memiliki kurang 10 ha 594 keluarga
Memiliki 10-50 ha 6 keluarga
Memiliki 50-100 ha - keluarga
Memilki 100-500 ha - keluarga
Memiliki 500-1000 ha - keluarga
Memiliki lebih dari 1000 ha - keluarga
Jumlah total keluarga perkebunan 600 keluarga
Kepemilikan usaha perkebunan yang
dimiliki Negara
-
Jumlah total perkebunan 30 Ha

b. Luas dan Hasil Perkebunan Menurut Jenis Komoditas
Jenis
Swasta / Negara
Rakyat
Luas (ha) Hasil (kw/ha) Luas (ha)
Hasil (kw/ha)
Kelapa - - - -
Kelapa sawit - - - -
Kopi - - 10 15
Cengkeh - - - -
Coklat - - - -
Pinang - - - -
Lada - - - -
Karet - - - -
Jambu mete - - - -
Tembakau - - 15 35
Pala - - - -
Panili - - - -
Jarak pagar - - - -
Jarak kepyar - - - -
Tebu - - - -
Kapuk - - - -
Kemiri - - - -
Teh - - 1 0,5

c. Pemasaran Hasil Perkebunan
Dijual langsung ke konsumen Tidak
Dijual kepasar hewan Tidak
Dijual melalui KUD Tidak
Dijual melalui tengkulak Ya
Dijual melalui pengecer Ya
Dijual kelumbung desa/kelurahan Tidak
Tidak dijual Tidak

4. Kehutanan

a. Luas lahan menurut pemilikan

Milik Negara - Ha
Milik adat/ulayat - Ha
Perhutani/Istansi Sektoral 1.038,7 Ha
Milik masyarakat perorangan - Ha
Total 1.038,7 Ha

b. Hasil Hutan
Kayu 15.000.000 M
3
/th
Madu lebah - Liter/th
Rotan - Ton/th
Damar - Ton/th
Bambu 150.000 M
3
/th
Jati - M
3
/th
Nilam - Ton/th
Lontar - Ton/th
Sagu - Ton/th
Enau 40 Ton/th
Mahoni - M
3
/th
Cemara - M
3
/th
Kayu cendana - Ton/th
Kayu gahru - Ton/th
Sarang burung - Ton/th
Meranti - M
3
/th
Kayu besi - M
3
/th
Kayu ulin - M
3
/th
Kemenyan - Ton/th
Gambir - Ton/th
Minyak kayu putih - Ton/th
Gula enau 7,5 Ton/th
Gula lontar - Ton/th
Arang - Ton/th

c. Kondisi Hutan
Kondisi hutan Baik Rusak
Total
Hutan
bakau/mangrove
- Ha - Ha - Ha
Hutan produksi 1.040,3 Ha - Ha 1.040,3 Ha
Hutan lindung - Ha - Ha - Ha
Hutan margasatwa - Ha - Ha - Ha
Hutan suaka alam - Ha - Ha - Ha

d. Dampak Yang Timbul Dari Pengolahan Hutan
Pencemaran udara Tidak
Pencemaran air Tidak
Longsor/erosi Ya
Bising Tidak
Kerusakan biota/plasma nuftah hutan Tidak
Hilangnya sumber mata air Tidak
Kebakaran hutan Tidak
Terjadinya kekeringan/sulit air Tidak
Berubahnya fungsi hutan Tidak
Terjadinya lahan kritis Tidak
Hilangnya daerah tangkapan air
(cacthment area)
Tidak
Musnahnya habitat binatang hutan Tidak

e. Mekanisme Hasil Pemasaran Hutan
Dijual langsung ke konsumen Tidak
Dijual kepasar Tidak
Dijual melalui KUD Tidak
Dijual melalui tengkulak Ya
Dijual melalui pengecer Ya
Dijual ke lumbung desa/kelurahan Tidak
Tidak dijual Tidak

5. Peternakan

a. Jenis Populasi Ternak
Jenis Ternak Jumlah Pemilik
Perkiraan Jumlah Populasi
Sapi 509 Orang 811 Ekor
Kerbau - Orang - Ekor
Babi - Orang - Ekor
Ayam kampung 1.503 Orang 3.252 Ekor
Jenis ayam broiler - Orang - Ekor
Bebek 5 Orang 30 Ekor
Kuda - Orang - Ekor
Kambing 5 Orang 20 Ekor
Domba 663 Orang 3.325 Ekor
Angsa 3 Orang 15 Ekor
Burung puyuh 1 Orang 12 Ekor
Kelinci 33 Orang 151 Ekor
Burung walet - Orang - Ekor
Anjing 60 Orang 107 Ekor
Kucing 85 Orang 121 Ekor
Ular cobra - Orang - Ekor
Burung onta - Orang - Ekor
Ular pithon - Orang - Ekor
Burung
cendrawasih
- Orang - Ekor
Burung kakatua - Orang - Ekor
Burung beo 1 Orang 1 ekor
Burung merak - Orang - Ekor
Burung langka
lainnya
- Orang - Ekor
Buaya - Orang - Ekor

b. Produksi Peternakan
Susu 1.001.880 Kg/th
Kulit - M/th
Telur - Kg/th
Daging 275 Kg/th
Madu - Lt/th
Bulu - Kg/th
Air liur burung walet - Kg/th
Minyak - Lt/th
Hiasan/lukisan - Unit/th
Cendrawasih - Unit/th

c. Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak
Luas tanaman pakan ternak
(rumput gajah, dll)
250 Ha
Produksi hijauan makanan
ternak
15 Ton/ha
Luas lahan gembalan - Ha
Dipasok dari luar desa/kelurahan -
Disubsidi dinas - Ton
- Ton

d. Pemasaran hasil ternak
Dijual langsung ke konsumen Ya
Dijual kepasar hewan Ya
Dijual melalui KUD Ya
Dijual melalui tengkulak Ya
Dijual melalui pengecer Ya
Dijual ke lumbung
desa/kelurahan
Tidak
Tidak dijual Ya

e. Ketersediaan Lahan Pemeliharaan Ternak / Padang Penggembalaan
Milik masyarakat umum - Hha
Milik perusahaan peternakan
(ranch)
- Hha
Milik perorangan - Hha
Sewa pakai - Hha
Milik pemerintah - Hha
Milik masyarakat adat - Hha
Milik KUD 0,2758 Ha

C. KOMODITAS PERTANIAN DAN SISTEM BUDIDAYANYA
Cijambu adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Tanjung Sari yang terkenal
dengan produksi tanaman hortikulturanya. Tomat, kubis, dan durian adalah contoh dari
tanaman hortikultura yang paling menonjol. Berikut adalah beberapa tanaman holtikultura
yang akan dibahas, yaitu :
1. Durian (Durian (Ingg.), Durio zibethinus Murr. (Latin))
Budidaya:
Sebagai batang bawah digunakan tanaman yang berasal dari biji yang telah
berumur 4-8 bulan
Meski tanaman durain relatif tahan naungan sebaiknya lokasi penanamannya
terbuka
Setelah penyerbukan dan terbentuk pentil buah, sebaiknya segera dibungkus untuk
mencegah serangan penggerek buah.
Untuk mencegah buah matang jatuh ke tanah, sebaiknya buah diikat dengan tali
rafia ke cabang terdekat.

Hama dan Penyakit:
Hama utama durian adalah penggerek buah dan batang (lubang pada batang
sebaiknya disumbat dengan ter/kapas atau kapas yang telah dicelupkan ke
insektisida). Hama lain yang mengganggu adalah kutu daun (kuning) dan kutu
kapas (putih). Penyakit yang mengganggu durian adalah penyakit busuk leher
batang, penyakit busuk batang dan busuk bergetah.

Panen:
Ciri buah yang telah tua adalah bila diketuk menghasilkan suara yang nyaring.
Hasil panen 10-200 buah per pohon dengan berat 1.5 - 5 kg per buah (tergantung
varietasnya).

2. Mangga (Mango (Ingg.), Mangifera indica L. (Latin)
Dari potensi produksi 120 kg/pohon, tanaman mangga di Indonesia hanya
menghasilkan 40 kg/pohon. Produktivitas per tahun beberapa mangga unggul antara
lain mangga Golek-31 sebesar 52,3 kg/pohon, mangga Manalagi-69 sebesar 36,5
kg/pohon dan mangga Arumanis-143 sebesar 54,7 kg/pohon.
Musim panen mangga berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember. Musim
panen mangga terjadi seragam di Jawa dan Bali. Pada bulan November terjadi
panen raya mangga. Harga buah mangga cenderung menurun setelah panen raya.
Hal ini disebabkan preferensi konsumen beralih ke jenis buah-buahan yang
lain. Harga mangga akan menaik lagi menjelang panen bersamaan menaiknya
preferensi konsumen. Pembungaan di luar musim menjadi kurang ekonomis bila
belum didapatkan pemasaran yang memerlukan suplai kontinyu.
Untuk menghasilkan buah mangga yang berproduksi tinggi dengan kualitas yang
baik serta pelaksanaan penanganan pasca panen dan pemasarannya dilakukan hal-hal
sebagi berikut :
Budidaya:
Bibit yang digunakan adalah bibit yang sehat dengan tinggi sekitar 50 cm (berusia
6-8 bulan). Bibit ditanam pada lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm dengan
jarak tanam 5 m x 5 m. Setelah tanaman mencapai tinggi 1 m batang utama
dipangkas dengan menyisakan tanaman setinggi 80 cm dari permukaan
tanah. Tunas yang muncul dipelihara 3-4 buah yang baik (sudut 90 120
o
)
untuk menghasilkan cabang primer. Pemangkasan kedua dilakukan 3-6 bulan
setelah pemangkasan pertama/tinggi tunas mencapai 1 m seperti pemangkasan
kedua untuk menghasilkan cabang sekunder. Begitu selanjutnya hingga
pemangkasan ketiga untuk menghasilkan cabang tersier sehingga diperoleh pola
percabangan 1-3-9-27. Produksi buah mangga dimulai dari percabangan tersier.
Pembungaan di luar musim bisa dilakukan dengan menggunakan zat pengatur
tumbuh seperti KNO
3
, CEPA, dan Paklobutrazol. Namun seringkali pembungaan
di luar musim ini menghasilkan buah dengan mutu rendah.
Buah yang terbentuk, setelah berumur 30 40 hari dibungkus dengan kertas
setelah sebelumnya disemprot dengan pestisida.
Tanaman yang ukuran tajuknya melebar luas dan tinggi dipangkas berat hingga
ukuran tajuk 1,75 m dengan tinggi 3 m. Ukuran tajuk pohon sangat penting
karena akan mempengaruhi kemudahan pemeliharaan serta pemanenan
buah. Tanaman yang tua juga dipangkas berat sehingga tinggal tersisa
tunggulnya saja setinggi 1-1,5 m. Pemangkasan seperti ini bertujuan untuk
meremajakan pohon sehingga tidak perlu dilakukan pembongkaran tanaman.
Pemanenan:
Pemanenan buah mangga dilakukan ketika telah memenuhi ciri-ciri buah mangga
yang matang, yaitu :
Adanya lapisan lilin buah
Bentuk buah sudah padat penuh terutama pada bagian ujung
Bila buah diketuk menghasilkan nada tingi
Buah akan tenggelam bila dimasukkan ke dalam air
Tangkai buah kering
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari pada jam 07.00 09.00 atau pada
sore hari jam 16.00 karena produksi getah rendah.
Pencucian:
Buah mangga yang telah dipanen dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran
yang menempel terutama sisa-sisa getah yang menenempel di kulit
buah. Pemakaian pestisida (benomyl) pada saat pencucian dilakukan untuk
mencegah serangan hama dan penyakit pasca panen. Pencucian dilakukan
dengan cara hot water dip, yaitu pertama buah di cuci dengan air dingin lalu
direndam dalam air panas.
Sortasi dan Grading:
Sortasi dan grading dilakukan untuk memperoleh buah dengan ukuran, tingkat
kematangan dan kualitas yang seragam. Sortasi bertujuan untuk memisahkan
buah yang layak jual dan tidak layak dijual agar diperoleh buah yang seragam
bentuk, warna, ukuran dan kematangannya sedangkan grading dilakukan untuk
memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar, sedang, kecil atau sangat
kecil).
Sortasi dan grading sangat penting untuk dilakukan agar buah yang dipasarkan
terjaga mutunya. Buah yang rusak akan mempercepat kerusakan buah yang
lainnya dalam kemasa
3. Kubis/Kol (Cabbage (Ingg.), Brassica oleraceae var. capitata (Latin))
Famili: Brassicae
Syarat Tumbuh
Kubis bunga membutuhkan tanah yang subur dan cukup mendapat air, tetapi tidak
tergenang. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah loam berpasir dan ber-pH antara 5,5-
6,5. Selain itu, kubis bunga menyukai daerah yang bersuhu antara 20-25C. Suhu yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
bunganya terganggu. Sedangkan suhu optimum untuk pertumbuhan dan
perkembangannya adalah 17C.

Budidaya
Pengolahan Tanah yang akan ditanami kol bunga diolah sedalam 1020 cm karena
perakarannya dangkal. Agar kesuburannya terjamin, tanah perlu dipupuk dengan
pupuk kandang yang telah matang berdosis 5 kg/m2. Kemudian, tanah dibiarkan
selama 7-10 hari agar cukup mendapatkan sinar matahari, lalu dicangkul untuk
kedua kalinya. Selanjutnya dibuat bedengan berukuran lebar sekitar 120 cm dan
panjang sekitar 300 cm. Di antara bedengan dibuat parit, selebar 30 cm, dan saluran
drainase. Setelah itu, tanah siap ditanami.
Persemaian Benih kol bunga perlu disemai sebelum ditanam. Caranya, benih ditabur
dalam barisan yang teratur di bedeng persemaian. Jarak antarbarisan sekitar 10 cm.
Setelah ditabur, benih segera ditutup tipis dengan tanah. Pada hari ke-12 biji yang
tumbuh baik segera disapih dengan jarak (10 x 10) cm. Tindakan ini bertujuan agar
pertumbuhan bibit menjadi baik sekaligus merupakan seleksi karena benih yang
jelek (tidak tumbuh) langsung dibersihkan (dibuang). Bibit berada dipersemaian
hingga berumur sekitar enam minggu atau sudah berdaun 5-6 helai.
Penanaman Kol bunga membutuhkan banyak air terutama pada masa
pertumbuhannya. Oleh karena itu, penanaman sebaiknya dilakukan pada permulaan
musim hujan. Penanaman pada musim kemarau dapat dilakukan asal penyiramannya
intensif. Bibit yang telah disemai ditanam di bedeng penanaman dengan jarak dalam
barisan antara 45-55 cm dan jarak antar-barisan kira-kira 60-70 cm. Waktu
penanaman sebaiknya dipilih sore hari agar bibit yang baru ditanam tidak langsung
terkena sinar matahari, terlebih sinar yang terik.
Panen:
Kubis dapat dipanen 2-3 bulan setelah tanam (head telah memadat)
Potong bagian bawah head dan buang sisa daun yang tua
Hama dan Penyakit:
Plutella xylostela (dapat dikurangi dengan menanam tomat diantara tanaman
kubis)
Crocidolomia binotalis
Akar gada
Busuk lunak
4. Sawi/Caisin
Syarat Tumbuh:
Sawi dapat di tanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan tetapi,
umumnya orang menanamnya di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang, atau
di sawah, jarang diusahakan di daerah pegunungan. Sawi termasuk tanaman sayuran
yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan
pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Keadaan
tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, dan
drainase baik dengan derajat keasaman (pH) 6-7.
Budidaya:
Persemaian Sawi diperbanyak dengan biji. Biji yang akan diusahakan harus dipilih
yang berdaya tumbuh baik. Biji sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian.
Sebelum ditanam di lapangan, sawi terlebih dahulu harus disemaikan. Persemaian
dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian. Setiap 1 ha lahan
dibutuhkan 700 gram biji sawi.
Pengolahan Tanah Sambil menunggu bibit cukup umur untuk ditanam, tanah yang
akan ditanami diolah dengan bajak atau cangkul, selanjutnya tanah itu diberi pupuk
kandang sekitar 10 ton/ha, dihaluskan, dan dibuat bedengan-bedengan yang
lebarnya 1 m dan panjang sesuai dengan keadaan lahan. Tinggi bedengan 10-20 cm
dan jarak antarbedengan 35 cm.
Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu sejak biji
disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 30 x 40 cm. Kegiatan
penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap
dan tanah menjadi lembab.
Hama dan Penyakit:
Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun.Untuk tanaman sayur-
sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan
pada konsumen dapat terhindar.
Panen dan Pasca Panen:
Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang
dilakukan untuk memanen sawi : ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang
memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang
memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa
tahan lama. Panen: 1,5 BST
Syarat Tumbuh
Cabai dapat hidup pada daerah yang memiliki ketinggian antara 01.200 m dpl. Berarti
tanaman ini toleran terhadap dataran tinggi maupun dataran rendah. Jenis tanah yang
ringan ataupun yang berat tak ada masalah asalkan diolah dengan baik. Namun, untuk
pertumbuhan dan produksi terbaik, scbaiknya ditanam pada tanah berstruktur remah
atau gembur dan kaya bahan organik. Sedang pH tanah yang dikehendaki antara 6,0-
7,0.

D. DESKRIPSI TANAMAN
1. Durian (Durian (Ingg.), Durio zibethinus Murr. (Latin))
Asal:
Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia. Namun pengembangan durian
unggul saat ini berada di Thailand.
Deskripsi:
Pohon kayu besar dapat mencapai ketinggian 30 m. Dapat tumbuh baik di dataran
rendah hingga 800 m dpl dengan tipe iklim basah (curah hujan 1500-2500 per
tahun). Tanaman dari biji mulai berbunga pada umur 8-15 tahun, sedangkan dari
hasil okulasi pada umur 5-7 tahun. Buah matang dipanen pohon pada umur 4-5
bulan setelah bunga mekar.
Durian varietas unggul di Indonesia adalah Otong (Monthong), Kani (Chanee),
Sukun, Petruk, Sunan, Sitokong, Simas, Sidodol, Sijapang, Sihijau, Perwira, Bokor
dan Siriwig. Otong dan Kani merupakan durian introduksi dari Thailand, sedangkan
Sitokong merupakan varietas asli Indonesia. Musim panen antara bulan Oktober
hingga Februari.

2. Mangga (Mango (Ingg.), Mangifera indica L. (Latin)
Deskripsi
Tanaman mangga tumbuh dan berproduksi optimal pada daerah dengan ketinggian
0-500 m dpl dengan suhu harian 26
o
- 28
o
C. Apabila suhu udara di atas 42
o
C
akan merusak tanaman. Curah hujan optimal 1000-2500 mm per
tahun. Pembungaan pada tanaman mangga memerlukan musim kemarau yang jelas,
bulan kering 4- 6 bulan (curah hujan per bulan kurang dari 60 mm), dengan jumlah
bulan basah kurang dari 7 bulan (curah hujan per bulan lebih dari 100 mm), musim
hujan di luar musim berbunga. Daerah ini termasuk tipe C, D, dan E menurut
klasifikasi Schmid dan Ferguson.

3. Kubis/Kol (Cabbage (Ingg.), Brassica oleraceae var. capitata (Latin))
Famili: Brassicae
Asal:
Kubis modern diduga berasal dari Jerman, dimana kubis putih dan merah ditanam
pada tahun 1150 M.
Deskripsi:
Kol bunga atau sering disebut kubis bunga merupakan salah satu anggota famili
kubis dengan nama latin Brassica oleracea botrytis L. subvar. cauliflora DC. Sesuai
namanya, bagian yang dimanfaatkan memang bunganya yang tersusun dari
rangkaian bunga kecil bertangkai pendek, berwarna putih atau kuning (tergantung
jenis), padat, dan berdaging tebal. Budidayanya memerlukan lebih banyak perhatian
sehingga tidak banyak petani yang menanamnya. Bagian yang dikonsumsi adalah
daun memadat yang membentuk head

4. Sawi/Caisin (Chinese Green Mustard (Ingg.), B. campestris var. rugosa (Latin))
Famili: Brassicae
Deskripsi:
Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak
berkrop.Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya
lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan
sedikit sekali rasa pahit.Bagian yang dikonsumsi adalah daun dan tangkai daun yang
masih renyah. Selain enak ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso,
mie ayam, atau restoran cina.








BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Daerah Desa Cijambu sangat berpotensi untuk pengembangan komoditas pertanian
karena Desa Cijambu memiliki iklim, topografi, dan letak geografis yang cukup baik.
Keadaan sosial dan ekonomi di daerah tersebut juga terbukti dengan suksesnya industri
produksi holtikultura yang dikembangkan di daerah tersebut.
Saran
Iklim, topografi, dan letak geografis harus diperhatikan sebelum pengembangan
komoditas pertanian dilakukan. Ketiganya harus sesuai dengan komoditas yang akan ditanam
sehingga pertumbuhan tanaman akan optimal dan hasil produksi juga semakin baik dan
menguntungkan.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai