Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Di bumi, umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam yang terdapat dalam
retakan-retakan batuan kuarsa dan dalam bentuk mineral. Emas juga ditemukan
dalam bentuk alluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batu-batuan
yang mengandung emas (gold bearing rocks) (Peters, 2001).
Pada Industri, emas diperoleh dengan cara mengisolasinya dari batuan bijih
emas. Batuan bijih emas yang layak dieksploitasi sebagai industri tambang emas
adalah sekitar 25 g/ton kandungan emasnya. Metode isolasi emas yang saat ini
banyak digunakan untuk keperluan eksploitasi emas skala industri adalah metode
sianida dan metode amalgamasi.
Di Indonesia, masyarakatnya masih melakukan penambangan secara
tradisional. Usaha pertambangan tersebut dilakukan dengan metode amalgamasi
yaitu dengan menggunakan merkuri (Hg) untuk mengikat emas dan menghasilkan
limbah Hg dan logam berat lainnya dari hasil pemurnian emas. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa kadar emas yang didapat dari proses amalgamasi
masih rendah yaitu sekitar 40% dan kehilangan air raksa
sebesar 5-10% (Sanusi, 1984).
Pada metode amalgamasi, penggunaan merkuri mempunyai dampak yang
besar terhadap lingkungan karena berbahaya dan mematikan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan usaha untuk menciptakan metode pemisahan alternatif yang lebih baik.
Sampai saat ini, reagen sebagai pelarut emas yang banyak digunakan dalam industri
adalah sianida. Hal ini disebabkan oleh perolehan emas yang tinggi (>95%), waktu
proses yang relatif singkat dan lebih ekonomis. Sianida juga dapat mengestrak emas
dalam rentang ukuran bijih dari yang kasar sampai halus. Proses sianidasi juga
berdampak terhadap lingkungan. Akan tetapi sianida secara natural di alam dapat
Universitas Sumatera Utara
terdegradasi, terutama karena terkena sinar ultraviolet dari matahari, dan menjadi bentuk
yang lebih tidak beracun dan terutama membentuk karbondioksida dan nitrat yang tidak
beracun. Selain itu, sianida dapat dinetralkan dengan penambahan sodium
metabisulfat. (Sudarsono, 2003).

Pemisahan logam emas dengan metode sianidasi dapat dilakukan dengan cara
pengendapan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation) dan penyerapan dengan
karbon aktif. Penggunaan serbuk seng akan mengendapkan emas dalam bentuk
ikatan seng emas berwarna hitam. Selanjutnya ditambahkan asam sulfat untuk
melarutkan seng dan emas sebagai residunya. Emas diperoleh dengan cara
meleburkannya dengan penambahan borax pada suhu 1200
o
C. Sedangkan emas dari
penyerapan karbon aktif dapat berasal dari arang batok kelapa atau arang kayu
diperoleh dengan membakar karbon sehingga dihasilkan abu dan logam emas.
(Permen-LH No.23 tahun 2008).
Pemisahan logam emas dengan metode sianidasi dapat juga dilakukan
dengan elektrolisis untuk memperoleh emas murni. Elektrolisis adalah peristiwa
penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan katoda dan anoda.
Reaksi yang terjadi adalah oksidasi-reduksi, dimana emas akan terdeposit pada
katoda karena adanya beda potensial reduksi pada masing-masing logam. Oleh
karena itu maka peneliti ingin memisahkan bijih emas dari sampel batuan dengan
metode sianidasi dan dielektrolisis untuk menghasilkan emas murni. (Jackson, 1986).
1.2.Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan adalah apakah emas dapat dipisahkan
dari ikatan kompleks sianida dengan cara elektrolisis.
1.3.Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yaitu
- Sampel batuan berupa barang tambang yang mengandung bijih emas diperoleh
dari Desa Beuteung Daerah Simpang Empat Kabupaten Nagan Raya-Aceh yang
dihaluskan dengan ukuran 200 mesh sehingga diperoleh sampel berupa bubuk.
Universitas Sumatera Utara
- Ekstraksi sampel bijih emas dengan menggunakan metode sianidasi.
- Proses pemurnian bijih emas dilakukan dengan cara elektrolisis.
- Uji kadar emas dengan menggunakan SSA
1.4.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui banyaknya kandungan
emas yang diperoleh setelah dielektrolisis dari sampel yang sudah diekstraksi dengan
metode sianidasi.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
ataupun pihak-pihak tentang keefektifan metoda elektrolisis untuk memisahkan emas
secara sianidasi.
1.6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimen Laboratorium dengan metode dan cara
kerja urutan kerja sebagai berikut:
- Sampel batuan berupa barang tambang yang mengandung bijih emas diperoleh
dari Desa Beuteung Daerah Simpang Empat Kabupaten Nagan Raya-Aceh yang
dihaluskan dengan ukuran 200 mesh sehingga diperoleh sampel berupa bubuk.
- Pelarutan sampel dilakukan dengan menggunakan NaCN.
- Pemurnian sampel dilakukan dengan proses elektrolisis.
- Uji kadar emas dengan menggunakan Spektrometer serapan atom.
1.7. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup (Puslit-SDAL) Universitas Sumatera Utara.



Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai