Anda di halaman 1dari 17

1

1. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) adalah suatu konsep yang telah
diselesaikan dari penggagasan rerangka konseptual yang dilakukan oleh Financisal
Accounting Standard Board (FASB). Statemen ini dapat disamakan dengan APB
Statement 4, dalam satu aspek: tidak membentuk prinsip-prinsip akuntansi berterima
umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of Conduct of
AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP.
Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan Discussion
Memorandum berjudul Conceptual Framework for Financial Accounting and Reporting
: Elements of Financial Statements and Their Measurement pada tahun 1976. Hasil kerja
dan tulisan tersebut akhinya pada perioda 1978-1985 menghasilkan enam komponen
rerangka konseptual dan diberi nama Statement of Financial Accounting Concept
(SFAC). Sejak berdiri, FASB telah mengeluarkan 8 pernyataan keuangan atau SFAC ini.
Berikut adalah gambaran isi dari 8 SFAC yang telah dikeluarkan oleh FASB:

SFAC No. 1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises
SFAC No. 1 membahas tentang tujuan pelaporan dan sasaran akuntansi. Adapun tujuan
dan sasaran tersebut memberikan informasi keuangan yang:
a. Berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis
ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit.
b. Membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan investor
potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan.
c. Memberi informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahan didalamnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut pengguna utama yang berusaha dipenuhi
kebutuhannya adalah investor dan kreditor atau investor potensial dan kreditor potensial.
Namun hal tersebut berbeda dengan SAK terkait Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan (Kerangka Dasar) yang merupakan adopsi dari IFRS tidak
demikian, disebutkan bahwa Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi.

2

SFAC No. 2: Qualitative Characteristic of Accounting Statements of Bussines
Enterprise
SFAC No. 2 terkait tentang karakteristik yang membuat informasi akuntansi bisa
bermanfaat. Tujuan SFAC Nomor 2 adalah untuk menguji karakteristik untuk
meningkatkan manfaat informasi akuntansi terkait keputusan investasi, kredit, dan
sejenisnya. Secara garis besar hirarki kualitas informasi akuntansi:
a. Bermanfaat bagi pengambil keputusan melakukan judgement sesuai dengan
keputusan yang akan diambil, metode yang akan digunakan serta informasi lain yang
dimiliki.
b. Manfaat yang lebih besar dari pengorbanan
c. Dapat dipahami.
d. Kualitas primer untuk pengambilan keputusan adalah relevansi dan reabilitas.
Relevansi (Kesesuaian)
Informasi akuntansi yang relevan tentunya mampu menghasilkan perbedaan yang
signifikan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dianggap
tidak relevan jika informasi akuntansi yang diambil tersebut tidak mempengaruhi
proses pengambilan keputusan. Informasi yang relevan akan membantu pihak
yang berkepentingan untuk membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian
masa lalu, masa kini, dan masa depan; yaitu memiliki nilai prediktif
(prediktif value). Informasi akuntansi yang relevan akan membantu pihak
yang berkepentingan untuk mengoreksi dan menetapkan ekspektasi masa lalu;
yaitu memiliki nilai umpan balik (feed-back value). Agar relevan, informasi
juga harus tersedia kepada pihak yang berkepentingan untuk mengambil
keputusan secara tepat waktu.
Reabilitas (Kehandalan)
Informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverifikasi, disajikan secara tepat,
serta bebas dari bias atau kesalahan. Reliabilitas sangat diperlukan oleh individu-
individu atau pihak-pihak yang berkepentingan yang tidak memiliki waktu atau
keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Reabilitas memiliki
tiga karakteristik:
1) Daya-uji atau verifable (verifiability) yakni mampu dibuktikan
kebenarannya.
3

2) Jujur atau tepat penyajian (representational faithfulness) yang berarti angka-
angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-
betul ada dan terjadi.
3) Netralitas yang berarti bahwa informasi tidak dapat dipilih untuk
kepentingan sekelompok pemakai tertentu.
e. Kualitas sekunder untuk pengambilan keputusan adalah komparabilitas dan
konsistensi.
Komparabilitas
Komparabilitas atau dapat diperbandingkan yaitu informasi dari berbagai
perusahaan diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama, sehingga
memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan fenomena
ekonomi yang tercermin dari laporan tersebut.
Konsistensi
Konsistensi yaitu apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi
yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode
selanjutnya.
f. Materialitas sebagai dasar pengakuan.

SFAC No. 3: Elements of Financial Statements of Business Enterprises
SFAC No. 3 Mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan yang akan diamandemen oleh
SFAC No. 6. Statement No. 3 ini menyebutkan tiga pandangan akuntansi keuangan
(revenue-expense, asset-liability, dan nonarticulated) yang dibicarakan lebih lanjut dalam
diskusi memorandum. Statement ini tidak menyebutkan secara spesifik tipe konsep
capital maintenance yang digunakan maupun masalah pengakuan (realization) dan
pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan.
SFAC No. 3 juga mengganti istilah earning menjadi income untuk mengindikasikan
comprehensive atau perubahan total dalam net asset yang terjadi selama periode sebagai
hasil dari kegiatan operasi perusahaan.

SFAC No. 4: Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations
SFAC No. 4 lebih menekankan pada pelaporan keuangan entitas non bisnis yang
memiliki karakter sebagai berikut:
1) Menerima jumlah sumber daya yang signifikan dari penyumbang yang tidak
menginginkan imbalan atau proporsi ekonomi atas sumbangan yang diberikan.
4

2) Tujuan utama operasinya bukan untuk menyediakan barang dan jasa demi
mendapatkan profit.
3) Tidak ada hak kepemilikan yang dapat dijual, dipindahkan, atau menerima
distribusi sisa jika terjadi likuidasi.
SFAC No. 4 juga menyatakan bahwa entitas non bisnis tidak memiliki indicator tunggal
atas kinerja entitas seperti pengukuran income pada sector profit oriented.

SFAC No. 5: Recognition and Measurement in Financial Statements of Business
Enterprise
Secara garis besar pada SFAC No. 5 membahas tentang kriteria dan pedoman pengakuan
mengenai informasi apa yang harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan dan kapan
seharusnya dilakukan. Pengakuan yang dimaksud dalam hal ini adalah proses secara
formal memasukkan suatu akun ke dalam laporan keuangan. Penjelasan terkait sebagai
berikut:
a. Kriteria pengakuan:
(1) Definisi
Akun memenuhi definisi sebuah elemen laporan keuangan. Dalam hal ini, akun
untuk dapat diakui dalam laporan keuangan, suber daya harus memenuhi definisi
aset dan kewajiban. Perubahan ekuitas harus memenuhi definisi pendapatan,
biaya, laba, atau rugi.
(2) Keterukuran
Akun memiliki atribut relevan yang dapat diukur dengan cukup andal. Aset,
kewajiban, atau perubahan ekuitas harus mempunyai atribut relevan yang dapat
dikuantifikasi dalam unit moneter dengan cukup andal. Akun-akun yang disajikan
dalam laporan keuangan diukur dengan berbagai atribut, tergantung pada sifat
suatu pos dan keandalan atribut yang diukur. Atribut pengukuran yaitu:
(a) Historical cost
(b) Current cost
(c) Current market value
(d) Net reliazable value
(e) Present value
(3) Relevansi (Kesesuaian)
5

Informasi akuntansi dapat mempengaruhi perbedaan keputusan pemakai. Agar
relevan, informasi juga harus tersedia kepada pihak yang berkepentingan untuk
mengambil keputusan secara tepat waktu.
(4) Reabilitas (Keandalan)
Informasi akuntansi mewakili kenyataan, dapat diverifikasi, dan netral.
b. Konsep yang mendasari pengukuran:
(1) Kesatuan usaha
(2) Kelangsungan hidup usaha
(3) Periodic
(4) Ketidakpastian dan konservatisme
(5) Unit moneter

SFAC No. 6: Elements of Financial Statements (a replacement of FASB Concepts
Statement No. 3)
SFAC No. 6 menjelaskan bahwa ada sepuluh elemen-elemen laporan keuangan:
a. Aset
Sesuatu yang memberikan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan,
yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi atau
kejadian pada masa lalu.
b. Kewajiban/Hutang
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari
kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu. Kewajiban timbul oleh transaksi atau
kejadian masa lalu untuk mentransfer aset atau jasa kepada entitas lain di masa depan.
c. Ekuitas
Kepentingan residu dalam aset sebuah entitas, setelah dikurangi kewajibannya. Dalam
sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
d. Investasi oleh Pemilik
Kenaikan aset bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu
yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau
menaikkan kepentingan kepemilikan (ekuitas) di dalamnya.
e. Distribusi kepada Pemilik
Penurunan aset bersih suatu perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan aset,
penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.
f. Laba Komprehensif (comprehensive income)
6

Perubahan ekuitas (aset bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan
oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan berdasarkan pengambilan keputusan
pemilik.
g. Pendapatan (revenue)
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aset sebuah entitas atau pelunasan
kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau
produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan
operasi utama perusahaan.
h. Beban (expense). Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aset sebuah entitas
atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode dari
pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang
merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
i. Keuntungan (gains)
Kenaikan ekuitas (aset bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi
peripheral (tidak utama) atau insedentil dan dari semua transaksi serta kejadian
lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali
yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
j. Kerugian (loses)
Penurunan ekuitas (aset bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transaksi peripheral (tidak utama) atau insidentil dan dari semua transaksi serta
kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama periode
kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.

SFAC No. 7: Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements
Dua bagian penting terkait SFAC No. 7 adalah pengaruh dari Trueblood Commite Report
bahwa arus kas adalah bagian penting dari informasi akuntansi. Hal berikutnya adalah
pengukuran khusus yang mencerminkan nilai wajar pasar misalnya kas yang diterima
atau dibayarkan pada nilai pasar saat lampau tidak terdapat pada saat pengakuan saat ini.
Hal tersebut termasuk estimasi arus kas masa depan yang digunakan untuk pengukuran
aset atau kewajiban.
Pada SFAC Nomor 7 pihak manajemen dapat melakukan pengakuan yang berbeda-beda
dengan tidak konsisten karena standar yang berbeda-beda. SFAC Nomor 7 digunakan
untuk melakukan pengakuan dan bukan revaluasi subsequent, dalam hal ini adalah
7

pengukuran ulang. Untuk memperjelas hal tersebut, maka SFAC dibagi menjadi dua yaitu
pengukuran aset dan pengukuran kewajiban (liability):
a. Pengukuran Nilai Sekarang Aset
Hal yang paling penting mengenai pengukuran aset adalah bahwa pengukuran nilai
sekarang dimaksudkan untuk mensimulasikan nilai wajar dibandingkan dengan nilai
sekarang aset perusahaan itu sendiri.
b. Pengukuran Nilai Sekarang Kewajiban
Poin utama tentang pengukuran kewajiban adalah bahwa tingkat diskonto yang terikat
pada nilai kredit perusahaan. Nilai kewajiban tercatat pada saat transaksi kredit
perusahaan terjadi. Hal ini berarti bahwa jika nilai kredit perusahaan memburuk,
penilaian kewajiban menurun (karena nilai kredit dipengaruhi tingkat diskonto yang
berlaku naik).

SFAC No. 8: The Objective of General Purpose Financial Reporting and Qualitative
Characteristics of Useful Financial I nformation (a replacement of FASB Concepts
Statements No. 1 and No. 2)
Tujuan utama pelaporan keuangan bermanfaat umum yaitu menyediakan informasi
keuangan entitas pelapor yang berguna bagi investor yang sekarang ada dan potensial,
pemberi pinjaman, dan kreditur lain untuk membuat keputusan dala mrangka penyediaan
sumber daya bagi entitas. Keputusan penyedia sumber daya tergantung pada
pengembalian yang diekspektasi dari penilaian atas jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran
kas masuk masa depan ke entitas. Informasi yang dibutuhkan:
a. Sumber daya entitas
b. Klaim entitas
c. Efisiensi dan keefektivan manajemen dalam tanggungjawab atas sumber dayanya
Tujuan utama pelaporan keuangan ditujukan tidak hanya pada satu pihak saja namun juga
pihak lain. Laporan tersebut digunakan untuk membantu untuk mengestimasi nilai entitas
pelapor. Laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan entitas serta
efek transaksi dan peristiwa lain yang mengubah posisi keuangan. Sumber daya dan
klaim entitas mencerminkan likuiditas dan solvabilitas entitas.
Akuntansi berbasis akrual digunakan untuk menilai kinerja masa lalu dan masa depan
debandingkan dengan penerimaan dan pembayaran periode bersangkutan. Aliran kas
dalam satu periode dapat digunakan untuk menilai aliran kas masa depan melalui aktivitas
operasi, investasi, dan pembiayaan. Perubahan sebagian SFAC Nomor 1dan 2 adalah
8

Karakteristik kualitatif laporan keuangan:
a. Relevan
b. Material
c. Faithful Representation
Laporan keuangan akan lebih baik jika:
a. Dapat dibandingkan
b. Dapat diverivikasi
c. Tepat waktu
d. Dapat dipahami

2. Pendekatan kebermanfaatan keputusan pada pelaporan keuangan merupakan suatu
pendekatan terhadap laporan keuangan yang berdasarkan pada informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan agar lebih berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Selama ini penyajian laporan keuangan harus menekankan pada karateristik kualitatif
laporan keuangan, yaitu reliabilitas dan relevansi. Reliabilitas merupakan penyajian
informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan harus dapat diandalkan jika cukup
terbebas dari kesalahan dan penyimpangan merupakan suatu penyajian yang jujur.
Sebaliknya, relevansi adalah informasi akuntansi keuangan yang relevan mempunyai
pengaruh terhadap keputusan ekonomi yang menggunakan informasi akuntansi keuangan
itu. Pendekatan kegunaan keputusan dapat digunakan dengan dua perspektif, yaitu
perspektif informasi dan perspektif pengukuran. Perspektif informasi lebih menekankan
pada kandungan informasi yang ada dalam laporan keuangan. Sebaliknya, perspektif
pengukuran menekankan pada pemilihan metode pengukuran terhadap laporan keuangan.

Dalam mengadopsi pendekatan kebermanfaatan keputusan, ada dua pertanyaan penting
yang harus diajukan. Pertama, Siapa pengguna laporan keuangan?, dan yang kedua
adalah Apa penyelesaian masalah pengguna laporan keuangan? Dengan memahami
penyelesaian masalah-masalah tersebut, para akuntan disiapkan lebih baik untuk
menghadapi kebutuhan informasi akuntansi dari sumber yang bermacam-macam. Dengan
memahami hal ini maka laporan keuangan kemudian dapat disiapkan sesuai dengan
informasi yang dibutuhkan. Dengan kata lain, penyesuaian informasi laporan keuangan
sampai kebutuhan khusus pemakai laporan yang mengarah pada pembuatan keputusan
9

guna pemecahan masalah yang lebih baik, sehingga laporan keuangan menjadi lebih
bermanfaat.

Menanggapi berbagai pertanyaan menyangkut pengambilan keputusan dari informasi-
informasi yang ada, terkait informasi keuangan terutamanya, para akuntan telah mengacu
pada berbagai teori dalam bidang ekonomi dan keuangan yang digunakan sebagai
pertimbangan. Yaitu:

a. Teori keputusan single-person
Teori ini menjadi dasar bagi individu yang mulai untuk membuat keputusan yang
rasional di bawah ketidakpastian. Teori ini memungkinkan kita untuk
mengapresiasikan konsep informasi yang memudahkan pembuat keputusan untuk
menajamkan kepercayaan subjektifnya tentang pengembalian di masa depan atas
keputusannya.
Teori ini mengambil sudut pandang dari individu yang harus mengambil keputusan
dalam kondisi ketidakpastian. Teori ini membolehkan adanya informasi tambahan
yang dapat diperoleh investor untuk merevisi penilaian subjektif pembuat keputusan
atas peristiwa yang mungkin terjadi setelah keputusan dibuat. Teori keputusan
relevan dengan akuntansi karena laporan keuangan memberikan informasi tambahan
yang berguna bagi banyak keputusan.
Informasi sendiri adalah bukti potensial yang dapat mempengaruhi keputusan pribadi.
Agar dapat berguna, informasi dalam laporan keuangan harus dapat membantu untuk
memprediksi pengembalian investasi di masa depan bagi para investor. Dalam
kondisi yang tidak ideal, laporan keuangan tidak dapat menunjukkan nilai masa depan
yang diharapkan secara langsung. Namun laporan keuangan dapat tetap berguna
untuk investor jika prediksi akan kabar baik atau kabar buruk yang dikandungnya
dapat bertahan sampai masa depan.

b. Teori portofolio
Merupakan spesialisasi dari teori keputusan yang digunakan sebagai model
memproses keputusan oleh investor yang rasional. Teori ini membantu untuk
mengerti sifat alami dari risiko dalam konteks investasi portofolio
Asumsi yang biasa digunakan yaitu bahwa investor yang rasional yaitu risk-averse
(menolak risiko). Konsep dari risk-aversion sangat penting bagi akuntan karena
10

berarti investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan resiko dan nilai yang
diharapkan di masa depan. Risk-averse akan menyamakan (trade-off) antara return
dan risiko yang diharapkan. Kadang ada asumsi yang menyatakan bahwa pembuat
keputusan adalah risk-neutral, yaitu pembuat keputusan akan menganalisa investasi
yang beresiko secara teliti berkaitan dengan pembayaran yang diharapkan.
Portofolio merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk memberikan informasi
kumpulan investasi yang dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Memiliki
portfolio seringkali merupakan suatu bagian dari investasi dan strategi manajemen
risiko yang disebut diversifikasi. Dimana digunakan sebagai upaya untuk mengurangi
resiko. Dengan memiliki beberapa aset, risiko tertentu dapat dikurangi. Ada pula
portofolio yang ditujukan untuk mengambil suatu risiko tinggi yang disebut portfolio
konsentrasi ( concentrated portfolio)
Dalam portofolio terkandung suatu risiko portofolio tersendiri yang dapat dimaknakan
sebagai sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang
tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Terdapat dua jenis risiko, yaitu risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. :
Risiko tidak sistematis adalah risiko yang dapat dikurangi dengan melakukan
diversifikasi portofolio. Risiko ini terkait dengan saham tertentu dan akan tersebar
pada semua saham yang dimiliki dalam portofolio.
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio.
Risiko ini menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang
mempengaruhi semua sekuritas yang ada. Risiko sistematis disebut juga dengan
beta. Beta adalah besarnya pengaruh perubahan harga suatu saham terhadap
perubahan harga saham portofolio pasar.
Dalam resiko portofolio terdapat istilah Beta. Beta menggambarkan besarnya
perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan perubahan harga pasar.
Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta
menunjukkan risiko suatu perusahaan. Memahami beta perusahaan sama dengan
memahami risiko perusahaan tersebut yang merupakan basis pengetahuan penting
bagi akuntan. Selain itu, beta telah banyak digunakan dalam studi empiris tentang
manfaat informasi akuntansi keuangan. Tuntutan terhadap pelaporan risiko
perusahaan juga menunjukkan bahwa beta sangat berperan dalam akuntansi keuangan.
Beta () merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio relatif
terhadap risiko pasar. Beta juga berfungsi sebagai pengukur volatilitas return saham,
11

atau portofolio terhadap return pasar. Volatilitas merupakan fluktuasi return suatu
saham atau portofolio dalam suatu periode tertentu, jika secara statistik fluktuasi
tersebut mengikuti fluktuasi dari return-return pasar, maka dikatakan beta dari
sekuritas tersebut bernilai satu.

c. Teori Keputusan Optimal
Sebuah keputusan yang optimal adalah keputusan dimana sudah tidak ada pilihan
keputusan lain yang tersedia akan menyebabkan hasil yang lebih baik dari hasil
keputusan ini. Ini merupakan konsep penting dalam mengambil keputusan. untuk
membandingkan hasil keputusan yang berbeda, satu biasanya memberikan utilitas
relatif terhadap masing-masing. Keputusan optimal memaksimalkan utilitas yang
diharapkan, dengan menggunakan utilitas yang ada seperti portofolio serta sudut
pandang dari pengambilan keputusan single person secara subjektif terhadap berbagai
informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan ekonomi terhadap suatu ketidak
pastian secara optimal.
Seperti saat biaya transaksi diabaikan, keputusan optimal investor yang risk-averse
adalah untuk membeli kombinasi dari portofolio pasar dan aset bebas-resiko yang
menghasilkan trade-off yang paling baik antara return dan resiko yang diharapkan.
Jika dua saham portfolio lebih baik daripada satu portofolio, tentu tiga saham
portofolio akan lebih baik daripada dua saham portofolio, dan seterusnya. Total uang
yang diinvestasikan sama, namun lebih disebarkan ke beberapa saham sekuritas yang
ada. (disebut sebagai Holding the market portfolio)

Dalam pendekatan ini lebih mengarah kepada mengidentifikasi pengguna dari laporan
keuangan dan berbagai masalah yang dihadapinya, serta informasi yang mereka butuhkan
untuk digunakan sebagai material untuk membuat keputusan yang bagus.


3. Pasar modal efisien adalah pasar modal dimana pasar dapat merefleksikan secara penuh
dan cepat semua informasi yang relevan yang ada. Berdasarkan ketersediaan
informasinya dalam pengambilan keputusan, pasar efisien dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
12

Dalam pasar ini, harga-harga dari sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect)
informasi masa lalu atau informasi yang sudah terjadi.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)
Dalam pasar ini, harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi
yang dipublikasikan termasuk informasi yang ada di laporan keuangan
perusahaan.misalnya informasi tentang pengumuman pembagian deviden, peraturan
pemerintah yang berpengaruh terhadap harga sekuritas, dan pengumuman perubahan
metode akuntansi.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Dalam pasar ini, harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi
yang tersedia termasuk informasi yang privat.

Kriteria pasar modal efisien :
- Investor adalah penerima harga
- Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat bersamaan dan
harga untuk memperoleh tersebut lebih murah
- Informasi dihasilkan secara acak dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya
random satu dan yang lain. Random artinya investor tidak dapat memprediksi kapan
emiten mengumumkan informasi baru
- Investor beraksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga
harga berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut.
- Tidak adanya investor yang mendapatkan abnormal return

Keterkaitan Pasar Modal Efisien Terhadap Informasi Akuntansi
Dalam membahas keterkaitan pasar modal efisien dengan informasi akuntansi terdapat
beberapa hasil riset akuntansi yang mengkaji hubungan tersbut secara mendalam dari
berbagai sudut pandang dan focus riset yang berbeda, seperti:

Beaver (2010) memberikan definisi relevansi nilai informasi akuntansi sebagai
kemampuan menjelaskan (explanatory power) nilai suatu perusahaan berdasarkan
informasi akuntansi. Relevansi nilai diarahkan untuk meng investigasi hubungan
empiris antara nilai-nilai pasar saham (stock market values) dengan berbagai angka
13

akuntansi yang dimaksudkan untuk menilai manfaat angka-angka akuntansi itu dalam
penilaian funda- mental perusahaan. Beaver menelaah mengenai reaksi volume
perdagangan, yaitu menjelaskan secara empiris tentang bagaimana reaksi investor
(sebagai pemegang saham) terhadap pengumuman earnings. Beaver menemukan
adanya peningkatan volume secara dramatis selama minggu di sekitar tanggal
pengumuman earnings. Reaksi tersebut juga terjadi pada harga saham. Hasil
penelitian tersebut membuktikan bahwa kandungan informasi akuntansi merupakan
isu yang sangat penting dan menjadi pertimbangan penting dalam proses pengambilan
keputusan investasi.

Ball dan Brown (2010) membuktikan bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi
investor dalam mengestimasi nilai yang diharapkan (expected value) dari tingkat
return dan tingkat risiko dari sekuritas. Apabila informasi akuntansi tidak memiliki
kandungan informasi maka tidak akan ada revisi kepercayaan setelah diterimanya
informasi tersebut, akibatnya tidak memicu keputusan beli dan (atau) jual. Tanpa
adanya keputusan beli dan (atau) jual, tidak akan ada volume perdagangan atau
perubahan-perubahan dalam harga saham. Pada inti- nya, informasi akan bermanfaat
jika menyebabkan investor mengubah kepercayaan dan tindakan-tindakan mereka.

Shuang dan Yihong (2009) membuktikan adanya manfaat informasi perdagangan
dengan mengukur extra abnormal trading volume. Oleh karenanya, Shuang dan
Yihong menyarankan bahwa kebijakan disclosure seharusnya tidak hanya
mempertimbangkan ketepatan waktu dan keakuratan laporan keuangan, tetapi juga
proses pengungkapan informasi secara keseluruhan untuk menyajikan informasi
perdagangan yang potesial.

Francis dan Schipper mengungkapkan bahwa terdapat empat pendekatan dalam
memahami relevansi nilai informasi akuntansi terhadap pasar modal, yaitu:
a) Pendekatan analisis fundamental, bahwa informasi akuntansi menyebabkan
perubahan harga pasar dan mendeteksi terjadinya penyimpangan harga saham;
b) Pendekatan prediksi, bahwa informasi akuntansi dikatakan relevan apabila
bermanfaat untuk memprediksi prospek kinerja perusahaan di masa akan datang;
c) Pendekatan perwujudan informasi nilai relevansi, bahwa informasi akuntansi
dikata kan relevan apabila digunakan investor untuk menetapkan harga saham.
14

Pendekatan ini menyiratkan bahwa relevansi nilai diukur berdasarkan reaksi pasar
terhadap informasi baru; dan
d) Pendekatan pengukuran relevansi nilai, bahwa relevansi nilai informasi akuntansi
yang terkandung dalam laporan keuangan diukur oleh kemampuannya untuk
menangkap atau meringkas informasi bisnis dan aktivitas lainnya.

Jadi hubungan informasi akuntansi dengan pasar modal efisien bisa disimpulkan sebagai
berikut, kembali lagi terhadap pertanyaan awal terkait informasi akuntansi yaitu,
Mengapa informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan haruslah
bermanfaat? Hal ini dikarenakan tujuan utama dari akuntansi keuangan ialah menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan. Lingkungan akuntansi sangatlah kompleks, karena produk dari akuntansi
adalah informasi (sebagai suatu komoditas yang kuat dan penting). Alasan kompleksitas
ini adalah bahwa setiap individu tidak selalu menunjukkan reaksi yang sama terhadap
informasi yang sama dan dampak yang ditimbulkan tidak terbatas pada satu pihak saja
namun berdampak pada beberapa pihak atau suatu kelompok. Dalam hal ini bisa
dikatakan ialah pasar modal, dimana informasi yang diberikan tidak hanya akan
berdampak pada satu investor saja namun juga berdampak pada pasar modal dan berbagai
pihak yang terlibat didalamnya. Informasi akuntansi akan dapat mempengaruhi supply
dan demand pada pasar dan mempengaruhi harga yang ada. Maka dari itu informasi
akuntansi berperan dalam keefisiensian suatu pasar modal, sudahkah informasi tersebut
bisa didaptkan ataukah belum, mudah atau sulitkah informasi trsebut didapatkan.

4. Perspektif pengukuran pada kebermanfaatan keputusan terhadap pelaporan keuangan
adalah suatu pendekatan yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab
memasukkan nilai wajar terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang
masih rasional, yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan untuk membantu
investor dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan. Dalam perspektif ini
dianjurkan bahwa akuntan menggunakan nilai fair value dalam pelaporan keuangannya
demi meningkatakan relevansinya.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi laporan keuangan, tetapi jangan
meninggalkan reliabilitasnya dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.
15

Perspektif pengukuran dapat meningkatkan earnings quality dengan semakin relevannya
informasi akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin relevan, maka reaksi investor
terhadap informasi tersebut akan semakin besar.
Namun demikian, perspektif ini juga dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair value yang
dapat dimasukkan dalam laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak
mengakibatkan menurunnya reliabilitas laporan keuangan tersebut.
Perspektif ini berusaha untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi. Akuntan
mengambil tanggungjawab untuk membantu investor dengan cara menggunakan
pengukuran fair value terhadap laporan keuangan pokok. Akan tetapi, sesuai dengan
SFAC 2 menyatakan bahwa ada dua kualitas informasi pokok, yaitu relevansi dan
reliabilitas, yang harus dijaga keseimbangannya.
Apabila hanya memperhatikan relevansi, maka reliabilitas akan berkurang dan
menyebabkan laporan keuangan tidak bisa diaudit. Akuntan publik yang merupakan
ujung tombak profesi akuntansi tidak lagi bisa berjalan karena laporan keuangan tidak
bisa diaudit. Karena itu, batasan perspektif pengukuran adalah dengan berusaha untuk
menggunakan pengukuran yang berorientasi pada fair value terhadap laporan keuangan
pokok asalkan kualitas reliabilitas laporan keuangan pokok tersebut tidak berkurang.

Mengapa perspektif pengukuran mengusulkan untuk memasukkan informasi yang
bernilai lebih relevan (more value-relevant information) dalam laporan keuangan pokok,
padahal teori pasar modal efisien berimplikasi bahwa catatan kaki dan pengungkapan lain
sudah cukup?
Berdasarkan pesrpektif informasi, historical cost digunakan sebagai basis akuntansi dan
mengandalkan pengungkapan penuh untuk meningkatkan manfaat informasi akuntansi
bagi investor. Bentuk pengungkapan tidak penting, yang penting adalah bahwa
diasumsikan banyak rational investor dan informed investor yang bereaksi cepat terhadap
informasi akuntansi. Riset empiris tentang efisiensi pasar modal telah mengkonfirmasi
bahwa setidaknya informasi laba bermanfaat bagi pasar.

Berikut adalah berbagai alasan mengapa lebih baik menggunakan perspektif pengukuran
dibandingkan dengan pespektif informasi terkait dengan masalah-masalah yang timbul
dari perspektif informasi, seperti
Laba hanya direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%,
16

Dari sisi riset empiris, informasi laba hanya mampu menjelaskan sangat kecil tentang
harga sekuritas. Lev (1989) menemukan bahwa respon pasar terhadap berita baik atau
berita buruk tentang earnings sangat kecil. Menurut Lev, rendahnya respon pasar
terhadap earnings disebabkan oleh earnings quality yang rendah. Collins, Kothari,
Shanken, dan Sloan (1994) menyatakan bahwa rendahnya reaksi pasar terhadap
informasi laba disebabkan oleh keterlambatan historical cost; yaitu historical cost
menunggu terlalu lama untuk mengakui suatu kejadian yang relevan. Hal ini menuntut
perlunya perbaikan earnings quality dengan pengenalan perspektif pengukuran
terhadap laporan keuangan, dimana dalam memberikan informasi akuntan dianjurkan
untuk memasukan nilai wajar agar lebih relevan dengan mengunakan nilai fair value
Pasar modal mungkin tidak seefisien yang diduga
Dari sisi teori pasar modal efisien, pasar modal mungkin tidak efisien seperti dalam
teori efisiensi pasar modal. Investor memerlukan bantuan bagaimana implikasi
informasi akuntansi terhadap prediksi keuntungan masa depan.
Hal ini diperkuat oleh Ohlsons clean surplus theory yang menemukan bahwa peran
utama laporan keuangan adalah dalam penentuan nilai perusahaan, bukan seperti yang
diungkapkan pada perspektif informasi di mana laporan keuangan sebagai salah satu
sumber informasi. Teori ini menuntut akuntan untuk lebih ke arah perspektif
pengukuran
Tuntutan tanggungjawab hukum oleh masyarakat terhadap akuntan meningkat.
Akuntan menghadapi risiko tuntutan hukum yang lebih besar apabila aktiva tetap
dinyatakan terlalu tinggi dibandingkan apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu rendah.
Hal ini sesuai dengan prinsip konservatisme. Pengungkapan terhadap risiko (value at
risk) juga berorientasi pada perspektif pengukuran. Dalam hal ini, perusahaan (bukan
investor) menyiapkan penilaian tentang risiko karena perusahaan lebih mengerti risiko
yang mereka hadapi daripada investor.
Akuntan dapat memproteksi diri dengan penggunaan perspektif pengukuran dengan
mengadopsi fair value. Akuntan dapat secara eksplisit menjawab tuntutan hukum
masyarakat dengan mengatakan bahwa laporan keuangan telah mengantisipasi
perubahan nilai instrumen keuangan apakah akan mengarah ke kelangsungan hidup
atau ke kebangkrutan. Dalam hal ini estimasi dan judgment banyak digunakan.
Karena itu, akuntan dapat mengadopsi fair value hanya apabila dengan pengukuran
tersebut reliabilitas informasi keuangan tidak berkurang.
17

Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa perspektif pengukuran
dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi tanpa mengabaikan reliabilitas
informasi akuntansi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai