Anda di halaman 1dari 11

4

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
TYPHOID
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Tpoi!
Typus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut usus halus yang
disebabkan oleh Salmonella Typhi, Salmonella Para Typhi A, Salmonella
Para Typhi B, Salmonella Para Typhi C, Para Tyfoid biasanya lebih
ringan dengan gambaran klinis sama (Junadi. P, !!"#.
Typus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut yang selalu
ditemukan dimasyarakt $ndonesia. Penderitaannya %uga beragam mulai
dari usia balita, anak&anak dan de'asa.
". Etio#ogi
Tyfus abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram
negatif, bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. (empunyai
sekurang&kurangnya ) ma*am antigen yaitu antigen + (somati* terdiri
dari ,at komplek lipopolisakarida#, antigen - (flagella# dan antigen .i.
/alam serum penderita terdapat ,at anti (glutanin# terhadap ketiga
ma*am antigen tersebut. 0uman tumbuh pada suasana aerob dan
fakultatif anaerob pada suhu "1
!
C2 4"
!
C (optimum )3
!
C# dan P-
pertumbuhan 4&5 (Arif (ans%oer, !!!#.
0uman Salmonella typhosa, Salmonella typhi, A, B, dan C. 0uman
ini banyak terdapat di kotoran, tin%a manusia, dan makanan atau
minuman yang terkena kuman yang di ba'a oleh lalat. Sebenarnya
sumber utama dari penyakit ini adalah lingkungan yang kotor dan tidak
sehat. Tidak seperti 6irus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini
hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan
minuman yang tidak higienis (7gastiyah, !!1#.
1
$. Tan!a !an Ge%a#a
Soedarto (!!3# mengemukakan bah'a manifestasi klinis klasik yang
umum ditemui pada penderita demam typhoid biasanya disebut febris
remitter atau demam yang bertahap naiknya dan berubah&ubah sesuai
dengan keadaan lingkungan dengan perin*ian 8
a. (inggu pertama, demam lebih dari 4!9C, nadi yang lemah bersifat
dikrotik, dengan denyut nadi 5!&"!! per menit.
b. (inggu kedua, suhu tetap tinggi, penderita mengalami delirium,
lidah tampak kering mengkilat, denyut nadi *epat. Tekanan darah
menurun dan limpa dapat diraba.
*. (inggu ketiga,
Jika keadaan membaik 8 suhu tubuh turun, ge%ala dan keluhan
berkurang.
Jika keadaan memburuk 8 penderita mengalami delirium, stupor,
otot&otot bergerak terus, ter%adi inkontinensia al6i dan urine. Selain
itu ter%adi meteorisme dan timpani, dan tekanan perut meningkat,
disertai nyeri perut. Penderita kemudian kolaps, dan akhirnya
meninggal dunia akibat ter%adinya degenerasi mikardial toksik.
d. (inggu keempat, bila keadaan membaik, penderita akan mengalami
penyembuhan meskipun pada a'al minggu ini dapat di%umpai
adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis 6ena femoralis.
&. Pato'isio#ogi
0uman masuk kedalam mulut melalui makanan atau minuman yang
ter*emar oleh Salmonella (biasanya lebih dari "!!!! basil kuman#
Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam -C: lambung, dan
sebagian lagi masuk ke usus halus menu%u saluran limfe dan masuk
kedalam pembuluh darah dalam 'aktu 4&3 %am. Jika respon imunitas
humoral mukosa ($gA# usus kurang baik, maka basil Salmonella akan
menembus sel&sel epitel ( Sel (# dan selan%utnya menu%u lamina propia
4
dan berkembang biak di%aringan limfoid plak penyeri di ileum distal dan
kelen%ar getah bening mesenterika.
Jaringan limfoid dan kelen%ar getah bening mesenterika mengalami
hiperplasia. Basil tersebut masuk kealiran darah (Ba*terimia# melalui
du*tus thora*i*us dan menyebar keseluruh organ ;eti*uloendotalial
tubuh, terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi portar
dari usus.
-ati membesar (hepatomegali# dengan infiltrasi limfosit, ,at plasma,
dan sel mononu*lear. Terdapat %uga nekrosis fokal dan pembesaran limfa
(splenomegali#. /i organ ini kuman Salmonella Thypi berkembangbiak
dan masuk sirkulasi darah lagi. Sehingga mengakibatkan bakterimia
kedua disertai tanda dan ge%ala infeksi sistemik (demam, malaise,
mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas 6askuler, dan gangguan
mental koagulasi.#
Proses patologis ini dapat berlangsung hingga ke lapisan otot,serosa
usus,dan mengakibatkan perforasi usus. <ndotoksin basil menempel di
reseptor sel endotel kapiler dan dapat mengakibatkan komplikasi, seperti
gangguan neuropsikiatrik kardio6askuler, pernafasan dan gangguan organ
lainnya.
Pada minggu pertama timbulnya penyakit, ter%adi hiperplasia
(pembesaran sel&sel# plak penyeri. /isusul kemudian, ter%adi nekrosis
pada minggu kedua dan ulserasi plak penyeri pada minggu ketiga.
Selan%utnya dalam minggu keempat akan ter%adi proses penyembuhan
dengan meninggalkan sikatrik (%aringan parut#.
3
(. Pat)*as
Salmonella typhi
(ulut
(usnah :ambung
=sus halus
Jaringan limfoid peradangan> nekrosis
Jaringan limfe mesentrial tukak mukosa sekresi en,im
=sus halus *erna meningkat
Sirkulasi porta aliran darah
dari usus melalui duktus thora?ilus imobilisasi malabsorbsi perforasi Peristaltik
usus halus
limfa> hati bakterimia perdarahan diare

difagosit endotoksin
hidup mati sintesa dan pelepasan
,at pirogen
pembuluh
darah -ypotalamus
septikemia hypertermi
syok septik e6aporasi meningkat
penurunan
kesadaran reabsorbsi air keringat banyak
dalam kolon meningkat
*airan ekstraseluler berkurang
@angguan rasa nyaman
gangguan keseimbangan *airan
konstipasi
resti *edera
5
+. Ko,p#i-asi
a. =sus halus
=mumnya %arang ter%adi, akan tetapi sering fatal yaitu8
"# Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan %ika dilakukan
pemeriksaan tin%a dengan ben,idin. Bila perdarahan banyak ter%adi
melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyari perut dengan
tanda&tanda re%atan.
# Perforasi usus
)# Peritonitis ditemukan ge%ala abdomen akut yaitu8 nyeri perut yang
hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
b. /iluar anus
Ter%adi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia# yaitu
meningitis, kolesistitis, ensefelopati. Ter%adi karena infeksi sekunder
yaitu bronkopneumonia
.. Pe,eri-saan Pen/n%ang
=ntuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium
antara lain sebagai berikut8
a. Pemeriksaan darah tepi
/idapatkan adanya anemia oleh karena intake makanan yang
terbatas, ter%adi gangguan absorbsi, hambatan pembentukan darah
dalam sumsum dan penghan*uran sel darah merah dalam peredaran
darah. :eukopenia dengan %umlah lekosit antara )!!! 2 4!!! > mm)
ditemukan pada fase demam. -al ini diakibatkan oleh penghan*uran
lekosit oleh endotoksin. Aneosinofilia yaitu hilangnya eosinofil dari
darah tepi. Trombositopenia ter%adi pada stadium panas yaitu pada
minggu pertama. :imfositosis umumnya %umlah limfosit meningkat
akibat rangsangan endotoksin. :a%u endap darah meningkat.
b. Pemeriksaan urine
/idapatkan proteinuria ringan ( A gr>liter # %uga didapatkan
peningkatan lekosit dalam urine.
*. Pemeriksaan tin%a
/idapatkan adanya lendir dan darah, di*urigai akan bahaya
perdarahan usus dan perforasi.
B
d. Pemeriksaan bakteriologis
/iagnosa pasti ditegakkan apabila ditemukan kuman salmonella
dan biakan darah tin%a, urine, *airan empedu atau sumsum tulang.
e. Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan $@( Salmonela yang menun%ukkan positip %ika C 4.
f. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau
komplikasi akbat demam thypoid
0. Penata#a-sanaan
Pengobatan>penatalaksaan pada penderita typus abdominalis adalah
sebagai berikut8
a. Tirah baring total selama demam sampai dengan minggu normal
kembali. Seminggu kemudian boleh duduk dan selan%utnya berdiri
dan ber%alan.
b. (akanan harus mengandung *ukup *airan , kalori dan tinggi protein,
tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun
menimbulkan banyak gas.
*. +bat terpilih adalah kloramfenikol "!! mg>0@B>hari dibagi dalam
4 dosis selama "! hari. /osis maksimal klorampenikol g>hari.
0loramphenikol tidak boleh diberikan bila %umlah leukosit D
!!!>ul. Bila pasien alergi dapat diberikan golongan penisilin atau
kotrimoksa,o.
B. Konsep As/)an Kepera*atan Pa!a K#ien Gangg/an Tp)oi!
1. Peng-a%ian
a. $dentitas klien
(eliputi nama, umur, %enis kelamin, alamat, peker%aan, suku bangsa,
agama, tanggal (;S, nomor register dan diagnosa medik.
b. 0eluhan utama
0eluhan utama demam tifoid adalah panas > demam yang tidak turun
temurun, nyeri perut, kepala pusing, mual, muntah, anoreksia, diare
serta penurunan kesadaran.
*. ;i'ayat penyakit sekarang
"!
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman Salmonella typhi
ke dalam tubuh.
d. ;i'ayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid.
e. ;i'ayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, /(.
f. ;i'ayat psikososial dan spiritual
Biasanya anak re'el, bagaimana koping yang digunakan.
g. Pola fungsi kesehatan
"# Pola nutrisi dan metabolisme
Anak akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan
muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak
makan sama sekali.
# Pola eliminasi
<liminasi al6i. Anak dapat mengalami konstipasi oleh karena
tirah baring lama. Sedangkan elimnasi urine tidak mengalami
gangguan, hanya 'arna urine men%adi kuning ke*oklatan. 0lien
dengan demam thypoid ter%adi peningkatan suhu tubuh yang
berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus, sehingga
dapat meningkatkan kebutuhan *airan tubuh.
)# Pola akti6itas dan latihan
Akti6itas klien akan terganggu karena harus tirah baring total,
agar tidak ter%adi komplikasi maka segala kebutuhan klien
dibantu.
4# Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan
peningkatan suhu tubuh.
h. Pemeriksaan fisik
"# 0eadaan umum
/idapatkan anak tampak lemah, suhu tubuh meningkat )5 2 4"
!
C, muka kemerahan.
# Tingkat kesadaran
""
=mumnya kesadaran pasien menurun 'alaupun tidak berapa
dalam, yaitu apatis sampai somnolent. Jarang ter%adi sopor,
koma atau gelisah ( ke*uali bila penyakitnya berat dan terlambat
mendapat pengobatan #.
)# Sistem respirasi
Pernafasan rata 2 rata ada peningkatan, nafas *epat dan dalam
dengan gambaran seperti bron*hitis.
4# Sistem integumen
0ulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pu*at, rambut
agak kusam.
1# Sistem gastrointestinal
Bibir kering pe*ah 2 pe*ah, mukosa mulut kering, lidah kotor
( khas #, mual, munyah, anoreksia dan konstipasi, nyeri perut,
perut terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat.
4# Sistem muskuloskeletal
0lien lemah.
3# Sistem abdomen
/apat ditemukan keadaan perut kembung ( meteorismus #,
peristaltik usus meningkat.
". Diagnosa -epera*atan
a. @angguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
b. @angguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
*. @angguan keseimbangan *airan dan elektrolit berhubungan dengan
output berlebih.
d. @angguan eliminasi bo'el8 konstipasi berhubungan dengan
penurunan peristaltik usus.
e. ;esiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
yang lama
$. Inter1ensi Kepera*atan
Diagnosa T/%/an Inter1ensi Rasiona#
"
@angguan rasa
nyaman berhubungan
dengan peningkatan
suhu tubuh.
@angguan nutrisi
kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan
intake yang tidak
adekuat.
;asa nyaman kembali terpenuhi
setelah dilakukan tindakan
kepera'atan selama ) ? 4 %am
dengan kriteria hasil8
- Suhu tubuh pasien dalam
batas nomal. ()4&)3
!
C#.
- Pasien mengatakan dirinya
sudah merasa nyaman
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi
dalam tubuh setelah dilakukan
tindakan selama ) ? 4 %am
dengan kriteria hasil8
- orang tua mengerti %enis
makanan bagi anak typoid.
- 7afsu makan meningkat.
- Pasien menghabiskan "
porsi makan rumah sakit.
- (empertahankan berat
badan dalam kondisi
normal.
:akukan kompres
hangat.
:akukan monitor
TT. sebelum dan
setelah kompres.
An%urkan keluarga
pasien untuk tidak
menggunakan
selimut tebal.
An%urkan keluarga
pasien untuk
memberikan pakaian
yang tipis.
0olaborasi dengan
tim medis pemberian
antipiretik
(para*etamol #.
Beri Pen0es tentang
pentingnya nutrisi
bagi anak typhoid.
Pertahankan oral
hygien sebelum dan
setelah makan.
Berikan porsi ke*il
tapi sering.
Sa%ikan makanan
se*ara menarik.
0olaborasi dengan
tim gi,i untuk
o (embuka
pori&pori
memperlan*ar
sekresi kreringat
o (engetahui
perubahan suhu.
o Agar sirkulasi
lan*ar.
o (emberikan
respirasi pada
kulit.
o (enurunkan
panas.
o Agar orang
tua dapat mengerti
pentingnya nutrisi.
o (embatu
medorong nafsu
makan.
o (enambah
asupan nutrisi.
o (eningkatka
n moti6asi untuk
makan.
o (emenuhi
kebutuhan nutrisi.
")
@angguan
keseimbangan *airan
dan elektrolit
berhubungan dengan
output berlebih.
@angguan eliminasi
bo'el8 konstipasi
berhubungan dengan
penurunan peristaltik
usus.
Terpenuhinya kebutuhan *airan
elektrolit dalam tubuh setelah
dilakukan tindakan ) ? 4 %am
dengan kriteria hasil8
- $nput dan output *airan
elektroliEt seimbang.
- (enun%ukkan membran
mukosa lembab dan turgor
%aringan normal.
@anguan eliminasi dapat teratasi
setelah dilakukan tindakan
kepera'atan selama ) F 4 %am
dengan kriteria hasil8
& Pola eliminasi dapat
kembali normal.
& Geses tidak padat.
pemberian diiet
lunak ( BBS# T0TP.
An%urkan pasien
untuk banyak
minum.
Catat output dan
input *airan.
A%arkan orangtua
membuat larutan
elektrolit pengganti,
larutan gula garam.
0olaborasi dengan
tim medis untuk
pemberian *airan
intra6ena kristaloid
:akukan enema>
le6emen.
-indarkan makanan
yang banyak asam
lemak.
An%urkan pasien
untuk minum banyak
sebelum makan.
An%urkan pasien
untuk segera
menanggapi respon
o (embantu
memenuhi *airan
tubuh.
o =ntuk
mengetahui
dera%at
kekurangan
*airan.
o (engganti
elektrolit yang
terbuang.
o =ntuk
melunakan dan
memudahkan
keluarnya feses
yang keras.
o Asam lemak
memperlambat
rangsang
peristaltik.
o (embantu
mendorong
peristaltik.
o =ntuk
men*egah
"4
;esiko kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
tirah baring yang lama
$ntegritas kulit dapat ter%aga
setelah dilakukan tindakan
kepera'atan selama ) F 4 %am
dengan kriteria hasil8
& Tidak mengalami
kerusakan kulit.
bo'el.
Jaga kebersihan
kulit.
Jaga kelembaban
kulit.
Atur posisi se*ara
berkala.
-indarkan
penekanan berlebih
pada otot&otot yang
menon%ol.
+bser6asiadanya
kerusakan kulit.
pengerasan feses.
(en*egah kerusakan
kulit.
&. E1a#/asi
Berdasarkan implementasi yang dilakukan maka e6aluasi yang
diharapkan untuk klien dengan gangguan sistem pen*ernaan typoid adalah
tanda&tanda 6ital stabil, kebutuhan *airan terpenuhi, kebutuhan nutrisi
terpenuhi, tidak ter%adi hipertermia, klien dapat memenuhi kebutuhan
sehari&hari se*ara mandiri, infeksi tidak ter%adi dan keluarga klien mengerti
tentang penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai