Anda di halaman 1dari 12

Lab.

Kekuatan Bahan Rabu, 17 September 2014



LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN KONSTRUKSI
PENGUJIAN KUAT TARIK KAYU SEJAJAR SERAT

Disusun oleh:
Yoga Armando (F44120026)




Dosen Praktikum :
Ir. Meiske Widyarti M. Eng
M. Fauzan ST., MT.




Asisten :
1. Mega Puspita (F44110004)
2. Cindo Riskina E. S. (F44110005)


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PENDAHULUAN
Kayu merupakan salah satu elemen konstruksi yang mudah di dapat dan
tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Kekuatan kayu untuk menahan gaya
tarik, desak maupun geser yang cukup tinggi mengakibatkan kayu banyak
dipergunakan dalam bagian konstruksi. Kayu mempunyai mechanical property
yang sangat bervariasi dan hampir selalu berbeda-beda untuk kayu yang berasal.
Sifat mekanik kayu merupakan faktor yang menentukan sifat dari jenis kayu yang
akan digunakan. Sifat mekanik ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu
sebab dari sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat, tetapi juga
dapat dipilih penggantian oleh jenis kayu lainnya. Sifat mekanik tersebut yaitu
kuat tarik, kuat tekan, dan kuat lentur kayu. Kekuatan tarik kayu adalah kekuatan
kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu tersebut. Kayu
mempunyai kuat tarik tertinggi untuk arah sejajar (paralel) arah serat atau arah
aksial, dibanding kuat tarik tegak lurus serat, demikian juga kuat tekannya.
Kemampuan kayu menahan gaya tekan sejajar (paralel) arah serat juga tergantung
kemampuan sel-sel kayu untuk menahan tekuk (buckling), pada saat beban di-
tingkatkan microscopic buckling yang terjadi pada dinding-dinding sel akan
menentukan titik terjadinya failure atau pecahnya kayu. Sedangkan dalam
menahan gaya geser, kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dalam menahan gaya
geser tegak lurus (perpendiculer) arah serat. Pada kayu umumnya terjadi failure
sudah terjadi sebelum terjadinya failure karena geser tegak lurus arah serat
(Helmyabe 2011).




TUJUAN
Mempelajari teknik pengujian kuat tarik sejajar serat kayu. Pengujian ini
mencakup persyaratan, ketentuan, dan cara pengujian kayu, dengan benda uji
kecil bebas cacat untuk jenis kayu kering udara.

ALAT DAN BAHAN
Mesin uji tarik (Gambar 2)
Stopwatch











Gambar 1. Baja SNI (atas) dan Gambar 2. UTM
baja Non SNI (bawah)
Gambar 3. Stopwatch Gambar 4. meteran














Gambar 5. Jangka sorong

METODE
Baja beton yang berstandar KS dan baja beton berstandar KW dipotong
menjadi beberapa bagian dengan panjang 50 cm. Tiap-tiap baja tersebut diukur
diameternya dengan menggunakan jangka sorong setiap jarak 10 cm serta
ditentukan bagian atasnya dengan jarak 5 cm pada salah satu ujungnya. Kedua
baja tersebut dibawa ke dalam laboratorium untuk diukur kekuatan tariknya. Alat
yang digunakan yaitu Universal Testing Machine dengan pembacaan manual.
Baja diukur secara bergantian menggunakan Universal Testing Machine.
Pembacaan kuat tarik dilakukan dalam selang waktu 5 detik menggunakan
stopwatch hingga baja beton mengalami perpatahan. Kemudian dari data yang
diperoleh, dihitung berbagai parameter seperti tegangan tarik putus (fs), tegangan
tarik leleh (fy), regangan maksimum ( maks), dan kontraksi penampang (S)
melalui persamaan di bawah ini:
..................... (1)

............................ (2)

....... (3)

............ (4)


HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian kali ini dilakukan pengujian kuat tarik dua jenis baja beton yang KS
dan baja beton KW. Pengujian ini dilakukan di laboratorium bersama dengan
menggunakan Universal Testing Machine dengan pembacaan manual. Pembacaan
kuat tarik dilakukan setiap 5 detik hingga baja mengalami patahan akibat beban
yang ditahan. Pengukuran dilakukan secara bergantian, antara baja beton kualitas
KS dengan baja beton kualitas KW. Hasil pengukuran dari baja beton KS dan KW
ditampilkan pada dalam bentuk tabel. Data hasil pengukuran untuk baja beton KS
akan ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data hasil pengukuran baja beton KS
Waktu
(detik)
Panjang
(mm)
Beban
(Kgf)
Beban
(N)
Tegangan
(Mpa)
Regangan
(mm)
30 571 145 1421.96 34.386 3
60 572.5 350 3432.33 83.001 4.5
90 573 660 6472.39 156.517 5
120 574 1000 9806.65 237.147 6
150 574.5 1350 13238.98 320.148 6.5
180 576 1600 15690.64 379.435 8
205 579 1680 16475.17 398.406 11
210 582 1700 16671.31 403.149 14
240 602 1760 17259.70 417.378 34
270 615 2040 20005.57 483.779 47
300 628 2385 23388.86 565.595 60
330 643 2420 23732.09 573.895 75
360 653 2475 24271.46 586.938 85
365 653 2480 24320.49 588.124 85

Selanjutnya data hasil pengukuran baja beton KW akan ditampilkan pada
Tabel 2.


Tabel 2. Data hasil pengukuran baja beton KW
Waktu
(detik)
Panjang
(mm)
Beban
(Kgf)
Beban
(N)
Tegangan
(Mpa)
Regangan
(mm)
30 571 160 1569.06 47.926 1
60 573 445 4363.96 133.295 3
90 574.5 895 8776.95 268.088 4.5
120 577 950 9316.32 284.563 7
125 578 970 9512.45 290.554 8
150 587 1005 9855.68 301.038 17
180 600 1155 11326.68 345.969 30
210 614 1260 12356.38 377.420 44
240 641 1335 13091.88 399.886 71
245 647 1345 13189.94 402.881 77
250 653 1350 13238.98 404.379 83


Berdasarkan data yang telah ditampilkan pada Tabel 1 dan Tabel 2, dapat
dilihat bahwa terdapat perbedaan antara baja beton KS dengan baja beton KW.
Waktu yang dibutuhkan baja beton KS untuk mengalami perpatahan lebih lama
dibanding baja beton KW. Baja beton KS memerlukan waktu 365 s untuk patah,
sedangkan baja beton KW hanya 250 s. Nilai beban maksimum yang dapat
ditahan, serta tegangan dan regangan yang terjadi diantara kedua jenis baja beton
tersebut berbeda. Nilai beban maksimum yang dapat ditahan oleh baja beton KS
yaitu 2480 Kgf atau 24320.49 N dengan tegangan maksimum 58812.382 Mpa
dan regangan 85 mm sedangkan nilai beban maksimum dari baja beton KW yaitu
1350 Kgf atau 13238.98 N dengan tegangan maksimum 40437.910 Mpa dan
regangan maksimum 83 mm. Dari nilai tersebut, terlihat bahwa baja beton KS
mampu menahan beban yang lebih berat dengan kemampuan tegangan yang lebih
besar dengan regangan yang lebih dibanding dengan baja beton KW.
Data yang diperoleh dari Tabel 3 dan Tabel 4 dibuat kedalam bentuk grafik
untuk melihat hubungan yang ada antara tegangan dan regangan. Dari grafik
tersebut, maka dapat dilihat seperti tegangan tarik putus (fs), tegangan tarik leleh
(fy), regangan maksimum ( maks), dan kontraksi penampang (S). Grafik yang
didaoat berdasarkan data pada Tabel 3 akan ditampilkan pada Gambar 6.



Gambar 6. Kurva hubungan tegangan dan regangan baja beton KS
0
100
200
300
400
500
600
700
0 20 40 60 80 100
T
e
g
a
n
g
a
n

(
M
P
a
_

Regangan
SNI
SNI
tega
ngan
putu
s
tega
ngan
leleh

Selanjutnya, grafik antara tegangan dan regangan untuk baja beton KW akan
ditampilkan pada Gambar 7.


Gambar 7. Grafik hubungan antara tegangan dan regangan baja beton KW

Berdasarkan kedua grafik diatas, kurva yang ditampilkan pada Gambar 6 dan
Gambar 7 mengalami kenaikkan yang dratis pada awal perpanjangan. Nilai kurva
pada Gambar 6 memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding nilai pada Gambar 7.
Selanjutnya, dapat dilihat bahwa nilai tegangan batas baja beton KS lebih besar
dibanding dengan tegangan batas baja beton KW. Nilai tegangan leleh pada baja
beton KS juga lebih tinggi dibanding dengan baja beton KW. Hal ini dapat dilihat
pada perbedaan tinggi nilai yang didapat. Nilai kuat tarik leleh dan tarik dapat
dihitung dengan menggunakan rumus. Hasil perhitungan tegangan tarik putus (fs),
tegangan tarik leleh (fy), regangan maksimum ( maks), dan kontraksi
penampang (S) untuk baja beton KS akan ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil perhitungan baja beton KS
No
Diameter Luas Kekuatan Tarik
Emaks
Konstruksi
S (%)
Kualitas Keterangan
Do
(mm) Du(mm)
Aso
(mm)
Asu
(mm)
Leleh
(Mpa)
Putus
(Mpa)
1 0.7 0.629 0.385 0.311
39840.646 58812.382 214.9648
180.743
2 0.75 0.61 0.442 0.292 166.151 SNI

3 0.74 0.618 0.430 0.300 169.745

4 0.71 0.611 0.396 0.293 174.057

5 0.729 0.612 0.417 0.294 170.477

Rataan 0.7258 0.616 0.414 0.298 172.032

Selanjutnya data hasil perhitungan untuk baja beton KW akan ditampilkan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Hasil perhitungan baja beton KW
No
Diameter Luas Kekuatan Tarik
Emaks
Konstruksi
S (%)
Kualitas Keterangan
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
-20 0 20 40 60 80 100
T
e
g
a
n
g
a
n
(
M
P
a
)

Regangan
NON SNI
NON SNI
teganga
n leleh
teganga
n putus
teganga
n putus
teganga
n putus
Tegangan
putus
Do
(mm) Du(mm)
Aso
(mm)
Asu
(mm)
Leleh
(Mpa)
Putus
(Mpa)
1 0.723 0.53 0.410 0.221
29055.387 40437.91 214.5614
153.737
2 0.635 0.536 0.317 0.226 171.250
Non-
SNI

3 0.624 0.536 0.306 0.226 173.784

4 0.623 0.536 0.305 0.226 174.021

5 0.624 0.535 0.306 0.225 173.509

Rataan 0.6458 0.5346 0.327 0.224 168.527

Hasil perhitungan pada Tabel 1 dan Tabel 2, diperoleh juga bahwa nilai
kekuatan tegangan leleh, tegangan putus, dan regangan maksimum yang dimiliki
oleh baja beton KS lebih besar dibanding dengan baja beton KW. Nilai tegangan
leleh, tegangan putus, dan regangan maksimum yang dimiliki oleh baja beton KS
yaitu 39840.646 MPa, 58812.382 Mpa, dan 214.9648. Sedangkan baja beton KW
yaitu 29055.387 MPa, 40437.91 MPa, dan 214.5614. Hal ini menjelaskan, bahwa
baja beton KS mampu menahan beban yang lebih berat hanya dengan regangan
yang kecil dibanding dengan baja beton KW
Aplikasi penggunaan baja beton dalam kehidupan-sehari yaitu sebagai
tulangan beton dalam pembangunan struktur. Uji tarik baja beton digunakan untuk
menguji kemampuan baja beton hingga beton yang akan digunakan, sehingga
dapat diketahui beban tarik maksimum yang dapat ditahan oleh bangunan
tersebut. Uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas baja beton yang
kita gunakan, sehingga kita tidak tertipu dalam penggunaannya.

KESIMPULAN
Berdasarkan data yang didapat pada uji tarik baja beton yaitu nilai tegangan
tarik putus (fs), tegangan tarik leleh (fy), regangan maksimum ( maks), dan
kontraksi penampang (S) dapat diketahui bahwa baja beton KS memiliki tegangan
dan regangan yang lebih baik daripada baja beton KW. Baja beton KS mampu
menahan beban dua kali lebih berat dibanding dengan baja beton KW, sehingga
kita dapat menghasilkan bangunan yang lebih kuat. Selain itu, perbandingan harga
dari kedua baja beton tidak terlalu jauh.


DAFTAR PUSTAKA
Macdonald, J. Angus. 2002. Struktur dan Arsitektur. Edisi ke-2.Jakarta: Erlangga.

Budi, Gatot Setya. 2011. Pengujian kuat tarik dan modulus elastisitas tulangan
baja (kajian terhadap tulangan baja dengan sudut bengkok 45,90 ,135 ).
Jurnal Teknik Sipil UNTAN. Volume 11 Nomor 1.
































LAMPIRAN
Hasil pengukuran uji tarik baja beton

Tabel 1. Data hasil pengukuran baja beton KS
Waktu
(detik)
Panjang
(mm)
Beban
(Kgf)
Beban
(N)
Tegangan
(Mpa)
Regangan
(mm)
5 568 25 245.17 5.929 0
10 569 45 441.30 10.672 1
15 569 60 588.40 14.229 1
20 569 80 784.53 18.972 1
25 570 105 1029.70 24.900 2
30 571 145 1421.96 34.386 3
35 571.5 205 2010.36 48.615 3.5
40 572 145 1421.96 34.386 4
45 572 205 2010.36 48.615 4
50 572 255 2500.70 60.472 4
55 572.3 300 2942.00 71.144 4.3
60 572.5 350 3432.33 83.001 4.5
65 572.5 400 3922.66 94.859 4.5
70 572.5 450 4412.99 106.716 4.5
75 573 500 4903.33 118.573 5
80 573 550 5393.66 130.431 5
85 573 600 5883.99 142.288 5
90 573 660 6472.39 156.517 5
95 573 710 6962.72 168.374 5
100 573.3 765 7502.09 181.417 5.3
105 573.5 830 8139.52 196.832 5.5
110 573.5 890 8727.92 211.061 5.5
115 573.5 940 9218.25 222.918 5.5
120 574 1000 9806.65 237.147 6
125 574 1050 10296.98 249.004 6
130 574 1105 10836.35 262.047 6
135 574 1170 11473.78 277.462 6
140 574 1235 12111.21 292.876 6
145 574.5 1290 12650.58 305.919 6.5
150 574.5 1350 13238.98 320.148 6.5
155 574.5 1390 13631.24 329.634 6.5
160 574.5 1450 14219.64 343.863 6.5
165 575 1490 14611.91 353.349 7
170 575 1540 15102.24 365.206 7
175 575.5 1570 15396.44 372.320 7.5
180 576 1600 15690.64 379.435 8
185 576.5 1620 15886.77 384.178 8.5
190 577 1640 16082.91 388.921 9
195 578 1655 16230.01 392.478 10
200 578.5 1660 16279.04 393.664 10.5
205 579 1680 16475.17 398.406 11
210 582 1700 16671.31 403.149 14
215 585 1730 16965.50 410.264 17
220 588 1730 16965.50 410.264 20
225 592 1730 16965.50 410.264 24
230 594 1730 16965.50 410.264 26
235 600 1755 17210.67 416.192 32
240 602 1760 17259.70 417.378 34
245 604 1775 17406.80 420.935 36
250 607 1780 17455.84 422.121 39
255 610 1840 18044.24 436.350 42
260 612 1920 18828.77 455.322 44
265 613 1995 19564.27 473.108 45
270 615 2040 20005.57 483.779 47
275 618 2110 20692.03 500.380 50
280 619 2140 20986.23 507.494 51
285 621 2190 21476.56 519.351 53
290 623 2210 21672.70 524.094 55
295 626 2240 21966.90 531.209 58
300 628 2385 23388.86 565.595 60
305 630 2340 22947.56 554.923 62
310 632 2370 23241.76 562.038 64
315 635 2390 23437.89 566.781 67
320 638 2400 23535.96 569.152 70
325 641 2410 23634.03 571.524 73
330 643 2420 23732.09 573.895 75
335 644 2435 23879.19 577.452 76
340 645 2455 24075.33 582.195 77
345 645 2460 24124.36 583.381 77
350 648 2465 24173.39 584.567 80
355 650 2470 24222.43 585.752 82
360 653 2475 24271.46 586.938 85
365 653 2480 24320.49 588.124 85

Tabel 2. Data hasil pengukuran baja beton KW
Waktu
(detik)
Panjang
(mm)
Beban
(Kgf)
Beban
(N)
Tegangan
(Mpa)
Regangan
(mm)
5 570 10 98.07 2.995 0
10 570 30 294.20 8.986 0
15 570.3 60 588.40 17.972 0.3
20 570.5 90 882.60 26.959 0.5
25 571 130 1274.86 38.940 1
30 571 160 1569.06 47.926 1
35 571.5 200 1961.33 59.908 1.5
40 572 230 2255.53 68.894 2
45 572 270 2647.80 80.876 2
50 572.5 320 3138.13 95.853 2.5
55 572.5 390 3824.59 116.821 2.5
60 573 445 4363.96 133.295 3
65 573 485 4756.23 145.277 3
70 573.5 530 5197.52 158.756 3.5
75 574 650 6374.32 194.701 4
80 574 800 7845.32 239.632 4
85 574 850 8335.65 254.609 4
90 574.5 895 8776.95 268.088 4.5
95 575 920 9022.12 275.577 5
100 575 920 9022.12 275.577 5
105 575.5 935 9169.22 280.070 5.5
110 575.5 940 9218.25 281.568 5.5
115 576 950 9316.32 284.563 6
120 577 950 9316.32 284.563 7
125 578 970 9512.45 290.554 8
130 579 985 9659.55 295.047 9
135 581 995 9757.62 298.042 11
140 583 1000 9806.65 299.540 13
145 586 1005 9855.68 301.038 16
150 587 1005 9855.68 301.038 17
155 589 1010 9904.72 302.535 19
160 591 1010 9904.72 302.535 21
165 593 1080 10591.18 323.503 23
170 595 1105 10836.35 330.992 25
175 597 1140 11179.58 341.476 27
180 600 1155 11326.68 345.969 30
185 602 1180 11571.85 353.457 32
190 604 1200 11767.98 359.448 34
195 606 1220 11964.11 365.439 36
200 609 1230 12062.18 368.434 39
205 611 1250 12258.31 374.425 41
210 614 1260 12356.38 377.420 44
215 617 1270 12454.45 380.416 47
220 620 1285 12601.55 384.909 50
225 623 1295 12699.61 387.904 53
230 628 1310 12846.71 392.398 58
235 634 1320 12944.78 395.393 64
240 641 1335 13091.88 399.886 71
245 647 1345 13189.94 402.881 77
250 653 1350 13238.98 404.379 83

LAMPIRAN 2
Rekapan hasil pengukuran seluruh kelompok

Tabel 5. Rekap hasil pengukuran seluruh kelompok untuk baja beton KS
Kekuatan Tarik
Emaks
Konstruksi S
(%)
Kualitas Keterangan
Leleh
(Mpa)
Putus (Mpa)
343.25745 476.9471938 213.556338 190.99 SNI
384.177659 417.3781973 214.964789 172.032 SNI
diametr 6
mm
424.897526 660.6557152 215.044248 178.9316002 SNI
351.45 516.84 215.52 193.936 SNI
322.609182 490.8409646 185.034014 186.0560456 SNI
diameter 7
mm
317.082218 405.5702782 204.363002 191.6925075 SNI
diameter 5
mm


Tabel 6. Rekapan hasil pengukuran seluruh kelompok untuk baja beton KW
Kekuatan Tarik
Emaks
Konstruksi S
(%)
Kualitas
Keteran
gan Leleh (Mpa)
Putus
(Mpa)
294.300476
408.4687
634
204.761905 194.2299368 KW
284.563073
404.3791
043
214.561404 168.527 KW
diameter
6 mm
304.966632
455.7171
834
207.21831 200 kW
328.31 475.61 216.19718 192.884 KW
338.282909
457.9830
149
187.719298 188.6813889 KW
diameter
7 mm
333.417507
447.0825
661
201.730104 193.0122528 KW
diameter
5 mm

Anda mungkin juga menyukai