Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN
POST OPERASI APENDIKTOMI ATAS INDIKASI
APENDISITIS AKUT DI RUANG CEMPAKA
RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
NIM
: P. 10119
Program Studi
NY.W
APENDIKTOMI
DENGAN
POST
ATAS
OPERASI
INDIKASI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas
karunia, nikmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada Rasulullah
Muhammad SAW, tauladan sejati sampai akhir zaman sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN POST OPERASI
APENDIKTOMI
ATAS
INDIKASI
APENDISITIS
AKUT
DIRUANG
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .......................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan ........................................................................ 6
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien............................................................................... 8
B. Pengkajian .................................................................................... 8
C. Perumusan Masalah Keperawatan ................................................ 12
D. Perencanaan Keperawatan ............................................................ 12
E. Implementasi Keperawatan .......................................................... 13
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran
Asuhan Keperawatan
Lampiran
Lampiran
Log Book
Lampiran
ix
BAB I
PENDAHULUAN
dilakukan
observasi
dulu.
Pemeriksaan laboratorium
dan
merupakan
apendiks.
pembedahan
Apendiktomi
atau
direncanakan
operasi
pada
klasik
infiltrat
tindakan
pembedahan
mengakibatkan
munculnya
masalah
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri dan mampu menerapkan asuhan keperawatan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan pada Ny. W dengan
C. Manfaat Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengharapkan
dapat memberikan manfaat, yaitu:
1. Bagi Penulis
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman belajar
dibidang ilmu keperawatan.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Pasien bernama Ny. W, beralamat di Krasihan RT. 03 RW. 06 Baki,
Sukoharjo. Usia 31 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan
pendidikan terakhir SLTA. Ny. W masuk RS Panti Waluyo Surakarta pada
tanggal 25 April 2013 melalui IGD dengan diagnosa medis Apendisitis
Akut. Selama dirumah sakit, penanggung jawab dari Ny. W yaitu Ny. J yang
merupakan ibu Ny. W.
B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 April 2013 jam 15.40 WIB.
Metode yang digunakan autoanamnese dan alloanamnese, didapatkan hasil
pengkajian data riwayat penyakit, Ny. W mengatakan nyeri perut bagian
kanan bawah dirasa sejak kurang lebih satu tahun yang lalu, tidak pernah
berobat sebelumnya karena dikira hanya maag, Ny. W datang ke IGD pada
tanggal 25 April 2013 pukul 10.45 WIB dengan membawa hasil USG pada
tanggal 24 April 2013 pukul 09.20 WIB dari RS Panti Waluyo Surakarta,
Instruksi dr G Sp.pD dengan gambaran apendisitis untuk segera dioperasi, Ny.
W sudah puasa sejak pukul 08.00 WIB. Terapi di IGD infus ringer laktat 20
tetes per menit, injeksi ketorolac 10 mg. Ny. W dilakukan operasi atau
pembedahan pada tanggal 25 April 2013 pukul 11.25 WIB selesai pukul 13.20
WIB.
Pada saat dilakukan pengkajian diruang Cempaka RS Panti Waluyo
Surakarta tanggal 25 April 2013 pukul 15.40 WIB, Ny. W mengeluh nyeri
perut post operasi, nyeri dirasa timbul saat bergerak, kualitas nyeri perih dan
terasa panas seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4 (0-10), dan nyeri hilang
timbul, Ny. W tampak lemah.
Pada riwayat yang pernah dialami, Ny. W mengatakan tidak
mempunyai penyakit apendisitis sebelumnya. tidak pernah mengalami
kecelakaan, dirawat di rumah sakit, ataupun menjalani operasi, hanya sakit
biasa seperti demam, pilek, dan batuk. Riwayat kesehatan keluarga, Ny. W
mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit apendisitis, dan
salah satu keluarga yang mempunyai penyakit keturunan yaitu diabetes militus
diderita kakek dan neneknya.
Menurut Gordon, pola kesehatan fungsional terdiri dari 11 yang
terdiri dari : pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan
eliminasi, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat tidur, pola
kognitif dan perseptul, pola persepsi dan konsep diri, pola hubungan dan
peran, pola seksualitas dan reproduksi, pola mekanisme koping, dan pola nilai
dan keyakinan.
Pada kasus ini Ny. W mengalami masalah pola eliminasi Buang Air
Kecil (BAK), sebelum sakit BAK 7 kali sehari, warna kuning, berbau khas.
Selama sakit pasien mengatakan merasakan nyeri luka post operasi sehingga
10
belum bisa melakukan toileting secara mandiri, BAK dengan terpasang Dower
Cateter 1000 cc per hari, warna kuning, berbau khas.
Pada pola aktivitas dan latihan masalah yang dialami Ny. W yaitu
sebelum sakit mampu melakukan aktivitas harian dengan mandiri. Selama
sakit mengatakan untuk aktivitas, makan, dan berpindah dibantu orang lain,
untuk toileting dibantu dengan alat.
Pada pola perceptual, masalah yang dialami Ny. W yaitu sebelum
sakit pasien mengatakan tidak mengalami gangguan kesadaran, gangguan
pendengaran, ataupun gangguan penglihatan. Selama sakit pasien mengatakan
tidak ada gangguan kesadaran, gangguan pendengaran, ataupun gangguan
penglihatan, pada luka post operasi apendiktomi terasa nyeri, nyeri dirasa saat
bergerak, kualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, diperut kanan bawah kuadran 4,
skala nyeri 4 (0-10), nyeri hilang timbul. Ny. W tampak lemah dan merintih
kesakitan.
Pada pemeriksaan fisik Ny. W composmentis dengan nilai GCS 15
(EVM). Tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 84 kali per menit,
frekuensi pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C.
Pada pemeriksaan fisik abdomen, dilakukan dengan cara Inspeksi,
Auskultasi, Perkusi, Palpasi (IAPP). Inspeksi meliputi ada luka post operasi
diperut kanan bawah, tertutup kassa, warna kulit sekitar luka tidak kemerahan,
umbilikus bersih. Auskultasi peristaltik usus 5 kali per menit. Suara perut saat
diperkusi tidak terkaji. Pada saat palpasi, terdapat nyeri tekan pada bagian
perut kanan bawah kuadran 4 atau daerah post operasi apendiktomi.
11
laboratorium,
Ultra
Sonografi.
Hasil
dari
pemeriksaan
laboratorium tanggal 25 April 2013 pukul 11.00 WIB pre operasi meliputi
Limfosit 14.3% (nilai normal : 22-44); Monosit 10.4% (nilai normal : 0-7);
MCV 75fL (nilai normal : 80-96); MCH 2fL (nilai normal : 28-33); kreatinin
0.59 mg/dl (nilai normal : 0.6-1.1).
Hasil pemeriksaan USG pada tanggal 24 April 2013 jam 09.23 WIB
dilakukan di RS Panti Waluyo Surakarta dengan hasil hepar, vesica felea,
pancreas, kedua ren, lien, vesica urinaria, maupun prostat dalam batas
normal; secara sonografi adanya gambaran adneksitis kanan, small simple
cyst ovarii kiri. Pada region Mc Burney tampak stuktur tubuler blind end non
kompresi, menyongkong gambaran apendisitis.
Tanggal 25 April 2013 pukul 10.25 WIB, Ny. W diberi terapi infus
ringer laktat 20 tetes per menit pada tangan sebelah kiri, dan terpasang DC,
pada tanggal 26 April 2013 pukul 07.40 WIB, mendapat terapi injeksi
taxegram 1gram/12 jam untuk saluran urogenital gonore tidak terkomplikasi
disebabkan neuseria (ISO, 2010). Torasic 10 mg/8 jam untuk terapi somatik
jangka pendek nyeri akut serajad sedang-berat (ISO, 2010). Gastridin 150
mg/12 jam untuk tungkak lambung dan usus dua belas jari (ISO, 2010).
Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84 kali per
menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C.
12
C. Perumusan Masalah
Pada kasus Ny. W dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif
Ny. W mengeluh nyeri perut post operasi, nyeri dirasa timbul saat bergerak,
kualitas nyeri perih dan terasa panas seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4 (010), nyeri hilang timbul, dan data obyektif Ny. W tampak lemah dan
merintih kesakitan, ada luka post operasi diperut kanan bawah, tertutup kassa,
warna kulit sekitar luka tidak kemerahan, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi
84 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C. Maka penulis
melakukan analisa data sehingga dapat diangkat masalah keperawatan utama
yaitu nyeri akut. Berdasarkan hasil perumusan masalah tersebut, penulis
menegakkan prioritas diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera fisik (pembedahan apendiktomi).
D. Perencanaan
Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny. W dengan
tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam, diharapkan nyeri teratasi dengan kriteria hasil yaitu pasien
mengatakan nyeri berkurang atau hilang dengan skala nyeri 0-3 (0-10), pasien
tampak rileks, dan tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 60-100 kali per menit, pernapasan 16-24 kali per menit, suhu 3637,5C).
Perencanaan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada Ny. W, antara lain kaji tanda-tanda vital dan kaji ulang intensitas nyeri
13
dengan rasional untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan
indikator secara dini untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya, berikan
posisi yang nyaman (semifowler atau supinasi) dengan rasional untuk
meningkatkan kenyamanan pasien, ajarkan tehnik relaksasi (nafas dalam) atau
distraksi (mendengarkan musik, menonton tv, imajinasi pemandangan) dengan
rasional untuk mengurangi nyeri, kolaborasi advice dokter pemberian obat
analgetik dengan rasional untuk mencapai kesembuhan sesuai advice dokter.
E. Implementasi
Pada tanggal 25 April 2013 penulis melakukan beberapa
implementasi yaitu mengkaji tanda-tanda vital pada pukul 15.45 WIB dengan
respon subyektif yaitu Ny. W mengatakan bersedia, dan respon obyektif Ny.
W tampak lemah, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84 kali per menit,
pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C; mengkaji karakteristik nyeri
(PQRST) pada pukul 15.55 WIB dengan respon subyektif yaitu Ny. W
mengeluh nyeri perut post operasi, nyeri dirasa saat bergerak, seperti ditusuktusuk, diperut kanan bawah (kuadran 4), skala 4 (0-10), nyeri hilang timbul
dan respon obyektif Ny. W tampak lemah dan merintih kesakitan, terdapat
luka tertutup kassa di luka post operasi, warna kulit sekitar luka tidak
kemerahan, posisi Ny. W supinasi; mengkaji pola aktivitas pukul 16.05 WIB
dengan respon subyektif Ny. W mengatakan lemas, dalam melakukan aktivitas
tidak bisa mandiri dan respon obyektif tampak ADL pasien dibantu keluarga.
14
15
timbul saat bergerak, seperti ditusuk-tusuk, diperuk kanan bawah (kuadran 4),
skala 3(0-10), nyeri hilang timbul dan respon obyektif Ny. W tampak lemah
dan merintih kesakitan, terdapat luka tertutup kassa di luka post operasi, warna
kulit sekitar luka tidak kemerahan; memberikan terapi injeksi taxegram,
torasic, gastridin pukul 08.20 WIB dengan respon subyektif Ny. W bersedia,
dan respon obyektif injeksi yang diberikan taxegram 2x1 gram, torasic 3x10
gram, gastridin 2x150 mg melalui intravena; memberikan relaksasi (nafas
dalam) pukul 09.15 WIB dengan respon subyektif Ny. W bersedia
melaksanakan, dan respon obyektif tampak Ny. W kooperatif; merawat luka
operasi pukul 09.30 WIB dengan respon subyektif Ny. W bersedia dibersihkan
lukanya, dan respon obyektif tidak ada tanda-tanda infeksi atau kemerahan
disekitar luka Ny. W; memberikan mobilisasi duduk pukul 09.45 WIB dengan
respon subyektif Ny. W mengatakan sudah bisa duduk sendiri, tanpa bantuan
keluarga dalam melakukan aktifitas, skor 0, dan respon obyektif tampak Ny.
W kooperatif.
F. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan selama tiga hari yaitu pada tanggal 25 April
2013, 26 April 2013 dan 27 April 2013 dengan metode SOAP. Pada tanggal
25 April 2013 pukul 16.20 WIB, evaluasi yang diperoleh yaitu Ny. W
mengatakan nyeri perut kanan bawah diluka post operasi, nyeri timbul saat
bergerak, kualitas seperti ditusuk-tusuk, skala 4, nyeri hilang timbul. Ny. W
tampak lemah, merintih, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84 kali per menit,
16
pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C, terdapat luka tertutup kassa pada
abdomen kanan bawah, warna kulit sekitar luka tidak kemerahan. Masalah
keperawatan nyeri akut belum teratasi, intervensi dilanjutkan meliputi kaji
tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri, berikan posisi yang nyaman (supine
atau semi-fowler), kolaborasi dengan tim medis lain yaitu pemberian
analgesik.
Pada tanggal 26 April 2013 pukul 11.25 WIB, evaluasi yang
diperoleh Ny. W mengatakan nyeri perut kanan bawah diluka post operasi,
nyeri dirasa saat bergerak, kualitas seperti ditusuk-tusuk, skala 4, nyeri hilang
timbul. Ny. W tampak lemah, merintih, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92
kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38,5C, terdapat luka
tertutup kassa pada abdomen kanan bawah, warna kulit sekitar luka tidak
kemerahan. Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi, intervensi
dilanjutkan meliputi kaji tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri, berikan
posisi yang nyaman (supine atau semi-fowler), kolaborasi dengan tim medis
lain yaitu pemberian analgesik.
Pada tanggal 27 April 2013 pukul 11.45 WIB, evaluasi yang
diperoleh Ny. W mengatakan nyeri perut kanan bawah diluka post operasi
sudah berkurang, nyeri sudah tidak timbul saat bergerak, kualitas nyeri seperti
ditusuk-tusuk, skala 3, nyeri hilang timbul. Ny. W tampak lemah, merintih,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82 kali per menit, pernapasan 20 kali per
menit dan suhu 37C, terdapat luka tertutup kassa pada abdomen kanan
bawah, warna kulit sekitar luka tidak kemerahan. Masalah keperawatan nyeri
17
akut belum teratasi, intervensi dilanjutkan meliputi kaji tanda-tanda vital, kaji
karakteristik nyeri, berikan posisi yang nyaman (supine atau semi-fowler),
kolaborasi dengan tim medis lain yaitu pemberian analgesik.
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan
tindakan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 25-27 April
2013 di ruang Cempaka RS. Panti Waluyo Surakarta. Pembahasan tentang
proses asuhan keperawatan ini meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana tindakan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama di dalam
memberikan asuhan keperawatan. Perawat harus mengumpulkan data
tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat,
singkat, dan berkesinambungan. Kebenaran data sangat penting dalam
merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan,
serta melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah
klien. Pengumpulan data ini juga harus dapat menggambarkan status
kesehatan klien dan kekuatan masalah-masalah yang dialami oleh klien
(Hutahaean, 2010).
Sumber data didapatkan dari pasien, keluarga, atau orang yang
terkait, anggota tim
(Hutahaean, 2010).
18
19
20
Ultrasonografi
dapat
meningkatkan
akurasi
diagnostik
merupakan
apendiks.
pembedahan
Apendiktomi
atau
direncanakan
operasi
pada
klasik
infiltrat
21
diberi antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob.
Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8 minggu kemudian dilakukan
apendiktomi (Sjamsuhidajat, 2004). Tindakan apendiktomi merupakan
peristiwa kompleks sebagai ancaman potensial atau aktual kepada integritas
seseorang baik biopsikososial spritual yang dapat menimbulkan respon berupa
nyeri. Rasa nyeri tersebut biasanya timbul setelah operasi. Nyeri merupakan
sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial (Siswati, 2010). Pada pengkajian Ny.
W didapatkan nyeri secara teori termasuk dalam kategori nyeri akut. Hal ini
disebabkan oleh karena nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan
intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk
waktu singkat (Prasetyo, 2010).
Pada pola kognitif dan perceptual dijelaskan bahwa pasien dengan
pembedahan abdomen terutama apendiktomi, pada umumnya tidak
mengalami
gangguan
pendengaran,
penglihatan,
maupun
pembau.
Biasanya pada pola kognitif dan perceptual muncul adanya nyeri dengan
menggunakan metode Provocate, Quality, Region, Severe, Time (PQRST)
(Potter, 2005). Provocate (P) merupakan penyabab terjadinya nyeri dari
penderita. Kasus pada Ny. W nyeri yang dirasakan setelah pembedahan
apendiktomi adalah nyeri dirasa saat bergerak. Pada tindakan pembedahan
abdomen atau apendiktomi merupakan penyebab terjadinya nyeri karena
22
adanya trauma atau insisi pembedahan, karena saat bergerak bisa memicu
atau faktor terjadinya nyeri.
Quality (Q) merupakan kualitas nyeri yang diungkapkan secara
subyektif oleh pasien (Potter, 2005). Ny. W mengatakan kualitas nyeri
seperti ditusuk-tusuk. Kualitas nyeri pada pasien pembedahan biasanya
terasa panas dan tertusuk-tusuk karena adanya insisi.
Region (R)
23
nyeri harus diperiksa untuk melihat apakah palpasi atau manipulasi pada
daerah
tersebut
meningkatkan
sensasi
nyeri.
Selama
melakukan
24
ovarii kiri. Pada region Mc Burney tampak stuktur tubuler blind end non
kompresi, menyongkong gambaran apendisitis.
Terapi yang diberikan pada Ny. W pada tanggal 26 April 2013
pukul 08.00 WIB adalah terapi injeksi taxegram 1gram/12 jam untuk
saluran urogenital gonore tidak terkomplikasi disebabkan neuseria. Pada
kasus Ny. W diberikan antibiotik karena luka operasi dapat kemungkinan
terjadi infeksi luka post operasi. Injeksi torasic 10 mg/8 jam untuk terapi
somatik jangka pendek nyeri akut serajad sedang-berat. Injeksi gastridin
150mg/12 jam untuk tungkak lambung dan usus dua belas jari, pada kasus
Ny. W gastridin untuk mencegah mual efek anestesi post operasi (ISO,
2010).
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Hutahaean (2010) dalam bukunya Nanda (1990) diagnosa
keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam
penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera fisik (pembedahan apendiktomi). Pada kasus Ny. W
ditemukan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
(pembedahan apendiktomi). Hal ini sesuai teori bahwa sesuai dengan
refrensi yang menyatakan bahwa nyeri akut post operasi apendiktomi
25
adalah suatu reaksi yang kompeks pada jaringan yang terluka pada proses
pembedahan yang dapat menstimulasi hypersensitivitas pada system syaraf
pusat, nyeri ini hanya dapat dirasakan setelah adanya prosedur operasi.
lokasi pembedahan mempunyai efek yang sangat penting yang hanya dapat
dirasakan oleh pasien yang mengalami nyeri post operasi apendiktomi
(Anonim, 2012).
Nyeri akut pada kasus Ny. W diprioritaskan penulis hal ini
disebabkan oleh karena jika nyeri akut tidak dikontrol dapat menyebabkan
proses rehabilitasi pasien tertunda dan hospitalisasi menjadi lama. Hal ini
karena pasien memfokuskan semua perhatiannya pada nyeri yang
dirasakan. Ketika pasien merasakan nyeri, pasien tidak dapat menikmati
kehidupannya dengan nyaman (Nurhafizah dan Erniyati, 2012). Hal ini
didukung dengan hasil pengkajian pada tanggal 25 April 2013 pukul 15.40
WIB didapatkan hasil data subyektif Ny. W mengeluh nyeri perut post
operasi, nyeri dirasa timbul saat bergerak, kualitas nyeri perih dan terasa
panas seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4 (0-10), Ny. W tampak lemah dan
nyeri hilang timbul, dan data obyektif Ny. W tampak lemah dan merintih
kesakitan, ada luka post operasi diperut kanan bawah, tertutup kassa, warna
kulit sekitar luka tidak kemerahan, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84
kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C.
Etiologi dari diagnosa keperawatan adalah agen cedera fisik dari
pembedahan (NANDA, 2009) hal ini didasarkan dari hasil pengkajian data
subyektif Ny. W mengeluh nyeri perut post operasi, nyeri dirasa timbul
26
saat bergerak, kualitas nyeri perih dan terasa panas seperti ditusuk-tusuk,
skala nyeri 4 (0-10), Ny. W tampak lemah dan nyeri hilang timbul, dan
data obyektif Ny. W tampak lemah dan merintih kesakitan, ada luka post
operasi diperut kanan bawah, tertutup kassa, warna kulit sekitar luka tidak
kemerahan, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84 kali per menit,
pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C, karena ketika bagian tubuh
terluka oleh tekanan, potongan, sayatan, dingin atau kekurangan oksigen
pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan mengeluarkan berbagai
macam substansi intraseluler dilepaskan keluar ekstraseluler maka akan
mengiritasi nosiseptor.
27
28
tehnik
relaksasi
(nafas
dalam)
atau
distraksi
kemudian
mengendorkan
dengan
sepenuhnya
dengan
melaksanakan praktek
29
tidak dapat diatasi dalam waktu singkat dan perlu penanganan terlebih
dahulu karena nyeri post operasi dapat menjadi faktor penting yang
mempengaruhi persepsi pasien tentang perkembangan dan kesembuhannya.
Lebih tinggi nyeri yang dirasakan pasien, maka makin rendah harapan
sembuh
menurut
pasien
berdasarkan sifat
subyektif
nyeri,
sulit
4. Implementasi
Menurut Nursalam (2008) dalam Iyer et al (1996 ) implementasi
adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun
dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah klien.
Implementasi pada Ny. W, dapat dilakukan penulis sesuai rencana
tindakan keperawatan yang ada. Saat melakukan tindakan keperawatan,
penulis tidak mengalami kesulitan karena pasien kooperatif. Ada beberapa
tindakan keperawatan yang dilakukan penulis diluar rencana tindakan
keperawatan antara lain memberikan mobilisasi dini posisi miring kanan
kiri dan duduk, memberikan mobilisasi dini yang bertujuan untuk
mempercepat pemulihan dan mencegah terjadinya komplikasi pasca bedah,
karena tirah baring lama seperti terjadinya dekubitus, kekakuan atau
30
yang
berkembangbiak
sehingga
menyebabkan
nyeri
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan
merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasi dicapai (Hutahaean, 2010).
Evaluasi pada Ny. W dilakukan dengan metode SOAP. Pada
evaluasi tanggal 25 April pukul 16.20 WIB -26 April 2013 pukul 11.25
WIB, evaluasi yang diperoleh Ny. W mengatakan nyeri perut kanan bawah
diluka post operasi, nyeri timbul saat bergerak, kualitas seperti ditusuktusuk, skala 4, nyeri hilang timbul. Ny. W tampak lemah, merintih, tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit
31
dan suhu 38C, terdapat luka tertutup kassa pada abdomen kanan bawah,
warna kulit sekitar luka tidak kemerahan. Masalah keperawatan nyeri akut
belum teratasi, intervensi dilanjutkan meliputi kaji tanda-tanda vital, kaji
karakteristik nyeri, berikan posisi yang nyaman (supine atau semi-fowler),
kolaborasi dengan tim medis lain yaitu pemberian analgesik. Pengelolaan,
penulis belum mampu mengatasi masalah keperawatan nyeri akut karena
masa penyembuhan pasien masih memerlukan waktu dan karena
keterbatasan waktu penulis tidak dapat mengobservasi pasien selama 24
jam sehingga rencana tindakan keperawatan dilanjutkan pada hari ketiga
kelolaan.
Pada tanggal 27 April 2013 atau hari ke tiga post-operasi.
Sedangkan pada evaluasi hari ketiga pengelolaan, pasien mengatakan
masih merasakan nyeri walaupun skala nyeri berkurang. Ini menandakan
adanya masalah keperawatan nyeri akut tidak teratasi oleh karena belum
sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan oleh penulis sehingga
intervensi perlu dilanjutkan. Penulis belum mampu mengatasi masalah
nyeri akut secara sempurna atau dengan skala 0 pada batasan waktu 3X24
jam
32
33
34
2. Saran
Berdasarkan adanya uraian diatas maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
a. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan institusi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP) di
berbagai rumah sakit.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan menyadari pentingnya penerapan asuhan
keperawatan yang konsisten dan sesuai dengan teori dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, sehingga pasien akan
mendapatkan perawatan yang holistik dan komprehensif.
c. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang
berkualitas dan professional, guna terciptanya perawat-perawat yang
profesional, terampil, cekatan dan handal dalam memberikan asuhan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.umnaw.com/.../12.%20Hj.Sri%20Siswati,%20SST,%20S.Pdf.
Diakses tanggal 30 April 2013
Sjamsuhidajat, R dan Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Sulistiyawati, Hasneli, Y dan Novayelinda, R. (2012), Efektivitas Mobilisasi Dini
Terhadap Penyembuhan Luka Post Operasi Apendisitis.
http://Repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1895/1/MANUSKRIP_
3.Pdf. Diakses tanggal 29 April 2013.
Yusrizal. 2012. Pengaruh Tehnik Relaksasi Nafas Dalam dan Masase Terhadap
Penurunan Skala Nyeri pada pasien pasca apendiktomi di Ruangan
Bedah RSUD DR. M. Zein Painan Thun 2012.
http://repository.unand.ac.id/17872/1/YUSRIZAL.pdf. Diakses tanggal 30
April 2013