Makalh PKN jadiKKJ
Makalh PKN jadiKKJ
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hak dan kewajiban aparat negara dalam menjalankan konstitusi ?
2. Bagaimana pelaksanaan taat konstitusi oleh aparat negara ?
3. Bagaimanakah kenyataan tidak taatnya aparat negara terhadap konstitusi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hak dan kewajiban aparat negara
2. Mengetahui taat konstitusi oleh aparat negara
3. Mengetahui ketidaktaatan konstitusi oleh aparat negara
BAB 2
PEMBAHASAN
menempati
kedudukan
yang
sangat
penting
dalam
kehidupan
ketatanegaraan suatu negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan
berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Selain itu, konstitusi
juga merupakan ide-ide dasar yang digariskan oleh the founding fathers, serta memberikan
arahan kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang mereka
pimpin.
Konstitusi menjadi dasar utama bagi penyelenggaraan bernegara. Oleh karena itu,
konstitusi menempati posisi penting dan strategis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara. Konstitusi atau undang-undang dasar merupakan pemberi pegangan dan pemberi
batas, sekaligus merupakan petunjuk bagaimana suatu negara harus dijalankan.
Gagasan konstitusionalisme menyatakan bahwa konstitusi di suatu negara memiliki
sifat sifat membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak dasar warga negara.
Sejalan dengan sifat membatasi kekuasaan pemerintah maka konstitusi secara ringkas
memiliki 3 tujuan, yaitu:
a. Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik
b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu sendiri
c. Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan
kekuasaannya (ICCE UIN, 2000)
Aparatur Negara
Aparatur Negara adalah pekerja yang digaji pemerintah, untuk melaksanakan tugastugas teknis pemerintahan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan
ketentuan yang berlaku. (Dharma Setyawan).
Sumber pokok hukum kepegawaian di Indonesia, menurut Utrech (1990) antara lain
terdapat dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Instruksi
Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Intruksi Menteri. Sedangkan menurut
Sastra Djatmika dan Marsono (1995) selain hal tersebut di atas, Ketetapan MPR juga
merupakan
sumber
hukum
kepegawaian
di
Indonesia.
Ia
Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.
3.
Pejabat yang berwajib adalah yang karena jabatan atau tugasnya berwenang melakukan
tindakan hukum yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.
Pejabat negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pejabat Negara lainnya yang ditentukan
oleh Undang-undang.
Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban
pekerjaan dan tanggung jawabnya. Memperoleh cuti
2) Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus mampu memacu produktivitas dan menjamin
kesejahteraannya.
3) Memperoleh perawatan yang tertimpa suatu kecelakaan dalam dank arena menjalankan tugas
kewajibannya.
4)
Memperoleh bagi yang menderita cacat jasmani dalam dank arena menjalankan tugas dan
kewajibannya yang mengakibatkan dirinya tidak dapat lagi bekerja pada jabatan apapun.
menurut undang
2. Pegawai Negeri Sipil sebagaimamna dimaksud dalam ayat (1) huruf, a terdiri dari :
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat, dan
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah.
3. Disamping Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pejabat yang
berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap.
Jadi jelas di sini bahwa spegawai negri sipil merupakan Aparatur Negara yang memilki Hak
dan Kewajiban dalam menjalan kan Sistem Otonomi Daerah
Hak-hak diatas merupakan hak dasar yang harus diterima oleh setiap aparatur Negara.
Aparatur akan memenuhi kewajibannya jika hak-hak tersebut terpenuhi. Jika kesejahteraan
aparatur tercapai, maka mereka akan meningkatkan kinerjanya sesuai dengan kewajibannya.
Kewajiban Aparatur Negara
Kewajiban aparatur negara adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan
atau boleh dilakukan oleh setiap aparatur berdasarkan sesuatu peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Adapun kewajiban-Kewajiban yang berhubungan dengan tugas di dalam jabatan
yaitu kewajiban ini terkait dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja masing-masing aparatur
Negara adalah sebagai berikut :
1) Kewajiban yang ditetapkan dalam UU No.43 tahun 1999;
2) Kewajiban menurut Peraturan Disiplin Pegawai;
3) Kewajiban menurut peraturan tentang izin perkawinan dan perceraian PNS;
4) Kewajiban mentaati jam kerja kantor dan pemberitahuan jika tidak masuk kerja.
5) Kewajiban menjaga keamanan negara dan menyimpan surat-surat rahasia;
6)
Kewajiban
mentaati ketentuan
tentang pola
hidup sederhana
dan larangan
2. Gatot Tolak Suap Ketika Ditawari Segepok Uang Oleh Pejabat Eselon III
MEDAN-Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Gatot Pujo Nugroho memulai gebrakan,
pembersihan birokrat dari isu suap dan budaya beli jabatan. Gatot menyatakan pernah dan
akan tetap menolak tumpukan uang yang disodorkan beberapa oknum kepadanya dalam
rangka mengorder jabatan di lingkungan pemerintahan provinsi (pemprov) Sumatera
Utara.
Pengakuan itu dilontarkan mantan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS
Sumut itu usai melantik pejabat eselon III di lingkungan pemprovsu di Aula Martabe
Lantai II Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan, kemarin (25/4).
Upaya suap juga dilakukan para pejabat yang mengincar posisi empuk di eselon
III. Gatot tetap menolak. Ada yang berupaya untuk memberi uangn tapi saya tolak.
Karena jabatan itu amanah, katanya kepada wartawan.
Saat ditanya siapa dan berapa nominal yang diberikan kepadanya, Gatot enggan
menjawab dan mengangkat tangan.
Kabar upaya suap yang dilakukan sejumlah pejabat teras di Pemprovsu memang
beberapa kali terdengar sebelum Gatot mengisi posisi gubernur yang ditinggal sementara
Syamsul Arifin yang saat ini berurusan dengan Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).
Apalagi saat Gatot beberapa kali menggaungkan rencana reshuffle di sejumlah jabatan di
pemprovsu.
Menurut sebuah sumber terpercaya, para pejabat itu umumnya mendekati orangorang di lingkaran Gatot dengan menawarkan uang hingga miliaran rupiah. Bahkan
beberapa waktu lalu, ada seorang pejabat eselon I yang datang dan bertemu langsung ke
Plt gubernur itu dan menyodorkan uang kontan senilai Rp500 juta. Pejabat itu menyebut
uang tersebut sebagai hadiah. Tetapi uang akhirnya dibawa pulang dan wajah pejabat
tersebut memerah karena pemberiannya ditolak dengan halus.
Praktik beli jabatan ini ditengarai juga terjadi di lingkungan pemerintah kota
Medan. Tidak hanya di level pejabat atas, pejabat terendah pun sudah dipasangi tarif.
Penasihat Fraksi PKS DPRD Medan Muslim Maksum mengungkapkan hal itu saat
ditemui di tempat terpisah, kemarin. Menurutnya, ada sinyalemen, kepala lingkungan
(Kepling) di Medan yang bertugas atas SK camat, berlomba mencari tempat basah.
Untuk itu, tiap calon kepling dimintai Rp3 juta sampai Rp5 juta.
Sudah ada sms-sms seperti itu yang kita terima. Makanya, ini perlu diseriusi. Kita
tahu juga, Wali Kota kita ini sering memunculkan isu-isu besar untuk menutup isu-isu
sebelumnya yang tak terselesaikan, tegasnya.
Jabatan Adalah Amanah
Pejabat eselon III yang dilantik berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubsu No
821.23/1276/2011 tertanggal 25 April 2011, yang ditandatangani Pelaksana Tugas (Plt)
Gubsu Gatot Pujo Nugroho berjumlah 35 orang. Mereka tersebar di beberapa Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sekretariat Daerah (Setda) Provsu.
Pada kesempatan itu, Gatot sempat menuturkan, dia akan mencopot pejabat yang
baru dilantik apabila ketahuan memberikan sesuatu. Saya akan copot, siapa yang
ketahuan memberi dan siapa yang menerima, pungkasnya.
Gatot mengingatkan, jabatan yang diberikan adalah sebuah amanah, bukan sebuah
kehormatan yang untuk dibangga-banggakan.
Ini amanah dan harus dijalankan. Karena PNS itu memiliki tuan, dan tuannya
adalah bangsa dan negara. Jadi, harus mengedepankan kepentingan negara dan bukan
kepentingan pribadi atau golongan, ungkapnya.
Gatot juga berpesan kepada para istri dan suami dari pejabat eselon III yang baru
dilantik agar bisa memastikan bahwa jabatan yang diterima oleh suami dan istri mereka
menjadi pemacu untuk lebih bersyukur. Bersyukur juga, tidak cukup hanya dengan
mengucapkan Alhamdulillah, tapi harus juga dibuktikan dengan perbuatan sesuai tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi) masing-masing.
Pelantikan tersebut, lanjut Gatot, merupakan salah satu bagian untuk pembangunan
proses birokrasi. Pelantikan ini adalah hal yang lazim dan biasa. Dan ini untuk supaya
cepat merespon persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan, ujarnya.(ari)
10
bernama Dharnawati.
Mereka diduga mengkhianati sumpah jabatan lewat perbuatan berskandal suap
sebesar Rp 1,5 miliar. Suap itu diduga sebagai imbalan pencairan anggaran dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2011 untuk pembangunan
infrastruktur daerah transmigrasi di Manokwari.
11
4. Mantan Bupati Karanganyar di tangkap oleh KPK atas kasus korupsi Perumahan
griya Lawu
12
13
BAB III
KESIMPULAN
Sebagai aparat penegak hukum sudah seharusnya mampu memberi contoh yang baik bagi masyarakat.
Sebagai penegak hukum harusnya bisa memberi keadilan kepada masyarakat serta mampu
menumbuhkan rasa kepercayaan kepada masyarakat. Dengan demikian moralitas aparat hukum sangat
diperlukan untuk menegakkan hukum di Indonesia.Karena itu moralitas penegak hukum itu sangat
penting demi berjalannya hukum secara baik di negara.
14
DAFTAR PUSTAKA
Haryati, Sri. Dkk.2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru
Rayon 13 FKIP UNS
WINARNO. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara
http://pankga.blogspot.com/2012/12hak dan kewajiban aparatur negara.html