Anda di halaman 1dari 19

APLIKASI CARING DALAM SENI (SENI RUPA/KRIYA)

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Caring


Disusun Oleh :
Rina Anggana Raras
02.110.083

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT HAJI MEDAN


PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas Berkah dan Ridho dari-NYA lah
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas tentang aplikasi caring dalam seni
rupa, terutama seni kriya. Walaupun seni dan caring merupakan hal yang berbeda, tetapi pada
pelaksanaannya ada hal-hal yang perlu di pelajari dari seni kriya tersebut. penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
pengerjaan makalah ini, baik moril maupun materil sehingga

dapat menyelesaikan

pengerjaan makalah ini.


Akhir kata penulis mengharapkan saran dari pembaca sekalian apabila dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan karena dengan saran itu saya akan
mencoba untuk menulis makalah dengan lebih baik lagi. saya ucapakan Ass.Wr.Wb.

Medan, 14 November 2013


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................


DAFTAR ISI............................................................................................

i
ii

BAB I
1.1
1.2
1.3

PENDAHULUAN
Latar Belakang..
Rumusan Masalah ...................................................................
tujuan.......................................................................................

1
2
2

BAB II
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3

LANDASAN TEORI
Pengertian Caring....................................................................
Dimensi Caring K.M Sanson .
Faktor Yang Mempengaruhi Caring .......................................
Pengertian Moral .....................................................................

3
4
5
5

2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6

Seni . ...................................................................
6
Pengertian Seni .......................................................................
6
Jenis-jenis Seni
7
Seni Rupa
8
Cabang Seni Rupa ...
8
Unsur Seni Kriya .. 11
Fungsi Seni Kriya. 12

2.3

Keterkaitan Antara Caring Dengan Seni Kriya 12

BAB III

PENUTUP

4.1.

Kesimpulan................................................................... .................

13

4.2

Saran................................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta
atau menyayangi.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis , dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam keperawatan, caringmerupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan.
Banyak ahli yang telah mengemukakan pengertian tentang caring itu sendiri, salah satunya
adalah Watson dengan teory caringnya yang terkenal dengan Theory Of Human Caring.
Watson mengatakan bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Caring juga erat hubungannya dengan seni. Seni adalah ungkapan perasaan seseorang
yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung
unsue-unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Seni ada bermacammacam contohnya seperti seni rupa, seni tari/gerak, seni suara/vocal/music, seni teater dan
lain-lain. Dalam makalah ini akan dibahas lebih rinci mengenai seni rupa yang dibagi
menjadi beberapa bagian, termasuk seni kriya (kerajinan tangan).
Seni kriya adalah karya seni terapan yang mengutamakan kegunaan dan keindahan
(estetis) yang bisa menarik konsumen. Dalam pengerjaannya, seni kriya membutuhkan
kesabaran, ketelitian dan keuletan, caring juga membutuhkan hal yang sama seperti seni kriya

ini dalam aplikasi sehari-harinya. Jadi penulis ingin membahas lebih jauh mengenai
keterkaitan antara caring dengan seni rupa (seni kriya).
1.2 Rumusan Masalah
Caring adalah kemampuan umum untuk berdedikasi dengan orang lain, perasaan
empati atau cinta dan kasih sayang. Sedangkan seni adalah ungkapan perasaan seseorang
yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung
unsue-unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Walaupun seni dan
caring itu berbeda, tetapi ada beberapa unsur dari seni yang memiliki persamaan dengan
caring dalam aplikasinya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengidentifikasi keterkaitan
antara caring dengan seni.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi keterkaitan antara
caring dengan seni.
1.3.2 Tujuan Khusus
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian caring
2. Mengetahui pengertian seni
3. Melihat hubungan antara caring dan seni
4. Mengetahui persamaan antara caring dengan seni dalam aplikasinya di kehidupan
sehari-hari

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Caring
2.1.1 Defenisi Caring
Caring didefinisikan oleh Swanson sebagai cara memelihara untuk berhubungan
dengan orang lain, terhadap yang satu merasa bertanggung jawab pada suatu pekerjaan yang
akan dinilai oleh orang lain. (Ann Marriner-Tomey,Martha Raile Alligood, 2006).
Caring didefinisikan sebagai suatu sikap aktif yang benar-benar memberikan kepada
orang lain bahwa ia benar-benar peduli itu didasarkan pada kasih karunia Allah, yang telah
dimiliki. Menurut Nelson (1976).
Beberapa penulis telah mengartikan caring dalam keperawatan sebagai sebuah bentuk
cinta. Ray (1981) menemukan bahwa: Analisis caring secara konseptual dari perspektif
berbeda diperkirakan sebagai sebuah Cinta
Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat
berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain. Perilaku caring bertujuan dan berfungsi
mengubah struktur sosial, pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yang berbeda pada
suatu tempat dengan tempat yang lain. Dalam merawat diri sendiri dan orang lain dalam
prakteknya yang berbeda pada setiap kultur dan etik serta pada sistem profesional care-nya
(Leininger,1991). Sifat-sifat caring manusia terkandung dalam definisi caring leininger,
misalnya caring didefinisikan sebagai "tindakan tindakan manusia dan proses yang
memberikan bantuan kepada individu atau kelompok lain berdasarkan kepentingan dapat atau
keprihatinan bahwa manusia, atau untuk bertemu dengan seorang perlu disajikan atau perlu
diantisipasi".

Definisi caring menurut Benner and Wrubel (1989) berarti bahwa orang, peristiwa,
proyek dan hal-hal yang penting bagi individu, itu adalah kata untuk yang terhubung. Karena
caring menentukan apa yang penting bagi seseorang, ia menjelaskan berbagai keterlibatan,
dari kasih orang tua untuk persahabatan, dari merawat pekerjaan seseorang untuk merawat
hewan peliharaan seseorang, untuk merawat dan sekitar satu, klien. Caring juga
mengungkapkan apa yang stres dan pilihan yang tersedia untuk mengatasi. jika sesuatu tidak
masalah bagi seseorang, tidak akan mungkin membuat stres atau kebutuhan untuk mengatasi.
Benner melihat perhatian pribadi caring sebagai fitur yang melekat pada praktek
keperawatan, dimana oleh perawat membantu klien untuk pulih dalam menghadapi penyakit,
untuk memberi makna pada penyakit itu, dan untuk mempertahankan atau kembali sembuh.
caring membuat pemberitahuan perawat yang intervensi berhasil, dan keprihatinan ini
kemudian menuntun caring masa depan.
Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa caring adalah manifestasi dari
perhatian kepada orang lain , berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan,
komitmen untuk mencegah terjadinya status yang memburuk, member perhatian dan konsen,
menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia, cinta dan ikatan, otoritas dan
keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan menyenangkan
(Dwidiyanti,2007).
2.1.2 Dimensi Caring Menurut K.M Swanson
Menurut Kristen M Swanson, ada lima asumsi yang mendasari konsep caring. Lima
asumsi tersebut adalah :
1. Maintaining Belief
Maintaining belief adalah mempertahankan iman dalam kapasitas orang lain, untuk
mendapatkan melalui suatu peristiwa atau transisi dan menghadapi masa depan dengan
bermakna. Tujuannya adalah untuk memungkinkan yang lain sehingga dalam batas-batas

kehidupannya, ia mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh


harapan.
2. Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa seperti yang memiliki makna dalam
kehidupan yang lain. Mengetahui melibatkan untuk menghindari asumsi tentang makna dari
suatu peristiwa dengan yang merawat, yang berpusat pada kebutuhan lain, melakukan kajian
mendalam, mencari petunjuk verbal dan nonverbal, dan Mengikutsertakan dari keduanya.
3. Being with
Bieng with adalah secara emosional hadir untuk yang lain dengan menyampaikan
ketersediaan berkelanjutan, perasaan berbagi, dan pemantauan yang peduli memberikan tidak
membebani orang dirawat.
4. Doing for
Doing for adalah melakukan untuk yang lain apa yang dia akan melakukan untuk diri
sendiri jika hal itu mungkin. Melakukan untuk yang lain berarti memberikan perawatan yang
nyaman, protektif, dan antisipatif, serta menjalankan tugasnya terampil dan kompeten sambil
menjaga martabat orang tersebut.
5. Enabling
Enabling adalah memfasilitasi bagian yang lain melalui transisi kehidupan dan
peristiwa asing dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung, dengan fokus pada
masalah yang relevan, berfikir melalui masalah, dan menghasilkan alternatif, sehingga
meningkatkan penyembuhan pribadi klien, pertumbuhan, dan perawatan diri.
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Caring
1. Faktor Keadaan Keluarga
Keluarga tetap merupakan sumber daya yang paling menonjol tersedia bagi kebanyakan
orang yang membutuhkan perhatian. Hal ini tampaknya benar. Tidak mengherankan bahwa

orang tua merupakan sumber utama perawatan bagi anak-anak. Tidak hanya orang tua yang
paling ingin menganggap peran ini, tetapi tekanan sosial tempat harapan pada keluarga untuk
menyediakan dan mengelola caring, baik melalui norma umum tentang tanggung jawab orang
tua dan melalui relatif tidak adanya sumber keuangan untuk menanggung alternatif (Perrin,
Shayne, dan Bloom , 1993).
2. Factor Keadaan Sosial
Bahkan ketika anggota keluarga dan tetangga ada di dekatnya, seseorang dapat
menjadi "sendirian." Tidak semua keluarga dan tetangga bersedia atau siap untuk
memberikan dukungan, pengertian, dan kasih sayang sekalipun yang membutuhkan hal
tersebut adalah orang yang sedang dalam perawatan (orang sakit). Orang yang dalam kondisi
sehat juga bisa mengalami keadaan seperti orang sakit tersebut, yaitu merasa sendirian
(terisolasi) karena orang-orang didekatnya mulai menjauhinya karena alasan tertentu. Dalam
situasi ini, beberapa orang tua dan anak-anak dapat diabaikan dan bahkan dilecehkan.
(Rodriques et al, 1996.).
3. Factor Keadaan Pelayanan Kesehatan Modern
Kemajuan dalam ilmu kedokteran dan teknologi telah meningkatkan kemampuan obat
untuk meringankan dan menyembuhkan penyakit, baik akut dan kronis. Tapi mendengarkan,
kasih sayang, dan dukungan untuk pasien dan keluarga hampir menjadi hal yang mulai susah
untuk didapatkan. Perubahan dalam organisasi, pembiayaan dan pemberian perawatan medis,
dan laboratorium modern teknologi diagnostik dan terapeutik, memiliki efek besar pada
kesempatan dan waktu yang tersedia untuk dokter untuk memberikan dukungan, kasih
sayang, dan pemahaman bahwa pasien yang paling membutuhkan dan ingin menerima.
Banyak dokter ingin memberikan perawatan belas kasih untuk pasien mereka, tetapi
urgensi praktek medis ini sering membuat hal ini mustahil. Perawat, pekerja sosial, dan

perawatan kesehatan lainnya yang profesional yang bekerja di kantor-kantor dokter, klinik,
Rumah Sakit, rumah jompo, dan berbagai rumah dan berbasis masyarakat pengaturan adalah
beberapa yang lebih mampu memberikan dukungan bahwa pasien perlu. Tetapi upaya mereka
untuk melakukan itu sering terganggu oleh berbagai faktor yang sama didalam sistem
kesehatan yang mempengaruhi dokter.
4. Factor Isu-isu Khusus Penyandang Cacat
Dalam setiap tahun tertentu, sebagian besar orang di Amerika Serikat memiliki
beberapa kontak dengan sistem perawatan medis. Apakah itu merupakan pemeriksaan rutin,
beberapa tes, atau operasi kecil, interaksi medis adalah bisnis berisiko, dan kebanyakan dari
kita pernah mengalami rasa ketergantungan dan ketidakpastian yang terkait dengan peran
pasien. Untuk penyandang cacat, tidak hanya adalah rasa kerentanan berpengalaman dalam
pertemuan medis, tetapi juga meluas ke hubungan membantu orang lain dan memang, untuk
semua aspek hidup di mana mereka berusaha untuk merasa aman, meningkatkan otonomi
mereka, dan mendapatkan rasa pemenuhan pribadi. Bagi penyandang cacat yang harus
bergantung pada layanan yang di biayai dari para profesional yang membantunya sering
melibatkan lembaga layanan, untuk bantuan pribadi, caring menimbulkan beberapa masalah
khusus. Sebagian konsepsi fokus perhatian pada keluarga dan profesional kesehatan, tepat
mengangkat isu-isu tentang batasan pelatihan profesional yang menekankan aspek teknis
pengobatan dengan mengorbankan rasa kemanusiaan.
2.2 Seni
2.2.1 Pengertian Seni
Pengertian kata seni terambil dari kata Inggris art, yang berakar pada kata Latin ars,
yang berarti ketrampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan atau proses

belajar. Dari akar kata ini kemudian berkembang pengertian yang diberikan oleh kamus
Webster, bahwa seni adalah penggunaan keterampilan dan imajinasi secara kreatif dalam
menghasilkan benda-benda estetis. (Webster's Collegiate Dictionary, 1973, hal.63).
Pengertian lain diambil dari bahasa Belanda kunst, yang mempunyai definisi
sebagai suatu kesatuan secara struktural dari elemen-elemen estetis, kualitas-kualitas teknis
dan ekspresi simbolis, yang mempunyai arti tersendiri dan tidak membutuhkan lagi
pengesahan oleh unsur-unsur luar untuk pernyataan dirinya. (Winkler Prins, hal.427).
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, seni adalah kecakapan membuat
(menciptakan) sesuatu yang elok-elok atau indah, atau Sesuatu karya yang dibuat (diciptakan)
dengan kecakapan yang luar biasa seperti sajak, lukisan, ukiran-ukiran, dan sebagainya.
2.2.2 Jenis-jenis Seni
Seni dikelompokkan atas beberapa jenis, yaitu :
1. Seni Musik adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk nada
dan syair yang indah.
2. Seni Rupa adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk rupa /
gambar-gambar.
3. Seni Drama adalah curahan perasaaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk gerak
bercerita yang diramu dengan musik yang sesuai.
4. Seni Tari adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk gerak
anggota badan yang teratur dan berirama.
Seni Budaya adalah Kreasi seni, baik dalam bentuk Musik, Rupa,Drama, maupun
Tarian yang lahir dan berkembang serta dipelihara secara turun temurun oleh masyarakat di

suatu daerah, dan menjadi ciri khas daerah tersebut. Disini akan dibahas lebih spesifik
mengenai seni rupa.
2.2.3 Seni Rupa
Seni Rupa adalah salah satu cabang kesenian, seni rupa merupakan ungkapan gagasan
dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen
serta prinsip-prinsip desain.
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam
berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi. Dalam
seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi.
Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari satu media yang ada
(sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni,
kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan
pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan
kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun
sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada
pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke
dalam bahasan visual arts.
2.2.4 Cabang-cabang Seni Rupa
1. Seni rupa murni
a. Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang
sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek

tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja,
seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap
sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan
syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
b. Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan
teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya
mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut
dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau
drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan
dari permukaan sebuah bahan , secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang
umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving
atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu.
Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil
cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karyakarya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa
modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai
bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.
c. Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi.
Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah
liat) atau kasting (dengan cetakan).
d. Seni instalasi adalah seni yang memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah
benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna
tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang
bersifat kontemporer diangkat dalam konsep seni instalasi ini. Seni instalasi dalam
konteks visual merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang

memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, cahaya, gerak dan interaksi


spektator (pengunjung pameran) sebagai konsepsi akhir dari olah rupa.
e. Seni Keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk
membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itu
dibedakan pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan
produksinya. Venus of Dolni Vestonice adalah karya keramik tertua yang pernah
ditemukan.
2. Desain
a. Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,
arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan
desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut.
b. Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar
untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis,
teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa
dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti
jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda
merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang
digunakan (disain). Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan
keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan
gambar, dan tata letak.
c. Desain industri adalah seni terapan di mana estetika dan usability (kemudahan dalam
menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desain industri

menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna
atau garis dan warna atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang
memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas
industri atau kerajinan tangan.
3. Kriya
a. Kriya tekstil adalah barang-barang yang dihasilkan dari proses menenun. Barangbarang tekstil meliputi segala hal yang dibuat dengan cara ditenun, disulam dan
dirajut seperti kain, pakaian, perlengkapan rumahtangga dan lain-lain. Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan berbagai karya seni kriya atau seni terapan
yang berkaitan atau menggunakan bahan tekstil, antara lain : segala bentuk rancangan
tenun, rancangan pakaian, rancangan motif dan rancangan barang-barang rumah
tangga dan asesoris, batik, aksesori misal bando, pita, kipas, tas tangan, perlengkapan
rumah tangga dan hiasan ruangan misalnya taplak meja, kain korden, hiasan dinding,
serbet makan, celemek, sarung bantal, sprei dan sebagainya.
b. Kriya kayu yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau
dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati,
mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya mebel, relief dan lain-lain.
c. Kriya keramik adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang
melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga
menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya:
gerabah, piring dan lain-lain.
2.2.5 Unsur Karya Seni Kriya
Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
adalah :
1. Utility atau aspek kegunaan

a. Security, yaitu jaminan tentang keamanan orang yang menggunakan barang-barang


itu.
b. Comfortable, yaitu kenyamanan pada saat menggunakan barang tersebut
c. Flexibility, yaitu keluwesan dalam penggunaan barang-barang.
2. Estetika atau syarat keindahan
2.2.6 Fungsi dan Tujuan Seni Kriya
1. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan
fungsinya. Adapun unsur keindahannya adalah sebagai pendukung.
2. Sebagai benda hias, adalah seni kriya yang dibuat sebagai benda hias atau
pajangan.
3. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai
alat permainan.
2.3

Keterkaitan Antara Caring Dengan Seni (Seni Rupa/Seni Kriya)


Telah dibahas sebelumnya bahwa caring dengan seni memiliki keterkaitan dalam

aplikasinya. Caring adalah suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan
dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Dan
seni adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk
gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsue-unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi
perasaan orang lain.
Seni memiliki beberapa jenis tetapi penulis lebih membahas kepada seni rupa, dimana
pengertian seni rupa adalah salah satu cabang kesenian, seni rupa merupakan ungkapan
gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan
elemen serta prinsip-prinsip desain. Salah satu dari seni rupa adalah seni kriya, yaitu cabang
seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya
yang dikerjakan dengan cara menenun, merajut, menjahit ataupun menyulam.

Dalam pengerjaan dari seni kriya membutuhkan konsentrasi yang tinggi, kesabaran,
ketelitian dan keuletan sehingga dapat menghasilkan suatu produk dengan kualitas yang
bagus. Keterkaitannya dengan caring adalah kita harus teliti dalam mengerjakan sesuatu hal
agar pekerjaan kita akan memberikan hasil yang memuaskan. misalnya dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien. Dalam menghadapi pasien, kita harus benar-benar sabar
karena tidak semua pasien memberikan respon yang sama pada saan kita rawat. Kita harus
juga teliti dalam memberikan injeksi ataupun obat oral pada pasien karena jika salah dalam
memberikannya akan memberikan efek yang buruk bagi si pasien. Apabila dalal melakukan
perawatan kita selalu sabar dan teliti, pasien pasti nantinya akan senang dan merasa puas
terhadap pelayanan yang kita berikan, sehingga akan memberikan dampak yang bagus juga
buat perawat dan rumah sakit.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis , dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam keperawatan, caringmerupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan.
Banyak ahli yang telah mengemukakan pengertian tentang caring itu sendiri, salah satunya
adalah Watson dengan teory caringnya yang terkenal dengan Theory Of Human Caring.
Seni adalah adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi
dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsue-unsur keindahan, dan dapat
mempengaruhi perasaan orang lain.
Seni kriya adalah seni terapan yang mengutamakan kegunaan dan keindahan (estetis)
yang bisa menarik konsumen. Aplikasi caring harus mengikuti dari tekhnik pengerjaan dari
seni kriya, yaitu teliti, sabar dan konsentrasi agar hasil yang didapatkan akan memuaskan.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca, khususnya para perawat
dapat menggunakan tekhnik pengerjaan dari seni kriya ini untuk diaplikasikan pada pasien
agar pasien puas terhadap pelayanan
penyembuhannya.

yang diberikan dan mempercepat proses

DAFTAR ISI
www.yogyes.com/id/shopping/sagio-puppet/
http://en.wikipedia.org/wiki/Iwan_Tirta
mazgun.wordpress.com/2008/09/22/seni-kriya-nusantara/
id.wikipedia.org/wiki/I_Nyoman_Nuarta
id.wikipedia.org/wiki/Dolorosa_Sinaga
http://arifh.blogdetik.com/anyaman-bambu-rotan-dan-daun-lontar-hasil-karya-seni-i-gustiputu-geria/

Anda mungkin juga menyukai