Perkembangan Emosi Remaja
Perkembangan Emosi Remaja
WIDYA ASTRI
(10060247)
NOVITA SARI
(10060248)
ILHAM MAULANA (10060238)
Dosen Pembimbing :
Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, berkat rahmat, taufik, hidayah
serta karunianya jualah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul Perkembangan Emosi Remaja. Di mana penulis mencoba menerangkan
serta menguraikan point-point dalam pembahasan ini secara sekilas sesuai dengan
kemampuan yang penulis miliki.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, semoga bermanfaat bagi diri
penulis pribadi dan bagi pembaca yang berkepentingan.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf jika
kiranya dalam makalah tersebut terdapat kesalahan, maksud dan penulisan. Penulis
menyadari makalah tersebut jauh dari sempurna dan penulis menerima kritik dan
saran dari pembaca sekalian.
Padang, 17 November 2011
Tim Penulis
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
D.
A.
B.
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................. 1
Rumusan Masalah.......................................................................... 1
Tujuan Penulisan............................................................................ 1
Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Kekhasan Perkembangan Emosi Remaja.................................. 3
Upaya Menumbuh Kembangkan Emosi Remaja...................... 5
Permasalahan Remaja Yang Tekait Dengan Emosinya......... 8
Upaya Guru Pembimbing Mengatasi Masalah
Perkembangan Emosi Remaja.................................................... 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................... 13
Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak stabil
dan penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat
cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan
bahwa
remaja
rata-rata
memerlukan
hanya
45
menit
untuk
berubah
dari moodsenang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan emosi ini erat
kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjadi pada remaja. Stres emosional
yang timbul berasal dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu
pubertas.
B. Rumusan Masalah
Dimakalah ini akan dijelaskan tentang Perkembangan Emosi Remaja yang
mana terbagi atas beberapa poin, yaitu:
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
mahasiswa dalam mata kuliah Psikologi Perkembangan Remaja, dan juga sebagai
kegiatan pendukung untuk mengembangkan dan membentuk kreativitas dalam
proses perkuliahan.
D. Manfaat Penulisan
Menjadikan penulis untuk lebih kreatif, aktif dan produktif dalam mencapai tujuan
dari kependidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kekhasan Perkembangan Emosi Remaja
Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak stabil
dan penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat
cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan
bahwa
remaja
rata-rata
memerlukan
hanya
45
menit
untuk
berubah
dari moodsenang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan emosi ini erat
kaitannya dengan kemasakan hormon yang terjadi pada remaja. Stres emosional
yang timbul berasal dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu
pubertas.
Menurut Havighurst remaja bertugas mencapai kemandirian emosional dari
orangtua dan orang-orang dewasa lainnya. Hal ini bisa membuat remaja melawan
keinginan atau bertentangan pendapat dengan orangtuanya. Dengan ciri khas
remaja yang penuh gejolak dan emosional, pertentangan pendapat ini seringkali
membuat remaja menjadi pemberontak di rumah. Apabila masalah ini tidak
terselesaikan, terutama orangtua bersikap otoriter, remaja cenderung mencari jalan
keluar di luar rumah, yaitu dengan cara bergabung dengan teman-teman sebaya
yang senasib. Seringkali karena yang dihadapi adalah remaja yang seusia yang
punya masalah yang kurang lebih sama dan sama-sama belum berhasil
mengerjakan tugas perkembangan yang sama, bisa jadi solusi yang ditawarkan
kurang bijaksana. Kehadiran problem emosional tersebut bervariasi pada setiap
remaja.
Salah satu ciri-ciri remaja menurut Allport (1961) adalah berkurangnya
egoisme, sebaliknya tumbuh perasaan saling memiliki. Salah atu tanda yang khas
adalah tumbuh kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya.
Kemampuan untuk menenggang rasa dengan orang yang dicintainya, untuk ikut
merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya. Ciri lainnya
adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang
menggambarkan bagaimana wujud ego (diri sendiri) di masa depan.
Rasa marah, kesal, sedih atau gembira adalah hal yang wajar yang tentunya
sering dialami remaja meskipun tidak setiap saat. Pengungkapan emosi itu ada juga
aturannya. Supaya bisa mengekspresikan emosi secara tepat, remaja perlu
pengendalian emosi. Akan tetapi, pengendalian emosi ini bukan merupakan upaya
untuk menekan atau menghilangkan emosi melainkan:
a. Belajar menghadapi situasi dengan sikap rasional
b. Belajar mengenali emosi dan menghindari dari penafsiran yang berlebihan terhadap
situasi yang dapat menimbulkan respon emosional. Untuk dapat menanfsirkan yang
obyektif, coba tanya pendapat beberapa orang tentang situasi tersebut.
c. Bagaimana memberikan respon terhadap situasi tersebut dengan pikiran maupun
emosi yang tidak berlebihan atau proporsional, sesuai dengan situasinya, serta
dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan social.
d. Belajar mengenal, menerima, dan mngekspresikan emosi positif (senang, sayang,
atau bahagia dan negative (khawatir, sedih, atau marah).
Kegagalan pengendalian emosi biasanya terjadi karena remaja kurang mau
bersusah payah menilai sesuatu dengan kepala dingin. Bawaannya main perasaan.
Kegagalan mengekspresikan emosi juga karena kurang mengenal perasaan dan
emosi sendiri sehingga jadi salah kaprah dalam mengekspresikannya. Karena itu,
keterampilan mengelola emosi sangatlah perlu agar dalam proses kehidupan remaja
bisa lebih sehat secara emosional.
Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak memnimbulkan
efek negatif. Beberapa cara untuk meredam emosi adalah :
1.
Berfikir Positif
2.
3.
4.
Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri
6.
Alih perhatian, ayitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari
bahkan terkesan cemberut dan marah-marah, emosi anggota keluarga yang lain
akan bereaksi terhadap emosi tersebut, sehingga mereka merasa tidak enak atau
merasa bersalah dan lain sebagainya.
Beberapa cara untuk mengendalikan emosi menurut Mahmud, 1990 :
1.
2.
Jika mungkin, tafsirkan kembali situasinya. Artinya melihat situasi sulit yang
4.
Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak
keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak sejalan
sebagaimana mestinya
3.
cenderung menimbulkan
Pada umunya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang berumur
antara 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana sedang beralihnya masa
anak2 menuju masa kedewasaan. Pada masa ini jiwa mereka masih labil dan
mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka berbuat sesuai dengan pikiran
dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan dalam mencari jati diri mereka sebenarnya.
Kenakalan remaja itu harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini mungkin
agar tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar yang dapat
merugikan dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan bangsa. Masalah
remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode hidup manusia punya masalahnya
sendiri2, termasuk periode remaja. Remaja seringkali sulit mengatasi masalah
mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi, yaitu:
Ketika masih anak2, seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang2 dewasa.
Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman dalam menghadapi
masalah.
Karena remaja merasa dirinya telah mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan
menolak bantuan dari orang dewasa.
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan diri
itu suatu masalah utama karena adanya perubahan2 sosial, fisiologi dan psikologis
di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup.
Perubahan2 ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan
berteknologi modern.Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat
cenderung membuat individu merasa hanya seperti sebuah sekrup dalam mesin
raksasa daripada seorang makhluk utuh yang memiliki di dalam dirinya suatu
keyakinan akan identitas diri sebagai seorang pribadi. Adapun masalah yang
dihadapi remaja masa kini antara lain :
e. Membina hubungan dengan anak, Setelah kita melakukan identifikasi kemudian kita
mampu mengenali, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan
kecerdasan emosional yaitu dengan memelihara hubungan.
f. Berkomunikasi dengan jiwa , Tidak hanya menjadi pembicara terkadang kita harus
memberikan waktu lawan bicara untuk berbicara juga dengan demikian posisikan diri
kita menjadi pendengar dan penanya yang baik dengan hal ini kita diharapkan
mampu membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan anak dengan
reaksi atau penilaian.
Setelah mengetahui bagaimana tipe remaja dalam mengekspersikan dirinya,
orang tua sebaiknya mempersiapkan diri untuk mengenal lebih jauh dalam
membimbing anaknya saat masa remaja, dengan cara berikut :
Kenali mereka lebih dekat yaitu informasi mengenai remaja dan perubahan2 yang
terjadi di dalam dirinya.
Kenali perubahan fisik pada remaja dan dampaknya terhadap diri anak.
Kenali perubahan emosi remaja dan caranya mencari perhatian orang tua serta
reaksi emosinya dalam menghadapi masalah.
Menciptakan hubungan komunikasi yang hangat, membentuk kebiasaan2 yang
positif, memberlakukan aturan dalam keluarga, menyikapi kesalahan anak,
mengambil hati anak dan mencuri perhatian anak.
Kenali perubahan lingkungan misalnya peran gender serta rasa keadilan antara pria
dan wanita; teman dan permasalahannya; naksir, ditaksir dan pacaran.
Masalah-masalah seksualitas, kelainan seksual dan pengaruh buruk yagn ada di
masyarakat.
Tidak hanya remaja yang belajar menghadapi kehidupananya yang baru
tetapi orang tua juga perlu banyak belajar menghadapi perubahan2 dan menemukan
cara terbaik untuk menghadapinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah, takut,
cemas, kecewa dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja dapat menjadi
sumber tingkah laku nakal. Oleh karena itu hal-hal yang menyebabkan emosi
remaja terganggu perlu dihindari. Cara yang sangat penting untuk menghindari
gangguan emosi pada remaja yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan
psikologis. Yaitu kebutuhan makan, pakaian dan bergerak, kebutuhan mendapatkan
status, kebutuhan untuk diakrabi, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
mandiri dan kebutuhan memiliki filsafat hidup.
B. Saran
Usaha untuk mengembangkan emosi remaja, yaitu :
1.
Adanya model dari orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam
3.
Membantu
remaja
mengatasi
berbagai
masalah
pribadinya
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito Wirawan, 2000. Psikologi Remaja. Jakarta
Elida Prayitno, Erlamsyah, 2002. Buku Ajar Psikologi Perkembangan Remaja.
Padang : Jurusan Bimbingan dan Konseling. FIP. UNP
Sitti Hartinah. 2009. Pengembangan Peserta Didik. Tegal : Refika Aditama