DEPARTEMEN PEDIATRIK
Ruang HCU Anak Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang
SEPSIS
Oleh :
Elvira Sari Dewi
A.
Pengertian
Sepsis adalah Sindrom yang dikatarakteristikan oleh tanda tanda klinis dan
gejala gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang kearah septismia dan
shock ( Dongoes Marikin E 2002.821).
Sepsis adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi tubuh dan
menyebabkan
respon
inflamasi
sitemik.
Respon
yang
ditimbulkan
sering
menyebabkan penurunan perfusi organ dan disfungsi organ. Jika disertai dengan
hipotensi maka dinamakan Syok sepsis. ( Linda D.U, 2006).
B.
Etiologi
Mayoritas dari kasus-kasus sepsis disebabkan oleh infeksi-infeksi bakteri
gram negatif (-) dengan persentase 60-70% kasus, beberapa disebabkan oleh
infeksi-infeksi jamur, dan sangat jarang disebabkan oleh penyebab-penyebab lain
dari infeksi atau agen-agen yang mungkin menyebabkan SIRS. Agen-agen
infeksius, biasanya bakteri-bakteri, mulai menginfeksi hampir segala lokasi organ
atau alat-alat yang ditanam (contohnya, kulit, paru, saluran pencernaan, tempat
operasi, kateter intravena, dll). Agen-agen yang menginfeksi atau racun-racun
mereka (atau kedua-duanya) kemudian menyebar secara langsung atau tidak
langsung kedalam aliran darah. Ini mengizinkan mereka untuk menyebar ke hampir
segala sistim organ lain. Kriteria SIRS berakibat ketika tubuh mencoba untuk
melawan kerusakan yang dilakukan oleh agen-agen yang dilahirkan darah ini.
Sepsis bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat bervariasi, meliputi
bakteri aerobik, anareobik, gram positif, gram negatif, jamur, dan virus (Linda D.U,
2006)
2. Organisme
gram
positif
yang
sering
menyebabkan
sepsis
adalah
Klasifikasi
1. Berdasarkan Mekanisme :
Tertutup
Penetrans
2. Berdasarkan Beratnya :
a) Ringan.
GCS 13-15
Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia (kurang dari 30 menit)
Tidak ada fraktur tengkorak
Tidak ada kontusio serebral dan hemato
b)
Sedang
GCS 9-12
Kehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari 30 menit < 24 jam
Dapat mengalami fraktur tengkorak
c)
Berat
GCS 3-8
Kehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari 24 jam
Meliputi kontusio serebral, laserasi atau hepatoma intrakranial
D. Pathofisiologi
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus
melalui beberapa cara yaitu:
1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir
pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan umbilicus
masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Kuman penyebab
infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara lain virus rubella,
herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat
2.
3.
E. Pathway
Infasi Kuman
Pelepasan Indotoksin
Disfungsi dan kerusakan endotel dan disfungsi organ multipel
Lambung
SEPSIS
Perdarahan
Perubahan ambilan
Terhambatnya
dan penyerapan O2
fungsi
Terganggunya
sistem pencernaan
mitokondria
Resiko Tinggi
Suplai 02 terganggu
Syok Hipovolemik
Kerja sel
menurun
Sesak
sistem imun
Gangguan
Reflek ingin
muntah
Penurunan
menurun
Nafsu makan
Resti infeksi
pemenuhan
pemenuhan O2
kebutuhan nutrisi
< kebutuhan tubuh
Penururnan Kemampuan
melakukan aktivitas
Defisit perawatan diri
F.
Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala Umum
1. Umum
:
demam , menggigil, leleh,malaise , dan gelisah.
2. Saluran cerna:
distensi abdomen ,anoreksia , muntah dan diare.
3. Saluran nafasan:
apsnea ,dipsnea, sianosis.
4. System kardiovaskuler:
pucat,hipotensi bradikardi.
5. Hematologi:
ikterus, pucat.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pengobatan terbaru syok sepsis mencakup mengidentifikasi dan mengeliminasi
penyebab infeksi yaitu dengan cara pemeriksaan- pemeriksaan yang antara lain:
Berbagai
ketidakseimbangan
mungkin
terjadi
dan
kadar
diasosiasikan
dengan
dehidrasi,
Pada keadaan hipoksemia berat dan gagal napas bila disertai dengan
penurunan kesadaran atau kerja ventilasi yang berat, ventilasi mekanik
segera dilakukan.
2) Terapi cairan
0.03
1.5g/kg.menit,
phenylepherine
0.5-
Secara empirik bikarbonat diberikan bila pH <7.2 atau serum bikarbonat <9
mEq/L dengan disertai upaya untuk memperbaiki keadaan hemodinamik.
5) Disfungsi renal
untuk
mencapai
kadar
gula
darah
antara
80-110
mg/dL
dibandingkan pada kelompok dimana insulin baru diberikan bila kadar gula
darah >115 mg/dL. Namun apakah pengontrolan gula darah tersebut dapat
diaplikasikan dalam praktek ICU, masih perlu dievaluasi, karena ada risiko
hipoglikemia.
8) Gangguan koagulasi
di
sirkulasi
mengakibatkan
kegagalan
organ.
Terapi
DAFTAR USTAKA
Carpenito, LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktek Klinis, Edisi 6.
Jakarta : EGC.
Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.
Dongoes , Matlin. 2000. Rencana Keperawatan Maternal. Jakarta : EGC
Muscary, Macy, 2005 Ilmu Kesehatan Jakarta : Info medika
Mansoer Arif dkk, 2000 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aeswloras Fkui
Bruner dan Suddart ( 2001).Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC
Tarwoto dan Watonah,2001. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Salemba Medika. Jakarta
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN ANAK
Nama Mahasiswa
: Ni Made Putri P.
NIM
: 105070200111027
Tgl. Praktik
A. Identitas Klien
Nama
: 1420xxx...........................
Usia
: 11........ tahun
: 09-08-2014......................
Jenis kelamin
Alamat
: Ny. M................................
Pekerjaan
: Petani...............................
Pendidikan
: SMP.................................
Agama
: Islam.................................
Suku
: Jawa.................................
: Demam
Saat pengkajian
: Penurunan kesadaran
Tgl. Masuk
: 11-08-2014......................
b. Lama keluhan
: 3 minggu SMRS
c. Kualitas keluhan
: Cukup
d. Faktor pencetus
minum-minuman bersoda.
e. Faktor pemberat
bibir pasien sariawan dan pada 1 minggu terakhir bibir pasien tampak
mengering dan muncul luka-luka berdarah. Lalu pasien di bawa ke klinik dan
puskesmas terdekat namun tetap tidak sembuh akhirnya keluarga membawa pasien
ke RS Kepanjen selama 2 hari dan mendapat terapi infus, IV Gentamicin, Cefotaxime,
Ranitidine namun keadaan pasien tidak membaik. Pasien sering berteriak, dan tidak
bisa nyambung jika diajak bicara, kesadaran pasien menurun, akhirnya pasien dirujuk
ke RSSA pagi pada tanggal 09 Agustus 2014 hari Sabtu di IGD. Sore tanggal 09
Agustus klien dipindah ke ruang HCU Anak. Tangan dan kaki klien di fiksasi. Klien
mengalami penurunan kesadaran.
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yg pernah dialami:
a.Kecelakaan (jenis & waktu) : Tidak pernah
b. Operasi (jenis & waktu)
c. Penyakit:
Kronis
: Tidak pernah
Akut
: Tidak pernah
2. Alergi
: Tidak ada
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
sekitar
2. Bahaya Kecelakaan
3. Polusi
4. Ventilasi
5. Pencahayaan
I. Pola Aktifitas
: Tidak ada
: Tidak ada pabrik atau limbah sampah.
: Baik
: Cukup
Jenis
Makan/minum
Mandi
Berpakaian
Toileting
Mobilitas ditempat tidur
Berpindah dan berjalan
Rumah
0
0
0
0
0
0
Rumah Sakit
3
3
3
3
2
3
J. Pola Nutrisi
Jenis
Jenis Makanan
Frekuensi Makan
Porsi
yang
Dihabiskan
Komposisi Menu
Pantangan
Nafsu Makan
Jenis Minuman
Rumah
Padat
2x sehari
1/3 porsi yang disajikan
Rumah Sakit
Dipuasakan
Dipuasakan
Dipuasakan
Dipuasakan
Dipuasakan
Dipuasakan
Dipuasakan
lain-lain
Frekuensi Minum
5-6 x/hari
Dipuasakan
Jumlah minuman
1 liter/ hari
Dipuasakan
Klien dipuasakan karena hasil observasi cairan lambung pasien terdapat cairan berwarna
kecoklatan yang mengindikasikan perdarahan saluran pencarnaan atas.
K. Pola Eliminasi
Di
Rumah Di
Rumah
Saat
Di Rumah Sakit
Sebelum Sakit
Sakit
Frekuensi
5-6x/ hari
4-5x/ hari
Terpasang kateter
Jumlah urin
Tidak terkaji
Tidak terkaji
BAK
Warna
Kuning jernih
Kuning pekat
Coklat pekat
Bau
Khas urin
Khas urin
Khas urin
Frekuensi
1-2 x/hari
1-2x/ hari
Pampers
Konsistensi
Lembek
Lembek
Lembek
Warna
Kuning kehijauan
Kuning kecoklatan
Kecoklatan
Bau
Khas
Khas
Khas
Balance
BAB
cairan
Rumah
2 jam
Nyaman
Rumah Sakit
1,5 jam
Kurang nyaman
Rumah
8 jam
Nyaman
Rumah Sakit
10 jam
Kurang nyaman
Tidak ada
Tidak ada
Tidur
Kesulitan
Tidak ada
Klien mengatakan
Upaya Menangani
Tidak ada
perutnya sakit
Ibu klien mengelus perut
Tidur
2. Tidur Malam
Jenis
Lama Tidur
Kenyamanan
Setelah
Tidur
Kebiasaan
Sebelum
klien
M. Pola Kebersihan Diri
Jenis
Mandi
Frekuensi
Menggunakan Sabun
Keramas
Frekuensi
Penggunaan Shampoo
Rumah
Rumah Sakit
2x/hari
Ya
2x/minggu
Ya
Menggosok Gigi
Frekuensi
Penggunaan Pasta Gigi
Frekuensi Ganti Baju
Frekuensi
Memotong
2x/hari
Ya
1x/hari
1x/minggu
Kuku
Kesulitan
Tidak ada
Upaya Mengatasi
Tidak ada
:
:
ibu
klien
: Lebih sering
menunggu anak di RS
O. Konsep Diri
1. Gambaran diri
:2. Ideal diri
:3. Harga diri
:4. Peran
: Klien sebagai anak dan adik
5. Identitas diri : Klien dapat menyebutkan namanya
P. Pola Peran dan Hubungan
1. Peran dalam keluarga
: klien sebagai anak dan adik
2. System pendukung keluarga : Orang tua
3. Kesulitan dalam keluarga
:
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan anak di
rumah sakit :
5. Upaya yang dilakukan
Q. Pemeriksaan Fisik
1.
: 100 x/menit
- Suhu : 37,1oC
- RR
: 36 x/menit
Berat Badan: 22 kg
Kepala : Inspeksi
palpebra (-/-),
(+),karies gigi(+).
Telinga: Inspeksi dan palpasi : kotor, bentuk simetris, lesi -/-, peradangan -/-,
o
o
o
o
Paru
Inspeksi dan palpasi : bentuk tulang belakang normal, masa (-), oedem (-).
6. Abdomen
Palpasi
Spenomegali(+),Hepatosplenomegali (+)
Perkusi : hipertimpani
nyeri
tekan
(+),
distensi
abdomen
(-),
8. Ekstermitas
Terpasang o 2 NRBM
10 lpm dan
Bawah: Kekuatan otot 3 l 3 ; oedem - l - , abrasi - l -
terpasang CVC.
9. Sistem Neorologi
Cahaya
chaddock
: (+/+)
: (-)
kaku kuduk
Babinski
: (-)
: (-)
Kulit: Inspeksi dan palpasi : warna pucat , lembab, kusam, berkeringat (+),
kotor, akral hangat, sianosis (+), CRT 3 detik, lesi (+), tekstur halus, oedem (-),
JENIS
Elektrolit Serum
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida (Cl)
Hematologi
HASIL
NORMAL
152 mmol/L
2,38 mmol/L
125 mmol/L
136 145
3,5 5,0
98 106
Hemoglobin
7,00 g/dl
11,4 - 15,1
Eritrosit
2,49 106/l
4,0 - 5,5
Leukosit
8,58 10 /l
4,7 - 11,3
Hematokrit
20,50 %
38 42
Trombosit
19 103/L
142 424
MCV
82,30 fL
80 93
MCH
28,10 pg
27 31
MCHC
34,10 g/dL
32 36
RDW
16,10 %
11,5 14,5
PDW
MPV
... fL
9 13
... fL
7,2 11,1
P-LCR
... %
15,0 25,0
PCT
... %
0,150 0,400
Eosinofil
0,1 %
04
Basofil
0,6 %
01
Neutrofil
27,6 %
51 67
Limfosit
68,6 &
25 33
Monosit
3,1 %
25
Kalsium
7,1 mg/dl
7,6-11,0
Phospor
2,3 mg/dl
2,7-4,5
AST/ SGOT
634u/l
0-32
ALT/ SGPT
141 u/l
0-33
Albumin
2,12 g/dl
3,5-5,5
Hitung Jenis
Elektrolit
Faal Hati
2. Foto BNO
Preperitoneal fat : Normal
Soas line : Tidak tampak
Kontur hepar : Kesa membesar, batas bawah liver melebihi arcus costae
3. Gizi
a.
b.
c.
d.
e.
Skrining Gizi
1.
BB 22 kg (P3)
LLA 17 cm (<ps)
TB 140 cm (p75))
BB sebelum sakit 35 kg
Status Gizi: Status Gizi Buruk Marasmus
Parameter
Asupan makan pasien berkurang karena pasien tidak nafsu
makan
Berat badan pasien mengalami penurunan yang tidak
2.
3.
Kesimpulan
S. Terapi
Infus Ecosol G 10 = 7 tetes/menit
Drip KCL 74% = 25 cc
NACL 3% = 50 cc
Cefotaxime 3 x 1 gr
Amnostol 5% = 450 cc
Vit K 1 x 1 mg
O2 NRBM 10 Lpm
A. ANALISIS DATA
(11 08 - 2014)
Skor
1
1
3
No. Data
Etiologi
1.
DS :Liver
DO :
Kesadaran: somnolen
MO (virus, jamur, bakteri,
GCS: 3,2,5
kuman)
TTV: N: 100x/menit
yang
mengindikasikan
Aktivasi sel goblet
Perdarahan
saluran
Diskompensasi imunitas
pencernaan atas
Sepsis
Limfosit = 68,6 %
Masalah
Resiko tinggi syok
hipovolemistem
regulasiik
seluler
Perpindahan kompartemen
cairan elektrolit dan sistem
regulasi
Hipovolemi (syok)
2.
DS :
DO :
Keadaan umum: Lemah
Kesadaran: somnolen
GCS: 3,2,5
Rambut
terurai
kusut,
tampak
kotor,
mulut
kotor,
bau,
terdapat
3.
DS :DO :
Kesadaran: somnolen
GCS: 3,2,5
TTV: N: 100x/menit
RR: 36x/ menit
Hematokrit 20,50 %
Perdarahan lambung (+)
Warna NGT kecoklatan
Liver
Inflamasi / infeksi
Hipermetabolik liver
Proliverasi
Peningkatan toksisitas
Sistemik
Peningkatan dependensi
Defisit perawatan diri
Liver
Invasi hematogen/limfogen
Proses inflamsi/infeksi
Defisit
diri
perawatan
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
1.
11-08-2014
2.
11-08-2014
perdarahan
Defisit perawatan diri b/d penurunan
3.
11-08-2014
Tgl/Jam
Teratasi
TT
C. INTERVENSI
Nama
Usia
No.RM
No
1
: An.I
: 11 tahun
: 1420xxx
dx. Kep.
Resiko
syok
hipovolemik
yg
dapat
dampak yg
Rasional
1. R/ Dengan pemantauan ssedini mungkin
cairan.
cepat.
5. Cek Hb dan faal Hoemostatis.
2. R/ Koreksi thdp penurunan Hb & kelainan
6. Anjurkan
u/banyak
minum
factor pembekuan darah Bila
sudah
ketika tidak ada lagi perdarahan
diperbolehkan minum
lambung.
3. R/Penambahan
cairan
dapat
7. Berikan
meningkatkan
metabolisme
shg
koagulansia,Roborantia,uteroni
kebutuhan cairan terpenuhi
ka
4. R/
Koagulansia
&
roborantia
lagi
kecoklatan
u/meningkatkan
pembentukan
SDM,utertonika
u/
Defisit
perawatan
b/d
penurunan jam
KH:
melakukan
pada
klien
menghentikan perdarahan.
dan 1. R/ Keterlibatan keluarga begitu berarti
kemampuan
aktivitas fisik
1. Jelaskan
kembali
klien,
apa
perawat
yang
dapat
diri
diri
secara
kendorkan
otot,
buat
nyaman
denagn
rasa
cara
sirkulasi
5. R/ Rawat gigi secara teratut dan benar
mandikan klien.
mandiri
membersihkan kuman/sisa makanan yang
5. Kurangi nyeri dapat dilakukan
4. Badan klien bersih, gigi klien
menyebabkan nyeri dan bau
dengan cara rawat gigi dan
bersih,telinga bersih, kulit
6. R/ Perawatan rambut dapat mencegah
mulut secara teratur.
lembab,
klien
dapat
infeksi dan memberikan rasa nyaman dan
6. Cegah infeksi daerah kepala
melakukan aktifitasnya
dengan
cara
rambut
seperti
menyisir
atau
rambut
7. Cegah
terjadi
pertahankan
daerah
perawatan
vulva
mencuci,
segar
7. R/ Pembersihan vulva mencegah infeksi
dan
kebersihan
dengan
cara
Risiko
Tujuan:
kekurangan
volume
Tidak
terjadi
1.
BHSP
b/d perdarahan
Kriteria hasil :
2.
Obs TTV
2. R/ mengetahui keadaan Px
1. Bibir lembab,
3.
2. Tidak pucat
3. Akral hangat
4.
Pertahankan
pemberian
Intravena (infus)
5.
Berkolaborasi
medis
terapi
dalam
dengan
tim
pemberian
5. R/
Memperbaiki
kondisi
mempercepat penyembuhan
Px
D. Implementasi
Nama
Usia
No.RM
NO.
1
HARI/TGL
11-08-2014
: An.I
: 11 tahun
: 1420xxx
IMPLEMENTASI
1. Mengobservasi
TTV,kesadaran,perfusi
&
balance cairan.
Keadaan umum: Lemah
Kesadaran: somnolen
GCS: 3,2,5
TTV: N: 100x/menit
RR: 36x/ menit
S: 37,1oC
2. Mengecek Hb dan faal Hoemostatis.
EVALUASI
S:
O: Keadaan umum: Lemah
Kesadaran: somnolen
GCS: 3,2,5
TTV: N: 100x/menit
RR: 36x/ menit
S: 37,1oC
Hemoglobin 11,4-15,1 g/d
Hematokrit 38-42%
Hematokrit 38-42%
12-08-2014
koagulansia,Roborantia,uteronika
1. Menjelaskan pada klien dan keluarga
perawatan diri yang benar.
2. Meningkatkan harga diri
S:
O: Klien lemah, masih bedtrees, badan bersih, kulit lembab,
klien
dan
gigi
ada
carries
dan
berwarna
hitam,
masih
kulit.
4. Mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan
cara rawat gigi dan mulut secara teratur.
5. Mencegah infeksi daerah kepala dengan
cara perawatan rambut seperti mencuci,
menyisir atau mencukur rambut
6. Bekolaborasi dengan tim medis dalam
3
13-08-2014
1.
2.
3.
4.
pemberian obat
Membina hubungan saling percaya
S:
Mengobservasi TTV
O: Bibir lembab, tidak pucat, pasien sudah tidak dipuasakan
Memantau intake dan output
Mempertahankan pemberian intravena cairan NGT sudah tidak berwarna kecoklatan lagi pada saat
(infus)
di lepas.
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan tindakan
28
29