Anda di halaman 1dari 6

Semakin lama kebutuhan energi semakin meningkat.

Peningkatan kebutuhan energi tidak dapat


diimbangi dengan peningkatan sumber energi. Sebagian besar penyediaan energi primer saat ini
berasal dari bahan bakar fosil. Agar kebutuhan energi tetap terpenuhi maka sumber energi
terbarukan mulai mendapatkan perhatian. Salah satu sumber energi terbarukan adalah biomassa.
Biomassa adalah materi organik yang berasal dari bahan-bahan biologis. Biomassa mungkin tumbuh
sebagai hasil pertanian, tetapi secara luas adalah hutan-hutan, padang rumput, rawa-rawa dan
perikanan.
Sebagai salah satu sumber energi alternatif terbarukan, biomassa berpeluang besar dikembangkan
di Indonesia karena potensi sumber biomassa di Indonesia melimpah. Pemanfaatan yang lebih besar
dapat diupayakan dengan memandang limbah pertanian sebagai energi biomassa yang merupakan
sumber energi terbarukan.Berikut adalah tabel beberapa analisa tentang limbah jenis biomassa :

Tabel 1. Tabel contoh analisa beberapa jenis biomassa


Biomassa

Cangkang
sawit

Sekam
2

Serbuk

padi

gergaji

Jerami
padi4

Lignite5

Anthracite6

Bentuk

pipih

jarum

Bulat

batang

balok

balok

5,01%

4,59%

7,78%

5,02%

7,5%

3,5%

44,44%

39,10%

56,31%

38,17%

45%

85%

34,70%

34,70%

34,73%

35,28%

48%

9%

0,28%

0,18%

1,06%

0,58%

1%

1%

Kadar air

12,00%

8,20%

7,4%

10%

45%

6%

Abu

3,50%

13,20%

0,4%

10,40%

15%

15%

16.900

14.204

21.300

12.330

17.445

31.400

Nilai Kalor
(kJ/kg)

Salah satu teknologi potensial untuk pemanfaatan limbah biomassa adalah teknologi
gasifikasi. Proses ini berlangsung di dalam suatu alat yang disebut gasifier. Gasifikasi adalah
suatu teknologi proses konversi bahan padat menjadi gas yang mudah terbakar. Bahan padat
yang dimaksud dari bahan bakar padat misalnya, biomassa, batubara, dan arang. Gas yang
dimaksud adalah gas-gas yang dihasilkan dari proses gasifikasi seperti CO, H2, dan CH4.
Gasifier adalah istilah untuk reaktor yang memproduksi gas produser dengan cara
pembakaran tidak sempurna (oksidasi sebagian) bahan bakar biomassa pada temperatur
sekitar 1000 oC. Ketika gasifikasi berlangsung, terjadi kontak antara bahan bakar dengan
medium penggasifikasi di dalam gasifier. Gasifier yang digunakan menentukan kontak antara
bahan bakar dengan medium penggasifikasi. Berikut ini adalah alir proses gasifikasi di

dalam gasifier :

Gambar 1.

Diagram alir proses gasifikasi di dalam gasifier

Tahapan Gasifikasi didalam gasifier :


1. Tahap pengeringan. Akibat pengaruh panas, biomassa mengalami pengeringan pada
temperatur sekitar100oC.
2. Tahap pirolisis. Bila temperatur mencapai 250oC, biomassa mulai mengalami proses pirolisis
yaitu perekahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil akibat pengaruh temperatur
tinggi. Proses ini berlangsung sampai temperatur 500oC. Hasil proses pirolisis ini adalah
arang, uap air, uap tar, dan gas- gas.
3. Tahap reduksi. Pada temperatur di atas 600oC arang bereaksi dengan uap air dan karbon
dioksida. Untuk menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida sebagai komponen utama
gas hasil.
4. Tahap oksidasi. Sebagian kecil biomassa atau hasil pirolisis dibakar dengan udara untuk
menghasilkan panas yang diperlukan oleh ketiga tahap tersebut di atas. Proses oksidasi
(pembakaran) ini dapat mencapai temperatur 1200oC, yang berguna untuk proses
perekahan tar lebih lanjut.
Terdapat dua tipe utama gasifier yakni tipe fluidized bed dan tipe fixed bed,. Beberapa tipe fixed bed
gasifier, jika ditinjau dari arah aliran udara, gasifier dibagi menjadi tiga tipe, yakni downdraft,
updraft, dan crossdraft.

Gambar 2.

Berbagai macam tipe gasifier

Tabel 2.
Tipe
Gasifier
Updraft

Kelebihan dan kekurangan berbagai tipe gasifier


Kelebihan

Kekurangan

- Hilang tekan rendah


- Sensitif terhadap tar dan uap
- Efisiensi panas bagus
bahan bakar
- Kecenderungan membentuk terak - Memerlukan waktu start up
sedikit
yang cukup lama untuk
mesin internal combustion.

Downdraft - Tidak terlalu sensitif terhadap tar - Desain gasifier tinggi


- Dapat mudah beradaptasi dengan - Tidak cocok untuk bahan
jumlah umpan biomassa
bakar
biomassa
yang
berukuran kecil
Crossdraft - Desain gasifier pendek
- Sangat sensitif terhadap
- Sangat responsif ketika diisi pembentukan terak
umpan biomassa
- Hilang tekan tinggi
- Produksi gas fleksibel
Jenis gasifier yang sesuai antuk memproses biomassa adalah down-draft, dimana unggun biomassa
turun sendiri karena gaya gravitasi dan aliran gas juga turun melewati unggun tersebut. Gasifier ini
mempunyai bentuk konvensional berupa silinder dengan satu penyempitan dibagian tengah yang
disebut tengorokan. Bentuk ini cocok untuk memproses biomassa yang mempunyai ukuran partikel
besar, seperti potongan kayu dan batok kelapa. Untuk biomassa berukuran kecil. Berikut ini adalah
salah satu gambar gasifier.

Gambar 3. Gasifier

Gas yang keluar dari gasifikasi masih mengandung kotoran dan temperaturnya tinggi,karena itu
perlu pengolahan lebih lanjut (lihat Gambar 4):
a. siklon untuk memisahkan debu kasar
b. filter uutuk menyaring debu halus
c. pendingin gas

d. pengendap air dan tar yang terkondensasi.

Gambar 4. Unit Gasifikasi


Bentuk peralatan tersebut bermacam-macam, misalnya filter dapat dibuat dari ijuk, batu, sabut
kelapa dan lain-lainnva. Gas dapat didinginkan dengat semprotan air atau dilewatkan dalam pipa
panjang. Sedangkan pemisahan air dan tar dapat dilakukan dalam tangki besar atau saringan.
Dengan unsur utama karbon, hidrogen dan oksigen. hampir semua jenis biomassa dapat dipakai
sebagai umpan gasifikasi. Tetapi agar prosesnya berjalan lancar, ada persyaratan teknis yang perlu
diperhatikan:
a. kadar air biomassa tidak lebih dari 30%
b. bentuk partikel mendekati bulat atau kubus, bukan panjang atau pipih
c. ukuran partikel antara 0,5 - 5,0 cm
d. tidak banyak mengandung zat-zat anorganik
e. rapat massanya di atas 400 kg/m2
Untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas, kadang-kadang diperlukan pengolahan awal seperti:
pengeringan. pemotongan atau pemampatan. Di samping itu biomassa harus tersedia dalam jumlah
yang cukup secara kontinyu, nilai ekonomisnya rendah atau tidak ada manfaat lainnva. Kayu, batok
kelapa, tongkol jagung dan batok sawit merupakan biomassa yang mendekati persyaratan tersebut
diatas Sekam padi. serbuk gergaji, sabut kelapa. kulit kopi danl lain-lainnya adalah contoh biomassa
yang perlu penanganan khusus untuk proses gasifikasi.
Gas hasil gasifikasi terutama terdiri dari gas-gas mempan bakar yaitu CO, H2, dan CH4 dan gas-gas
tidak mempan bakar CO2, dan N2. Komposisi gas ini sangat tergantung pada komposisi unsur dalam
biomassa, bentuk dan partikel biomassa, serta kondisi-kondisi proses gasifikasi. Sebagai ilustrasi,
komposisi gas hasil gasifikasi beberapa biomassa di ITB disajikan dalam Tabel I. Dengan panas
pembakaran antara 3000 - 5000 Watt, gas ini dapat diumpankan ke dalam motor bakar torak
maupun sebagaI bahan bakar untuk pemanas.
Secara umum, peluang penerapan gasifikasi biomassa di pulau Jawa, sangat kecil, karena adanya
subsidi dan sistem distribusi minyak yang baik sehingga memungkinkan masyarakat memperoleh

minyak secara mudah. Disamping itu distribusi listrik PLN telah menjangkau hampir seluruh pelosok
pulau.
Tetapi kesulitan pengangkutan masih sering dijumpai diluar dan beberapa tempat di pulau Jawa.
Kesulitan ini dapat mengakibatkan kelangkaan dan kenaikan harga minyak setempat. Bila di tempaltempat semacam itu tersedia biomassa yang cukup banyak, proses gasilikasi merupakan salah satu
pilihan jalan keluar. Beberapa contoh potensi penerapan gasifikasi biomassa dapal dilihat dalam
tabel 3.

Tabel 3. Kemungkinan Penerapan Gasifikasi Biomassa


Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan gasifikasi yang ada di Indonesia :
1. Gasifikasi Biomassa untuk Pengeringan Padi - Madiun, Jawa Timur (2009)
Insinyur teknik mesin jebolan Insitutut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ini mendesain sebuah
Box Drier untuk mengganti fungsi Tower Drier yang berbahan bakar minyak tanah. Dengan Tower
Drier, dibutuhkan 400 liter minyak tanah untuk mengeringkan 30 Ton padi. Dengan ditariknya
subsidi minyak tanah, biaya pengeringan padi menjadi tak terjangkau, sehingga Tower Drier lantas
menjadi monumen belaka.Dengan menggunakan Box Drier rancangan Pak Slamet, 17 liter minyak
tanah dapat disubsitusi dengan 70 kg sekam padi yang dapat dengan mudah diperoleh petani dari
hasil samping proses penggilingan gabah. Hasil samping proses gasifikasi ini berupa arang sekam
yang selanjutnya dikembalikan ke lahan pertanian sebagai pupuk organik.

Gambar 5. Gasifikasi Pengering Padi Berbahan Sekam Padi dan Nyala Api Yang Dihasilkan
2. Gasifikasi Biomassa untuk Pembakaran Kapur Rembang, Jawa Tengah (2009)

Pembakaran Calcium Carbonate untuk menghasilkan kapur tohor banyak dilakukan di daerah
pegunungan atau perbukitan sekitar hutan. Pembakaran kapur ini menggunakan kayu bakar untuk
menghasilkan suhu pembakaran di atas 950 derajat celcius. Sebanyak 10-12 truk kayu bakar
diperlukan untuk menghasilkan 30-35 Ton kapur tohor. Kondisi ini, jika dilakukan secara terus
menerus, akan berakibat pada rusaknya hutan di sekitarnya. Oleh karena itu, membuat sebuah
Reaktor Gasifikasi untuk mensubsitusi kayu bakar ke sekam padi atau residu pertanian lainnya.

Gambar 6. Gasifikasi Untuk Pembakaran Kapur dan Nyala Api Yang Dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai