Anda di halaman 1dari 4

SYSTEM BUILDING

1.

Definisi
System Building dipakai untuk menjelaskan tipologi bangunan dengan sistim aktivitas yang
majemuk dengan banyak sub- sistem, dimana pengaturan dari bagian- bagiannya dan kaitannya
satu dengan yang lain sangat kritis.

2. Karakteristik
1. Tidak terdefinisikan secara pasti ruang masalahnya.
2. Hubungan antara organisasi/lembaga di dalamnya cukup rumit, berupa sistem jaringan
yang bercabang dan saling terhubung satu sama lain.

3. Diagram

Ulangi
sebanyak
yang
diperlukan

4. Studi Obyek Rancangan System Building


Penjelasan diagram System Building melalui studi obyek rancangan dengan tipologi serupa.
Salah satu contoh obyek rancang yang dapat dikategorikan sebagai System Building adalah
bandara/airport, sebagai contoh: Bandara Internasional Soekarno Hatta.
4.1. Identifikasi tipe masalah
Airport merupakan sebuah bangunan di mana terdapat banyak pihak/instansi dan
kepentingan yang saling terhubung di dalamnya. Pihak/instansi yang terlibat antara lain:
o
Maskapai penerbangan
o
Imigrasi (Pemerintah)
o
Operator bandara (Pemerintah)
o
BMKG setempat (Pemerintah)
o
Pemadam kebakaran (Pemerintah)
o
Fasilitas pihak ketiga (Cafe, Restoran, Hotel, Spa, dll)
Masing masing instansi tersebut memiliki brief tersendiri yang bisa jadi sangat
berbeda satu sama lain, namun pada titik tertentu ada keterkaitan antara satu instansi
dengan yang lain. Contohnya: pengaturan sirkulasi penumpang datang dan pergi. Pada
segmen ini setidaknya ada 2 pihak yang terlibat, yaitu petugas imigrasi dan operator bandara
itu sendiri.
4.2. Klasifikasi: System Building
Ditinjau dari banyaknya pihak/instansi yang terlibat di dalam sebuah bandara, dapat
diketahui pula banyak kepentingan dan brief yang saling terkait ketika akan memulai proses
desain sebuah bandara. Untuk itu diperlukan sebuah metode yang dapat memilah dan
memberikan batasan agar brief yang diberikan tidak saling tumpang tindih, serta dapat
menghubungkan kebutuhan antara satu instansi dengan yang lainnya.
4.3. Metode heuristic
Metode heuristic mengembangkan hipotesis dengan batasan tertentu dan menutup
permasalahan dengan kriteria estetika Analisis-Sintesis. Dengan metode ini, problem
space yang besar dapat dipilah/diseleksi dan masing masing dicari solusinya.
4.4. Identifikasi Sub-sistem utama
Langkah berikutnya adalah mengenali sub-sistem yang ada. Sub-sistem ini berupa isu atau
permasalahan yang sifatnya umum dan masing masing dapat dianalisa lebih jauh lagi.
Dalam kasus proses desain bandara ada beberapa sub-sistem yang dapat kita temukan,
antara lain: masalah sirkulasi, keamanan, administrasi, dll.
4.5. Mengatur jaringan informasi
Jaringan informasi menjadi penting ketika banyak organisasi/instansi yang terkait dalam
proses desain. Jaringan ini didapat dengan memetakan masalah yang muncul lalu mencari
keterkaitan satu sama lain.

4.6. Mengidentifikasi input dan output keseluruhan sistem


Selain memilah dan mengidentifikasi sub-sistem, perlu dilakukan pula identifikasi input dan
output keseluruhan sistem. Sebagai contoh: brief awal yang diberikan sebelum proses
desain Bandara Soekarno Hatta ini dimulai pada tahun adalah membuat bandara baru untuk
menggantikan Bandara Kemayoran yang dinilai terlalu dekat dengan aktvitas militer di Halim
Perdana Kusuma. Latar belakang ini dapat kita kategorikan sebagai input. Maka output yang
diharapkan adalah sebuah bandara yang lokasinya mendukung lalu lintas udara domestik
dan internasional tanpa bersinggungan dengan aktivitas penerbangan militer.
4.7. Mengidentifikasi input dan output pada tiap sub-sistem utama
Contoh: kapasitas bandara. Input dapat berupa data penumpang per tahunnya. Lalu output
yang diharapkan berupa jumlah gerai check in, klaim bagasi, terminal yang dibutuhkan, dan
lain lain.
4.8. Mengidentifikasi kendala/hambatan dari luar
Contoh:
o
konflik kepentingan antara pihak maskapai yang ingin memasukkan penumpang
sebanyak banyaknya dengan pembatasan kapasitas oleh operator bandara. Konflik
ini kemudian mengakibatkan perlunya pengembangan bandara di masa depan.
o
Penolakan warga sekitar bandara ketika tahap pembangunan.
4.9. Mengidentifikasi masalah pada tiap sub-sistem utama
4.10 Jika termasuk simbolik, investigasi sesuai diagram symbolic building
Sub-sistem simbolik bisa jadi muncul pada elemen tampak seperti atap, material,
komposisi, atau pada suasananya baik interior maupun eksterior. Untuk mengolah
elemen simbolik ini dapat memakai diagram symbolic building.
4.11 Jika termasuk commodity, ikuti langkah pada diagram commodity building
Sub-sistem komoditas dapat ditemui pada desain runway dan apron serta sisi teknikal
lainnya di mana permasalahan yang muncul telah terdefinisikan dengan jelas. Untuk
mengolahnya, memakai diagram commodity building.
4.12 Jika termasuk sistem, analisa dengan langkah 4.4 4.9
Sub-sistem yang sifatnya sistem perlu dianalisa lagi dan dipilah menjadi sub-sistem yang
lebih sederhana. Contoh: sirkulasi kedatangan dan pemberangkatan penumpang. Pada
sub-sistem ini dapat kita lihat bahwa ada 2 bagian yang dapat kita definisikan lebih rinci,
yaitu sirkulasi penumpang itu sendiri dan sirkulasi barang (bagasi). Masing masing lalu
menuntut kebutuhan ruang tersendiri.
4.13 Ulangi sebanyak yang dibutuhkan
Apabila di langkah 4.12 kita menemukan satu cabang dari sub-sistem yang sifatnya
system, maka langkah pemecahannya dapat kita lakukan lg.

Diagram kedatangan dan keberangkatan penumpang di bandara


Neufert (19

Anda mungkin juga menyukai