Sinopsis Mola PTG
Sinopsis Mola PTG
DAN
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS
PENDAHULUAN
Neoplasia trofoblastik gestasional (GTN; Gestational Trophoblastic
Neoplasia) termasuk keganasan pada manusia yang dapat disembuhkan
walaupun telah ada metastasis jauh. GTN termasuk sebuah spektrum dengan
tumor-tumor terkait; mola hidatidosa, mola invasif, placental-site trophoblastic
tumor dan koriokarsinoma, yang memiliki berbagai variasi lokal invasi dan
metastasis. Walaupun GTN persisten paling sering timbul setelah kehamilan
mola, ia dapat ditemukan pada usia gestasi manapun, termasuk saat abortus
terapetik atau spontan dan kehamilan ektopik atau kehamilan cukup bulan.
Kemajuan yang dramatis telah terjadi dalam hal diagnostik, pengobatan dan
tindak-lanjut pasien dengan GTN, sejak pengenalan kemoterapi pada 1956. 1
Di Amerika kejadian mola terdapat 1 : 600 abortus dan 1 dalam 1500
kehamilan. Sekitar 20% berkembang menjadi keganasan dan memerlukan
pemberian kemoterapi setelah evakuasi mola, sebagian besar merupakan
proliferasi mola nonmetastasis atau mola invasif, tetapi dapat juga berkembang
menjadi khoriokarsinoma dan metastasis. Khoriokarsinoma gestasional terjadi 1
dalam 20.000-40.000 kehamilan, sekitar 50% setelah kehamilan aterm, 25%
setelah kehamilan mola. Walaupun lebih jarang, tumor trofoblas pada plasental
site dapat berkembang dari apapun jenis kehamilan. 1,2
Seorang ahli obstetri dan ginekologi diharapkan mampu mendiagnosa dan
menatalaksana suatu kehamilan mola primer dan mengetahui risiko wanita
menjadi penyakit trofoblas ganas, dan juga mampu mendiagnosa suatu penyakit
trofoblas ganas saat pasien datang pertama kali sehingga mengetahui kapan
harus mengirim pasien ke tempat rujukan tersier untuk penatalaksanaan
selanjutnya.
Diskusi
Pada 15% kasus setelah evakuasi mola hidatidosa komplit akan berkembang
menjadi penyakit trofoblas ganas yang invasif
Pasien
dengan usia > 40 tahun juga meningkat risikonya untuk terjadinya penyakit
trofoblas ganas postmolar.1,3 Tanda klinik yang dapat ditemukan salah satu atau
lebih adalah :1
1. perdarahan pervaginam yang irreguler
2. Kista lutein
3. Subinvolusi uteri atau pembesaran uteri yang asimetri
4. Peningkatan kadar serum -HCG yang menetap
Penatalaksanaan mola hidatidosa berupa pengeluaran jaringan mola,
dapat dengan vakum kuretase maupun histerektomi. Vakum kuretase
dilakukan kepada pasien yang berisiko rendah untuk terjadinya
degenerasi ke keganasan, usia muda dan paritas rendah. Sementara
histerektomi dapat dianjurkan kepada pasien yang berisiko tinggi,
usia tua dan paritas tinggi.
2.
3.
4.
Dari anamnesis yang dilakukan didapatkan kesan pasien ini tidak mendapat
penanganan yang optimal pasca evakuasi mola hidatidosa, pasien tidak kontrol
teratur dan tidak dilakukan pemeriksaan kadar -HCG serial, sehingga tidak
diketahui apakah kadar -HCG pasien pernah normal sebelumnya. Pada
kepustakaan didapatkan bahwa jika pasien dengan riwayat kehamilan mola dan
setelah evakuasi tidak dapat dideteksi kadar -HCG dalam darah, maka risiko
untuk terjadinya tumor yang relaps sangat rendah. 1
Adanya gejala klinik neoplasia trofoblas ganas lebih penting dari pada
temuan histopatologi dalam penentuan penatalaksanaan dan prognosis. Tumor
trofoblas ganas gestasional dapat berupa proliferasi trofoblas non invasf, mola
invasive, dan khoriokarsinoma gestasional.
Stadium IV: pasien yang mengalami penyakit lanjut dengan keterlibatan otak,
hati, ginjal, atau saluran gastrointestinal. Pasien-pasien ini masuk
dalam kategori risiko-paling tinggi, oleh karena mereka sebagian
besar resisten terhadap kemoterapi. Pada banyak kasus, penyakit
mereka timbul setelah kehamilan non-mola dan memiliki gambaran
histologik koriokarsinoma.
Ada tiga sistem yang digunakan untuk mengkategorikan penyakit tumor
trofoblas ganas yaitu, WHO, NIH, dan FIGO. Semua sistem mengkorelasikan
antar gejala klinik pasien dan risiko kegagalan pada kemoterapi
1,2
Sistem
Skoring FIGO tahun 2000 merupakan modifikasi sistem scoring WHO (table 2).
Tabel 2. Sistem scoring FIGO revisi tahun 20002,4,5
Skor FIGO
0
Usia (tahun)
39
Kehamilan sebelumnya
Mola
Jarak
dari
kehamilan <4
1
>39
Abortus
4-6
aterm
7-12
( bulan)
Kadar HCG pretreatment
1000-
>10.000-
>
10.000
5
100.000
100.000
Tr,
Otak,
Besar
tumor
< 1.000
termasuk 3-4
uterus ( cm)
Letak metastasis
Jumlah metastasis
Riwayat gagal kemoterapi
Paru,vagina Lien,
0
ginjal
1-4
4
>12
gatrointestinal hati
4-8
>8
Regimen
2 atau
tunggal
lebih
2,4,5
Kriteria
Tidak ditemukan metastasis
Terdapat metastasis ekstrauterin
Tidak ada faktor risiko :
selektif
dari
organ-organ
abdomen
atau
pelvik
bila
diindikasikan.
Regimen
Aktinomisin D
a. 5 hari
Aktinomisin D 12 g/kg IV setiap hari selama 5 hari
Cek DPL, SGOT setiap hari
Jika respon ulangi dosis yang sama
Jika tidak respon dosis ditambahkan 2 g/kg atau ganti ke
metotreksat
b. pulsasi
2.
tidak
memperbaiki
keluaran
pasien
dengan
risiko
tinggi.
Regimen
Bagian 1 (EMA)
Hari 1:
VP-16 (etoposide), 100mg/m2 IV dalam 200 ml larutan NaCL 0,9%
selama 30 menit
Aktinomisin D 0,5 mg IV bolus
Metotreksat 100 mg/m2, IV bolus dilanjutkan 200mg/m 2 infus selama 12
jam
Hari 2 :
VP-16 (etoposide), 100mg/m2 IV dalam 200 ml larutan NaCL 0,9%
selama 30 menit
Aktinomisin D 0,5 mg IV bolus
Asam folat 15 mg IM atau oral setiap 12 jam atau 4 dosis dimulai 24 jam
2.
JA.
Gestational
Trophoblastic
Disease:
Management
of