Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN JAGA

Observasi Febris Suspek Demam Tifoid

Preceptor Fakultas : dr. Joko Mulyanto, M.Sc


Preceptor Lapangan : dr. Tulus Budi Purwanto

Disusun Oleh :
Fikri Fajrul Falah
G4A013013

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Jaga
Observasi Febris Suspek Demam Tifoid

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat dari


Kepaniteraan Ilmu kedokteran Komunitas/
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jurusan Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman

Disusun Oleh :
Fikri Fajrul Falah

G4A013013

Telah dipresentasikan dan disetujui:


Tanggal,
September 2014

Preseptor Lapangan

dr. Tulus Budi Purwanto


NIP. 19820327.200903.1.006

STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
Laporan jaga ini disusun berdasarkan kasus yang diambil pada tanggal
5 September 2014 dari pasien yang datang ke IGD di Puskesmas I Wangon.
Pasien jenis kelamin laki--laki, usia 14 tahun yang datang dengan keluhan
demam sudah 1 minggu disertai sakit perut, mual, dan nafsu makan menurun.
B. IDENTITASPASIEN
Nama

: Sdr R

Usia

: 14 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Status

: Lajang

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Pelajar

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Desa Rawaheng RT 03, RW 05 ,


Kecamatan Wangon, Bayumas

C. ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS dan ALLOANAMNESIS)


1. Keluhan Utama

: Demam

2. Keluhan tambahan

: sakit perut, mual, nafsu makan menurun

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD Puskesmas I Wangon dengan keluhan
demam sejak 1 minggu sebelum masuk Puskesmas. Demam dirasakan
setiap hari, naik turun, panas tinggi terutama pada sore dan malam hari.
Pasien juga mengeluh mual tetapi tidak disertai muntah. Nafsu makan
pasien berkurang sejak badannya panas. Lidah pasien juga terasa pahit.
Badan pasien terasa lemas sehingga susah untuk melakukan aktivitas. Saat
ini pasien juga mengeluhkan batuk berdahak.
Pasien mengaku tidak ada gangguan buang air besar. Buang air
besar dirasakan lancar, tidak sembelit maupun mencret. Buang air kecil

pasien lancar, seperti biasa,tidak terasa perih atau panas saat mengeluarkan
air kencing, dan air

kencing berwarna

kuning muda. Pasien juga

menyangkal adanya bintik-bintik merah pada badannya.


4. Riwayat Penyakit Dahulu
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Riwayat penyakit yang sama


Riwayat penyakit jantung
Riwayat penyakit darah tinggi
Riwayat penyakit kencing manis
Riwayat alergi
Riwayat mondok

: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


a. Riwayat penyakit yang sama
b. Riwayat penyakit darah tinggi
c. Riwayat penyakit kencing manis
d. Riwayat alergi
e. Riwayat mondok
6. Riwayat Sosial dan Exposure

: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

Riwayat keluhan yang sama pada orang sekitar rumah tidak diketahui.
a. Community
Rumah pasien berada di daerah pemukiman yang padat
penduduk dengan jarak rumah yang satu dengan rumah yang lainnya
berdekatan. Pasien tinggal bersama keuda orang tua dan adik.
b. Home
Rumah tinggal pasien dihuni oleh 4 orang penghuni, yaitu
pasien, kedua orang tua dan adik. Rumah pasien berukuran 5x7 m2
dan memiliki ventilasi dan cahaya cukup di setiap ruangan. Lantai
rumah keramik dengan dinding tembok dan atap genting dengan
eternit. Sumber air berasal dari air pegunungan. Pasien memiliki kamar
mandi dan jamban.
c. Hobby
Pasien hobi bermain sepak bola
d. Occupational
Pekerjaan pasien sebagai pelajar SMP
e. Personal habbit
Pasien tidak mempunyai kebiasaan mencuci tangan yang baik.

f. Diet
Pasien mengaku makan teratur 3x/hari dengan lauk seadanya.
Pasien sering jajan di sekolah.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 3x/hari dengan nasi, sayur dan lauk seadanya. Pasien
sering jajan di sekolah. Setiap sebelum bersekolah pasien selalu sarapan.
Pasien jarang konsumsi buah dan susu.
8. Riwayat Psikologi
Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya. Pasien
merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Kedua kakaknya sudah pergi
merantau untuk bekerja. Pasien selalu diperhatikan orang tuana. Saat
dirawat di puskesmas, kedua orang tua serta adik turut menginap di
puskesmas.
9. Riwayat Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. Ayah
pasien bekerja sebagai pedagang, sedangkan ibu sebagai ibu rumah tangga.
Kebutuhan sehari-hari cukup. Biaya perawatan sepenuhnya ditanggung
oleh BPJS.
10. Riwayat Demografi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya dapat dikatakan
harmonis. Pasien merasa diperhatikan oleh keluarganya.
11. Riwayat Sosial
Penyakit yang diderita pasien dirasakan mengganggu aktivitas
karena pasien menjadi tidak bisa beraktivitas dan hanya ingin
berbaring/istirahat.
12. Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama

: demam

b. Keluhan tambahan

: Sakit perut, mual, muntah, nafsu makan


menurun

c. Kulit

: warna sawo matang, turgor kulit normal

d. Kepala

: simetris, pusing

e. Mata

: mata merah (-/-), kotoran (-)

f. Hidung

: keluar cairan (-)

g. Telinga

: simetris, keluar cairan (-)

h. Mulut

: kebiruan (-)

i. Tenggorokan

: sakit menelan -

j. Pernafasan

: sesak nafas (-), mengi (-), batuk (+)

k. Sistem Kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)


l. Sistem Gastrointestinal : sakit perut (+) mual (+), muntah (-), nafsu
makan berkurang (+) diare (-)
m. Sistem Muskuloskeletal : Lemas (+)
n. Sistem Genitourinaria

: BAK normal

o. Ekstremitas

: Bengkak (-), luka (-)

: Atas

Bawah : bengkak (-), luka (-)

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum/Kesadaran/GCS
Tampak lemah/Compos mentis/E4V5M6= 15
2. Tanda Vital
a.

Tekanan Darah: 120/80 mmHg

b.

Nadi

c.

RR

d.

Suhu

: 88 x /menit
: 20 x /menit
: 38,50 C

3. Status Gizi
BB

: 45 kg

TB

: 150 cm

BMI

: BB/(TB dalam meter)2 = 45/(1.5)2 = 20

Status Gizi : cukup


4. Kulit

: Sawo matang, Sianosis (-), ikterik (-), tugor kulit <1


detik

5. Kepala

: Bentuk mesocephal, tidak ada luka, dan rambut tidak


mudah dicabut

6. Mata

: Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

7. Telinga

: Bentuk dan ukuran normal, sekret (-/-), pendengaran


berkurang (-/-)

8. Hidung

: Nafas cuping hidung (-/-), discharge (-/-)

9. Mulut

: Bibir sianosis (-), mukosa mulut basah (+),

lidah

kotor (+), tepi lidah hiperemis (+), tremor (-), papil


lidah atrofi (-),
10. Tenggorokan

: Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)

11. Leher

:Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),


pembesaran kelenjar limfe (-)

12. Thoraks
Pulmo
Inspeksi

: Simetris, retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-)

Palpasi

: vokal fremitus paru kanan = kiri

Perkusi

: Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri, batas


paru hepar SIC V LMCD

Auskultasi

: Suara dasar vesikular (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)


wheezing (-/-)

Cor
Inspeksi

: Ictus cordis tampak di SIC IV 2 jari lateral LMCS

Palpasi

: Ictus cordis teraba di SIC IV 2 jari lateral LMCS, kuat


angkat (-)

Perkusi

: Batas jantung kanan atas SIC II LPSD


Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
Batas jantung kiri bawah SIC IV 2 jari lateral LMCS

Auskultasi

: S1>S2, reguler, murmur (-), gallop (-)

13. Abdomen
Inspeksi

: Datar, venektasi (-), sikatrik (-), benjolan (-), asites (-)

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Perkusi

: Timpani

Palpasi

: Supel, Nyeri tekan (+) epigastrik, hepar dan lien tidak


teraba, pekak sisi (-), pekak alih (-), tes undulasi (-)

14. Genitalia

: tidak dilakukan

15. Anorektal

: tidak dilakukan

16. Ekstremitas
Superior

: Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-)

Inferior

: Edema (-/-),jejas (-/-), akral dingin (-/-)

E. Usul Pemeriksaan Penunjang


Disarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang:
1. Darah lengkap (Hb, Ht, Leukosit, Eritrosit, Hematokrit, Trombosit)
2. Tes Widal
3. Kultur darah pada minggu pertama, feses pada minggu kedua, atau urin
pada minggu ketiga
F. Resume
Anamnesis
Penderita Sdr. R usia 14 tahun datang ke IGD Puskesmas I Wangon dengan
keluhan demam sudah 1 minggu sebelum masuk puskesmas dan disertai sakit
perut, mual, serta nafsu makan menurun. Demam dirasakan setiap hari, naik
turun, panas tinggi terutama pada sore dan malam hari. Pasien tinggal dalam
satu rumah kedua orang tua dan adik. Kondisi psikologi keluarga baik. Status
ekonomi pasien termasuk kelas menengah ke bawah. Pasien tidak memiliki
kebiasaan mencuci tangan.

Pemeriksaan Fisik :
1. VS : TD: 120/80 mmHg , N: 88 x/m, RR: 20 x/m, S : 38,5 C
2. Mulut : lidah kotor (+) , tepi hiperemis (+)
3. Abdomen : NT (+)
G. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
Sdr. R, usia 14 tahun menderita demam disertai sakit perut, mual,
muntah, serta nafsu makan menurun

1) Idea

: Pasien berpendapat bahwa penyakit yang dialaminya


dapat segera disembuhkan

2) Concern

: Pasien mengaku karena keadaanya sekarang, pasien


hanya

mampu berbaring/istirahat, sehingga tidak bisa

beraktivitas.
3) Expectacy

: Pasien mempunyai harapan penyakitnya segera sembuh


dan mendapatkan obat yang cepat menyembuhkan

4) Anxiety

: Pasien takut akan kondisi kesehatannya. Kedaan ini


sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Aspek Klinis
Diagnosis kerja

: Observasi Febris Suspek Demam Tifoid

Diagnosis banding

: dengue fever, malaria

Gejala klinis

: demam, mual, nafsu makan menurun

3. Aspek faktor intrinsik


Aspek faktor risiko intrinsik individu adalah perilaku individu yang tidak
mempunyai kebiasaan mencuci tangan.
4. Aspek faktor ekstrinsik
Aspek faktor risiko eksternal individu meliputi ;
a. Lingkungan sekolah banyak tempat jajan yang tidak terjamin
kebersihanya

5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial


Berdasarkan kasus, skala fungsional Sdr R adalah skala 4.
Kemampuan dalam
Skala

Akltivitas Menjalankan

Fungsional

Fungsi

Skala 1

menjalani kehidupan
untuk tidak
tergantung pada

orang lain
Mampu melakukan pekerjaan Perawatan diri, bekerja
seperti sebelum sakit (tidak di dalam dan di luar
ada kesulitan)

rumah (mandiri)

Skala 2

Mampu melakukan pekerjaan Mulai

mengurangi

ringan sehari-hari di dalam aktivitas

kerja

dan di luar rumah (sedikit (pekerjaan kantor)


kesulitan)
Mampu melakuka perawatan Perawatan diri masih

Skala 3

diri, tetapi mampu melakukan bisa dilakukan, hanya


pekerjaan ringan (beberapa mampu
kesulitan)
Dalam keadaan

Skala 4

melakukan

kerja ringan
tertentu, Tidak
melakukan

masih mampu merawat diri, aktivitas


namun

sebagian

besar tergantung

kerja,
pada

pekerjaan hanya duduk dan keluangan


berbaring (banyak kesulitan)
Perwatan diri dilakukan orang Tergantung

Skala 5

pada

lain, tidak mampu berbuat pelaku rawat


apa-apa, berbaring pasif
H. Penatalaksanaan
1. Personal Care
a. Initial Plan
Pemeriksaan Penunjang :
1)

Laboratorium (darah lengkap) seperti hemoglobin yang biasanya


didapatkan hasil normal atau menurun jika ada penyulit, leukosit
biasanya leukopeni tetapi tidak menutup kemungkinan normal
atau bahkan meningkat, trombosit dapat normal atau menurun,
LED meningkat, hitung jenis leukosit biasanya didapatkan hasil
neutropenia dengan limfositosis relatif.

2)

Tes Widal , dengan harapan titer antigen O/H >1/320

3)

Kultur bakteriologis darah pada minggu pertama, feses pada


minggu kedua, dan urin pada minggu ketiga

b. Medikamentosa
1) Infus RL 20 tpm
2) Po. Ranitidine 150 mg 2x1 tab
3) Po. Ciprofloxacin 500 mg 23x1 tab

4) Po. Paracetamol 500 mg 3x1 tab


c. Non-medikamentosa
1) Istirahat total
2) Kurangi aktifitas fisik yang berat.
3) Diet bubur halus
4) Jaga higeinitas
d. KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)
1) Memberikan informasi mengenai penyakit demam tifoid, mulai
dari

definisi,

penyebab,

faktor

risiko,

patofisiologi,

penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis.


2) Memberikan langkah-langkah dalam mencegah terjadinya demam
tifoid.
2. Family Care
a. Memberikan edukasi pada keluarga untuk ikut mendukung dalam
kontrol dan pengobatan pasien.
b. Adanya dukungan moral dari keluarga dalam pengendalian penyakit
pasien, terutama dukungan moral.
3. Local Community Care
Memberikan edukasi mengenai penyakit demam tifoid dan cara
mengatasi/mencegahnya kepada masyarakat sekitar.
I. Prognosis
Advitam
Ad fungsionam
Ad sanationam

: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam

J. Follow Up
Jumat, 5 September 2014 pukul 17.00 WIB
S

: Perut bagian atas terasa sakit, badan terasa lemas, masih agak demam,
sudah tidak mual, batuk

Keadaan umum tampak lemah


VS : Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/mnt

RR

: 20 x/mnt, reguler

Suhu : 37,1 C

Mata

: konjungtiva anemis (-), ikterik (-)

Mulut

: lidah kotor (+), tepi hiperemis (+)

Abdomen

: nyeri tekan epigastrium (+)

Suspek Demam Tifoid

Bed rest total


Habiskan obat yang diberikan
Diet lunak, hindari makanan pedas, asam dan berlemak

Sabtu, 6 September 2014 pukul 5.00 WIB


S

: Badan masih terasa lemas, sudah tidak demam, tidak sakit perut, tidak
mual, nafsu makan sudah bertambah.

Keadaan umum tampak sedang


VS : Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/mnt

:Suspek Demam Tifoid

:Pasien boleh pulang

RR

: 20 x/mnt, reguler

Suhu : 36,6 C

Terapi oral habiskan di rumah


Bed rest minimal 1 minggu di rumah
Diet lunak, hindari makanan pedas, asam, berlemak
Hindari telat makan
K. Kesimpulan :
Dari follow up yang telah dilakukan pada 5 September 2014 dan 6
September 2014 dapat disimpulkan pasien mengalami perkembangan ke arah
yang lebih baik dan keluhan juga sudah berkurang.

Anda mungkin juga menyukai