Anda di halaman 1dari 8

SOSIOLOGI PERTANIAN

KEHIDUPAN MASYARAKAT PERTANIAN

JOSUA CRYSTOVEL
A1410944

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FALKUTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2014

PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu
yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam
kehidupan masyarakat.Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena
tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Selain itu interaksi
sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang perorangan, kelompok dengan kelompok atau orang perorangan dengan kelompok.
Interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang
bersangkutan.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai
proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia
terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat.
Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan
kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi
reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila manusia
mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap sistem interaksinya.

PEMBAHASAN
2.1

Interaksi Sosial dan Komunikasi Petani


Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial, dan merupakan bentuk yang paling umum dari proses
sosial. Bentuk lain dari proses osial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial.
Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur,
berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas semacam itu
merupakan bentuk-bentuk aktivitas sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut
tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, oleh
karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan
dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya
bau keringat, minyak wangi, suara berjalan, dan sebagainya. Kesemuanya itu menimbulkan
2

kesan di dalam pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan
dilakukannya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut
sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Interaksi sosial
antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih
mencolok manakala terjadi perbenturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan
kelompok.
a)
Interaksi Sosial dan Komunikasi Antar Petani
Salah satu tujuan utama dalam sistem usahatani adalah pengambilan keputusan di dalam
rumah tangga tentang corak usahatani, bagaimana petani memilih kombinasi pembudayaan
tanaman dengan ternak, teknik dan strategi apa yang harus diterapkan. Jadi petani membutuhkan
interaksi sosial terhadap petani lain.
Dengan adanya interaksi sosial, petani bisa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
tentang cara bertani dari petani lain. Hal ini tentu saja menjadi pelajaran terpenting bagi petani
karena dengan adanya interaksi antar sesama petani, diharapkan nantinya petani bisa
mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara bertani yang baik dan benar sehingga
petani dapat mengkaji dan menerapkannya dalam sistem pertanian mereka agar didapatkan
produktivitas hasil pertanian mereka yang maksimal.
b)
Interaksi Sosial dan Komunikasi Antara Petani dengan Penyuluh
Penyuluh pertanian merupakan suatu lembaga sosial yang bergerak dalam bidang pertanian
dimana penyuluh pertanian ini bertugas memberikan informasi dan keterampilan tentang
pertanian kepada para petani. Selain itu, Penyuluh disini bertugas menampung seluruh aspirasi
dan permasalahan yang ada pada petani tentang pertanian mereka. Mulai dari permasalahan
dalam bercocok tanam, serangan hama dan penyakit, serta permasalahan dalam pemilihan bibit
unggul. Jika petani tidak dapat memecahkan masalahnya maka produktivitas hasil pertanian
mereka tidak dapat menghasilkan secara maksimal.
Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut, interaksi sosial dan komunikasi para
petani dengan penyuluh pertanian sangat penting adanya agar berbagai permasalahan tentang
pertanian dapat terpecahkan sehingga produktivitas hasil pertanian para petani dapat maksimal
dan kesejahteraan petani dapat terwujud.
c)
Interaksi Sosial dan Komunikasi Antara Petani dengan Keluarga
Sebelum petani melakukan proses sosialisasi dengan masyarakat pertanian lainnya,
interaksi sosial akan terlebih dahulu terjadi di keluarga petani tersebut. keluarga disini tampat
keluh kesah petani dalam kehidupannya. Mulai dari masalah dari segi psikis, ekonomi, dll
keluargalah yang membantu petani dalam menyelesaikan masalahnya.
d) Interaksi Sosial dan Komunikasi Antara Petani dengan Kelembagaan
Lembaga merupakan adalah pelaku atau wadah untuk menjalankan satu atau lebih
kelembagaan, memiliki struktur yang tegas dan diformalkan. Adanya lembaga disini berfungsi
untuk memberi pedoman pada msyarakat bagaimana harus berbuat dalam menghadapi
permasalahan di masyarakat terutama yang menyangkut kebutuhan pokok manusia, menjaga
3

keutuhan masyarakat, memberikan pegangan pada masyarakat untuk mengadakan sistem


pengendalian sosial (sosial control) yang merupakan pengawasan masyarakat terhadap perilaku
anggotanya.
Dengan adanya fungsi dari lembaga tersebut, interaksi sosial dan komunikasi para petani
dengan lembaga tersebut perlu adanya. Misalnya, Lembaga sosial seperti Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). Lembaga masyarakat ini bertujuan untuk menampung seluruh aspirasi
masyarakat yang nantinya berbagai permasalah yang ada dapat terpecahkan.
2.2 Pengaruh Interaksi dan Proses Sosialisasi Petani pada Perkembangan Manajemen Usaha
Tani
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar
individu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa
adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosialadalah
suatuinteraksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang
berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat. Proses sosial diartikan sebagai cara-cara
berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.
Pada interaksi sosial terjalin hubungan erat yang akan menciptakan keselarasan sosial.
Oleh karena itu, interaksi social berpengaruh besar terhadap terbentuknya keselarasan social
masyarakat yang bersangkutan. Melalui interaksi sosial, manusia saling bekerja sama,
menghargai, menghormati, hidup rukun, dan gotong royong. Sikap-sikap tersebut mampu
menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang mendorong
munculnya keselarasan sosial. Keteraturan sosial merupakan suatu kondisi yang sendi-sendi
kehidupan bermasyarakatnya berjalan tertib dan teratur sehingga tujuan kehidupan
bermasyarakat dapat tercapai

Berikut beberapa pengaruh akibat adanya interaksi dan proses sosialisasi terhadap
perkembangan petani dan masyarakat
Amalgamasi
Dengan adanya penyatuan kelompok buruh tani yang terjadi di desa menimbulkan kebudayaan
masyarakat baru, yaitu masyarakat yang lebih peduli terhadap inovasi-inovasi baru yang
mendorong majunya pertanian mereka sehingga memungkinkan terpecahnya berbagai masalah
pertanian seperti: hama dan penyakit tanaman melalui obat-obat kimia modern yang dapat
meningkatkan hasil panen mereka. Jadi perbedaan kebudayaan di desa ringinanyar yang terjadi
akibat heterogennya daerah asal penduduk, menimbulkan inovasi-inovasi baru dari saling
bertukarnya pengalaman diantara mereka.Kemudian timbulah kebudayaan baru diantara mereka
sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian di desanya.
Asimilasi

Dari kelompok buruh tani yang beranggotakan masyarakat dari berbagai desa dengan
kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda-beda, petani ini berusaha untuk mengurangi perbedaan
dengan saling toleransi dan menghormati sehingga terbentuklah suatu kelompok sosial yang
dinamis. Demi tercapainya tujuan bersama, yaitu memajukan pertanian di desa mereka.
Konflik
Tidak jarang kelompok sosial buruh tani di berbagai desa mengalami suatu konflik baik yang
bersifat individual maupun kelompok.Konflik yang bersifat individu biasanya terjadi karena
adanya perselisihan personal diantara mereka. Sebagai contoh yaitu perebutan pengairan
diladang sawah mereka yang biasanya terjadi di musim kemarau, masalah ini biasanya dapat
menimbulkan konflik diantara petani yang juga dapat terbawa di dalam kelompok sosial mereka.
Di dalam kelompok biasanya mereka saling menjatuhkan dan mencari kawan dalam kelompok
yang bisa mengakibatkan konflik yang lebih besar yaitu konflik kelompok di dalam kelompok
sosial mereka.Itulah dampak negatif yang bisa timbul dari adanya kelompok sosial. Tidak jarang
juga konflik tersebut diakibatkan karena adanya desosialisasi antar petani desa maupun
masyarakat desa. Proses desosialisasi mengakibatkan antar petani saling acuh tak acuh.
2.3

Pengembangan Kelembagaan
Lembaga di pedesaan lahir untuk memenuhi kebutuhan sosialmasyarakatnya. Sifatnya
tidak linier, namun cenderung merupakan kebutuhanindividu anggotanya, berupa : kebutuhan
fisik, kebutuhan rasa aman,kebutuhan hubungan sosial, pengakuan, dan pengembangan
pengakuan.Manfaat utama lembaga adalah mewadahi kebutuhan salah satu sisi kehidupan sosial
masyarakat, dan sebagai kontrol sosial, sehingga setiap orang dapat mengatur perilakunya
menurut kehendak masyarakat.
Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh suatu kelembagaan petani agartetap eksis dan
berkelanjutan adalah :
Prinsip otonomi (spesifik lokal).Pengertian prinsip otonomi disini dapat dibagi kedalam dua
bentuk yaitu :
a)
Otonomi individu.
Pada tingkat rendah, makna dari prinsip otonomi adalah mengacu padaindividu sebagai
perwujudan dari hasrat untuk bebas yang melekat pada diri manusia sebagai salah satu anugerah
paling berharga dari sang pencipta. Kebebasan inilah yang memungkinkan individu-individu
menjadi otonom sehingga mereka dapat mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang ada di
dalam dirinya secara optimal. Individu-individu yang otonom ini selanjutnya akan membentuk
komunitas yuang otonom, dan akhirnya bangsa yang mandiri serta unggul.
b)
Otonomi desa (spesifik lokal).
Pengembangan kelembagaan di pedesaan disesuaikan dengan potensidesa itu sendiri
(spesifik lokal). Pedesaan di Indonesia, disamping bervariasi dalam kemajemukan sistem, nilai,
dan budaya; juga memiliki latar belakang sejarah yang cukup panjang dan beragam pula.
Kelembagaan, termasuk organisasi, dan perangkat-perangkat aturan danhukum memerlukan
5

penyesuaian sehingga peluang bagi setiap warga masyarakat untuk bertindak sebagai subjek
dalam pembangunan yang berintikan gerakan dapat tumbuh di semua bidang kehidupannya.
Disamping itu, harus juga memperhatikann elemen-elemen tatanan yang hidup di desa, baik yang
berupa elemen lunak (soft element)seperti manusia dengan sistem nilai, kelembagaan, dan
teknostrukturnya, maupun yang berupa elemen keras (hard element) seperti lingkungan alam dan
sumberdayanya, merupakan identitas dinamis yang senantias menyesuaikan diri atau tumbuh dan
berkembang
2.4

Faktor Sosial dan Komunikasi Petani dalam Berusaha Tani


Masyarakat desa masih mempunyai sosial budaya yang sangat kental. Oleh karena itu pada
aktivitas sehari hari mereka selalu berkomunikasi dengan baik karena mereka adalah kumpulan
manusia yang saling membutuhkan satu sama lainnya.
Masyarakat desa kebanyakan berprofesi sebagai petani. Baik petani yang mengolah
lahannya sendiri maupun sebagai petani buruh. Keadaan inilah yang membuat mereka selalu
mempunyai hubungan yang erat karena seprofesi. Interaksi antarpetani sering terjadi diantara
mereka. Ketika mereka sedang melakukan kegiatan usahatani, banyak sekali informasi-informasi
yang saling mereka tukar, baik informasi mengenai pertanian maupun non-pertanian. Adanya
pertukaran informasi dalam berusahatani ini membawa dampak yang positif.
Kegiatan usahatani dapat lebih berkembang karena adanya informasi-informasi baru yang
berasal dari individu petani yang dapat memajukan kegiatan usahatani mereka. Pertukaran
informasi ini merupakan sebuah pembelajaran bagi masyarakat petani, sehingga semakin sering
dan intens mereka berinteraksi dan berkomunikasi, semakin banyak hal-hal baru yang dapat
mereka pelajarai, sehingga akan berdampak positif terhadap kegiatan usahatani mereka.
2.5 Perkembangan Teknologi Dan Informasi Petani
Dalam hal ini, kami menyebutnya dalam kelompok Late Majority. Yaitu kelompok yang
lambat dalam hal menerima informasi ataupun teknologi terbaru. Sehingga mereka tetap berada
disitu saja, tidak berjalan maju ke depan. Tetapi kelompok ini lebih skeptic dan lambat dalam hal
mengadopsi sesuatu hal baru yang asing bagi mereka, meskipun mereka punya kemauan untuk
mengadopsi atau menerapkan suatu teknologi tersebut. Mereka hanya mengikuti teknologi yang
baru jika telah disetujui oleh pendapat umum dan telah diterapkan oleh kebanyakan orang.
Rendahnya tingkat pendidikan petani menyebabkan kemampuan dalam menyerap informasi dan
mengadopsi teknologi relatif sangat terbatas sehingga menghasilkan produk yang berkualitas
rendah. Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani berakibat pada rendahnya
kemampuan petani dalam mengelola usahanya.
Rendahnya soft skill (kemampuan petani dalam bekerja sama dan kurangnya motivasi
untuk meningkatkan mutu/nilai tambah produk yang dihasilkannya) mendorong rendahnya
kinerja pembangunan pertanian secara keseluruhan. Petani yang semula dijadikan obyek dalam
pembangunan, sudah sepantasnya untuk saat ini dijadikan sebagai subyek pembangunan. Fokus
pembangunan pertanian yang diarahkan pada petani tidak terlepas dari tuntutan perubahan pola

pikir petani dalam berusaha tani maupun dukungan dari agen pembaharuan dan peran pemerintah
yang secara tidak langsung mendukung pola usaha tani agar dapat bersaing dalam iklim global.
Dengan demikian strategi komunikasi pembangunan pertanian menggunakan model
komunikator pendukung pembangunan (Development Support Communicator) memusatkan
pada penyusunan posisi-posisi yang sejajar, tidak memusatkan pada penyusunan posisi-posisi
yang sejajar, tidak memusatkan pada media, sebaliknya mengembangkan komunikasi antara
pemerintah dan masyarakat. Komunikator berperan sebagai mediator antara tenaga ahli dan
pemanfaat pembangunan, sehingga kesenjangan informasi antara tenaga ahli dengan pemanfaat
pembangunan dapat dikurangi.
2.6 Strategi Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu kunci penting yang menentukan berhasil tidaknya penyuluh
dalam menyampaikan materi-materi tentang pertanian di masrayakat pedesaan. Seringkali,
penyuluh hanya mempresentasikan apa yang ada di dalam pikirannya, mempresentasikan suatu
materi dengan banyak tulisan dan kata-kata yang sulit dimengerti oleh petani pada umumnya.
Materi yang dipresentasikan pun terkadang sulit diterima oleh target penyuluh, karena materi
yang disampaikan kurang memperhatikan aspek psikologis dan akademis. Untuk itu, agar
materi-materi yang berisi temuan-temuan teknologi baru mengenai pertanian dapat diterima
sesuai sasarannya, hendaknya penyuluh memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Bahasa yang digunakan tidak harus baku atau mudah dimengerti.
Petani (target penyuluh) akan lebih menghargai penyuluh apabila mampu menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti oleh petani, seperti bahasa daerah di daerah tersebut. Tutur kata
yang halus disertai canda tawa adalah hal yang paling disukai petani, sehingga nantinya
diharapkan petani dapat mengerti mengenai materi-materi yang disampaikan oleh penyuluh.
2.

Memperhatikan strata sosial suatu masyarakat pedesaan dalam melakukan penyuluhan.


Dalam mempresentasikan suatu temuan-temuan baru, penyuluh hendaknya
memperhatikan, kepada siapa temuan-temuan tersebut dipresentasikan. Bila dipresentasikan
kepada kaum petani, hendaknya penyuluh menggunakan bahasa lokal yang mudah dimengerti,
sehingga memudahkan petani untuk memahami dan mengadopsi temuan-temuan baru tersebut.
Bila dipresentasikan kepada kaum terpelajar di desa tersebut, penyuluh dapat menggunakan
bahasa-bahasa ilmiah dalam menyampaikan temuan-temuannya tersebut, karena kaum terpelajar
mampu memahami bahasa-bahasa ilmiah yang disampaikan oleh penyuluh.
3.

Materi presentasi sebaiknya lebih banyak berupa visual daripada tulisan.


Umumnya, penyuluh hanya mempresentasikan suatu materi/ temuan-temuan barunya
dengan lebih banyak tulisan daripada gambar, sehingga terkadang petani merasa bosan dengan
materi tersebut. Berawal dari rasa bosan, petani menjadi tidak tertarik dengan materi/ temuan
tersebut, walaupun sebenarnya materi/temuan tersebut sangat bagus. Dengan menggunakan
metode visual presentation yg lebih banyak berupa gambar, petani akan lebih tertarik dan

memahami mengenai temuan-temuan baru tersebut, sehingga pada akhirnya petani menjadi
yakin untuk mengadopsi temuan-temuan baru yang disampaikan oleh penyuluh.

KESIMPULAN
Petani merupakan pemilik modal yang utama dalam memproduksi suatu komoditas
pertanian, namun justru petani yang seringkali menanggung resiko paling besar.Ketika musim
panen tiba, produksi melimpah, sehingga menyebabkan harga komoditas turun, petani tidak
mampu menjual hasil produksi dengan harga yang lebih tinggi.Kelemahan daya tawar petani
menyebabkan usaha tani tidak memberikan keuntungan yang memadai, terlebih lagi luas areal
usaha tani yang sempit menyebabkan usaha tani kurang efisien.
Baik petani maju maupun petani berkembang sama-sama membutuhkan berbagai informasi
pertanian seperti informasi tentang peningkatan produksi dan mutu komoditas; ketersediaan
sarana produksi dan permodalan; lokasi pemasaran dan harga komoditas; teknologi pengolahan
hasil pertanian, dan metode analisis usahatani. Perbedaannya hanya dalam hal tingkat kebutuhan
untuk masing-masing jenis informasi pertanian, karena tingkat kesadaran akan pentingnya
informasi dan tingkat motivasi petani maju dalam berusahatani lebih tinggi daripada petani
berkembang. Jenis informasi yang paling tinggi tingkat kebutuhannya adalah informasi tentang
metode analisis usahatani dimana informasi ini sangat dibutuhkan pada tahap perencanaan
usahatani.
Sempitnya lahan sawah yang dikuasai oleh petani, seringkali menyebabkan kurang efisien
dalam berusaha tani, dengan demikian berkelompok merupakan alternatif untuk mengatasi
kurang efisien dalam usaha tani.Untuk itu diperlukan dukungan sumberdaya manusia yang
berkualitas melalui penyuluhan pertanian dengan pendekatan kelompok tani yang dapat
mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian.Melalui kelompok, kelompok tani dapat
difungsikan sebagai unit belajar, unit kerjasama, unit produksi, dan unit usaha
bisnis.Sumberdaya manusia (SDM) petani anggota kelompok tani perlu ditingkatkan
kemampuannya.
Melalui Gapoktan, skala usaha ekonomi dapat diperbesar, diharapkan petani melalui
Gapoktan mampu berperan dalam bisnis hasil pertanian maupun industri hasil pertanian,
memiliki daya tawar yang memadai dalam berbisnis.
Kemampuan Gapoktan harus terus ditingkatkan agar dapat berfungsi sebagai unit usaha
tani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit usaha pemasaran, dan
unit usaha keuangan mikro, serta unit jasa penunjang lainnya, sehingga menjadi organisasi petani
yang kuat dan mandiri.
Semakin kuat keyakinan diri kelompok mampu berhasil maka semakin tinggi keberhasilan
kelompok sebagai unit bisnis.Semakin kuat interaksi anggota kelompok maka semakin tinggi
keberhasilan kelompok sebagai unit bisnis, dan semakin baik kepemimpinan kelompok maka
semakin tinggi tingkat keberhasilan kelompok sebagai unit usaha bisnis.

Anda mungkin juga menyukai