LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN AIR
Konsumsi Oksigen Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
LABORATORIUM AKUAKULTUR
230110130112
Dea Febrian W
230110130113
Muammar A
230110130114
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam laporan mengenai konsumsi oksigen
pada ikan nila.
Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 2
1.1.
Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2.
1.3.
BAB II ......................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................. 3
2.1.
2.2.
Konsumsi Oksigen...................................................................................................... 6
2.3.
2.4.
Mekanisme ................................................................................................................ 8
3.2.
3.3.
BAB IV...................................................................................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................................... 14
4.1.
Hasil ......................................................................................................................... 14
4.2.
Pembahasan ............................................................................................................ 15
BAB V....................................................................................................................................... 18
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 18
5.1
Kesimpulan ............................................................................................................... 18
5.2
Saran .......................................................................................................................... 18
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup didunia ini memerlukan bernafas, secara tidak langsung
memerlukan oksigen untuk system respirasinya. Respirasi sendiri adalah proses
mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi
tinggi(SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup.
Apabila pernapasan biasanya di asosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai
senyawa pemecah, semua respirasi tidak melibatkan oksigen. Oksigen atau zat asam
adalah unsur kimia dalam system tabel periodik yang mempunyai lambang O dan
nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah
bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya(utamanya menjadioksida).
Atmosfer bumi (yang disebut juga udara) terdiri dari campuran gas antara lain
78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air sedangkan, Oksigen mengisi sekitar
49,2% massa kerak bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera(88,8%
berdasarkan massa). Ikan merupakan hewan poikiloterm, suhu tubuhnya akan
menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi
kandungan oksigen terlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan.
Contohnya pada Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan genus ikan yang dapat hidup
dalam kondisi lingkungan yang ekstrim sekalipun, sering kali ditemukan hidup
normal pada habitat-habitat ikan pada jenis lain yang belum tentu dapat hidup normal
pada habitatnya.
1.2.1. Mengetahui, menghitung, dan memahami konsumsi oksigen pada ikan nila
yang sensitiv terhadap kadar oksigen terlalu terhadap media air.
1.3.1. Sebagai Mahasiswa kita dapat mengetahui berapa jumlah konsumsi pada
ikan nila dengan menggunakan alat DO meter sebagai pengukur kandungan
oksigen terlarutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila tumbuh lebih cepat pada salinitas 6-17 ppt dibandingkan
dengan air tawar. Pada salinitas 31-36 ppt dapat mematikan secara total. Selain
itu juga ikan nila cocok pada perairan yang cukup tenang contohnya pada ikan
nila mulai dari lingkungan yang sempit seperti kolam pekarangan, kolam tadah
hujan dan sawah sampai dengan lingkungan yang sangat luas seperti tambak.
sungai atau waduk (dengan sistem keramba jaring apung). Kebiasaan
makan nila diperairan alami adalah plankton, tumbuhan air yang lunak serta
cacing. Benih nila suka mengkonsumsi zooplankton seperti Rotatoria,
Copepoda dan Cladocera; sedangkan termasuk alga yang menempal.
2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1984)
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum : Pisces
Kelas
: Osteichthyes
Subkelas
: Actinopterygii
Ordo
: Percomorphi
Subordo
: Percoidea
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis niloticus
2.1.2 Morfologi
BAB III
BAHAN DAN METODE
Tempat
Wadah plastik
Wadah sebagai media tempat penyimpanan ikan sementara, sebelum
dan sesudah diamati
10
2.
Plastik Warp
Untuk mencegah difusi antara air dan oksigen
3.
Intelligent Meter
Alat untuk mengukur temperatur, Ph, dan kadar oksigen,
4.
Neraca Ohauss
Alat yang berfungsi untuk menimbang bobot ikan
11
Ikan Nila
Sebagai sampel konsumsi oksigen
2.
Air
Sebagai media untuk ikan
12
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Hasil praktikum Konsumsi Oksigen Ikan Nila disajikan dalam Tabel 1
Tabel 1 Hasil Pengamatan
kelompok
Berat ikan(gr)
DO awal(mg/l)
Do akhir(mg/l)
Konsumsi
oksigen(mg/l)
16
2.2
0.26
3.1
2.7
0.103
10
2.3
0.4
16
2.8
0.13
33
2.3
0.12
18
3.1
0.13
29
2.4
0.131
23
2,8
0.13
23.3
3.7
0.023
10
41.03
3.5
0.024
11
24.32
3.4
0.05
12
19.73
3.2
0.081
13
43.16
3.7
0.0138
14
31.57
3.4
0.04
15
32.65
3.6
0.0245
16
22.26
3.7
0.0269
17
34.51
3.9
0.04
18
15.96
4.0
0.075
19
39.10
3.4
0.061
20
24.57
3,6
0,065
4.3
14
21
15.85
22
3.6
0.13
15.95
3.9
0.078
23
27.82
3.9
0.05
24
36.3
4.2
0.02
RUMUS :
4.6
Konsumsi DO=
BOBOT IKAN
4.2. Pembahasan
Dari kegiatan praktikum mengenai Konsumsi Oksigen Ikan Nila yang telah
dilakukan pada hari Kamis 23 Oktober 2014 diperoleh sejumlah data seperti yang
dicantumkan pada Tabel 3 hasil pengamatan di atas.
Praktikum ini dilakukan dengan cara menghitung konsumsi oksigen pada ikan
mas dengan menggunakan metode alat pengukur DO meter atau titrasi. Namun, pada
praktikum kali ini dijelaskan mengenai konsumsi oksigen dengan menggunakan alat
ukur DO meter.Perlakuan yang dilakukan pada praktikum kali ini, yaitu dengan
menghitung DO awal yang dilakukan tanpa memasukkan organisme pada wadah
tersebut. Selanjutnya, melakukan penimbangan berat pada ikan mas. Ikan mas
tersebut kemudian dimasukkan dalam wadah dan ditutup rapat dengan plastic warp
dan karet. Ditunggu hingga, 30 menit dan akhirnya diukur DO akhir sehingga dapat
diperoleh konsumsi oksigen pada ikan mas dengan cara melakukan penghitungan
pengurangan pada DO awal dan DO akhir yang telah dicatat oleh praktikan.
Kemudian, data tersebut di masukkan dalam tabel pengamatan.
Pada praktikum ini oksigen sangat diperhatikan dalam konsumsinya pada ikan
mas.Berdasarkan tabel pengamatan, kelompok praktikan, yaitu kelompok 12
diperoleh data berat bobot ikan sebesar 19,73 g. Dengan DO awal sebesar 4 g/l DO
akhir 3.2 g/l konsumsi oksigen sebesar 0.081 g/l. Bila dibandingkan dengan
15
kelompok lain, tentunya perbedaan terdapat pada bobot ikan sehingga mempengaruhi
perbedaan pada DO awal, DO akhir, konsumsi oksigen, serta kebutuhan oksigen.
Namun, perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan bila dilihat dari bobot ikan lain
yang tak jauh berbeda dengan kelompok praktikan.
Pada praktikum ini kita dapat mengetahui konsumsi oksigen yang dibutuhkan
oleh ikan. Pada dasarnya praktikum ini untuk mengetahui laju pernafasana atu
respirasi ikan, kita ketahui bahwa pernafasan adalah suatu proses pengikatan oksigen
dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan, atau
pengangkutan oksigen dari lingkungan eksternal tubuh ke dalam lingkungan intrasel
ataupun sebaliknya pengangkutan karbondioksida dari lingkungan intrasel ke dalam
lingkungan eksternal tubuh. Alat pernafasan ikan diantaranya adalah insanga adapula
yang menggunakan paru paru, tetapi pada praktikum ini kita mengambil hewan uji
yaitu ikan mas yang tidak lain bernafas dengan insang, insang adalah komponen
penting dalam pertukaran gas, insang terdiri atas lengkungan tulang rawan yang
mengeras dengan beberapa filament insang didalamnya, setiap filament terdiri banyak
lamella.
Proses pernafasan ada 3 tahap yaitu yang pertama adalah ventilasi insang,
yaitu pengaliran air ke permukaan lamella insang melalui rongga mulut dan
dikeluarkan
melalui
operculum,
kedua
difusi
O2
dan CO2
dan
yang
ketiga pengangkutan O2. Ketersediaan oksigen dalam air sangat sedikit oleh karena
itu oksigen sering disebut sebagai factor pembatas, karena daya larut oksigen dalam
air kecil. Apabila kandungan oksigen dalam air rendah makaikan dan organism
akuatik lain harus memompa air dalam jumlah tertentu kepermukassn insang untuk
mendapatkan oksigen yang cukup agar kecepatan metabolismenya stabil.
Oksigen sebagai bahan pernafasan di butuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi
metabolisme. Oleh sebab itu, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh
kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya
oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi
16
ikan, dan hanya ikan yang memiliki sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup
(Fujaya, 2004).
Sebagai
mana
menurut
Zonneveld,
1991
(dalam
Aristiawan,
2012) bahwafaktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen pada ikan, yaitu (1)
aktifitas, ikan dengan aktifitas tinggi misalnya ikan yang aktif berenang akan
mengkonsumsi oksigen jauh lebih banyak dari pada ikan yang tidak aktif; (2) ukuran,
ikan yang ukurannya lebih kecil, kecepatan metabolismenya lebih tinggi daripada
ikan yang ukurannya lebih besar sehingga konsumsi oksigennya lebih banyak;(3)
umur, ikan yang masih berumur masih muda akan mengkonsumsi oksigen lebih
banyak daripada ikan yang lebih tua; (4) temperatur, ikan yang berada pada
temperatur tinggi laju metabolismenya tinggi sehingga konsumsi oksigennya lebih
banyak.
Perbandingan antara jumlah konsumsi oksigen pada ikan besar dan ikan kecil
dimana jumlah konsumsi ikan ikan kecil lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
konsumsi oksigen ikan besar. Ini dikarenakan ikan kecil lebih banyak membutuhkan
oksigen lebih banyak untuk digunakan dalam pembentukan sel-sel yang ada dalam
tubuhnya dan juga untuk pertumbuhan, sedangkan ikan besar hanya membutuhkan
oksigen untuk mempertahankan hidup. Tetapi dari hasil praktikum jumlah konsumsi
ikan besar lebih banyak dari pada jumlah oksigen yang digunakan oleh ikan kecil. Ini
dikarenakan karena perbandingan bentuk tubuh antara ikan besar dan ikan kecil tidak
terlalu berbeda. Kebutuhan oksigen untuk tiap jenis biota air berbeda-beda,
tergantung dari jenisnya dan kemampuan untuk beradaptasi dengan naik turunnya
kandungan oksigen.Menurut Djawad dkk (2003), bahwa semakin besar suatu
organisme maka mengkonsumsi oksigen semakin besar pula karena semua anggota
tubuhnya bergerak memerlukan energi yang berasal dari oksigen dan makanan
(terjadi metabolisme dalam tubuh).
Ikan merupakan hewan poikiloterm, suhu tubuhnya akan menyesuaikan diri
dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen
terlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan (Debora, 2011).
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas dapat disimpulkan
bahwa, setiap organisme membutuhkan proses respirasi. Pada praktikum ini
konsumsi oksigen pada ikan mas di pengaruhi beberapa faktor yaitu dari bobot ikan,
umur ikan, ukuran ikan, gerakan aktifitas ikan serta tingkat stress ikan. Faktor-faktor
tersebut dikarenakan bila umur suatu organism terlalu tua, maka laju metabolismenya
juga semakin rendah. Umur ikan juga mempengaruhi ikan, dan ukuran ikan yang
berbeda membutuhkan O2 yang berbeda. Semakin besar ukuran ikan, jumlah
konsumsi O2/mg berat badan makin rendah. Ikan yang aktif membutuhkan O2 lebih
banyak dibandingkan ikan yang pasif.
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini diharapkan para praktikan, sangat memahami cara
mengambil oksigen terlarut di perairan dengan menggunakan reagen, serta dapat
mengetahui cara pakai alat DO meter, dan lebih teliti dalam melaksanakan praktikum.
18
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara. Nila. 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27428/4/Chapter%20II.pdf
(diakses tanggal 27 Oktober 2014 pada pukul 23.00 WIB)
Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi tengah . PETUNJUK
TEKNIS PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN IKAN NILA
Oreochromis niloticus. 2011.
http://www.smecda.com/files/budidaya/ikan_nila.pdf
(diakses tanggal 27 Oktober 2014 pada pukul 23.05 WIB)
IPB. BAB II Tinjauan Pustaka. 2010.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/55912/BAB%20II%
20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=2
(diakses tanggal 27 Oktober 2014)
Alfiansyah.Muhammad.2011.Sistem Pernapasan Ikan (Pisces). http://www.sentraedukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html.
(diakses pada tanggal 27 Oktober pada pukul 24.00 WIB)
Anwar, D, D. A. Setiawibowo dan Y. Triwijiwati. 2009. Respirasi (Tingkat
Konsumsi Oksigen) dan Ketahanan Ikan di luar Media
Air. http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/21/termoregulasipengaturan-suhu-tubuh/.
(diakses pada tanggal 28 Oktober 2014 pada pukul 18.00 WIB)
Soewondo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdiknas
Tim Dosen. 2012. Bahan Kuliah Fisiologi Hewan. Medan: FMIPA Unimed
19