Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum) 1

PENGARUH PEMAPARAN BUNYI JANGKRIK PADA PEAK


FREQUENCY (4,500,06)103 Hz DENGAN VARIASI DOSIS PUPUK
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN
BAWANG MERAH JENIS BIRU
THE INFLUENCE OF A CRICKET (GRYLLIDAE) SOUND EXPOSURE IN PEAK
FREQUENCY (4.500.06) 103 Hz WITH A FERTILIZER DOSAGE VARIATION
TOWARDS BLUE RED ONION PLANTS (ALLIUM ASCALONICUM L) GROWTH AND
PRODUCTIVITY

Oleh: Rohmawati Metaningrum, 10306144001


Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Yogyakarta
Email: madiyono01011958@gmail.com
Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemaparan bunyi jangkrik (Gryllidae)


pada peak frequency (4,500,06)103 Hz pada (1) perbedaan parameter pertumbuhan tanaman
perlakuan dan kontrol pada setiap dosis pupuk, (2) produktivitas tanaman paling baik
berdasarkan dosis, (3) perubahan luas bukaan stomata sebelum, saat, dan setelah pemaparan, (4)
karakteristik distribusi keras lemah bunyi terhadap perubahan jarak dari sumber bunyi. Sumber
bunyi adalah suara asli serangga jangkrik yang dimanipulasi dan diperoleh peak frequency
(4,500,06)103 Hz, dipaparkan selama 1 jam setiap pagi dan sore hari. Sampel penelitian
berjumlah 100 tanaman, dibagi menjadi 2 berdasarkan pemberian dosis pupuk 100% dan 125%.
Pengukuran dilakukan setiap 2 hari, data hasil pengukuran yang termasuk dalam parameter
pertumbuhan, produktivitas, dan analisis distribusi keras lemah bunyi dianalisis dengan
Microsoft Excel 2010, Origin 6.1 serta SPSS Statistic 21. Dari hasil penelitian disimpulkan
bahwa: (1) Hasil uji-t menunjukkan pada parameter pertumbuhan terdapat perbedaan yang tidak
signifikan. (2) Produktivitas terbaik tanaman perlakuan dosis 100% (1,340,04) 10 2 g per
tanaman, dosis 125% (1,120,1) 10 2 g untuk tanaman kontrol. (3) Luas bukaan stomata saat
2
2
perlakuan (0,70,1) 103
lebih besar dari sebelum perlakuan (0,30,1)103
dan sesudah
2
perlakuan (0,60,1)103
. (4) Karakteristik distribusi keras lemah pada amplitudo bunyi
menurun secara eksponensial terhadap perubahan jarak.
Kata kunci: frequency,serangga jangkrik, pertumbuhan tanaman bawang merah.

Abstract
This research was aimed to know the influence of cricket (Gryllidae) sound exposure in a peak
frequency (4.500.06) 103 Hz in (1) the difference of growth parameter of treated and controlled
plants in each fertilizer dosage, (2) the best plants productivity based on the characteristics of
sound intensity distribution towards a distance change from a sound source.The sound source
used was an original cricket insect (Greyllidae) sound in 4500 Hz frequency manipulated and
the sound was exposed during 1 hour on the moorning and evening. The research samples
numbered 100 plants divided into 2 based on a fertilizer dosage delivery i.e. 100% and 125%.
The data of research result to analyze it used a Microsoft Excel 2010, Origin 6.1 and also SPSS
Statistics 21. From the research result, it concluded that: (1) the t-test result showed that there
not difference significant, (2) productivity of treated plants with dosage of 100% (1.34 0.04)
103 g each plants, for dosage of 125% (1.120.1) 103 g for controlled plants, (3) Stomata

2 Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum)


opening width during a sound treatment (0.70.1) 103 m2 greater than before sound treatment
(0.7 0.1) 103 m2 and after treatment (0.60.1) 103 m2, (4) the characteristics of intensity
distribution in the sound amplitude decreased exponentially towards a distance change.
Keywords: frequency, cricket insect, red onion plants growth

Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum) 3

PENDAHULUAN
Bawang merah merupakan salah satu
komoditi
sayuran
yang
mengalami
peningkatan permintaan dari masyarakat.
Hal ini tentu mempengaruhi jumlah
produksi bawang merah itu sendiri yang
malah justru menurun dalam beberapa tahun
terakhir ini.
Hal ini menandakan bahwa peranan
inovasi
teknologi
dalam
memacu
pertumbuhan produksi masih relatif kecil
(Sudarmanto, 2009: 3) dan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, diperlukan usaha untuk
mendapatkan hasil produksi dalam waktu
yang relatif singkat, produktivitas tinggi,
berkualitas baik, dan tidak berdampak
negatif terhadap lingkungan.
Salah satu teknologi yang diharapkan
dapat menjadi terobosan dalam inovasi
teknologi budidaya bawang merah adalah
sonic bloom. Teknologi sonic bloom adalah
teknik menyuburkan pertumbuhan tanaman
menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi (3,50 5,00)103 Hz mirip suara
burung
yang
digabungkan
dengan
pemberian nutrisi melalui daun. Gelombang
suara alam pada frekuensi (3,50 5,00)103
Hz mampu merangsang pembukaan mulut
daun (stomata) sehingga meningkatkan laju
dan efisiensi penyerapan nutrisi yang
diaplikasikan melalui daun yang bermanfaat
bagi tanaman (Yulianto, 2008:148-155).
Teknologi sonic bloom telah terbukti
mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas
hasil tanaman. Peningkatan hasil yang
terjadi pada berbagai tanaman yang
diaplikasi sonic bloom, memberikan harapan
untuk menerapkan sonic bloom sebagai
alternatif
teknologi
terobosan
guna
mendongkrak
penurunan produktivitas
bawang merah. Dari hasil penelitian
sebelumnya diketahui bahwa teknologi sonic
bloom dapat efektif untuk tanaman pangan
dan perkebunan.
Salah satu penelitian yang mendasari
usulan lanjutan ini adalah penelitian

pendahuluan yang dilakukan oleh Nur


Kadarisman, dkk. (2011:3-4) di Dieng
Kabupaten Wonosobo, pada penelitian ini
melibatkan tanaman eksperimen dan
tanaman kontrol. Didapatkan suatu hasil
yang cukup signifikan tentang pengaruh
gelombang akustik terhadap karakteristik
morfologis (tinggi tanaman, diameter
batang, jumlah ranting, panjang-lebar daun)
dan laju pertumbuhan tanaman kentang
(Solanum Tuberossum, L).
Objek dalam penelitian ini adalah
tanaman
bawang
merah
(Allium
ascalonicum L) merupakan salah satu
komoditas holtikultura yang mempunyai
kandungan gizi dan senyawa yang tergolong
zat non gizi serta enzim yang berfungsi
sebagai terapi untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan tubuh serta
memiliki aroma khas yang digunakan
sebagai penyedap makanan. Sumber bunyi
yang digunakan dalam penelitian ini dalah
suara jangkrik (Gryllidae) termanipulasi
pada peak frequency (4,500,06)103 Hz.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
Mengetahui ada tidaknya perbedaan pada
pertumbuhan jumlah daun dan tinggi
tanaman kontrol dengan tanaman perlakuan
paparan
bunyi
jangkrik
(Gryllidae)
termanipulasi
pada
peak
frequency
3
(4,500,06)10 Hz pada setiap dosis pupuk.
(2) Mengetahui produktivitas yang paling
baik antara tanaman kontrol (tanpa
perlakuan) dibandingkan dengan tanaman
perlakuan pada setiap dosis pada paparan
bunyi jangkrik (Gryllidae) termanipulasi
pada peak frequency (4,500,06)103 Hz. (3)
Mengetahui perbedaan luas bukaan stomata
daun bawang merah sebelum diberi
pemaparan bunyi, saat diberi pemaparan
bunyi, dan setelah diberi pemaparan bunyi
jangkrik (Gryllidae) termanipulasi pada
peak frequency (4,500,06)103 Hz terhadap
produktivitas tanaman bawang merah
(Allium ascalonicum L). (4) Mengetahui
karakteristik distribusi keras lemah bunyi

4 Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum)

terhadap perubahan jarak dari sumber bunyi


jangkrik (Gryllidae) termanipulasi pada
peak frequency (4,500,06)103 Hz.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah melihat perbedaan pertumbuhan
pada tanaman yang diberi pemaparan dilihat
dari ciri morfologisnya, bagi petani hasil
penelitia dimanfaatkan untuk meningkatkan
hasil produksi tanaman bawang merah
(Allium ascalonicum L).
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode
kuantitatf eksperimen. Menurut (Hadi, 1981:
35) tujuan penelitian eksperimen adalah
menyelidiki ada tidaknya hubungan
kausalitas antara perlakuan dengan target
prilaku, membandingkan perlakuan tertentu
kepada kelompok tertentu & menyediakan
kontrol sebagai pembanding, memprediksi
efek dari suatu perlakuan pada variabel
tergantung, mempelajari seberapa besar
hubungan kausalitas tersebut.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu:
(1) Tahap persiapan pelaksanaan penelitian
dan observasi lahan yang dilakukan pada
bulan Juli 2013; (2) Tahap pemaparan bunyi
jangkrik (Gryllidae) pada peak frequency
(4,500,06)103 Hz serta pengambilan data
bawang merah yang dilaksanakan dari bulan
Juli hingga September 2013 secara kontinyu,
karena pada bulan tersebut merupakan salah
satu musim tanam bawang merah yang
didukung dengan kondisi tanah yang kering
dan curah hujan yang rendah.
Untuk tempat penelitian tahap pertama
dilakukan di sawah milik Bapak Kusriyadi
di Dusun Bracan, Desa Tirtomulyo,
Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul
dengan luas 196 m2 yang digunakan untuk
tanaman perlakuan. Untuk tanaman kontrol
dilakukan di sawah milik Bapak Sugiyono
dengan luas 100 m2. Lokasi ini dipilih

karena merupakan salah satu daerah


penghasil bawang merah.
Penelitian tahap kedua dilakukan di
Laboratorium
Mikrokontroler,
Jurusan
Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas
Negeri Yogyakarta untuk melakukan
pemotretan stomata yang bertujuan untuk
mengetahui luas bukaan stomata yang
dihasilkan karena pengaruh pemaparan
bunyi jangkrik (Gryllidae) pada peak
frequency (4,500,06)103 Hz pada tanaman
bawang merah varietas biru dengan
menggunakan mikroskop cahaya, kamera
serta optilab viewer.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah tanaman
bawang merah dengan varietas biru yang
banyak terdapat di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Populasi tanaman bawang
merah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 100 tanaman perlakuan dan 100
tanaman kontrol. Dari masingmasing
tanaman perlakuan dan tanaman kontrol
terbagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama terdiri dari 50
tanaman perlakuan dengan pemberian dosis
pupuk 100%. Untuk kelompok kedua terdiri
50 tanaman dengan pemberian dosis pupuk
125%. Pengamatan morfologi tanaman
bawang merah serta pengukuran hasil panen
juga dilakukan pada 100 tanaman sampel
tersebut.
Kelompok kedua, sama seperti tanaman
perlakuan, kelompok pertama terdiri 50
tanaman kontrol dengan pemberian dosis
pupuk 100%, untuk kelompok kedua 50
tanaman dengan pemberian dosis pupuk
ditambah 25% dari dosis semula (125%).
Pengamatan morfologi tanaman bawang
merah serta pengukuran hasil panen juga
dilakukan pada 100 tanaman sampel
tersebut. Pengamatan terhadap tanaman
kontrol ini dimaksudkan untuk mengetahui
pengaruh pemberian dosis pupuk yang
berbeda pada tanaman bawang merah serta

Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum) 5

mengetahui perbedaan struktur tanah dan


jenis pupuk yang digunakan.
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat
berbagai langkah yang dilakukan
yaitu:
(1)
Menganalisis
dan
memanipulasi frekuensi suara jangkrik
(Gryllidae);
(2)
persiapan
dan
pemeliharaan tanaman bawang merah
yang termasuk didalamnya adalah
persiapan lahan penelitian, tanaman,
serta
kelengkapan
instrumen
penelitian (mobile speaker, sumber
suara, dll), (3) Pemaparan bunyi suara
jangkrik
(Gryllidae)pada
peak
frequency
(4,500,06)
Hz
pada
tanaman
bawang
merah,
(4)
Pengambilan data di lapangan yang
antara lain data panjang daun tanaman
bawang merah, jumlah batang, luas
bukaan stomata, serta karakteristik
distribusi sebaran intensitas bunyi
terhadap perubahan jarak sumber
bunyi.
Tehnik Pengumpulan data
Tehnik Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi.
Tehnik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penanaman
bawang merah berasal dari dua kelompok
yaitu: (1) Kelompok tanaman bawang merah
yang diberi perlakuan bunyi jangkrik
(Gryllidae) (tanaman perlakuan) dengan
dosis pupuk 100%dan dosis pupuk 125%.
Pengamatan morfologi tanaman bawang
merah dilakukan pada 100 tanaman sampel
tersebut, hasil panen juga diukur dari 100
tanaman sampel yang sama; (2) Kelompok
tanaman bawang merah yang tidak diberi
perlakuan bunyi jangkrik (Gryllidae)
(tanaman kontrol). Sama dengan kelompok
tanaman perlakuan, kelompok kontrol juga
berjumlah 100 tanaman dengan pemberian
dosis pupuk yang sama dengan kelompok

perlakuan yakni kelompok A untuk


penggunaan dosis 100% yang terdiri dari 50
tanaman bawang merah, dan kelompok B
dengan pemberian dosis pupuk 125%.
Data yang diambil sebagai parameter dari
penelitian ini antara lain luas bukaan
stomata, panjang daun, jumlah daun pertanaman, hasil panen berupa massa bawang
merah yang dihasilkan, serta distribusi keras
lemah sunber bunyi terhadap jarak. Untuk
menghitung luas bukaan stomata digunakan
program optilab viewer, sedangkan untuk
menganalisis secara grafik data hasil
pengamatan seperti panjang daun, diameter
daun, jumlah daun per-tanaman, serta hasil
panen digunakan program Origin 6.1.
Analisis data hasil penelitian ini digunakan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pemaparan bunyi jangkrik (Gryllidae) pada
peak frequency (4,500,06)103 Hz terhadap
ciri morfologi, produktivitas, perkembangan,
pembukaan stomata tanaman bawang merah,
kelompok perlakuan yang dibandingkan
dengan kelompok tanaman bawang merah
yang tidak diberi perlakuan.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah dilakukan
mengenai pengaruh pemaparan bunyi
jangkrik (Gryllidae) termanipulasi ini
diperoleh percepatan pertumbuhan yang
paling cepat antara tanaman perlakuan
(tanaman yang diberi paparan suara) dan
tanaman kontrol (tanaman tanpa pemberian
paparan suara) yang dilihat dari bukaan
stomata
dan
parameter-parameter
morfologis yang diukur. Parameterparameter tersebut adalah tinggi tanaman,
jumlah daun dalam satu bonggol tanaman
serta massa hasil panen. Dari penelitian
yang telah dilakukan dapat dipaparkan hasil
sebagai berikut :

6 Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum)

pertumbuhan sebesar 0,76 cm/hari.


Dengan demikian, laju pertumbuhan
terbesar untuk dosis pupuk 100% terdapat
pada tanaman perlakuan. Dengan kata
lain, pada dosis 100% tanaman perlakuan
memiliki kelajuan pertumbuhan tinggi
yang lebih cepat dibandingkan dengan
tanaman kontrol.

Rata-rata Tinggi Daun (cm)

A. Pengaruh Pemaparan Suara terhadap


Pertumbuhan
Tanaman
Bawang
Merah
Berdasarkan
pengamatan
secara
langsung, dapat dilihat bahwa tanaman
dengan paparan sumber bunyi memiliki
peningkatan pertumbuhan yang lebih baik,
dengan ciri morfologis antara lain tanaman
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman
yang tidak terpapar sumber bunyi. Namun,
secara perhitungan akan dipaparkan sebagai
berikut:
Ditinjau dari kelajuan pertumbuhan
tanaman bawang merah(tanaman perlakuan
dan tanaman kontrol)

Rata-rata tinggi daun (cm)

1. Tinggi batang tanaman bawang


merah
Pengukuran panjang daun tanaman
bawang merah dilakukan ketika
tanaman berumur 9 hingga 43 hst (hari
setelah tanam) dari data hasil
pengukuran dibuat grafik hubungan
antara nilai rata rata panjang daun
tanaman bawang merah (cm) dan umur
tanaman bawang merah (hst) untuk
tanaman perlakuan dan tanamn kontrol
sebagai fungsi waktu.
44
42
40
38
36
34
32
30
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6

(tanaman perlakuan)
(Y=0.54+0.76x)
(tanaman kontrol)
(Y=17.50+0.47x)
5

10

15

20

25

30

35

40

45

umur tanaman (hst)

Gambar. 1 Grafik Pertumbuhan Tinggi


Rerata Tanaman Perlakuan dan
Tanaman Kontrol pada Dosis 100%
Pada Gambar 1 di atas untuk
tanaman dosis pupuk 100% pada tanaman
kontrol memiliki laju pertumbuhan
sebesar 0,47 cm/hari, sedangkan untuk
tanaman perlakuan memiliki laju

(tanaman kontrol)
(Y=15.44+0.55x)

(tanaman perlakuan)
(Y=4.48+0.58x)

44
42
40
38
36
34
32
30
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6
10

15

20

25

30

35

40

45

umur tanaman (hst)

Gambar 2 Grafik Pertumbuhan Tinggi


Rerata Tanaman Perlakuan dan Tanaman
Kontrol pada Dosis 125%.
Pada Gambar 2 di atas untuk tanaman
dosis pupuk 125% pada tanaman kontrol
memiliki laju pertumbuhan sebesar 0,55
cm/hari, sedangkan untuk tanaman
perlakuan memiliki laju pertumbuhan
sebesar 0,58 cm/hari. Dengan demikian,
laju pertumbuhan terbesar untuk dosis
pupuk 125% terdapat pada tanaman
perlakuan. Dengan kata lain, pada dosis
125% tanaman perlakuan memiliki
kelajuan pertumbuhan tinggi yang lebih
cepat dibandingkan dengan tanaman
kontrol.
2. Jumlah Daun tanaman Bawang Merah
Berdasarkan data hasil perhitungan
rata-rata kecepatan pertumbuhan daun
tanaman bawang merah, maka dibuat
grafik perbandingan pertumbuhan kedua
kelompok tanaman atau (kecepatan
pertumbuhan daun) antara tanaman
perlakuan dengan tanaman kontrol
sebagai berikut :

Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum) 7

(tanaman kontrol)
(Y=29.82+0.96x)

(tanaman perlakuan)
(Y=6.47+1.08x)

80
75

rata-rata jumlah daun (batang)

70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5

10

15

20

25

30

35

40

45

umur tanaman (hst)

Gambar 3 Grafik Pertumbuhan Jumlah


Daun Rerata Tanaman Perlakuan dan
Tanaman Kontrol pada Dosis 100%.
Pada Gambar 3 di atas untuk
tanaman dosis pupuk 100% pada
tanaman
kontrol
memiliki
laju
pertumbuhan
0,96
batang/hari,
sedangkan untuk tanaman perlakuan
memiliki laju pertumbuhan sebesar 1,08
batang/hari. Dengan demikian, nilai laju
pertumbuhan terbesar untuk dosis
pupuk 100% terdapat pada tanaman
perlakuan. Dengan kata lain, pada dosis
100% tanaman perlakuan memiliki
kelajuan pertumbuhan jumlah daun
yang lebih cepat dibandingkan dengan
tanaman kontrol.
(tanaman kontrol)
(Y=20.51+1.13x)

80

(tanaman perlakuan)
(Y=7.85+1.03x)

75

Rata rata jumlah daun (batang)

70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5

10

15

20

25

30

35

40

45

Umur tanaman (hst)

Gambar 4 Grafik Pertumbuhan


Jumlah Daun Rerata Tanaman
Perlakuan dan Tanaman Kontrol
pada Dosis 125% .
Pada Gambar 4 di atas untuk tanaman
dosis pupuk 125% pada tanaman kontrol
memiliki laju pertumbuhan sebesar 1,13
batang/hari, sedangkan untuk tanaman
perlakuan memiliki laju pertumbuhan
sebesar 1,03 batang/hari. Dengan

demikian, laju pertumbuhan terbesar


untuk dosis pupuk 125% terdapat pada
tanaman kontrol. Dengan kata lain, pada
dosis 125% tanaman kontrol memiliki
kelajuan pertumbuhan jumlah daun yang
lebih cepat dibandingkan dengan
tanaman perlakuan.
B. Pengaruh Pemberian Suara terhadap
Produktivitas
Tanaman
Bawang
Merah
Berdasarkan
hasil
pengukuran
didapatkan massa panen bawang merah
kelompok kontrol
dan kelompok
perlakuan perlakuan. Kelompok kontrol
tanaman bawang merah terdiri dari
kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok
1 terdiri dari 50 tanaman kontrol (tanpa
perlakuan) dengan pemberian dosis
pupuk yang biasa digunakan oleh petani.
Kelompok 2 terdiri dari 50 tanaman
dengan pemberian dosis pupuk ditambah
25% dari dosis semula (yang biasa
digunakan oleh petani). Sama dengan
kelompok kontrol, tanaman pada
kelompok perlakuan terdiri dari 100
tanaman, yang juga dibagi menjadi 2
kelompok, yakni kelompok 1 terdiri dari
50 tanaman perlakuan dengan pemberian
dosis pupuk yang biasa digunakan oleh
petani. Kelompok 2 terdiri dari 50
tanaman dengan pemberian dosis pupuk
ditambah 25% dari dosis semula (yang
biasa digunakan oleh petani). Hasil panen
tanaman bawang merah kelompok
perlakuan 1 dan 2 juga kelompok kontrol
1 dan 2 dapat dilihat pada Lampiran IV
dan V. Hasil panen kelompok 1 akan
dibandingkan dengan hasil panen
kelompok 2, baik pada tanaman
perlakuan atau tanaman kontrol. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perbedaan pemberian dosis pupuk antara
tanaman kelompok 1 dan kelompok 2
pada produktivitas tanaman bawang
merah.

8 Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum)

Hasil pengukuran massa bersih


bawang merah kelompok perlakuan,
dan kelompok dapat dilihat pada Tabel
di bawah ini:
Tabel. 1 Hasil panen tanaman bawang
merah
Dosis
Pupuk
100%

125%

Tanaman
Perlakuan
Massa
Panen
(6,70,2)kg
/50
tanaman
Massa
Panen
(4,60,2)kg
/50
tanaman

Tanaman
Kontrol
Massa
Panen
(6,60,7)kg
/ 50
tanaman
Massa
Panen
(5,60,5)kg
/50
tanaman

Pada Tabel 1 di atas menunjukkan


bahwa pada dosis 100% panen
kelompok perlakuan lebih unggul yakni
dengan massa panen (6,70,2)kg. Hasil
panen ini sejalan dengan parameter ciri
morfologisnya yang tidak lain adalah
panjang daun dan jumlah daun tanaman
bawang merah yang menunjukkan
bahwa kelompok perlakuan lebih
unggul dibandingkan kelompok kontrol.
Dengan hasil panen rata rata / per
tanaman pada tanaman perlakuan
(1,340,04)gr menunjukkan bahwa
tanaman perlakuan lebih baik daripada
tanaman kontrol. Untuk dosis 125%
panen kelompok kontrol legih unggul
dengan massa panen (5,60,5)kg.
Dengan hasil panen rata rata / per
tanaman pada tanaman perlakuan
(1,120,1) 10 2 gr menunjukkan bahwa
tanaman perlakuan lebih baik daripada
tanaman kontrol.
C. Pengaruh
Pemaparan
Suara
terhadap Luas bukaan stomata
Dari penelitian yang telah dilakukan ini
dapat dilihat luas bukaan stomata tanaman

bawang merah jenis biru yang telah di beri


paparan bunyi suara jangkrik dengan peak
frequency (4,500,06)103 Hz di lahan
terbuka (sawah) pada saat pagi hari (terpapar
cahaya matahari
Dari hasil pengamatan menggunakan
program Optilab Image Raster (pada
lampiran I ), terlihat bahwa saat diberi
perlakuan (paparan) bunyi suara jangkrik
stomata membuka lebih lebar bila
dibandingkan dengan 15 menit sebelum dan
15 menit setelah pemaparan. Hal ini terlihat
dari luas bukaan stomata 15 menit sebelum
di beri paparan suara adalah (0,30,1)103
2
untuk 30 menit selama pemaparan
2
yaitu (0,70,1) 103
dan luas bukaan
stomata ketika 15 menit setelah pemaparan
2
(0,60,1)103
.
Dengan membukanya stomata lebih
lebar berarti penyerapan unsur hara dan
bahan-bahan lain di daun menjadi lebih
banyak jika dibandingkan dengan tanaman
tanpa perlakuan bunyi. Ketika suara dengan
frekuensi
tertentu
dipaparkan
pada
tumbuhan, stomata akan bergetar dan
merangsang pembukaan dan pertukaran
udara (merangsang pertukaran karbon
dioksida dan oksigen). Oksigen terdifusi
keluar dan gas karbondioksida masuk ke
dalam sel sebagai bahan untuk melakukan
proses fotosintesis dengan bantuan cahaya
matahari.
D. Keras Lemah Bunyi yang Diperoleh
dengan Pengukuran Sound Level Meter
Pada Penelitian ini, mengukur sebaran
intensitas yang ditimbulkan dari mobile
speaker yang digunakan sebagai sumber
bunyi untuk pemaparan suara jangkrik
(Gryllidae) pada tanaman perlakuan.
Dengan menggunakan sound level meter
peneliti mengukur sebaran intensitas per
tanaman yang dapat dilihat pada lampiran.
Pada lahan perlakuan dapat diamati
hubungan sebaran taraf intensitas terhadap
produktivitas tanaman bawang merah, baik

Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum) 9

kelompok dosis 100% ataupun kelompok


dosis 125%. maka diperoleh interval nilai
intensitas bunyi terhadap laju pertumbuhan
jumlah daun dan tinggi tanaman.
Untuk mengetahui distribusi keras lemah
bunyi yang tepat pada pertumbuhan tanaman
ditampilkan dalam bentuk grafik seperti
berikut:
(Sebaran Intensitas)
(Eksponen Mode 1 Intensitas)

82
80

Data: Data1_B
Model: ExpDec1

78

Chi^2/DoF
= 1.69933
R^2
= 0.93723

Intensitas (dB)

76

y0
A1
t1

74

64.17325
25.38008
58.56972

2.71997
2.39699
21.34961

72
70
68
66
64
20

40

60

80

100

120

140

Jarak tanaman (cm)

Gambar. 5 Hubungan antara intensitas


dengan jarak
Dari
Gambar
5
di
atas
menunjukkan grafik hubungan
antara intensitas dengan jarak,
grafik
tersebut
mengalami
penurunan secara eksponensial.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari analisis dan pembahasan data,
diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh
pemaparan
bunyi
suara
jangkrik
(Gryllidae) termanipulasi pada peak
frequency (4,500,06)103 Hz sebagai
berikut:
1. Tidak ada perbedaan pertumbuhan yang
signifikan pada jumlah daun maupun
tinggi
daun
dibuktikan
dengan
perhitungan menggunakan uji hipotesis
pada taraf signifikansi 0,05 tidak
terdapat perbedaan tanaman yang
signifikan pada tanaman perlakuan
dibandingkan tanaman kontrol.
2. Produktivitas
tanaman
perlakuan
dengan
dosis 100% menghasilkan
(1,340,04)102 g per tanaman lebih baik
dari kelompok kontrol (1,320,10)10 2 g
per tanaman dan dosis 125%

menghasilkan (1,120,11) 10 2 g per


tanaman (kontrol) lebih baik dari
tanaman perlakuan (0,920,04)102 g per
tanaman.
3. Terdapat perubahan pada luas bukaan
stomata daun dari hasil perhitungan
rata-rata luas bukaan stomata stomata
2
saat perlakuan bunyi (0,70,1) 103
lebih lebar daripada luas bukaan
stomata sebelum perlakuan bunyi
2
(0,30,1)103
dan sesudah
2
perlakuan (0,60,1)103
. Dari
perubahan tersebut, bukaan stomata
paling lebar ketika diberi perlakuan
bunyi.
4. Keras lemah bunyi menunjukkan
penurunan secara eksponensial terhadap
perubahan jarak, semakin jauh jarak
terhadap sumber bunyi akan semakin
lemah pula.
Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan ini,
masih banyak hal yang perlu ditingkatkan
yang berhubungan dengan pemaparan bunyi
yang bersumber dari suara hewan local
terhadap tanaman. Saran yang dapat
diberikan untuk penelitian selanjutnya antara
lain:
1. Mengamati pengaruh pemaparan bunyi
suara hewan lokal pada tanaman lain
yang lebih tepat guna (padi, tebu,
kedelai dsb).
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan
menggunakan mobile speaker yang
lebih besar, sehingga suara biasa lebih
merata dan hasil penelitian lebih
maksimal.

10 Pengaruh Pemaparan Bunyi Jangkrik (Rohmawati Metaningrum)

DAFTAR PUSTAKA
Kadarisman,N., Purwanto, A., dan Dadan
(2011). Rancang Bangun Audio
Organic Growth System (AOGS)
melalui spesifikasi spectrum bunyi
binatang alamiah sebagai local
genius untuk peningkatan kualitas
dan
produktiitas
tanaman
holtikultura.Yogyakarta:
FMIPA
UNY
Sudjana.
(2002).
Metoda
Statistika.
Bandung : Tarsito
Yulianto.(2008).Penerapan Teknologi Sonic
Bloom dan Pupuk Organic untuk

Peningkatan
Produksi
Bawang
Merah. Jurnal Agroland Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian
Jateng.Hlm.148-155.
Hadi, Sutrisno.(1981).Metodologi Research
Jilid 1.Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikolog
Universitas
Gadjah
Mada.1973
Hadi, Sutrisno.(1981).Metodologi Research
Jilid 3.Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikolog
Universitas
Gadjah
Mada.1979

Anda mungkin juga menyukai