Anda di halaman 1dari 1

Karakteristik Pasien Usia Lanjut Yang Menderita

Inkontinensia Urin di Bangsal Penyakit Dalam RS.


Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang
Andri Rais, Herleni K, Monalisa, Syafriadi, Nur Riviati, Djunaidi AR.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UNSRI/RSMH Palembang

LATAR BELAKANG
Dengan meningkatnya populasi usia lanjut maka masalah kesehatan (geriatric giant) pada usia lanjut juga meningkat, salah
satunya adalah inkontinensia urin. Data tentang karakteristik inkontinensia urin ini masih terbatas pada daerah-daerah tertentu
sehingga belum bisa mewakili gambaran inkontinensia urin di Indonesia.

TUJUAN

METODE
Data didapat dari wawancara terstruktur dan rekam medis di bagian
penyakit dalam RSMH Palembang antara bulan juni September 2012.
desain penelitian bersifat diskriptif. Kriteria inklusi (usia > 60 tahun) dan
eksklusi (tidak bersedia ikut penelitian)

Mendapat data tentang karakteristik


pasien usia lanjut dengan inkontinensia urin
yang dirawat di bangsal penyakit dalam RSMH
Palembang

Tabel 2. Karakteristik pasien inkontinensia urin pada usia lanjut

HASIL

Variabel

Tabel 1. Pasien usia lanjut yang mengalami inkontinensia urin


Inkontinensia urin

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Akut
Persisten
Tidak
Total

3
7
57
67

4,5
10,4
85,1
100

Jenis kelamin
Usia

Pendidikan

Grafik 1. Distribusi penyakit penyerta yang berhubungan dengan


inkontinensia urin pada pasien usia lanjut
4

Status kawin
4

3
2

IMT

2
1

Merokok

Riwayat partus
normal

Keterangan
Laki-laki
Perempuan
60 65 tahun
66 70 tahun
71 75 tahun
76 80 tahun
> 80 tahun
Tidak sekolah
Pendidikan dasar (SD-SMP)
Pendidikan lanjut (SLTA)
Pendidikan tinggi
Kawin
Cerai hidup/mati
Tidak kawin
< 19
19 -20
21 23
> 23
Aktif
Pasif
Tidak
Ya
Tidak

Jumlah
(orang)
4
6
2
4
2
1
1
3
5
2
0
7
3
0
7
2
1
0
4
3
3
6
0

Persen
(%)
40
60
20
40
20
10
10
30
50
20
0
70
30
0
70
20
10
0
40
30
30
100
0

PEMBAHASAN
Dari 67 pasien usia lanjut terdapat 10 orang (14,9%) yang inkontinensia urin, terdiri dari inkontinensia akut 3 orang (4,5%) dan
inkontinensia persisten 7 orang (10,4%). Rentang usia lebih banyak terjadi pada 66 70 tahun. Perempuan lebih banyak dari lakilaki (rasio 3:2). Pada status perkawinan terdapat 7 orang yang masih kawin dan 3 orang sudah cerai hidup/mati. Status gizi pasien
usia lanjut kebanyakan kurang yaitu 7 orang (70%) yang IMT nya < 19, sisanya berstatus gizi normal. Semua pasien inkontinensia
urin laki-laki merokok (4 orang), sedangkan perempuan terdapat 3 orang perokok pasif, 3 orang tidak merokok. Semua pasien
inkontinensia urin perempuan pernah mengalami persalinan normal. Terdapat beberapa penyakit penyerta yang berhubungan
dengan inkontinensia urin yaitu OA (40%), ISK (40%), depresi (30%), batuk (20%), DM (20%), gangguan kognitif (20%), BPH
(20%), imobilisasi (20%), gangguan visus (20%), CHF (20%), Osteoporesis (20%), hearing lose (10%), dan stroke (10%).

REFERENSI

SIMPULAN
Inkontinensia usia lanjut lebih banyak
terjadi pada perempuan. Terdapat beberapa
penyakit penyerta yang berhubungan dengan
terjadinya inkontinensia urin, yaitu OA, ISK,
depresi, batuk, DM, gangguan kognitif, BPH,
imobilisasi,
gangguan
visus,
CHF,
osteoporosis, hearing lose, dan stroke.

1.

Theodore M, Johnson II, Joseph G, Ouslender. Incontinence. In : Hazzards


Geriatric medicine and gerontology. Sixth edition. MccGraw-Hill Companies,
United state. 2009. p717 730.

2.

Adedokun AO, Wilson MMG. Urinary incontinence : historical, global, and


epidemiologic perspectives ; In Clinical in Geriatric Medicine 20 (2008) 399 407.

3.

Santiagu SK, Arianayagam M, Wang A. Urinary incontinence ; Pathophysiology


and management outline. Australian Family Physician Vol 37, No 3, March 2008.
P106 110.

Anda mungkin juga menyukai