Anda di halaman 1dari 9

59

1.2

Model Perancangan Sistem dan Pengambilan Keputusan


Model perancangan sistem yang digunakan adalah gabungan antara metode
kualiatif dan metode kuantitatif. Akan tetapi secara keseluruhan, metode
pendekatan yang digunakan adalah metode kuantitatif. Berikut adalah tahapan atau
langkah-langkah inti yang dilakukan :

3.2.1 OPC (Operation Process Chart)


Urutan proses produksi dari bahan baku hingga menjadi produk jadi. Urutan yang
ada

mencakup

kegiatan

operasi,

pengangkutan,

pemeriksaan,

hingga

kemungkinan-kemungkinan munculnya penundaan yang tak terhindarkan.


Beberapa keuntungan dan kegunaan dari Operation Process Chart ini adalah:

menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk setiap bahan baku atau
komponen

menunjukkan urutan operasi pada setiap bahan baku atau komponen

menunjukkan urutan fabrikasi dan rakitan dari tiap bahan baku atau
komponen

menunjukkan hubungan antar bahan baku atau komponen

membedakan antara bahan baku atau komponen yang diproduksi dan yang
merupakan subcontract

menunjukkan sifat pola aliran bahan

menunjukkan kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam aliran produksi

3.2.2 Perhitungan Waktu Baku dan Routing Sheet


Perhitungan waktu baku ditujukan untuk mencari waktu ideal yang diperlukan
dalam setiap urutan kegiatan produksi, atau waktu yang pantas diberikan kepada

pekerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan (I.Z. Sutalaksana, 1979, p119).


Perhitungan kemudian dilanjutkan dengan perhitungan routing sheet guna
mencari jumlah mesin teoritis. Ketika jumlah mesin teoritis telah ditemukan
perhitungan kembali dilanjutkan dengan menentukan jumlah mesin sebenarnya.
3.2.3 Luas Lantai Produksi
Perhitungan guna mencari luas yang dibutuhkan secara keseluruhan untuk lantai
produksi. Jumlah mesin yang dibutuhkan diambil dari jumlah mesin sebenarnya.
Setelah nilai yang ada ditambahkan dengan luas kantor lantai produksi, nilai
tersebut akan digunakan dalam perancangan template.

Gambar 1.3 Situasi lapangan PT. PKM (1)

3.2.4 Luas Warehouse


Perhitungan luas area yang dibutuhkan untuk menyimpan hasil produk jadi.
Perhitungan luas storage tidak dilakukan, dikarenakan bahan baku berupa scrap
yang tidak memiliki ukuran panjang dan lebar, melainkan hanya berupa
gunungan scrap.
3.2.5 MHPS (Material Handling Planning Sheet)
Perhitungan mengenai perencanaan perpindahan material. Data dan kondisi
perpindahan material pada perancangan ini didasarkan pada situasi sebenarnya
dari lapangan karena untuk selanjutnya data akan dibandingkan dengan rancangan
yang baru.
3.2.6 FTC (From To Chart)
From To Chart umumnya berguna apabila barang yang mengalir pada suatu
wilayah berjumlah banyak. Sehingga keterkaitan antara beberapa kegiatan dapat
diketahui dan jika diinginkan maka penyusunan kegiatan yang optimum dapat
dilakukan.
3.2.7 Skala Prioritas
Setelah perhitungan From To Chart Inflow dan Outflow selesai dilakukan, maka
skala prioritas dibuat untuk mengetahui derajat kepentingan dari suatu peralatan.
Penentuan skala prioritas ini menggunakan data dari jumlah frekuensi
perpindahan antar mesin.

3.2.8 ARC (Activity Relationship Chart)


Activity Relationship Chart merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
merencanakan keterkaitan antara setiap kegiatan yang saling berhubungan antara
satu dengan yang lainnya. Activity Relationship Chart menggunakan beberapa
simbol huruf seperti skala prioritas sebagai penanda derajat kedekatannya dan
beberapa simbol angka berurutan sebagai wakil alasan penggunaan simbol huruf
derajat kedekatan yang ada.
3.2.9 ARD (Activity Relationship Diagram)
Activity Relationship Diagram merupakan dasar perencanaan keterkaitan antara
pola aliran material dan lokasi kegiatan pelayanan yang dihubungkan dengan
kegiatan produksi yang dibuat berdasarkan skala prioritas sebagai data derajat
hubungan yang harus ada dan harus dipenuhi.
3.2.10 MHES (Material Handling Evaluation Sheet)
Perhitungan mengenai perencanaan perpindahan material yang baru. Data dan
kondisi perpindahan material pada perancangan ini didasarkan pada hasil
rancangan layout yang baru, untuk selanjutnya data akan dibandingkan dengan
situasi dan kondisi perpindahan material pada layout yang lama.

3.2.11 Template
Hasil akhir dari seluruh perancangan layout yang dilakukan. Template akan
memperlihatkan seluruh perubahan yang telah dilakukan guna meningkatkan
produktifitas dari pabrik. Di dalam template akan diperlihatkan layout lama dan
layout baru yang diletakkan berdampingan. Persamaan dari kedua template yang
ada adalah tipe layout nya yang berisfat by product, hal ini didasari oleh variasi
produk yang bersifat low dan volume produksi yang bersifat high. Sedikit
perbedaan di sini adalah bahwa template hanya akan memperlihatkan hal-hal yang
dinilai relevan dengan apa yang akan dibahas dalam perancangan layout yang
baru. Hal-hal yang bersifat pelengkap dan kurang relevan, tidak akan
diperlihatkan atau hanya akan diwakili oleh simbol-simbol saja.

Gambar 3.4 Situasi lapangan PT. PKM (2)

1.3

Teknik Pengumpulan Data dan Penentuan Parameter


Dalam pengumpulan data, cara yang dilakukan adalah dengan cara
pengumpulan data langsung. Dimana data yang dikumpulkan diambil dari pabrik
PT. PKM dan hanya pada bagian produksi peleburan besi baja.
Data dan parameter yang dikumpulkan berupa:
1.

Urutan proses operasi pada peleburan besi baja.

2.

Kapasitas produksi perusahaan

3.

Efisiensi perusahaan

4.

Pengukuran waktu siklus untuk tiap kegiatan.

5.

Mesin-mesin yang digunakan.

6.

% Scrap Tiap Operasi

7.

Reliabilitas Mesin

8.

Ukuran atau dimensi dari setiap mesin.

9.

Berat per hasil produksi.

10. Kapasitas mesin.


11. Jumlah produksi yang dihasilkan.
12. Upah minimum perusahaan.
13. Jarak antar stasiun.

Anda mungkin juga menyukai