Anda di halaman 1dari 8

Pendahuluan

Sesuai dengan tugas yang diberikan mengenai sound recording kelompok


kami mencoba untuk dapat mengetahui tentang sejarah perkembangan sound
recording yang saat ini sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi dan berkembang pesat
di Indonesia , alat perekaman merupakan media yang sangat diperlukan saat ini
karena mulai dari wartawan sampai industri audio visual menggunakan alat itu dan
untuk lebih lengkapnya kami coba memaparkan sejarah perkembangan alat recording
mulai dari awal ditemukannya.

Perkembangan Industri Musik dan Rekaman

Industri musik rekaman pada awalnya bersifat analog. Yaitu, dengan


ditemukannya phonograph oleh Thomas Edison, yang merekam gelombangan suara
dapat bentuk lekukan di atas silinder yang berputar yang dilapisi kertas timah. Pada
phonograph pertama, suara dikuatkan secara mekanik melalui terompet. Dalam
perkembangannya, Emile Berliner kemudian menemukan gramophone.
Kedua temuan tersebut dianggap sebagai awal industri rekaman. Pengusaha
Lippincott kemudian mulai mengoperasikan penny arcades, yang menggunakan koin
untuk dapat memakai phonograph. Kemudian sebuah perusahaan,Victor Talking
Machine, memperkenalkan Victrola untuk mendengarkan musik rekaman di rumah.
Perkembangan teknologi membawa industri rekaman dan musik membawa perubahan
dalam hal media perekaman yang berimplikasi terhadap kualitas, kapasitas dan cara
mendengarkan musik.
Jika pada awalnya hanya satu atau dua lagu per sisi dengan kecepatan 78 rpm,
kemudian dengan dengan kehadiran magnetik tape, lalu compact disc (CD), secara
kualitas musik yang didengaran makin baik, kuantitas lagu yang dapat diperdengarkan
juga meningkat, apalagi dengan kehadiran MP3, sehingga kini musik pun dapat
didengarkan lewat internet. Dalam industri rekaman, beberapa elemen yang
mempunyai pengaruh signifikan adalah bakat, studio dan perusahaan perekaman serta
distributor. Untuk talent, di dalamnya terdapat unsur penyanyi, pencipta lagu, manajer
dan penata musik.
Beberapa dampak yang dibahas dalam bagian ini adalah kehadiran MTV yang
dianggap sangat berpengaruh dalam industri musik dan rekaman. Video klip musik
yang ditayangkan oleh MTV, menjadi barometer tangga lagu yang disiarkan radio dan
televisi, sehingga membuat lagu tersebut makin populer dan orang diharapkan
membeli kaset atau CD-nya.

Persoalan krusial yang menjadi ancaman terhadap industri musik dan rekaman
adalah masalah pelanggaran hak atas kekayaan intelektual. Bukan saja dengan
hadirnya kaset atau CD bajakan, namun dengan kehadiran internet penikmat musik
dapat mendapatkan lagu yang dicari, mendengarkan atau menyimpannya secara
mudah tanpa perlu mengeluarkan uang. Persoalan ini, secara hukum dan teknologi,
hingga kini belum jelas bagaimana untuk mengontrol dan mendapatkan keuntungan
royalti pendistribusiannya.

Industri Musik dan Rekaman Indonesia

Menurut catatan Bens Leo (Newsmusik, 04/2000), sejarah industri rekaman di


Indonesia berawal dari dua tempat: Lokananta di Surakarta dan Irama di Menteng
Jakarta. Lokananta adalah milik pemerintah, dan melahirkan lagu-lagu daerah.
Sementara Irama, banyak melahirkan lagu-lagu hiburan. Nama-nama seperti Rachmat
Kartolo, Nien Lesmana, sampai Patty Sisters pernah rekaman di sana, yang awalnya
hanya sebuah studio kecil di sebuah garasi di Menteng, Jakarta Pusat. Peristiwa
rekaman itu terjadi di ujung tahun 1950-an hingga memasuki tahun 1960-an.
Memasuki awal 1970-an, di daerah Bandengan Selatan Jakarta Kota, Dick
Tamimi mendirikan studio rekaman Dimita. Studio rekaman ini juga menjadi pioner
rekaman lagu-lagu pop, karena di tempat ini nama-nama tenar Koes Bersaudara,
Panbers, Dara Puspita, Rasela, lahir. Keunikan Dimita, rekaman harus berhenti karena
ada kereta api lewat. Pada saat itu, teknologi rekaman pun masih me- ngandalkan
jumlah track yang kecil, 8 tracks. Karena terletak di pinggir rel kereta api, proses
rekaman harus dilakukan begitu lama.
Setelah itu muncul raja studio rekaman Indonesia, dan kelak dianggap sebagai
produser legendaris yang menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia, yakni Yamin
yang memiliki studio rekaman Metropolitan, kini Musica Studio dan Eugene Timothy
yang memiliki Remaco. Remaco pernah menjadi perusahaan rekaman ter besar di
Indonesia, dengan akses kuat ke pergaulan di dunia rekaman Internasional. Di
Remaco, lahir nama-nama besar Bimbo, D'Lloyds, The Mercy's dan kelak Koes
Bersaudara yang pada tahun 1967 berubah nama menjadi Koes Plus pun pindah ke
tempat ini.
Tatkala Remaco ambruk pada awal tahun 80-an dan Eugene tinggal
mengandalkan sejumlah master rekaman yang masih dimilikinya, baik sejak di era
rekaman piringan hitam maupun kaset rekaman, Musica ganti menunjukkan
dominasinya. Dengan caranya sendiri, banyak sekali artis musisi yang mampu
bertahan lama, dikontrak jangka panjang oleh Musica. Sebagai contoh adalah Chrisye,
yang dimulai dari jaman album solo Sabda Alam (1978) sampai album Badai Pasti
Berlalu (1999), direkam sebagian besar di Musica.

Dekade terakhir, industri musik dan rekaman Indonesia diwarnai kehadiran


cabang BMG, Universal, EMI, Warner Music Indonesia dan Sony Entertainment, lima
industri musik kelas dunia. Lima raksasa ini kira-kira mendapatkan 40-50 persen dari
omzet industri rekaman Indonesia. Total omzet industri musik di Indonesia sekitar Rp
850-900 miliar per tahun dimana 40 persen untuk musik asing, yang royaltinya
dikuasai kelima perusahaan tersebut. Sedang sisanya, sekitar 60 persen untuk musik
Indonesia.
Ancaman terhadap industri musik dan rekaman di tanah air adalah persoalan
pembajakan kaset dan CD yang meningkat tajam. Bahkan menurut Asosiasi Industri
Rekaman Indonesia (Asiri) beberapa waktu lalu, pembajakan itu mencapai hingga
500%. Sementara itu, dengan kehadiran internet dan teknologi MP3, kini lagu-lagu
kesukaan kita dapat didapatkan dengan mudah dan murah. Bisa dibayangkan, dalam
satu CD MP3 yang dapat dibeli dengan harga kurang dari Rp 10 ribu, ratusan lagu
artis kesukaan dapat kita nikmati. Ramainya pembajakan, menemukan solusinya
dengan perkembangan industri telekomunikasi yang bergerak signifikan.sebagai
contoh saat ini lagu diperjualbelikan melalui ponsel yaitu RBT.
Dari berbagai pernyataan di atas yang kami dapatkan dari internet merupakan
sepenggal dari sejarah perkembangan sound recording Yang mana proses
perkembanganya bertahap dan melalui berbagai proses yang kemudian recording bisa
menjadi sarana perusahaan musik yang sekarang ini berkembang di dalam maupun
luar negeri.
Berbicara mengenai sound recording sangat menarik, bahkan selain yang kita
ketahui bahwa saat ini tidak hanya industri /perusahaan rekaman saja yang bisa
melakukan atau membuat suatu karya musik yang bisa di abadikan , dengan alat yang
saat ini di jual bebas banyak orang membuat home recording dengan alat yang bisa
dikatakan terbatas tapi bisa menghasilkan rekaman yang enak untuk di dengar .
Dari berbagai kecanggihan tekhnologi yang sekarang berkembang pasti
menimbulkan dampak, baik itu positif maupun negatif. Terkadang kecangihan
tekhnologi di gunakan untuk melakukan tindak criminal dan tanpa disadari oleh
penggunannya bahwa ia sudah menyalahgunakan fungsi dari media yang ia gunakan.

Adapun dampak positifnya, dapat mempermudah manusia dalam proses


pembelajaran, misalnya penelitian untuk memperoleh data dengan melakukan
wawancara ,membuat karya seni musik ataupun lain sebagainya.

Kesimpulan

Dalam hal ini kelompok kami coba menyimpulkan bawa peran media sangat
penting atau membantu proses perkembangan jaman seperti contoh sound recording
meskipun bisa dikatakan tingkat penyalahgunaan media saat ini sangat banyak, tetapi
tergantung masing-masing pribadi /orang dalam mempergunakanya.

TUGAS TEORI MEDIA


SOUND RECORDING

Oleh
GUNAWAN

08148106

BAGUS CAHYA

08148108

BASUYOGA

08148111

NOVEM BIMA

08148109

INSTITUT SENI INDONESIA


SURAKARTA
2010

Anda mungkin juga menyukai