MANUAL PROSEDUR
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
TUJUAN
Menjaminkan bahwa kegiatan pembelajaran di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal (IKF & ML) berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
LINGKUP
Kegiatan pembelajaran di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF &
ML) meliputi kegiatan perkuliahan mahasiswa semester VI (enam) dan kepaniteraan
senior (co-ass).
A. PROSEDUR UNTUK MAHASISWA
Prosedur pendaftaran mahasiswa
1. Prasyarat Akademik
Mahasiswa yang akan mengambil mata kulah IKF & ML HARUS sudah
pernah mengambil Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan
2. Prasyarat Administratif
Mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah IKF & ML HARUS
menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi KRS yang sah dan telah
ditandatangangi dosen wali kepada Kordik melalui tata usaha.
3. Waktu pendaftaran akan ditentukan sesuai dengan jadwal perkuliahan yang
dikeluarkan oleh Bagian Pengajarn FK Undip.
4. Pembatalan dan pendaftaran susulan dibatasi sampai 2 minggu dari waktu
perkuliahan pertama, selebihnya penambahan dan pembatalan peserta
kuliah IKF dan ML tidak dapat dilaksanakan kecuali ada surat tertulis dari
pembantu dekan I Fakultas Kedokteran UNDIP.
Prosedur perkuliahan reguler
1. Kordik IKF & ML bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perkuliahan
yang terdiri dari perkuliahan reguler, penggantian dosen yang berhalangan
hadir dan kuliah pengganti
2. Laporan pelaksanaan perkuliahan akan disampaikan kepada Kepala Bagian
dan diteruskan kepada PD 1.
3. Bagian pengajaran akan menentukan jadwal, jam, tempat perkuliahan dan
pembagian ruang mahasiswa. Perubahan jadwal harus dengan
sepengetahuan PD1 atau bagian pengajaran
4. Sebelum kegiatan perkuliahan dimulai, Kordik akan menyerahkan jadwal
kuliah kepada mahasiswa melalui Komting dan memberitahukan jadwal
kuliah tersebut secara tertulis kepada masing-masing dosen pengampu.
5. Kegiatan perkuliahan pertama akan diisi dengan kontrak pembelajaran
oleh Kordik dan dihadiri oleh semua dosen pengampu.
6. Mahasiswa HARUS sudah berada di dalam ruang kuliah 5 menit sebelum
perkuliahan dimulai, maksimal keterlambatan mengikuti kuliah adalah 10
menit, apabila lebih dari itu mahasiswa tidak diperkenankan ikut
perkuliahan dan dianggap tidak hadir dengan alpa.
3. Co-ass yang tidak masuk (absen) tanpa alasan yang kuat, logis dan jujur
serta dapat diterima HARUS mengganti hari kepaniteraan diluar periode
kepaniteraannya dan yang bersangkutan tidak boleh sedang menjalankan
kepaniteraan di bagian lain. Sedangkan co-ass yang tidak masuk (absen)
dengan alasan yang kuat, logis dan jujur serta dapat diterima terlebih
dahulu HARUS mendapat persetujuan dari Kordik. Apabila Kordik tidak
menyetujui, co-ass yang bersangkutan tetap HARUS mengganti hari
kepaniteraan diluar periode kepaniteraannya dan yang bersangkutan tidak
boleh sedang menjalankan kepaniteraan di bagian lain.
4. Co-ass wajib mengenakan jas lab / jas praktikum warna putih lengan
pendek dan name tag yang berisi nama.
5. Pada hari pertama kepaniteraan, co-ass akan mendapat pengarahan dari
Kordik (atau didelegasikan kepada chief residen) dan akan diberikan 1
( satu) lembar kartu kegiatan yang harus dilengkapi dengan pas foto
ukuran 4 x 6 berwarna yang terbaru. Pada lembar kegiatan tersebut
HARUS diisi dengan biodata, kegiatan harian, penilaian pengajuan referat
dan kegiatan jaga.
6. Pada hari kedua kepaniteraan, coass akan dibagi menjadi beberapa
kelompok tergantung jumlah coass yang mengikuti kepaniteraan, masingmasing kelompok akan diberikan 1 (satu) judul referat, dibimbing oleh
seorang peserta PPDS-1 dan seorang staff pengajar.
7. Co-ass wajib mengisi biodata pada buku biodata dilengkapi dengan pas
foto 4 x 6 berwarna yang terbaru. Data yang diisikan cukup nama lengkap,
tempat dan tanggal lahir, alamat, nomor telp. dan email. Adapun data lain
termasuk pesan dan kesan tidak perlu dicantumkan. Lembar biodata tidak
boleh diberi warna-warni, digambar-gambar atau ditempeli stiker-stiker.
Apabila terjadi maka HARUS diganti sesuai dengan yang dimaksudkan
oleh bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
8. Kegiatan harian diisi dengan bimbingan staff pengajar dengan jadwal
sebagai berikut :
Senin :
Dr. L. Bambang Prameng N., SpF
Dr. Arif R.S., SH, MSi.Med, SpF
Selasa
KombesPol (Purn) Dr. Abraham Sudiro, SpF
Rabu :
Kamis:
Jumat
Sabtu
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10
11
Alat kelamin
Alat kelamin laki-laki :
- Pelir
- Kantong pelir
Alat kelamin perempuan :
- Bibir besar
12
- Bibir kecil
- Kelentit
- Selaput dara
- Saluran kelamin
h. Memeriksa patah tulang pada :
Tulang tengkorak
Tulang lidah, rawan gondok dan rawan cincin
Tulang belakang
Tulang dada
Tulang punggung
Tulang panggul
Tulang gerak
7. Sedangkan sistematika pemeriksaan dalam adalah sebagai berikut :
a. Jenazah diletakkan terlentang di atas meja otopsi dengan bagian bahu
ditinggikan (diganjal) dengan balok.
b. Insisi kulit
Sebaiknya menggunakan insisi huruf I karena kelainan pada daerah
leher dan dasar mulut dapat dieksplorasi, dilakukan mengikuti garis
pertengahan tubuh mulai di bawah dagu, diteruskan ke arah umbilikus
dann melingkari umbilikus di sisi kiri dan seterusnya kembali
mengikuti garis pertengahan tubuh sampai di daerah simfisis pubis.
Pada daerah leher, insisi hanya mencapai kedalaman setebal kulit saja.
Pada daerah dada, insisi sampai kedalaman mencapai permukaan
depan tulang dada (sternum) sedangkan mulai di daerah epigastrium
sampai menembus ke dalam rongga perut.
Pada dinding perut biasanya dimulai pada daerah epigastrium dengan
mebuat irisan pendek yang menembus sampai peritoneum. Jari
telunjuk dan jari tengah tangan kiri dimasukkan ke dalam lubang insisi
untuk mengangkat dinding perut ke atas. Kemudian pisau diselipkan di
antara dua jari tersebut dan insisi dapat diteruskan sampai ke simfisis
pubis.
c. Pelepasan dinding dada
Dilakukan dengan memegang dinding perut bagian atas dan memuntir
dinding perut tersebut ke arah luar (ibu jari di sebelah dalam / sisi
peritoneum dan 4 jari lainnya di sebelah luar / sisi kulit). Dinding dada
dilepaskan dengan memulai irisan pada otot-otot sepanjang arcus
costae. Pelepasan dilakukan terus ke arad dada bagian atas sampai
daerah tulang selangka dan ke samping sampai garis ketiak depan.
Pengirisan terhadap otot dilakukan dengan bagian perut pisau dan
bidang pisau yang tegak lurus terhadap otot.
Kelainan yang temukan diantaranya resapan darah, patah tulang
maupun luka terbuka dicatat dengan teliti.
d. Kulit daerah leher dilepaskan dari otot leher yang berada di bawahnya.
Kelainan yang ditemukan dicatat dengan teliti.
e. Dinding perut diperhatikan keadaan lemak bawah kulit dan otot-otot
dinding perut. Kelainan yang ditemukan dicatat dengan teliti.
f. Pemeriksaan rongga perut diawali dengan memeriksa penyebaran tirai
usus (omentum) dan keadaan umum usus yang tampak. Kelainan
yang ditemukan dicatat dengan teliti. Kemudian, operator kanan tengan
13
14
15
16
17
18
19
yang ingin dilakukan dan berita acara penyitaan barang bukti yang
ditandatangani oleh konsultan jaga, penyidik dan saksi.
9. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, jenazah diposisikan sebaikbaiknya, alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya.
10. Perawatan jenazah selanjutnya menjadi tanggung jawab petugas kamar
jenazah, co-ass cukup menyampaikan bahwa pemeriksaan telah selesai
dilakukan.
20