KU-1201
PENGANTAR REKAYASA & DESAIN II
ASISTEN :
DAFTAR ISI
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Hipotesis
4
4
4
4
5
5
6
8
Pembahasan
9
9
9
Daftar Pustaka
Latar Belakang
Tempe adalah produk makanan berupa kacang-kacangan, biasanya kedelai,
yang telah mengalami proses fermentasi kapang dan merupakan makanan
fermentasi tradisional Indonesia. Proses fermentasi kapang ini menjadikan
tempe memiliki beberapa nilai tambah dibandingkan dengan kedelai, yang
merupakan bahan baku tempe. Tempe memiliki citarasa dan aroma yang khas
yang berbeda dari kedelai, memiliki kandungan gizi yang lebih baik, diantaranya
mengandung Vit B12 yang merupakan salah satu nilai tambah utama dari tempe,
serta memiliki nilai cerna yang lebih baik dibandingkan kedelai. Mikroba utama
yang berperan dalam proses fermentasi tempe adalah kapang Rhizopus
oligosporus.
Saat ini, kedelai yang menjadi bahan dasar tempe di Indonesia diperoleh
secara impor. Sementara jenis kacang-kacangan yang terdapat di Indonesia
sangatlah beragam. Sangat disayangkan bila sumber daya alam Indonesia yang
beragam itu tidak dapat termanfaatkan secara maksimal. Untuk itu, kami ingin
mencari alternatif bahan dasar lain untuk tempe, demi memberdayakan sumber
daya alam indonesia yang kurang tereksplorasi agar dapat digunakan secara
maksimal.
Perumusan Masalah
1. Alternatif apa yang dapat digunakan sebagai bahan dasar tempe yang
baik selain kedelai?
2. Proses fermentasi seperti apa yang tepat untuk mengolah tempe
modifikasi?
3. Alat seperti apa yang tepat untuk mengolah tempe modifikasi?
4. Bioreaktor dan inkubator seperti apa yang tepat untuk proses fermentasi
tempe modifikasi?
Hipotesis
Kacang tanah dapat dijadikan sebagai bahan dasar tempe yang baik. Kardus
dapat menjadi inkubator yang tepat untuk proses fermentasi tempe berbahan
dasar kacang tanah. Botol mineral plastik dapat dijadikan bioreaktor yang baik
untuk proses fermentasi tempe berbahan dasar kacang tanah.
Prosedur praktikum
A. Persiapan bahan
1. Keluarkan kacang tanah dari bungkusnya, kemudian dicuci bersih.
3. Setelah direndam selama 10 jam dan mengembang, kacang diremasremas sehingga kulit arinya lepas.
4. Kacang yang sudah bersih, dikupas lalu dicuci bersih dan ditiriskan.
5. Kacang lalu dimasukkan ke dalam dandang yang berisi air mendidih dan
dikukus selama 20 menit.
B. Cara Kerja
1. Sebelum memulai fermentasi, sterilkan area kerja dengan menggunakan
alcohol 70%. Gunakan sarung tangan yang juga disterilkan dengan
alkohol dan masker untuk menjaga kacang dari mikroba-mikroba lain.
2. Kacang yang sudah dikukus dituang dalam wadah lebar untuk
didinginkan dengan menggunakan kipas sampai mencapai suhu kamar.
Pastikan tidak ada butiran air yang tersisa menempel pada kacang atau
wadahnya.
3. Setelah kacang dingin, taburkan ragi tempe secara merata sambil diaduk.
Hasil Pengamatan
Tahap Pelaksanaan
Awal
Berat kacang tanah
Kualitas kacang tanah
Lama perendaman
Lama pengukusan/perebusan
Prosentase ragi terhadap kacang
tanah
Setelah 24 jam
Warna
Uap air
Suhu
Pertumbuhan miselium
Tekstur
Setelah 48 jam
Warna
Uap air
Suhu
Pertumbuhan miselium
Tekstur
Pengamatan
100 gram
Baik
10 jam
20 menit
1%
Putih
Rata di atas
Tidak terlalu hangat
Ada
Padat
Putih, sebagian permukaannya
hitam
Rata di atas
Hangat
Ada
Padat
Akhir
Rasa
Aroma
Tekstur
Biaya produksi = Rp 4000,00
Pembahasan
Hasil pengamatan selama 48 jam menunjukan bahwa terdapat bintik-bintik
hitam di permukaan tempe. Selain karena proses aerasi yang tidak sempurna,
hal tersebut juga terjadi karena proses fermentasi berlangsung terlalu lama
sehingga spora jamur tumbuh di permukaan tempe.
Daftar Pustaka
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Teknologi dan Produksi
Kacang Tanah-Pendahuluan
(http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1264)
Diakses pada tanggal 7 Maret 2014 pukul 16:07