PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep optik geometris diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa terlalu
memahami konsepnya secara mendalam. Kegiatan sehari-hari yang kita lakukan berkaitan
dengan refleksi dan refraksi cermin datar, cermin bola dan lensa. Oleh karena itu, sangat
penting untuk mempelajari konsep geometrik supaya memahami proses yang terjadi pada
kegiatan sehari-hari. Selain itu, salah satu pembahasan penting Fisika adalah tentang optik
sehingga materi tersebut harus dikuasai dan dipahami oleh mahasiswa.
Apabila kita ingin melihat sesuatu atau benda, maka mata harus menangkap
beberapa dari sinar cahaya yang menyebar dari benda tersebut dan kemudian diarahkan
kembali ke mata sehingga sebuah bayangan dari benda terbentuk di mata. Kita masih bisa
melihat suatu benda meskipun sinar yang memasuki mata tidak datang berasal dari benda,
tetapi memantul menuju ke mata dari cermin atau membias dari lensa di dalam sepasang
teropong. Tetapi, benda yang dilihat seseorang dalam arah di mana sinar cahaya datang
setelah dipantulkan atau dibiaskan, dan jarak yang dirasakanakan sedikit berbeda dari jarak
benda yang sebenarnya. Untuk memahami bayangan dan pembentukan bayangan harus
mempelajari hukum refleksi dan hukum refraksi, ilmu geometri dan trigonometri.
Opika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan
cahaya. kali ini kita akan mempelajari hukum-hukum pemantulan dan pembiasan untuk
pembentukan bayangan oleh cermin dan lensa.Pembahasan makalah ini mengenai persamaan
dan cara pembentukan bayangan melalui pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi) pada
permukaan datar, permukaan bola dan lensa. Setelah mempelajari konsep optik geometrik ini
diharapkan dapat menganalisa alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif dan
menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman optik geometris akan
memberi dasar untuk memahami banyak instrumen optis yang sudah umum dikenal termasuk
kamera, kaca pembesar, mata manusia, mikroskop dan teleskop.
B. Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dibahas agar tercapainya tujuan
yang dikehendaki dari penyusunan makalah ini, akan dibatasi masalah yaitu sebagai berikut:
1. Refleksi dan refraksi yang terjadi pada permukaan datar.
2. Refleksi yang terjadi pada permukaan bola.
1
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut,
maka rumusan
masalah yang akan dibahas oleh penyusun dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana refleksi dan refraksi yang terjadi pada permukaan datar?
2. Bagaimana refleksi yang terjadi pada permukaan bola?
3. Bagaimana metode grafis untuk cermin?
4. Bagaimana refraksi yang terjadi pada permukaan bola?
5. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada lensa tipis?
6. Bagaimana persamaan untuk lensa?
D. Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang akan dibahas maka penyusunan makalah ini
memiliki tujuan yaitu untuk:
1. Mengetahui refleksi dan refraksi yang terjadi pada permukaan datar.
2. Mengetahui refleksi yang terjadi pada permukaan bola.
3. Mengetahui metode grafis untuk cermin.
4. Mengetahui refraksi yang terjadi pada permukaan bola.
5. Mengetahui bayangan yang terbentuk pada lensa tipis.
6. Mengetahui persamaan pembuat lensa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Refleksi dan Refraksi Pada Permukaan Datar
Berkas sinar yang memasuki mata setelah refleksi dari sebuah cermin datar terlihat
seolah-olah sinar itu datang dari titik P, yakni bayangan titik untuk benda P.
Sinar yang memasuki mata setelah refraksi terlihat seolah-olah datang dari titik Y,
yakni bayangan untuk benda X
Pembiasan cahaya adalah pembelokan sebesar cahaya yang merambat dari medium satu ke
medium lainnya yang berbeda kerapatannya.
3
atau
atau
OB=BO
Berikutnya kita meninjau sebuah benda yang dipanjangkan dengan ukuran berhingga
sederhananya, kita sering meninjau sebuah benda yang hanya mempunyai satu seperti sebuah
panah ramping, yang diorientasikan paralel dengan permukaan merefleklesikan; contohnya
adalah panah PQ dalam Gambar 35-5. Jarak dari kepala panah yang diorientasikan dengan
cara ini dinamakan ketinggian; dalam Gambar 35-5 tinggi itu adalah y. Bayangan yang
dibentuk oleh sebuah benda yang dipanjangkan itu adalah sebuah bayangan yang
dipanjangkan; terhadap setiap titik pada benda yang bersesuaian dengan sebuah titik pada
bayangan tersebut.
Dua sinar dari Q diperlihatkan dalam gambar; semua sinar dari Q muncul berpencar
dari titik bayangannya
tinggi
, dengan
dan
.
, dalam setiap situasi
(perbesaran lateral)
(35-2)
Jadi untuk sebuah cermin datar m adalah satu. Bila Anda memandang diri Anda sendiri
dalam sebuah cermin datar, bayangan Anda mempunyai ukuran yang sama seperti ukuran
Anda yang sebenarnya.
Dalam Gambar 35-5 panah bayangan menunjuk dalam arah yang sama seperti panah
benda; kita mengatakan bahwa bayangan itu tegak (erect). Dalam kasus ini y dan
mempunyai tanda yang sama; dari Persamaan (35-2) perbesaran lateral sebuah cermin datar
selalu sama dengan m = + 1. Kelak kita akan menjumpai situasi di mana bayangan itu
terbalik (inverted). Yakni, panah bayangan itu menunjuk dalam arah yang berlawanan
terhadap arah pana benda. Untuk sebuah bayanngan terbalik, y dan
mempunyai tanda-
. Gambar 35-6
memperlihatkan sebuah bayangan maya berdimensi-tiga yang dibentuk oleh sebuah cermin
datar dari sebuah benda berdimensi-tiga. Benda dan bayangan itu dihubungkan dengan cara
yang sama seperti tangan kanan dan tangan kiri. Pada tahapan ini, Anda mungkin bertanya,
Mengapa sebuah cermin datar membalikan bayangan kiri dan bayangan kanan tetapi tidak
membalikan atas dan bawah?. Pertanyaan ini agak menyesatkan! Seperti yang diperllihatkan
pada gambar 35-6, bayangan
dari kanan di
sebelah kiri adalah parallel dan sama sekali tidak berlawanan. Hanya bayngan dari belakang
ke depan
berlawanan relatif terhadap PR. Maka paling benar untuk mengatakan bahwa
sebuah cermin datar membalikkan belakang ke depan. Untuk membuktikan hubungan bendabayangan ini, buatlah ibu jari Anda menunjuk sepanjang PR dan
sepanjang PQ dan
bayangan dikaitkan dengan cara ini, bayanagn itu dikatakan berlawanan (reversed); ini
berarti bahwa hanya dimensi depan-belakang yang berlawanan.
Bayangan yang berlawanan dari sebuah benda berdimensi tiga dibentuk oleh sebuah
cermin datar yang mempunyai ukuran yang sama seperti benda itu dalam semua dimensinya.
Dimensi transversal dari benda dan bayangan berada pada arah yang sama, maka bayangan
adalah tegak. Jadi sebuah cermin datar selalu membentuk sebuah bayangan tegak tapi
berlawanan. Gambar 35-7 melukiskan hal ini.
Sebuah sifat penting dari semua bayangan yang dibentuk oleh permukaan yang
merefleksikan atau permukaan yang merefraksikan adalah bahwa sebuah bayangan yang
dibentuk oleh suatu permukaan atau alat optik dapat berperan sebagai benda untuk
permukaan kedua atau alat kedua. Gambar 35-8 memperlihatkan sebuah contoh sederhana
cermin membentuk sebuah bayangan
bayangan yang masing-masing dengan cara yang baru saja dibahas. Tetapi sebagai tambahan
bayangan
yang dibentuk oleh cermin 1 berperan sebagai benda untuk cermin 2, yang
bayangan dan membentuk bayangan dari benda itu. Hal ini akan disisihkan untuk Anda agar
Anda dapat memperlihatkan bahwa titik bayangan ini juga berada di
. Ide sebuah
bayangan yang dibentuk oleh satu alat dapat bertindak sebagai benda untuk yang kedua
sangat penting dalam optika geometric. Kita akan menggunakannya dalam bab ini untuk
meletakkan bayangan yang dibentuk oleh kedua refraksi lengkung yang berurutan dalam
sebuah lensa; dalam Bab 36 ide ini akan membantu untuk memahami pembentukan bayangan
oleh gabungan lensa-lensa, seperti dalam sebuah teleskop yang merefraksikan.
titik bayangna P; contohnya adalah teleskop yang merefleksikan, film foto genik atau sebuah
detector elektronik ditempatkan di titik untuk merekam bayangan sebuah bintang yang jauh.
Sebuah cermin datar dengan sendirinya dapat melakukan satupun dari tugas-tugas ini.
Sebagai gantinya, digunakan cermin lengkung.
Kita akan meninjau kasus khusus (dan mudah dianalisis) dari pembentukan
bayangan oleh sebuah cermin bola. Gambar 35-9a memperlihatkan sebuah cermin bola
dengan jari-jari kelengkungan R, dengan sisi cekung yang menghadap cahaya yang masuk
melalui kelengkungan (center of curvature) dari permukaan itu (pusat bola yang melengkung
permukaan itu sebagai bagian dari bola tersebut) berada di C, dan verteks dari (pusat dari
permukaan cermin) berada di V. Garis CV dinamakan sumbu optik. Titik P adalah sebuah
titik yang terletak pada sumbu optik itu; untuk sementara kita menganggap bahwa jarak P ke
V lebih besar daripada R.
Sinar PV, yang melalui C, membentuk cermin secara noramal dan direfleksikan
pada dirinya sendiri. Sinar PB pada sudut
sudut masuk dan sudut refleksi adalah . Sinar yang direfleksiskan itu membentuk sumbu di
titik P. Kita akan segera memperlihatkan bahwa semua sinar dari P membentuk sumbu di
titik P yang sama, seperti gambar 35-9b, asalakan sudut
bayangan dari titik benda P. Tidak seperti sinar-sinar yang di refleksikan dalam Gambar 35-1,
sinar-sinar yang direfleksikan dalam Gambar 35-9b betul-betul potongan di titik P,
kemudian berpencar dari P seakan-akan sinar-sinar itu berasal ini. Jadi P adalah sebuah
bayangan nyata.
Untuk melihat sebuah kegunaan bayangan nyata, anggaplah bahwa cermin itu dalam
sebuah kamar gelap diamana satu-satunya sumber cahaya adalah sebuah benda beracahaya
sendiri di P. Jika anda menempatkan sebuah potongan kecil film fotografi p, maka semua
cahaya yang direfleksikan dari cermin itu akan menumbuk titik sama pada film; bila film di
cuci, maka film itu akan memperlihatkan sebuah terang tunggal, yang menyatakan sebuah
bayangan benda itu yang di fokusakan secara di titik P. Prinsip ini merupakan inti dari
sebagian besar teleskop astronomis, yang digunakan cermin cekung yang besar untuk
membuat potret dari benda-benda langit, sebuah cermin datar seperti dalam gambar 35-2,
penempatan sepotong film di titik p akan merupakan pemborosan waktu; sinar-sinar cahaya
tidak pernah betul-betul melalui titik bayangan itu, bayangan itu tidak dapat direkam pada
film. Bayangan sangat penting untuk fotografi.
(a)
(b)
Marilah kita sekarang mencari letak dari titik bayangan nyata P dalam Gambar 359a dan membuktikan pernyataan bahwa semua sinar dari P berpotongan di P (asalkan
sudutnya dnegan sumbu optik adalah kecil. Jarak benda, yang diukur dari verteks V adalah s;
jarak bayangan, juga diukur dari V, adalah s; jari-jari kelengkungan cermin itu adalah R.
Tanda s, s, dan R ditentukan oleh kaidah-kaidah tanda yang diberikan dalam subbab 35-2.
Titik benda pada P berada pada sisi yang sama seperti sinar yang masuk, sehingga menurut
kaidah tanda yang pertama, s adalah positif. Titik bayangan P benda pada sisi yang sama
seperti cahaya yang direfleksikan, sehingga meurut kaidah tanda ketiga, R juga, adalah
positif; R selalu positif bila refleksi terjadi di sisi cembung dari permukaan itu.
Kita sekarang menggunakan teorema berikut dari geometri bidang: sebuah sudut luar
segitiga sama dengan jumlah dari dua sudut dalam yang berhadapan. Dengan menerapkan
teorema ini untuk segitiga PBC dan segitiga PBC dalam gambar 35-9a, kita mempunyai
dengan mengiliminasi
V ke kaki garis vertical ini. Kita sekarang menuliskan pernyataan untuk tangen , tangen ,
dan tangen , dengan mengingat bahwa s, s, dan R semuanya adalah kuantitas positif:
kecil, sudut
dan sudut
juga kecil. Tangen dari sebuah sudut yang jauh lebih kecil
daripada satu radian adalah hampir sama dengan sudut itu sendiri (yang diukur dalam radian),
sehingga kita dapat mengganti tan
Juga, jika
dengan mensubstitusikan ini kedalam persamaan (35-3) dan dengan membaginya dengan h,
kita mendapatkan sebuah hubungan umum di antara s, s, dan R:
(hubungan benda-bayangan, cermin bola)
35-4
Persamaan ini tidak mengandung sudut . Maka semua sinar dari P yang membuat
sudut yang sangat kecil dengan sumbu itu berpotongan di P setelah sinar-sinar iti
direfleksikan: ini membuktikan pernyataan yang terdahulu. Sinar-sinar itu, yang hamper
parallel dengan sumbu dan dekat ke sumbu itu, dinamakan snar-sinar paraksial (paraxial
rays). (Istilah aproksimasi paraksial (paraxial approximation) seringkali digunakan untuk
aproksimasi berkonvergen pada titik bayangan, maka sebuah cermin cekung juga dinamakan
cermin pengumpul (converging mirror).
Jarak bayangan dari verteks (puncak) cermin V ke Pdapat dihubungkan dengan
jarak objek dari vertex V ke titik Pdan jari-jai kelengkungan cermin dengan memakai
geometri elementer. Gambar 35-9a menunjukan sebuah sinar dari sebuah titik objek P yang
memantul pada cermin dan melalui titik bayangan P. Titik C adalah pusat kelengkungan
cermin . SInar-sinar yang dating dan yang dipantulkan membentuk sudut-sudut yang sama
10
dengan garis jarak obyek, s adalah jarak bayangan, dan r adalah jari-jari kelengkungan
cermin. Sudut
yang dibuat oleh sebuah sinar dengan sumbu optik, maka titik P dimaa
sinar itu memotong sumbu optik akan bergerak lebih dekat ke vertex daripada untuk sebuah
sinar paraksial. Sebaagai akibatnya, sebuah cermn bola, tidak seperti hanya sebuah cermin
datar, tidak membentuk sebuah titik bayangan yag persis dari sebuah benda bayangan itu
dioleskan. Sifat cermin bola ini dinamakn aberasi bola. Hasil-hasil yang pada mulanya
mengecewakan dari Teleskop Ruang Angkasa (HST, Hubble Space Telescope) ketika
teleskop itu untuk pertama kali ditempatkan orbit pada tahun 1990 sebagian diakibatkan dari
kesalahan-kesalahan koreksi aberasi boladalam cermin primernya. Kualitas kerja teleskop itu
telahbertambah secara dramatis sejak pemasangan optik korektif dalam tahun 1993.
Jika jari-jari kelengkungan itu menjadi tak berhingga (R
), cermin itu
datar, dan persamaan (35-4) direduksi menjadi persamaan (35-1) untuk sebuah persamaan
cermin datar yang bersifat merefleksikan.
,
Situasi tersebut diperlihatkan dalam gambar 35-11a. berkas sinar-sinar paralel yang massanya
konvergen (mengumpul). Titik F dimana sinar-sinar parallel yang masuk itu dinamakan titik
focus (focal point).
(panjang focus sebuah cermin bola)
Cermin bola atau cermin parabola digunakan dalam senter dan lampu besar mobil untuk
membentuk cahaya dari bola lampu itu menjadi berkas sinar parallel.
Konsep titik focus dan panjang focus juga berlaku untuk lensa.
11
Kita biasanya akan menyatakan hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan untuk
sebuah cermin, persamaan (35-4) dalam focus f.
(hubungan benda-bayangan, cermin bola)
(35-6)
Gambar 35-12. Konstruksi untuk menentukan posisi, orientasi, dan tinggi sebuah bayangan
yang dibentuk oleh sebuah cermin bola cekung.
Dalam persamaan (35-2) kita mendefinisikan perbesaran lateral m sebagai rasio dari
ukuran bayangan y terhadap ukkuran benda y:
Tanda negative diperlukan karena benda dan bayangan berada pada sisi-sisi yang berlawanan
dari sumbu optic. Jika y adalah positif, maka y adalah negative. Maka persamaannya
menjadi:
(perbesaran lateral, cermin bola)
Cermin cekung
Sifat bayangan
benda di Ruang I
Benda di Ruang II
Cermin cembung
: R = negatif
sifat bayangan
13
dan
. Permukaan
permukaan itu, sehingga R adalah positif. Sinar PV menumbuk vertex V dan tegak lurus
terhadap permukaan tersebut (yakni, terhadap bidang yang menyinggung pada permukaan itu
di titik masuk V). berkas sinar PV itu lewat ke dalam material kedua tanpa radiasi sinar PB.
Yang membuat sudut dengan sumbu itu, masuk pada sudut
direfraksikan pada sudut
positif.
Gambar 35-20 Konstruksi untuk P dari sebuah benda titik P yang dibentuk oleh refraksi di sebuah permukaan
bola. Material-material di sebelah kiri dan di sebelah kanan dari antar muka itu berturut-turut mempunyai lensa
refraktif
, dalam kasus yang diperlihatkan disini
.
Kita akan membuktikan bahwa jika sudut adalah kecil, semua sinar dari P
berpotongan di titik
menggunakan pendekatan yang sama dengan yang kita lakukan pada cermin bola dalam
subbab. Kita sekali lagi menggunakan teorema bahwa sudut luar sebuah segitiga sama
14
dengan jumlah dari dua sudut dalam yang berhadapan pemakaian teorema ini pada segitiga
memberikan
,
adalah
dan
kita dapat mengaprokmasi kedua sinar dan tangent dari masing-masing ini sudut itu sendiri
(yang diukur dalam radian). Maka hokum refraksi
Dengan menggabungkan
(+
Bila kita substitusikan ke dalam kedua dari persamaan (35-8), kita dapatkan
Bila kita sekarang menggunakan aprokmasi tan=, dan seterusnya, dalam persamaan (35-9)
dan kita juga mengabaikan jarak kecil ; persamaan-persamaan tersebut akan menjadi
Gambar 35-21 Konstruksi untuk menentukan tinggi sebuah bayangan yang dibentuk oleh refraksi di sebuah
permukaan bola. Dalam kasus yang diperlihatkan di sini
15
Persamaan ini tidak mengandung sudut , sehingga jarak bayangan sama untuk semua sinar
paraksial yang keluar dari P; ini membuktikan pernyataan kita bahwa
P.
Untuk mendapatkan perbesaran lateral m pada situasi ini, kita menggunakan konstruksi
dalam gambar 35-21. Kita menggambar dua sinar dari titik Q, satu melalui pusat
kelengkungan C dan lainnya yang masuk di verteks V. Dari segitiga PQV dan
Atau
F1
F2
F1
F2
Cahaya datang
Cahaya datang
Gambar 1
f
Gambar 2
16
Kedua lensa tersebut memiliki sifat bahwa seberkas sinar yang pararel dengan
sumbu melalui lensa itu, maka berkas sinar itu berkumpul kesebuah titik
(Gambar 1) dan
membentuk sebuah bayangan nyata di titik tersebut. Lensa seperti itu dinamakan sebuah
lensa pengumpul ( lensa konvergen). Demikian juga sinar-sinar yang lewat melalui titik
muncul keluar dari lensa itu sebagai seberkas sinar paralel (Gambar 2). Titik
dan titik
dinamakan titik fokus pertama dan titik fokus kedua dan jarak f ( yang diukur dari pusat
lensa itu dinamakan panjang fokus . Seperti untuk sebuah cermin cekung, panjang fokus dari
sebuah lensa konvergen didefinisikan sebagai sebuah kantitas positif. Dan lensa itu juga
dinamakan lensa positif.
Garis horizontal pusat pada kedua gambar dinamakan sumbu optik , sama seperti
cermin bola. Pusat-pusat kelengkungan dari kedua permukaan bola itu terletak pada sumbu
optik dan mendefinisikan sumbu optik. Kedua panjang fokus dalam gambar diatas keduanya
ditandai dengan f selalu sama untuk lensa tipis, walaupun bila kedua sisinya mempunyai
kelengkungan yang berbeda. Kita akan menurunkan hasil yang mencengangkan, kita akan
menurunkan hubungan f dengan indeks refraksi lensa itu da jari-jari kelengkungan
permukaan.
Q
y
P
F2
F1
P
y
Q
s
Seperti pada sebuah cermin cekung, sebuah lensa konvergen dapat membentuk
sebuah bayangan dari sebuah benda yang dipanjangkan. Gambar diatas memperlihatkan
posisi dan perbesaran lateral dari sebuah bayangan yang dibuat oleh lensa konvergen tipis.
Dengan penggunaan notasi dan kaidah tanda yang sama seperti sebelumnya kita misalkan s
dan s berturut-berturut menyatakan jarak benda dan jarak bayangan, dan y dan y
menyatakan
benda dan tinggi bayangan. Sinar QA, yang paralel dengan sumbu optik
sebelum refraksi lewat melaui titik fokus kedua F2 setelah refraksi sinar QOQ, lewat lerus
tanpa dibelokan melalui pusat lensa itukarena dipusat itukedua permukaan tersebut paralel
dan sangat dekat satu sama lain. Ada refraksi dimana sinar itu memasuki dan meninggalkan
material tersebut tetapi tidak ada perubahan arah netto.
17
PQO dan PQO adalah serupa ( atau sebangun) dan ratio dari sisi yang bersangkutan adalah
sama. Jadi
atau
(35-14)
Alasan dari tanda negatif adalah bahwa bayangan berada dibawah sumbu optik dan
y adalah negati. Selain itu sudut yang di tandai dengan
(35-15)
dan membaginya
di tempatkan
18
F2
F1
R
P
F1
F2
Cahaya datang
f
Gambar 1
Kemudian pada lensa konvergen memperlihatkan sinar yang masuk pada lensa
iniberpencar setelah refraksi. Panjang fokus dari sebuah lensa divergen adalah sebuah
kuantitatif negatif, dan lensa itu jjuga dinamakan juga lensa negatif . Titik-titik fokus sebuah
lensa fositif dibuat berlawanan relatif terhadap titik fokus sebuah lensa fositif titik fokus
kedua F2
dari sebuah lensa negatif adalah titik dimana sinar-sinar yang pada mulanya
paraleldengan sumber muncul berpencar setelah refraksi seperti pada gambar diatas.
19
F1
F2
Cahaya datang
f
Gambar 2
Kemudian seperti gambar ini sinar yang masuk berkumpul menuju titik fokus
pertama F1 muncul keluar dari lensa paralel dengan sumbunya.
Persamaan ( 35-16 ) dan (35-17) berlaku baik untuk lensa positif maupun negatif ,
konvergen ataupun divergen. Dan hal yang paling penting adalah setiap lensa yang lebih
tebal pusatnya dari pada tepinya adalah lensa konvergen dengan f yang posistif. Dan lensa
yang lebih tebal tepinya dibanding pusatnya adalah lensa difergen dengan
f negatif.
(asalkan lensa itu memilliki refraksi yang lebih besar dari pada material yang ada
disekelilingnya.
jarak t antara kedua permukaan itu kecil dibandingkan dengan jarak benda dan jarak
bayangan dank arena itu dapat diabaikan. Maka s2 dan s1 mempunyai besar yang sama tetapi
tandanya berlawanan. Misalnya, jika bayangan pertama berada pada sisi dari permukaan
pertama, s1 adalah positif. Tetapi bila dipandang sebagai sebuah sisi untuk permukaan
pertama kedua, maka bayangan pertama itu tidak berada pada sisi permukaan tersebut. Maka
kita mengatakan bahwa s2 = -s1.
Kita perlu menggunakan persamaan permukaan-tunggal, Persamaan (35-11),
sekali untuk setiap permukaan. Kedua persamaan yang dihasilkan adalah
Biasanya, material pertama dan material ketiga adalah udara dan ruang hampa,
sehingga kita membuat na = nc = 1. Indeks kedua nb adalah indeks lensa, yang kita sebut saja
n. Dengan mensubtitusikan nilai-nilai ini dan hubungan s2 = -s1 . Kita mendapatkan
Akhirnya dengan membayangkan lensa itu sebagai unit tunggal, kita menyebut jarak
benda itu s sebagai ganti dari s1, dan kita sebut jarak bayangan akhir itu s sebagai ganti dari
s2. Dengan membuat substitusi ini, kita mempunyai
(
(35-18)
21
(Persamaan
pembuat-lensa
(35-19)
untuk
R1
Q
y
C2
P
P
C1
y
Q
Sedangkan persamaan pembentukan bayangan pada lensa tipis sama dengan cermin.
jika letak bayangan dan benda sepihak maka bayangan maya jika letak bayangan dan benda
tidak sepihak maka bayangan nyata (bisa ditangkap layar)
22
Lensa tipis mempunyai kekuatan lensa, kekuatan lensa dengan satuan dioptri
berbanding terbalik dengan jarak fokus. Semakin kecil jarak fokus maka semakin kuat lensa
itu.
23
BAB III
PENUTUP
Setelah mempelajari tentang konsep geometrik maka disimpulkan bila sinar-sinar
berpencar dari sebuah titik benda p dan direfleksikan atau direfraksikan, maka arah dari sinarsinar yang keluar adalah sama seperti seakan-akan sinar itu berpencar dari sebuah titik P
yang dinamakan titik bayangan. Jika sinar-sinar itu sungguh-sungguh berkumpul di P dan
berpencar lagi di luar P, P adalah bayangan nyata dari P. Jika sinar-sinar itu berpencar dari
P, maka P adalah sebuah bayangan maya. Bayangan dapat tegak atau terbalik. Sebuah
bayangan maya yang dibentuk oleh sebuah cermin datar atau cermin bola selalu berlawanan,
bayangan maya dari tangan kanan adalah tangan kiri.
Perbesaran lateral m dalam setiap situasi yang merefleksikan atau yang
merefraksikan didefinisikan sebagai rasio tinggi bayangan y terhadap tinggi y :
Bila m adalah positif, bayangan itu tegak, bila m adalah negatif, bayangan itu terbalik.
Hubungan benda-bayangan yang diturunkan dalam konsep ini hanya berlaku untuk
sinar-sinar yang dekat ke sumbu optik dan yang hampir paralel dengan sumbu optik, sinarsinar ini dinamakan sinar-sinar paraksial. Sinar-sinar non-paraksial tidak berkumpul persis ke
sebuah titik bayangan. Efek ini dinamakan aberasi bola.
Titik fokus sebuah cermin adalah titik tempat berkumpulnya sinar-sinar yang paralel
dengan sumbu setelah refleksi dari sebuah cermin cekung atau titik dari mana sinar-sinar itu
muncul berpencar setelah refleksi dari sebuah cermin cembung. Sinar-sinar yang berpencar
dari titik fokus sebuah cermin cekung adalah paralel dengan sumbu optik setelah refleksi, dan
sinar-sinar yang berkumpul menuju titik fokus sebuah cermin cembung adalah paralel dengan
sumbu optik setelah refleksi. Jarak dari titik fokus ke verteks dinamakan panjang fokus, yang
dinyatakan sebagai f. Titik-titik fokus sebuah lensa didefinisikan seperti itu.
Rumus-rumus untuk jarak benda s dan jarak bayangan s untuk cermin datar dan
cermin bola dan permukaan tunggal yang merefraksikan dirangkum dalam tabel berikut.
Persamaan untuk sebuah permukaan datar dapat diperoleh dari persamaan yang
bersesuaian untuk sebuah permukaan bola dengan membuat R = .
CERMIN DATAR
CERMIN BOLA
PERMUKAAN
DATAR
YANG MEREFRAKSIKAN
Jarak benda dan
bayangan
24
Perbesaran
Lateral
Hubungan benda bayangan untuk sebuah lensa tipis adalah sama seperti untuk
sebuah bola :
Kaidah-kaidah tanda yang berikut digunakan pada semua permukaan datar dan
permukaan bola yang merefleksikan dan yang merefraksikan :
s adalah positif bila benda itu berada pada sisi masuk dari permukaan (sebuah benda
nyata) dan jika tidak demikian maka s adalah negatif
s adalah positif bila bayangan berada pada sisi keluar dari permukaan (sebuah bayangan
nyata) dan jika tidak demikian maka s adalah negatif.
R adalah positif bila pusat kelengkungan berada pada sisi keluar dari permukaan dan jika
tidak demikian maka R adalah negatif.
m adalah positif bila bayangan itu tegak dan negatif bila bayangan itu terbalik.
25
26