Anda di halaman 1dari 10

Laboratorium

Otomasi Industri dan Sistem Embedded


Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Surabaya
a

Laporan Resmi Kerja Laboratorium

Rangkaian Listrik

Lab 2

Respon Transien Rangkaian RC

Nama

: Ita Masyta Kerinciani

Nrp.

: 6121011

Semester 2
Tahun Akademik 2012- 2013

Laboratorium Otomasi Industri dan Sistem Embedded

KERJA LAB RANGKAIAN LISTRIK


LAB 2 (Respon Transien Rangkaian RC)
I.
Tujuan
Setelah menyelesaikan kerja lab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

Memahami respon transien dari rangkaian RC


Memahami pengaruh nilai R dan C pada respon transien
Mengukur nilai R dan C berdasarkan respon transien

II.

Teori Dasar
Dalam rangkaian listrik, terdapat komponen komponen elektronik, seperti resistor,
inductor, dan kapasitor. Ketiga komponen tersebut akan menunjukkan gejala yang berbeda
ketika dirangkai dengan rangkaian yang tidak sama. Gejala ini dapat diamati dengan
menggunakan osiloskop. Akan terjadi perbedaan gambar sinyal jika tanpa resistor/ inductor/
kapasitor. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk mengamati sinyal keluaran dari
tegangan output. Osiloskop digunakan dalam praktikum ini untuk mengetahui sinyal
keluaran dari sumber tegangan. Arus dapat mengalir akibat adanya beda potensial. Beda
potensial, dapat digambarkan dalam suatu sinyal litrik oleh beberapa alat. Salah satunya
adalah osiloskop. Dalam osiloskop. tegangan output berupa garis sinyal dalam suatu
diagram kartesian dengan hubungan antara tegangan dan waktu. sniyal / gambar yang
terbentuk dalam osiloskop, tergantung pada sumber tegangannya, AC atau DC .
Gejala Peralihan (Transien)
Gejala transien adalah periode peralihan selama arus-arus cabang dan tegangantegangan elemen berubah dari nilai semula menjadi nilai baru akibat dari perubahan
sumber tegangan atau perubahan elemen-elemen rangkaian. Dan stelah transien berlalu,
keadaan rangkaian disebut tunak (steady state). Pada saat terjadi transien, komponenkomponen dalam sistem tenaga listrik mengalami tekanan yang sangat besar berupa arus
dan tegangan.
Tegangan yang ditimbulkan berupa tegangan lebih transien dan
magnitudenya dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen sistem.[1]

Gambar 1.1 Gejala Transien pada kapasitor

Arus Transien dalam Rangkaian RC

Gambar 2.1 Rangkaian RC


Menurut Hukum Kirchoff dalam rangkaian diatas berlaku:
Dan dengan penurunan secara matematis diperoleh:

Seperti yang kita lihat nanti, konstanta

ini adalah arus awal atau arus pada t=0, sehingga:

Dengan I0 merupakan arus maksimum yang nilainya menurut Hukum Ohm adalah E/R.
Persamaan terakhir ini menggambarkan bagaimana perilaku arus listrik jika dalam rangkaian
terdapat kapasitor. Semakin lama arus akan semakin kecil, proses ini disebut arus transien
(sementara). Arus transien terjadi karena kapasitor membutuhkan waktu untuk memenuhi
dirinya dengan muatan dan sebaliknya juga terjadi dalam proses mengosongkan dirinya dari
muatan.
III.

ALAT dan Bahan


3.1 Alat
- Project Board
- Osiloskop
- Function Generator
3.2 Bahan
- Resistor 1K
- Resistor 2K2
- Kapasitor 1uF
- Kapasitor 0.1uF

IV.

Langkah Kerja
Tugas Pendahuluan (mahasiswa diwajibkan melakukan prosedur berikut sebelum sesi lab)

1. Buat dan simulasikan rangkaian seperti pada Gambar 1 menggunakan MultiSim dan
hitunglah semua parameter dari tegangan tersebut (VCforce dan
)
2. Ulangi langkah nomor 1 jika resistor R1 diperbesar menjadi 2.2 K.
3.

4. Ulangi langkah nomor 1 dengan menambahkan C2 yang nilainya sama dengan C1


dan tersusun paralel dengan C1.
5. Ulangi langkah nomor 1 dengan menambahkan C2 yang nilainya sama dengan C1
dan tersusun seri dengan C1.

Gambar 1. Rangkaian transien RC

Eksperimen (dilakukan pada sesi lab)


6. Implementasikan langkah nomor 1 5 di atas pada sebuah project board dengan
mengganti sumber tegangan dan switch dengan function generator (Gelombang
kotak, Vpp = 2V, Frekuensi = 100 Hz) seperti pada Gambar 4. Amati dan gambarlah
bentuk tegangan pada kapasitor. Catatlah Vforce dan
berdasarkan bentuk
tegangan tersebut. Bandingkan dengan tugas pendahuluan anda.
V.

Hasil Percobaan

Tugas Pendahuluan
= R.C
Vc = E. ( 1 1. = 1 .
Vc = 2. ( 1 -

2. = 2,2 .
Vc = 2. ( 1 -

)
=
)

= 2,2 .
)

3. = 1 .

Vc = 2. ( 1 -

4. Ceq =
=1.

= 2.

Vc = 2. ( 1 -

5.

Ceq = 5. 10
=1.

= 2.

-7

Vc = 2. ( 1 -

=
)

Praktikum

Percobaan 6.1

Percobaan 6.2

Percobaan 6.3

Percobaan 6.4

Percobaan 6.5

Pertanyaan
1. Apa dampak dari perubahan nilai resistor terhadap respon transien rangkaian RC?
Semakin besar nilai resistor pada rangkaian RC, semakin lama pula waktu yang
dibutuhkan oleh kapasitor untuk mengisi tegangannya, dan demikian juga
sebaliknya. Dapat dilihat dari hasil perbandingan hasil percobaan 1 dan 2, namun
karena foto hasil percobaan 2 yang kurang jelas, berikut gambar dalam simulasi
multisim nya.

Percobaan 6.1

Percobaan 6.2

Pada percobaan 6.2, gambar titik tertinggi gelombang lebih rendah dari titik tertinggi
pada percobaan 6.1. Hal tersebut bukan disebabkan oleh lebih rendahnya kapasitas
maksimum dari kapasitor, namun tegangan dari sumber menurun sebelum kapasitor
selesai diisi. Dapat dilihat dari gambar berikut.

Waktu yang dibutuhkan oleh percobaan 1 (kiri) untuk mencapai titik maksimal lebih
cepat dibandingkan percobaan 2 (kanan)

2. Apa dampak dari perubahan nilai kapasitor terhadap respon transien rangkaian RC?
Semakin kecil nilai kapasitor pada rangkaian RC, semakin cepat waktu yang
dibutuhkan oleh kapasitor untuk mengisi tegangannya, dan demikian juga
sebaliknya. Dapat dilihat dari perbandingan percobaan 1 dan 3.
3. Jelaskan cara mengukur nilai sesungguhnya dari sebuah kapasitor berdasarkan respon
transien.
adalah waktu yang dibutuhkan oleh system untuk mengisi kapasitor sebesar 2/3
dari kapasitas maksimumnya. dapat dicari dengan mengalikan nilai resistor dan
kapasitor pada system tersebut. Sifat ini dapat diterapkan untuk mencari nilai
kapasitansi sebenarnya dari sebuah kapasitor. Pertama tama, kapasitor tersebut
dihubungkan dengan sebuah resistor secara seri dan diberikan sumber tegangan.
Baca berapa tegangan maksimal yang dapat ditampung oleh kapasitor tersebut
menggunakan osiloskop. Kalikan tegangan maksimal tersebut dengan 2/3 untuk
mencari . Hasil yang didapat kemudian dibagikan dengan nilai resistansi pada
system tersebut, maka hasil akhir yang didapatkan adalah nilai kapasitansi
sebenarnya dari kapasitor yang digunakan. Perlu diingat bahwa nilai resistansi
yang digunakan dalam penghitungan harus didapatkan dengan menggunakan
multimeter agar nilai kapasitansi yang didapatkan lebih akurat, mengingat resistor

sendiri memiliki batas toleransi dan tidak memiliki nilai resistansi yang sama persis
sesuai dengan yang tertera.
4. Jelaskan pengaruh susunan seri dan paralel kapasitor terhadap nilai kapasitansinya
Saat lebih dari satu kapasitor disusun secara seri, maka nilai kapasitansi equivalent
tersebut akan berkurang, dapat dilihat dari perbandingan hasil percobaan ke satu
dan ke lima. Percobaan 5 dengan 2 buah kapasitor yang diserikan memiliki waktu
pengisian kapasitor yang lebih kecil dibandingkan percobaan 1.
Saat lebih dari satu kapasitor disusun secara paralel, maka nilai kapasitansi
equivalent tersebut akan bertambah, dapat dilihat dari perbandingan hasil
percobaan ke satu dan ke empat. Percobaan 4 dengan 2 buah kapasitor yang
diparalelkan memiliki waktu pengisian kapasitor yang lebih lama dibandingkan
percobaan 1.

VI.

Kesimpulan
- Semakin kecil nilai kapasitor pada rangkaian RC, semakin cepat waktu
yang dibutuhkan oleh kapasitor untuk mengisi tegangannya.
- Saat lebih dari satu kapasitor disusun secara seri, maka nilai kapasitansi
equivalent tersebut akan berkurang, sehingga waktu pengisian lebih
cepat.
- Saat lebih dari satu kapasitor disusun secara paralel, maka nilai
kapasitansi equivalent tersebut akan bertambah, sehingga waktu
pengisian lebih lama.
- Semakin besar nilai resistor pada rangkaian RC, semakin lama pula
waktu yang dibutuhkan oleh kapasitor untuk mengisi tegangannya.

Lampiran Hasil Praktikum

Anda mungkin juga menyukai