Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN PERMODALAN DALAM


USAHA PERTAMBANGAN DAN MIGAS DI INDONESIA
UNTUK MEMENUHI TUGAS TEKNOLOGI MANAJEMEN DAN
KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH : SONY HARTONO


NPM : 270110130040

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
Page 1

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia
dan berkat yang telah diberikan-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Pemenuhan Kebutuhan Permodalan Dalam Usaha Pertambangan Dan Migas Di
Indonesia ini.
Makalah Pemenuhan Kebutuhan Permodalan Dalam Usaha Pertambangan Dan
Migas Di Indonesia ini disusun untuk mengembangkan pengetahuan terhadap tersebut
dapat dipahami melalui pendahuluan , pembahasan masalah , serta penarikkan garis
kesimpulan dalam makalah ini.
Makalah Pemenuhan Kebutuhan Permodalan Dalam Usaha Pertambangan Dan
Migas Di Indonesia ini disajikan dengan pemahaman dari penulis dan berbagai fakta
keilmuwan yang umum.Sehingga terdapat opini atau pemikiran khas dari penulis yang
mungkin berbeda persepsi dengan pembaca.Namun dengan makalah ini , diharapkan
pembaca dapat lebih memahami tentang Pemenuhan Kebutuhan Permodalan Dalam Usaha
Pertambangan Dan Migas Di Indonesia.
Penulis mendapat bimbingan dari berbagai pihak dalam pengerjaan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis berterimakasih kepada :
1.
Ibu Dr. Nana Sulaksana dan Ir. Syafrudin sebagai dosen Teknologi Manajemen dan
Kewirausahaan yang memberikan pengetahuan sehingga makalah ini dapat selesai.
2.

Teman-teman yang telah memberikan banyak masukan terhadap perkembangan


makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang baik bagi bagi pembaca.
Saran dan kritik sangat diharapkan penulis demi kemajuan dari makalah yang disajikan.

Jatinangor, 8 Oktober 2014

Penulis

Page 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB 1
1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 LATAR BELAKANG....................................................................4
1.1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................5
1.1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................5
BAB 2
2.1 PEMBAHASAN
2.1.1 ISI..................................................................................................5
A. POTENSI BAHAN TAMBANG MINERAL
DI INDONESIA......................................................................6
B. POTENSI MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA.....7
C. PELUANG USAHA BAHAN TAMBANG
DI INDONESIA......................................................................8
D. PELUANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI
DI INDONESIA.....................................................................10
E. UPAYA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MODAL
DALAM USAHA PERTAMBANGAN ATAUPUN
MINYAK DAN GAS BUMI..................................................11
BAB 3
3.1. PENUTUP
3.1.1 KESIMPULAN...........................................................................13
3.1.2 SARAN.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

Page 3

BAB I
1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 LATAR BELAKANG
Potensi dari sumber daya alam mineral maupun minyak dan gas yang dimiliki
Indonesia sangat luar biasa besarnya sehingga eksplorasi dan eksploitasi memang mutlak
dilaksanakan. Terletak pada zona ekuator dengan banyaknya pertemuan lempeng membuat
hal ini menjadi mungkin. Namun lagi-lagi negara kita belum mampu mandiri untuk
melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi , dan masih sangat tergantung terhadap negara
asing yang menanamkam saham atau modal mereka di Indonesia
Wirausahawan pribumi yang bergerak di bidang pertambangan ataupun migas masih
menemui banyak kendala saat melakukan eksplorasi dan eksploitasi terhadap sumber daya
alam Indonesia jika mereka tak mengikutsertakan asing dalam upayanya. Permasalahan
pertama muncul pada kurangnya tenaga ahli yang sangat menguasai tentang pertambangan
maupun migas,kedua alat-alat yang digunakan masih belum terlalu canggih untuk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi juga pemenuhan modal yang masih belum dapat
tercapai secara utuh.
Untuk masalah pertama kini telah mulai teratasi dengan munculnya insinyurinsinyur pribumi baru yang tidak kalah saing dengan insinyur asing, juga masalah kedua pun
kini sedikit demi sedikit dapat diminamalisir, namun untuk masalah permodalan kita masih
sangat tergantung kepada asing akibat kurang dorongan dari pemerintah.

Page 4

1.1.2 RUMUSAN MASALAH


1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana potensi bahan tambang mineral di Indonesia ?


Bagaimana potensi minyak dan gas bumi di Indonesia ?
Bagaimana peluang usaha bahan tambang di Indonesia ?
Bagaimana peluang usaha minyak dan gas bumi di Indonesia ?
Bagaimana upaya untuk memenuhi kebutuhan modal dalam usaha pertambangan
ataupun minyak dan gas bumi ?

1.1.2 TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui potensi bahan tambang mineral di Indonesia.


Mengetahui potensi minyak dan gas bumi di Indonesia.
Mengetahui peluang usaha bahan tambang di Indonesia.
Mengetahui peluang usaha minyak dan gas bumi di Indonesia.
Mengetahui upaya untuk memenuhi kebutuhan modal dalam usaha pertambangan
ataupun minyak dan gas bumi.

Page 5

BAB II
2.1 PEMBAHASAN
2.1.1 ISI
Indonesia dengan potensi sumber daya mineral dan migasnya yang besar perlu
sangat disadari sekaligus dikenali baik-baik oleh pemerintah dan masyarakatnya agar ada
keinginan untuk memanfaatkanya dengan sebaik mungkin dan juga agar pemerintah bisa
memenuhi kebutuhan pengusaha pribumi di bidang pertambangan dan migas sehingga mau
memberi bantuan khususnya terhadap kebutuhan pemenuhan modal usahanya.

A. Potensi Bahan Tambang Sumber Daya Mineral


Endapan mineral (bahan tambang ) merupakan salah satu kekayaan alam yang
berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu upaya untuk mengetahui
kuantitas dan kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu diusahakan dengan tingkat
kepastian yang lebih tinggi, seiring dengan tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan
eksplorasi, semakin besar pula tingkat keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumber daya
mineral dan cadangan.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Sukhyar, mengatakan hasil tambang


mineral Indonesia masih banyak terbentang dari Sabang sampai Marauke. Ini terlihat dari
data Badan Geologi ESDM yang menunjukkan cadangan biji nikel pada 2012 di Pulau
Page 6

Sulawesi terdapat sebanyak 79,870 juta ton di mana 13,88 persen di antaranya masuk dalam
kawasan hutan lindung. Sementara untuk kawasan Maluku terdapat sekitar 65,082 juta ton
di mana 4,93 persen di antaranya masuk kawasan hutan lindung. "Terdapat cadangan bijih
sebesar 1,162 miliar ton dan sumber daya bijih sebesar 3,255 miliar ton, dengan asumsi bijih
yang diolah sebesar 30 juta ton per tahun" jelasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (10/9).
Sedangkan untuk cadangan Bauksit di Kepulauan Riau terdapat sekitar 2,200 juta ton,
Maluku sebesar 11,900 juta ton dan Kalimantan sebesar 150,655 juta ton. "Terdapat
cadangan (bauksit) sebesar 580,221 juta ton dan sumber daya 1,166 miliar ton dengan
asumsi bijih yang diolah 20 juta ton per tahun," papar dia. Cadangan untuk bijih timah di
wilayah Bangka Belitung dan Kepulauan Riau, serta wilayah pantai barat Pulau Kalimantan
masih diperlukan eksplorasi lebih lanjut untuk mengetahui potensinya. Cadangan bijih besi
di Sumatera terdapat sebanyak 168,069 juta ton. Cadangan biji tembaga di Maluku sebesar
101,200 juta ton. Menurut Sukhyar sumber daya mineral Indonesia cukup memadai untuk
mendukung keberlanjutan pengembangan hilirisasi mineral.

Saat ini dengan melihat

kebutuhan baja di dalam negeri yang begitu besar, dia mengusulkan perlu dibangun smelter
nickel pig iron (NPI) untuk bahan stainless steel.

B. Cadangan Minyak dan Gas Bumi

Page 7

Cadangan gas bumi

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis potensi sektor
ESDM menca kup sumber daya alam energi dan mineral yang dikandung oleh bumi
Indonesia lumayan besar antara lain, minyak bumi 7,7 miliar barel, gas bumi 170 TSCF
Dengan melihat data dari potensi mineral dan migas di Indonesia tentu sebagai orang
Indonesia tentu memiliki kesempatan yang besar dalam berwirausaha didunia energi, selain
karena latar belakang putra dan putri Indonesia latar belakang pendidikan dari bidang
geologi akan sangat membantu kita nantinya dalam berwirausaha dibidang ini oleh karena
itu, alangkah baiknya kita mengetahui aturan dalam berwirausaha dalam bidang sumber
daya mineral dan migas tersebut.

C. Peluang Berwirausaha Bahan Tambang Mineral


Peluang dalam berwirausaha dalam sumber daya mineral cukup besar. UU Minerba
merupakan pengganti UU No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan. Dengan terbitnya UU Minerba maka telah mengakhiri skema kontrak namun
menghormati keberadaan kontrak yang ada. UU Minerba memberikan kepastian hukum
kepada semua pelaku pertambangan dan menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi.
Terdapat berbagai hal baru di dalam UU Minerba yang akan membawa kepada sejumlah
perubahan mendasar di dalam praktek pertambangan di Indonesia, diantaranya:
UU Minerba mengamanatkan optimalisasi penerimaan negara
Ditetapkan Wilayah Pertambangan (WP) yang terdiri dari: Wilayah Usaha
Pertambangan

(WUP),Wilayah

Pertambangan

Rakyat

(WPR)

dan

Wilaya

Pencadangan Negara (WPN)


Skema Perizinan berdasarkan UU Minerba: Izin Usaha Pertambangan (IUP), IUP
Eksplorasi dan

IUP Operasi Produksi, Izin Pertambangan Rakyat (IPR), IUP

Page 8

Khusus (IUPK) pada area eks Wilayah Pencadangan Negara, IUP dan IUPK terbuka
baik untuk investor dalam dan luar negeri melalui lelang.
Penetapan IUP melalui sistem lelang. IUPK bisa diberikan oleh Menteri di ex WPN
(WUPK)
Klarifikasi

wewenang

dan

ruang lingkup

Pemerintah

Pusat,

Propinsi dan Kabupaten/Kota.


Kewajiban Pemrosesan dan pemurnian logam harus dilakukan di Indonesia (aspek
nilai tambah).
Pengembangan masyarakat difokuskan pada kesejahteraan rakyat.
Demi kepentingan nasional, Pemerintah menetapkan domestic market obligation
(DMO) untuk Mineral dan Batubara.
Perusahaan tambang dengan skema IUPK memiliki kewajiban untuk membagikan
keuntungan bersih setelah produksi: 4% kepada Pemerintah 6% kepada Pemerintah
Daerah.
Adanya mekanisme sangsi untuk pelanggaran
Adanya ketentuan peralihan bagi perjanjian/ kontrak yang sudah ada (KK/PKP2B)
Selain dalam bentuk investasi peluang berwirausaha dalam dunia mineral dapat
membuka konsultan pertambangan mineral sendiri,atau jika sudah berpengalaman dalam
dunia pertambangan dan mempunyai modal dapat membuat perusahaan sendiri seperti
perusahaan alat berat pertambangan,pemboran,perusahaan mekanik pertambangan.Di sini
yang harus ditanamkan dalam diri seseorang yang ingin berwirausaha di dunia
pertambangan adalah dia harus siap akan resiko-resiko yang akan dia hadapi.Seperti halnya
resiko bangkrut atau gagal dalam suatu proyek yang akan bisa menjatuhkan
usahanya.Mental dan modal adalah unsur utama yang harus di butuhkan dalam
berwirausaha tersebut.
Hal penting lainnya dalam berwirausaha pertambangan adalah meminta izin
pertambangan nya atau IUP. Pasal 1 angka 11 UU No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) mengatur bahwa Izin Usaha
Pertambangan Khusus, yang selanjutnya disebut dengan IUPK, adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus
(WIUPK). Dalam bab XI mengenai Persyaratan Perizinan Usaha Pertambangan Khusus,
Pasal 86 UU Minerba mengatur bahwa Badan usaha yang melakukan kegiatan dalam
WIUPK wajib memenuhi persyaratan administratif, persyaratan teknis, persyaratan
lingkungan dan persyaratan finansial, yang sama dengan persyaratan-persyaratan yang harus
Page 9

dipenuhi untuk mendapatkan tipe-tipe Izin Usaha Pertambangan yang lain. Pemerintah
berkewajiban mengumumkan rencana kegiatan usaha pertambangan di suatu WIUPK, serta
memberikan IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi kepada masyarakat secara
terbuka. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah No.
24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (PP Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba), mengatur lebih lanjut mengenai persyaratan yang
harus dipenuhi untuk memperoleh IUPK.

D.

Peluang Berwirausaha Migas


Dari data tersebut menggambarkan peluang untuk membuat usaha dalam dunia

minyak dan gas sangatlah besar karena cadangan minyak di Indonesia ini sangat besar.Akan
tetapi untuk membuat usaha dalam dunia migas ini harus melalui prosedur tertentu.
Prosedur Memperoleh Izin Usaha Sementara
Badan Usaha mengajukan permohonan Izin Usaha kepada Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral melalui Direktur Jenderal Migas dengan melampirkan
persyaratan administratif dan teknis. Permohonan akan diproses lebih lanjut apabila
telah melengkapi dan memenuhi persyaratan administrasi dan teknis yang telah
ditetapkan.

Seluruh dokumen permohonan akan dikembalikan jika persyaratan

administrasi dan teknis tidak lengkap. Badan Usaha dapat mengajukan permohonan
kembali dengan melengkapi seluruh permohonan yang ditentukan.
Persyaratan administratif dan teknis yang sudah lengkap dari Badan Usaha akan
dilakukan penilaian dan evaluasi oleh Direktorat Jenderal Migas.
Dalam rangka klarifikasi terhadap data administrasi dan teknis serta kinerja
perusahaan, Badan Usaha melakukan presentasi.
Peninjauan lokasi dilakukan untuk pemeriksaan kesesuaian data administrasi dan
informasi mengenai rencana Badan Usaha.
Direktorat Jenderal Migas menyelesaikan penelitian dan evaluasi terhadap data
administrasi dan teknis untuk persetujuan/penolakan Izin Usaha Sementara.
Direktur Jenderal Migas atas nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
memberikan Izin Usaha Sementara dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun
terhadap permohonan Izin Usaha yang disetujui

Page 10

Prosedur Memperoleh Izin Usaha


1. Badan Usaha melengkapi persyaratan Izin Usaha.
2. Badan Usaha mengajukan permohonan Izin Usaha.
3. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyelesaikan penelitian dan evaluasi
terhadap data administrasi dan teknis untuk persetujuan/penolakan Izin Usaha.
4. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan Izin Usaha dengan masa berlaku
paling lama 20 (dua puluh) tahun terhadap permohonan Izin Usaha yang disetujui.
Selain izin usaha tentunya masih ada hal yang di butuhkan dalam membuat usaha
yaitu modal dan mental.Dalam membuat perusahaan sangat dibutuhkan modal dalam
membangun perusahaan tersebut.Seorang wirausaha juga harus mempunyai mental berusaha
karena usaha dalam dunia migas ini mempunyai resiko yang sangat besar sekali.
E. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Modal Usaha Pertambangan dan Migas
1. Tiap-tiap negara dituntut untuk mampu menefisienkan pemanfaatan sumber daya
alam sebagai faktor produksi bagi modal dasar pembangunan. Selain itu juga
pemerintah nasional tiap-tiap negara harus mampu melaksanakan perdagangan
dengan negara lain yang dianggap dapat menyediakan kebutuhan negaranya.

2. Menciptakan iklim yang baik untuk para investor. Sebagaimana yang dikemukakan
Webmer dan Scheineder banyak episode yang telah/sedang terjadi memperkuat
bahwa terjadinya naik dan turunnya konflik politik diseluruh dunia khususnya di
wilayah penghasil minyak, mempengaruhi pengumpulan keuntungan yang diperoleh
para investor yang menginvestasikan modalnya ke dalam bisnis minyak tersebut.

3. Pemanfaatan modal dasar berupa SDA (Sumber Daya Alam) dalam pencapaian
tujuan dan kepentingan nasional itu mutlak dilakukan, namun keterbatasan akibat
perbedaan letak geografis, keadaan iklim dan luas wilayah negara tidak dapat
dihindari. Inilah yang disebut sebagai endowment factor yang lebih merupakan
anugerah Tuhan terhadap negara tersebut.

Page 11

4. Masih ada jalan lain berupa renegosiasi kontrak bagi hasil. Kontrak-kontrak bagi
hasil migas sebelumnya digugurkan, lalu dibuatkan kontrak baru dengan sistem bagi
hasil yang lebih menguntungkan negara. Dengan jalan ini pula, mekanisme cost
recovery dapat ditiadakan, atau minimal dengan membatasi dan mengawasi secara
ketat item-item biaya yang boleh diklaim sebagai cost recovery.

5. Penghematan biaya. Berdasarkan letak endapan relatif dekat permukaan tanah,


peningkatan produksi dengan teknologi tambang terbuka lebih mudah untuk
dilaksanakan, biaya modal dan operasi tambang terbuka relatif lebih murah daripada
tambang bawah tanah, maka dapat diterapkan sistem tambang terbuka (open pit
mining).

Page 12

BAB III
3.1 PENUTUP

3.1.1 KESIMPULAN
Indonesia memiliki ketersediaan sumber daya mineral dan migas menjanjikan saat
ini dan dimasa depan. Yang jadi permasalahan bagaimana upaya agar BUMN atau
perusahaan tambang dan migas di Indonesia yang masih modalnya masih didominasi asing,
dapat berdiri sendiri dengan tujuan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, salah satu caranya
dengan pemenuhan kebutuhan modalnya.
Namun melakukan pemenuhan kebutuhan modal usaha tidak semudah yang
dibayangkan, keterbatasan dana dari pemerintah juga jadi alasan namun masih ada beberapa
cara yang dapat ditempuh

3.1.2 SARAN
Untuk pemenuhan kebutuhan modal usaha dapat dilakukan beberapa cara antara lain
seperti :
1. Negara atau disini pemerintah yang dituntut untuk mampu menefisienkan
pemanfaatan sumber daya alam sebagai faktor produksi bagi modal dasar
pembangunan.
2. Menciptakan iklim yang baik untuk para investor
3. Pemanfaatan modal dasar berupa SDA (Sumber Daya Alam) dalam pencapaian
tujuan dan kepentingan nasional
4. Renegosiasi kontrak bagi hasil yang kurang menguntungkan pihak Indonesia
5. Penghematan Biaya.

Page 13

DAFTAR PUSTAKA
1. Adisoma, G.S., S. Waterman (2001), Reserve modeling for mining geology, Short
Course, Indonesian Association of Geologist-GEOSEA 2001, 30th Annual Conference10th Regional Congress, Yogyakarta, September, 1-87.
2. Cottle, J.W., C.J. Davey (1983), Computerized deposit modelling, volumetrics, and
production scheduling, Computers in Mining Symposium, The Aust.I.M.M. Southern
Queensland Branch, May, 111-115.
3. Dincer, T.A., T.S. Golosinski (1993), Pit limit optimization algorithms present status
and developments, Applications of Computers in the Mineral Industry, University of
Wollongong, N.S.W., October, 293-300.
4. Hustrulid, W., M. Kuchta (1995), Open Pit Mine Planning and Design, Volume 1
Fundamental, A.A. Balkema/Roterdam/Brookfield, 212-248.
5. Kotz, A.P.L., J.A.V.D.Westhuizen, W.C. Pienaar (1986), An Approach to computer
aided opencast mine planning, The Planning and Operation of Open-pit and Strip
Mines, J.P.Deetlefs, Editor, Johannesberg, SAIMM, 37-45.
6. Roditis, Y.S. (1993), Beyond open pit optimization planning, scheduling and sensitivity
analysis, Preprint Number 93-227, Society for Mining, Metallurgy, and Exploration,
Inc., 1-7.
7. Wright, E.A., (1990), Open pit mine design models, Series on Mining Engineering, 8,
Trans. Tech. Publications, 1-187.

Page 14

Anda mungkin juga menyukai