Anda di halaman 1dari 28

1

LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN DAERAH TINGGAT II KAMPAR
Nomor : 03 Tahun 1987

Seri : D Nomor : 3

PERATURAN DAERAH
KABUPATEN DAERAH TINGGAT II KAMPAR
NOMOR : 01 TAHUN 1986
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH KAMPAR ANEKA KARYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPALA DAERAH II KAMPAR
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan undang undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang pokok
pokok Pemerintah di Daerah, maka Kepada Daerah di berikan sumber - sumber
pendapatan asli Daerah, Antara lain dengan menghimpun dana dari hasil
Perusahaan Daerah ;
b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tinggkat II Kampar Nomor
07/PD/1968 tentang Pendiriaan Perusahaan Daerah Kampar Aneka Karya yang
telah di jalankan Berdasarkan pasal 79 ayat (1) Undang Undang Nomor
.Sehingga perlu di
tinjau kembali dan di sesuaikan dengan Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor
1 Tahun 1984 ;
c. bahwa memperkuat kedudukan Perusahaan Daerah sebagai suatu Badan Hukum
dan dalam rangka lebih meningkatkan atau memperluas suatu usaha serta
pembinaannya, maka perlu di atur kembali sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku ;
d. bahwa sehubungan dengan hal itu dipandang perlu menetapkan kembali pendirian
Perusahaan Daerah Kampar Aneka Karya dalam suatu Peraturan Daerah.

Mingingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintah di
Daerah;
2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi
Kabupaten dalam Linkungan Daerah Propinsi Sumatra Tengah
3. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah Junc to
undang undang Nomor 6 Tahun 1969 tentang peryataan tidak berlakunya
berbagai undang undang dalam Peraturan Pemerintah pengganti undang
undang ;
4. Undang Undang No 8 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Kepegawaian ;
5. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan
Daerah ;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1983 tentang Pedoman Kerja
Sama Antara Perushaan Daerah dan Pihak Ketiga ;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara
Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di linggkungan di Pemerintah
Daerah ;
8. Instruksi Menteri Dalam Negeri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1972 tentang
Inventarisasi Terhadap semua Perusahaan Daerah beserta Unit Unitnya ;
9. Instruksi Mentri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 1975 tentang Penerbitan Status
Perusahaan Daerah.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KAMPAR
(PERUSAHAAN DAERAH KAMPAR ANEKA KARYA)
BAB I
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Gubernur Kepala Daerah ialah Gubernur Kepala Daerah Tigkat I Riau ;
2. Bupati Kepala Daerah ialah Bupati Kepala Daerah Tinggkat II Kampar ;
3. Pemerintah Daerah ialah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kampar;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ialah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Kampar ;
5. Perusahaan Daerah ialah Perusahaan Daerah Kampar Aneka Karya
6. Direksi ialah Direksi Perusahaan Daerah Kampar Aneka Karya
7. Badan Pengawasan ialah Badan Pengawasan Perusahaan Daerah Kampar Aneka Karya

BAB II
PENDIRIAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini, didirikan Perusahaan Daerah sebagai mana maksud dalam pasal 4 ayat
(1) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1962, yang selanjutnya di beri nama PD KAMPAR
ANEKA KARYA ;
Perusahaan Daerah yang telah didirikan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Kampar Nomor 07/PD/1968, Beralih menjadi Perusahaan Daerah seperti tersebut pada ayat (1)
diatas ;
Segala Hak Dan Kewajiban , pelengkapan dan kekayaan termasuk pegawai atau pekerja serta usaha
Perusahaan Daerah seperti dimaksud dalam Peraturan Daerah Nomor 07/PD/1986 dengan ini beralih
Kepada Perusahaan Daerah yang termasuk ayat (1) pasal ini.
BAB III
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 3
Perusahaan Daerah berkedudukan serta berkantor Pusat Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II
Kampar ;
Untuk Kepentingan Perluasan Usaha, Direksi dapat mendirikan cabang cabang Perusahaan
Daerah, dengan ketentuan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Bupati Kapala Daerah atas
usul Badan Pengawas.
Pasal 4
Perusahaan Daerah seperti tersebut pada pasal 2 ayat (1) bahwa hukum yang kedudukan sebagai
Hukum di peroleh dengan berlakunya Peraturan Daerah ini.
BAB IV
SIPAT, TUJUAN DAN LAPANGAN USAHA
Pasal 5
1) Perusahaan Daerah bertujuan untuk turut serta melaksanakan Pembangunan Daerah khususnya
dan Pembangunan Ekonomi Nasional umumnya, dalam rangka meningkatkankan kesejahteran
rakyat serta ketenangan kerja dalam Perusahaan Daerah yang menuju masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila ;

2) Dalam melaksanakan tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Perusahaan Daerah
berpedoman kepada dasar dasar Ekonomi Perusahaan.
Pasal 6
Perusahaan Daerah ini bergerak dalam lapangan usaha :
a. Kontraktor/ Pemborongan pekerjaan ;
b. Angkutan dan Jasa ;
c. Penyalur/ Pengadaan ;
d. Pariwisata dan hiburan dan jenis sesuai dengan Kepribadiaan Bangsa Indonesia ;
e. Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, Pertambangan, dan Perindustrian.
Pasal 7
1) Untuk meningkatkan atau mengambangakan kegiatan usahanya Perusahaan Daerah dapat
bekerja sama dengan pihak ketiga, dengan ketentuan sebangai barikut :
a) Usul kerja sama disampaikan oleh Direksi kepada Bupati Kepala Daerah, dengan
mengemukakan alasan- alasan serta rencana kegiatan
b) Dalam mengambil keputusan, Bupati Kepala Daerah dapat meminta pertimbangan / pendapat
Badan Pengawas ;
c) Rencana kerja sama tersebut harus diajukan ke pada Gubernur Kepala Daerah untuk
mendapatkan persetujuan ;
2) Persetujuan seperti tersebut pada ayat (1) huruf c hanya berlaku apabila jangka waktu bekerja
lebih dari 5 (Lima) Tahun
BAB V
MODAL
Pasal 8
1) Modal dasar Perusahaan Daerah seluruhnya terdiri dari kekayaan Pemerintah Daerah yang di
pisahkan sebesar Rp 577.885.273,63. (Lima Ratus Tujuh Pulu Tujuh Juta Delapan Ratus
Delapan Puluh Lima Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Rupiah Enam Puluh Tiga Sen), yang
dialihkan dari Perusahaan Daerah seperti yang dimaksud pasal 2 ayat (3) Peraturan Daerah ini.
2) Jumlah tersebut dalam ayat (1) pasal ini dapat di tambah dengan menetapkannya dalam
Peraturan Daerah dan berlaku setelah mendapatkan pengesahaan dari Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Riau.

3) Penambahaan Modal seperti dimaksud pada ayat (2) di atas, dapat barasal dari penyisihan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat II Kampar, bantuan Pemerintah lebih tinggi,
pinjaman pinjaman dan bantuan lainnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Neraca Perusahaan Daerah adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 9
1) Semua kekayaan dan Surat berharga milik Perusahaan Daerah di simpan pada Bank
Pembangunan Daerah atau Bank Pemerintah lainnya yang ditunjuk oleh Bupati Kapala Daerah,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
2) Untuk keperluan rutin Perusahaan Daerah dapat disimpan pada kas Perusahaan Daerah yang
besarnya akan di tetapkan oleh Bupati Kepala Daerah .

BAB VI
PENGELOLAAN
Pasal 10
1) Pengelolaan terhadap Perusahaan Daerah sebagai suatu
Perusahaan Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

usaha dilakukan oleh Direksi

2) Tanggung jawab Administrasi fungsional Perusahaan Daerah kepada Kepala Daerah dilakukan
oleh Direktur Utama.
Pasal 11
1) Direksi terdiri dari sebanyak sebanyaknya 3 (tiga) orang dan sekurang kurang nya 2 (dua)
orang.
2) Salah seorang anggota Direksi seperti tersebut pada ayat (1) pasal ini, ditunjuk.
Pasal 12
Direksi Perusahaan Daerah diangkat berdasarkan syarat kemampuan dan keahlian dalam
pengelolaan Perusahaan serta memenuhi syarat syrat lainnya untuk memenuhi kemajuaan
Perusahaan yang di Pimpinnya dan sesuai Peraturan dan Perundangan Perundangan yang berlaku ;

a. Syarat syarat Umum


Warga Negara Indonesia.
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah .
Tidak pernah terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam setiap kegiatan yang
menghianat .Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang
undang Dasar 1945, seperti G 30 SPKI, oganisasi lainnya.
Mempunyai rasa pengabdian terhadap Nusa dan Bangsa, terutama kepada Pemerintah Daerah
Tidak tercabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan.
Sehat Jasmani dan Rohani serta berumur tidak lebih dari 60 (Enam Puluh) tahun
b. Syarat syarat khusus :
Mempunyai kepribadian dan sifat sifat kepimpinan .
Mempunyai pengetahuan, kecakapan dan pengalaman pekerjaan yang cukup dibidang
pengelolaan perusahaan.
Berwibawa dan Jujur.
Pasal 13
Direksi Perusahaan tidak boleh memangaku jabatan rangkap seperti tersebut
di bawah ini:
Anggota Direksi Perusahaan lainya atau Perusahaan swasta atau jabatan lain yang berhubungan
dengan pengelolaan Perusahaan;
Jabatan Struktural dan fungsional lainnya dalam Instansi/ Lembaga Pemerintah dan Pemerintah
Daerah ;
Jabatan lain menurut Bupati Kepala Daerah dapat menganggu kelencaran pelaksana tugas
Perusahaan Daerah dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
Pasal 14
1) Bupati Kepala Daerah mengangkat anggota Direksi setelah mendapatkan persetujuan prinsip dari
Gubernur Kepala Daerah ;
2) Anggota Direksi Perusahaan Daerah dapat di angkat untuk masa jabatan 4 (empat ) tahun ;
3) Sebelum menjalankan jabatannya, Anggota Direksi dilantik dan diambil sumpah jabatan oleh
Bupati Kepala Daerah ;
4) Apabila masa jabatan seperti tersebut pada ayat (2) diatas berakhir, yang bersangkutan dapat di
angkat kembali dengan memperhatikan ketentuan pasal 12 dan 13 Peraturan Daerah ini ;

Pasal 15
1) Antara sesama anggota Direksi dan antara Direksi dengan Badan Pengawas tidak boleh ada
hubungan keluarga sampai dengan derajat ke tiga, baik menurut garis Lurus maupun ke
samping , termasuk menantu dan ipar ;
2) Apabila setelah pengangkatan , mereka masuk dalam ayat (1) di atas, maka untuk melanjutkan
jabatannya harus mendapatkan izin tertulis dari Bupati Kepala Daerah, setelah mendapat
pertimbangan Gubernur Kepala Daerah .
Pasal 16
1) Direksi menjalankan Pimpinan Perusahaan Daerah sahari hari berdasarkan kebijaksaan umum
yang di gariskan oleh Bupati Kepala Daerah dan atau Badan Pengawas, dengan mengikuti
peraturan Tata Tertib dan Tata Kerja yang telah di tetapkan serta dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku ;
2) Direksi mengurus dan menguasai kekayaan Daerah .
Pasal 17
Direksi mengusulkan menghapuskan/ penjualan harta kekayaan Perusahaan Daerah yang tidak
digunakan/ tidak bermanfaat lagi kepada Bupati Kepala Daerah, melalui Badan Pengawas
Pasal 18
1) Direksi memperluas persetujuan atau pemberian kuasa dari Bupati Kepala Daerah, dalam hal :
a. Perjanjian yang berlaku
b. Mengadakan pinjaman dan mengeluarkan Obligasi
c. Memperoleh, memindahtangankan atau membebani hendak tidak bergerak
d. Mengadakan Investasi
e. Penyertaan Modal dalam Perusahaan lain
f. Mengadakan tindakan tindakan lain yang di pandang perlu adanya persetujuan Badan
Pengawas
2) Persetujuan dan atau pemberian kuasa sebagai mana dimaksud ayat (1) diatas dilakukan oleh
Bupati Kepala Daerah dengan persetujuan Badan Pengawas.
3) Apabila Direksi tidak melaksanakan ketentuan ketentuan ayat (1) diatas, segala tindakan
Direksi dianggap tidak mewakili Perusahaan Daerah dan segala akibat dari tindakan menjadi
tanggung jawab pribadi Anggota Direksi yang bersangkutan .

Pasal 19
Direksi mewakili Perusahaan Daerah didalam dan diluar Pengadilan.
Direksi dapat menyerahkan kekuasaan mewakili tersebut kepada seseorang anggota Direksi atau
kepada seseorang/ beberapa orang Pegawai Perusahaan Daerah yang khusus di tunjuk untuk itu
maupun kepada orang/ Badan Lain luar Perusahaan Daerah .
Pasal 20
Direksi menerima gaji, penghasilan penghasilan dan fasilitas fasilitas lainnya menurut
ketentuaan yang ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah.
Pasal 21
Direksi dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah melaui
Badan Pengawas.
Pasal 22
Bupati Kepala Daerah dapat memberhentikan Anggota Direksi dalam hal :
a. Karena meninggal Dunia
b. Karna melakukan tindakan administratif dan tindakan lain yang merugikan Perusahaan ;
c. Karena melakukan suatu tindakan pidana atau tindakan yang bertentangan dengan kepentingan
Perusahaan Daerah ;
d. Atas permintaan sendiri ;
e. Berakhir masa jabatan seperi dimaksud pada pasal 15 ayat (2) Peraturan Daerah ini.
Pasal 23
1) Bupati Kepala Daerah atas usulan Badan Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara
anggota Direksi yang diduga telah melakukan tindakan yang merugikan Perusahaan Daerah atau
tindakan yang bertentangan dengan kepentingan Negara dan atau kepentingan Daerah ;
2) Pemberhentian sementara seperti tersebut pada ayat (1) diatas diberitahukan secara tertulis
kepada Anggota Direksi yang bersangkutan disertai alasan alasan yang menyababkan tindakan
itu ;

3) Dalam hal seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara, maka Bupati Kepala Daerah
menunjuk seorang atau lebih anggota Badan Pengawas untuk menjalankan tugas tugas Direksi.
Pasal 23
1) Bupati Kepala Daerah atas usulan Badan Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara
anggota Direksi yang diduga telah melakukan tindakan yang merugikan Perusahaan Daerah atau
tindakan yang bertentangan dengan kepentingan Negaara dan atau Kepentingan Daerah
2) Pemberhentian sementara seperi tersebut pada ayat (1) diatas, diberitahukan secara tertulis
kepada anggota Direksi yang bersangkutan di sertai dengan alasan alasan yang menyebabkan
tindakan itu
3) Dalam hal seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara, maka Bupati Kepala Daerah
dapat menunjuk seorang atau lebih anggota Badan Pengawas untuk menjalankan tugas tugas
Direksi .
Pasal 24
1) Selambat lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah memberhentikan sementara
seperti di maksud pasal 23 Peraturan Daerah ini, Badan Pengawas harus mengadakan sidang
dimana anggota Direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri ;
2) Selambat selambatnya dalam jangaka waktu 2 (dua) bulan sesudah sidang Badan Pengawas
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas, Bupati Kepala Daerah menetapkan lebih lanjut
status anggota Direksi yang bersangkutan diberhentikan seharusnya atau di batalkan
pemberhentian sementara ;
3) Bupati Kepala Daerah harus memberitahukan Keputusannya kepada Anggota Direksi yang
bersangkutan jika pemberitahuan tentang pemberhentian itu tidak dilakukan maka
pemberhentian sementara Anggota Direksi tersebut menjadi batal ;
4) Bupati Kepala Daerah merehabilitir Anggota Direksi yang pemberhentian sementaranya
dibatalkan atau menjadi batal, Baik karena Bupati Kepala Daerah tidak memberitahukan
keputusannya terhadap usul usul sidang Badan Pengawas maupun karena Badan Pengawas
tidak mengadakan sidang .

10

Pasal 25
1) Apabila pemberitahuan Bupati Kepala Daerah seperti tersebut pada pasal 24 ayat (3) Peraturan
Daerah ini membuat kepetusan pemberhentian, maka Anggota Direksi yang bersangkutan dapat
meminta banding kepada Gubernur Kepala Daerah secara tertulis yang disertai dengan alasan
alasannya dalam jangka waktu 15 (Lima Belas) hari sejak tanggal diterimanya keputusan yang
dimaksud ;
2) Gubernur Kepala Daerah dapat mengambil keputusan terhadap permohonan banding dalam
jangka waktu 2 (dua) bulan, terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan banding yang
bersangkutan ;
3) Apabila Gubernur Kepala Daerah setelah jangka waktu 2 (dua) bulan berakhir tidak atau belum
mengambil keputusan terhadap permohonan banding tersebut, maka keputusan Bupati Kepala
Daerah tentang pemberhentian Anggota Direksi yang bersangkutan tetap berlaku ;
4) Pemberhentian dengan tidak hormat dapat di lakukan oleh Bupati Kepala Daerah apabila
Direksi melakukan tindakan seperti tersebut pada pasal 22 huruf b dan c Peraturan Daerah.

BAB VIII
PENGAWASAN
Pasal 26
1) Ketua dan Anggta Badan Pengawas diangkat diberhentikan oleh Bupati Kepala Daerah setelah
mendapat persetujuan dari Gubernur Kepala Daerah ;
2) Anggota Badan Pengawas terdiri dari sekurang kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak
banyaknya 5 (lima) orang terdiri dari Ketua dan Anggota ;
3) Sebelum menjalankan tugasnya, ketua/ anggota Badan Pengawas dilantik diambil sumpahnya
oleh Bupati Kepala Daerah , sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
4) Masa Jabatan Ketua/ Anggota Badan Pengawas adalah 3 (tiga) tahun dan setelah jangka waktu
tersebut berakhir yang bersangkutan dapat diangkat kembali dengan tetap memperhatikan
ketentuan pasal 25 Peraturan Daerah ini ;

11

Pasal 27
1) Badan Pengawas terdiri dari unsur unsur Pejabat Pemerintah Daerah/ Instansi lainya yang
kegiatannya yang berhubungan dengan Perusahaan Daerah dan tenaga ahli yang dianggap cakap
dan mampu melaksanakan tugas Badan Pangawas ;
2) Bupati Kepala Daerah secara ek officio menjabat Ketua Badan Pengawas atau dapat menunjuk
pejabat lain sebagai Ketua Badan Pengawas .
Pasal 28
1) Anggota Badan Pengawas diangkat dari tenaga yang mempuyai didekasi, cakap dan mampu
menjalankan kebijaksanaan Bupati Kepala Daerah menganai pembinaan dan Pengawas
Perusahaan Daerah ;
2) Anggota Badan Pengawas tidak di benarkan memiliki kepentingan yang bertentangan dengan
atau menganggu kepentingan Perusahaan Daerah .
Pasal 29
1) Badan Pengawas bertugas untuk melaksanakan pengawasan terhadap Pengelolaan Perusahaan
Daerah, termasuk pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Perusahaan Darah ;
2) Badan Pengawas melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan
ketentuan ketentuan yang berlaku terhadap Perusahaan Daerah dan melaksanakan keputusan
keputusan dari Bupati Kepala Daerah .
Pasal 30
Badan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban :
1. Memberikan pendapat dan saran kapada Bupati Kepala Daerah menganai Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan Daerah serta perubahan/ tambahan dan laporan laporan lainya dari
Direksi;
2. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Perusahaan Daerah serta menyampaikan
hasil penilaianya Kepada Bupati Kepala Daerah dengan tembusan kepada Direksi Perusahaan
Daerah ;

12

3. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan Daerah, dan dalam hal Perusahaan Daerah
menunjukan gejala kemunduran, segera melaporkan kepada Bupati Kepala Daerah dengan
disertai saran mengenai langkah perbaikannya yang harus di tempuh
4. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati Kepala Daerah, dengan tembusan kepada Direksi
Perusahaan Daerah mengenai masalah lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan
Perusahaan Daerah ;
5. Melakukan tugas tugas Pengawasan lain yang di tentukan oleh Bupati Kepala Daerah ;
6. Memberikan laporan kepada Bupati Kepala Daerah secara berkala atau pada setiap waktu yang
diperlukan mengenai perkembangan Perusahaan Daerah dan hasil pelaksasaan tugas Badan
Pengawas.
Pasal 31
Dalam melaksanakan tugas sebagai mana di maksud pada pasal 29 Peraturan Daerah ini, Badan
Pengawas Wajib memperhatikan :
a. Pedoman atau petunjuk Bupati Kepala Daerah senantiasa memperhatikan organisasi Perusahaan
Daerah ;
b. Ketentuan Peraturan Daerah ini dan Peraturan Perundang undangan yang berlaku ;
c. Pemisahan tugas Pengawas dengan tugas pengurusan Perusahaan Daerah yang merupakan tugas
dan tanggung jawab Direksi.
Pasal 32
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Badan Penawas mempuyai wewenang :
a. Melihat buku buku dan surat-surat serta dokumen dokumen lainnya, memeriksa keadaan kas
(untuk keperluan Verifikasi ) dan memeriksa kekayaan Perusahaan Daerah ;
b. Memasuki Pekarangan pekarangan, gedung gedung dan Kantor yang dipergunakan oleh
Perusahaan Daerah ;
c. Meminta penjelasan dari Direksi Perusahaan Daerah mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengelolaan Perusahaan Daerah ;
d. Meminta Direksi dan atau Pejabat lainnya, dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri
rapat Pengawas ;
e. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan - pandangan terhadap hal hal yang
dibicarakan ;
f. Hal- hal yang dianggap perlu sebagai mana yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.

13

Pasal 33
1) Badan Pengawas Mengadakan rapat sekurang- sekurangnya 3 (tiga) Bulan sekali dan sewaktu
waktu apabila diperlukan ;
2) Dalam rapat tersebut pada ayat (1) diatas dibicarakan hal hal yang berhubungan dengan
Perusahaan Daerah sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan hak serta kewajibannya ;
3) Keputusan Rapat Badan Pengawas diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat ;
4) Untuk setiap rapat dibuat risalah rapat.
Pasal 34
Untuk membantu kelancaran pelaksana tugas Badan Pengawas, Bupati Kepala Daerah dapat
mengangkat seorang Sekretaris dan Anggota Badan Pengawas.
Pasal 35
1) Antara sesama anggota Badan Pengawas dengan Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga
sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus meupun garis kesamping ;
2) Apabila setelah pengangkatan, mereka masuk dalam hubungan keluarga seperti tersebut pada
ayat (1) diatas, maka untuk melanjutkan jabatannya diperlukan izin tertulis dari Bupati Kapala
Daerah, setelah mendengar pertimbangan dari Gubernur Kepala Daerah.
Pasal 36
Apabila Bupati Kepala Daerah berpendapat bahwa anggota Badan Pengawas setelah menjabat
beberapa waktu ternyata tidak atau dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka Bupati Kepala
Daerah dapat memberhentikannya, setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Kepala Daerah.
Pasal 37
1) Anggota Badan Pengawas tidak dibenarkan merangkap Jabatan lain pada Badan Usaha Swasta
yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan secara lansung maupun secara tidak
langsung dengan kepentingan Perusahaan Daerah yang bersangkutan ;
2) Gubernur Kepala Daerah dapat memberikan pengecualian dari ketentuan tersebut pada ayat (1)
diatas.

14

Pasal 38
Segala biaya dalam rangka pelaksana tugas Badan Pengawas dibebaskan kepada Perusahaan Daerah
yang Bersangkutan.

BAB VIII
SATUAN PENGAWAS INTEREN
Pasal 39
1) Pada Perusahaan Daerah dapat dibentuk satuan Pengawas Interen yang merupakan aparatur
pengawasa interen Perusahaan Daerah ;
2) Pengecualian ketentuan tersebut pada ayat (1) diatas, dapat dilakukan atas persetujuan Bupati
Kepala Daerah ;
3) Satuan Pengawas Interen dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama .
Pasal 40
1) Satuan Pengawas Interen bertugas membantu Direktur Utama dalam mengadakan penilaian atas
sistim pengendalian pengelolaan (manajeman) dan pelaksanaannya pada Perusahaan Daerah
yang bersangkutan dan pelaksanaannya pada Perusahaan Daerah yang bersangkutan dan
memberikan saran saran perbaikannya ;
2) Pimpinan Perusahaan Daerah menggunakan pendapat dan saran satuan Pengawas Interen sebagai
bahan untuk melaksanakan penyempurnaan Pengelolaan (manajemen) Perusahaan Daerah yang
baik dapat bertanggung jawabkan.
Pasal 41
Dalam pelaksanaan tugasnya, satuan Pengawas Interen wajib menjaga kelancaran pelaksanaan tugas
satuan organisasi lainnya dalam Perusahaan Daerah, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing masing.

15

Pasal 42
Pimpinan Satuan Pengawas Interen harus memiliki Pendidikan dan keahlian yang cukup memenuhi
persyaratan sebagai pengawas interen, objektif dan berdedikasi tinggi .
Pasal 43
Bila Satuan Pengawas Interen diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama , setelah mendapat
persetujuan dari Bupati Kepala Daerah .
BAB IX
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 44
Struktur Organisasi Perusahaan Daerah ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah, dengan
memperhatikan beban tugas kegiatan usaha Daerah .
BAB X
TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN
GANTI RUGI
Pasal 45
1) Direktur Utama dan para Direktur dalam kedudukannya sebagai Anggota Direksi serta semua
Pengawai Perusahaan Daerah yang kerena tindakan-tindakan melawan hukum atau melalaikan
kewajiban dan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan langsung maupun tidak lansung
telah menimbulkan kerugiaan bagi Perusahaan Daerah, mewajibkan mengganti kerugian
tersebut ;
2) Ketentuan ketentuan tentang tuntutan ganti rugi terhadap Pegawai Negeri berlaku sepenuhnya
terhadap Pegawai Perusahaan Daerah.

16

BAB XI
KEPEGAWAIAN
Pasal 46
Bupati Kepala Daerah menetapkan Perturan Daerah tentang ketentuan ketentuan pokok Pegawai
Perusahaan Daerah dengan berpedoman pada Ketentuan Peraturan Perundang undangan yang
berlaku .
Pasal 47
Pegawai Perusahaan Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Direksi, setelah mendapat persetujuan
dari Badan Pengawas, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Daerah seperti dimaksud pada pasal
46 Peraturan Daerah ini.
Pasal

48

1) Bupati Kepala Daerah menetapkan Honorarium Ketua/ Anggota Badan Pengawas sesuai dengan
kemampuan Perusahaan Daerah ;
2) Bupati Kepala Daerah menetapkan gaji, penghasilan penghasilan lainnya bagi Anggota Direksi
Perusahaan Daerah berdasarkan ketentuaan pokok Pegawai Perusahaan Daerah dengan
memperhatikan kemampuan dan menurut prinsip prinsip Perusahaan.
3) Pokok pokok penggajian dan penghasilan lainnya bagi Perusahaan Daerah, ditetepkan oleh
Bupati Kepala Daerah.

BAB XII
TAHUN BUKU
Pasal 49
Tahun Buku Perusahaan Daerah adalah Tahun Takwim.

17

BAB XIII
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
PERUSAHAAN DAERAH
Pasal 50
1) Selambat lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku baru mulai berlakunya, maka oleh
Direksi dikirimkan Anggaran Perusahaan Daerah (RAP) untuk disahkan Bupati Kepala Daerah ;
2) Bupati Kepala Daerah mengesahklan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Perusahaan Daerah
(RAP) selambat - lambatnya sebulan tahun buku baru berjalan, dengan mendengarkan pendapat
Pertimbangan Badan Pengawas.
Pasal 51
1) Parusahaan/ tambahan Anggaran Perusahaan Daerah yang terjadi dalam tahun anggaran yang
sedang berjalan, harus di sampaikan oleh Direksi Kepada Bupati Kepala Daerah untuk mendapat
pengesahan ;
2) Pengesahan rencana anggaran Perusahaan Daerah (RAP) perubahan/ tambahan Anggaran
Perusahaan Daerah, diberikan oleh Bupati Kepala Daerah setelah mendapat pertimbangan dari
Badan Pengawas.
Pasal 52
Bupati Kepala Daerah menyampaikan Anggaran Perusahaan (RAP), yang telah disahkan
sebagaimana dimaksud pasal 50 ayat (2) selambat- lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
kepada Gubernur Kepala Daerah.

18

BAB XIV
LAPORAN TAHUNAN HASIL USAHA BERKALA
DAN KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH
Pasal 53
1) Direksi Perusahaan Daerah wajib menyampaikan laporan perhitungan hasil usaha berkala dan
kegiatan Perusahaan Daerah sesuai batas waktu yang ditentukan kepada Bupati Kepala Daerah,
dengan tembusan kepada Badan Pengawas ;
2) Bupati Kepala Daerah wajib menyampaikan hasil penilaian atas laporan tersebut pada ayat (1)
diatas Gubernur Kepala Daerah dalam jangka waktu selambat lambatnya 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal diterimanya laporan dari Direksi yang bersangkutan ;
3) Bentuk laporan seperti tersebut pada ayat (1) diatas, ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah.
BAB XV
LAPORAN PERHITUNGAN TAHUNAN
Pasal 54
1) Direksi Perusahaan Daerah wajib menyampaikan laporan perhitungan keuangan tahunan yang
berupa neraca atau perhitungan rugi/laba kepada Bupati Kepala Daerah untuk dapat pengesahan,
selambat- lambatnya akhir Maret Tahun berikutnya ;
2) Pengesahan laporan keuangan tahunan dapat di berikan oleh Bupati Kepala Daerah setelah
mendapat pertimbangan dari Badan Pengawas ;
3) Bupati Kepala Daerah wajib menyampaikan hasil penilaian atas laporan keuangan tahunan
sebagai mana dimaksud ayat (1) diatas Gubernur Kepala Daerah, selambat- lambatnya 3 (tiga)
bulan setelah menerima laporan dari Direksi Perusahaan Daerah yang bersangkutan.
Pasal

55

Laporan keuangan tahunan dan perhitungan Rugi dan Laba dari Perusahan Daerah, dilakukan
berdasarkan hasil pemeriksaan Akuntan Negara dan atau Akutan Publik.

19

BAB XVII
SISTIM AKUNTASI
Pasal 53
1) Setiap perubahan baik yang diakibatkan oleh transaksi maupun oleh kejadiaan lain dalam
Perusahaan Daerah yang mempengaruhi aktiva, modal pendapatan biaya harus harus dibukukan
atas dasar sistim Akuntan yang dapat dipertanggung jawabkan ;
2) Sistim Akuntansi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini disusun dan dilaksanakan oleh
Direksi Perusahaan Daerah agar dapat berjalan dengan baik berdasarkan prinsip prinsip
pengendalian interen, terutama pemisahan fungsi pengurusan, pendapatan, penyimpanan dan
pengawasan.
BAB XVIII
RESIKO ATAS KERUGIAN
PERUSAHAAN DAERAH
Pasal
59
Apabila Perusahaan Daerah mengalami kerugian, maka jumlah kerugian akan ditutup dari
keuntungan atau laba tahunan berikutnya, yang selanjutnyan akan diatur oleh Bupati Kepala
Daerah, dengan memperhatikan pertimbangan Badan Pengawas.
BAB XIX
PEMBUBARAN PERUSAHAAN DAERAH
Pasal 60
1) Pembubaran Peusahaan Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan setelah mendapat
pengesahan dari Gubernur Kepala Daerah ;
2) Likwidatur ditunjuk oleh Bupati Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah ;
3) Bupati Kepala Daerah memberikan pembahasan tanggung jawab tentang pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh Likwidatur ;
4) Dalam hal Likwidasi, Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh
pihak ke tiga apabila kerugian itu disebabkan oleh kerena neraca dan perhitungan Laba rugi
yang telah disahkan tidak menggambarkan keadaan Perusahaan Daerah yang sebenarnya.

20

BAB
XX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN UMUM
PERUSAHAAN DAERAH
Pasal 61
1) Pembinaan umum terhadap Perusahaan Daerah dilakukan oleh Mentri Dalam Negeri dan
Direktur Jendral Pemerintahan Umum dari Otonomi Daerah ;
2) Pengawasan Umum terhadap Perusahaan Daerah dilakukan oleh Mentri Dalam Negeri, Gubernur
Kepala Daerah, dan Bupati Kepala Daerah ;
3) Dalam melaksanakan Pengawasan umum sebagaimana dimaksud ayat (2) diatas , Mentri Dalam
Negeri dibantu oleh Inspektur Jendral Depertemen Dalam Negeri, Gubernur Kepala Daerah
dibantu oleh Inspektorat Wilayah Propinsi Daerah Tinggkat I Riau dan Bupati Kepala Daerah
dibantu oleh Inspektorat Kabupaten Tinggkat II Kampar ;
4) Pelaksanaan Pengawasan Umum seperti tersebut pada ayat (3) di atas, meliputi pemeriksaan,
pengujian dan penelitian dan penilaian serta pengusutan terhadap Perusahaan Daerah.
BAB XXI
PEMBINAAN
Pasal 62
1) Pembinaan terhadap Perusahaan Daerah dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah;
2) Dalam melaksanakan pembinaannya , Bupati Kepala Daerah dibantu oleh Sekretaris / Daerah .
Pasal

63

Bupati Kepala Daerah melakukan penguasaan terhadap Perusahaan Daerah yang berhubungan
dengan hak, wewenang dan kekuasaan Pemerintah Daerah sebagai Pemilik.
Pasal

64

Dalam rangka menetapkan pembinaan dan pengawasan Perusahaan Daerah, Bupati Kepala Daerah
secara berkala mengadakan pertemuan dengan Gubernur Kepala Daerah guna membahas
perkembangan dan kelancaran jalan Perusahaan Daerah .

21

BAB XXII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 65
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Daerah
Tinggkat II Kampar Nomor. 07/PD/1968 tentang Perusahaan Daerah, dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal

66

Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati
Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sepanjang mengenai tehnis
Pelaksanaannya.
BAB XXIII
PENENTUAN PENUTUP
Pasal 67
Peraturan Daerah ini mulai berlaku senjak tanggal diundangkan alam lembaran Daerah Kabupaten
Daerah Tinggkat II Kampar.

Bangkinang, 8 Februari 1986


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Pj. BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II
II KAMPAR
KAMPAR
dto,
Dto,

HAJI NAZARUDDIN

H. IMAM MUNANDAR

Disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tinggkat I Riau dengan Surat Keputusan Nomor. 62/ II/
1987 tanggal 5 Februari 1987.

22

Diundang dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tinggkat II Kampar tanggal 14 Februari
1987 Nomor . 03 Tahun 1987 seri . D Nomor : 3

Sekretaris Wilayah / Daerah


Tinggkat II Kampar
dto.

M. AZALY DJOHAN. SH.


Nip. 420003666.-

23

PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGGKAT II KAMPAR
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH KAMPAR ANEKA KARYA

PENJELASAN UMUM :
Bahwa Perusahaan Daerah merupakan salah satu sumber dari Pendapatan Daerah yang
sangat potensial dan memenuhi kebutuhan menjalankan Otonomi nyata dan bertanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 1962.
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tinggkat II Kampar Nomor 07/PD/1968 tentang
Perusahaan Daerah Kampar Aneka Karya yang telah dijalankan berdasarkan pasal 79 Ayat ( 1 )
undang undang Nomor 18 Tahun 1956 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan usaha
Perusahaan Daerah ,sehingga perlu ditinjau kembali disesuaikan dengan Peraturan Mentri Dalam
Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan
Daerah.sesuai dengan pasal 59 undang undang Nomor 5 Tahun 1962 antara lain dinyatakan
bahwa Perusahaan adalah salah satu pendapatan Daerah , maka Pemerintah Daerah dapat
mengadakan Perusahaan Daerah yang menyelenggarakan pembinaan dilakukan berdasarkan azas
Ekonomi Perusahaan.
Landasan umum mengenai pendirian Perusahaan Daerah ialah undang undang Nomor
5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah ,Modal Dasar Perusahaan Daerah pada saat didirikan
untuk seluruhnya ialah merupakan suatu harta kekayaan Perusahaan Daerah yang dipisahkan dan
ditambah dengan penyisian sebagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Bantuan
Penerintah lebih tinggi , Pinjaman dan bantuan lainnya serta saham saham Pemengang Saham.
Disamping itu untuk mengarahkan Modal dan Potensi yang ada di Daerah dianggap perlu
meningkatkan kegiatan dan aktivitas yang Perusahaan Daerah dapat dilakukan kerja sama dengan
Perusahaan Perusahaan lainnya sepanjang masih berjalan dengan azas Ekonomi Perusahaan .
Perusahaan bertujuan untuk meningkatkan tahap hidup masyarakat dengan jalan
mempertinggih daya usaha Pembangunan Daerah dan makin pesatnya Pembangunan di Daerah
memberi dorongan Daerah Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab serta dengan memperbesar
Pendapatan Daerahnya Sendiri.

24

Perusahaan Daerah sebagai Hukum yang berhak dan berkewajiban melaksanakan usaha
usaha berdasarkan Peraturan Daerah ini. Berdasarkan atas, Pokok pemikiran diatas agar Perusahaan
Daerah tersebut disamping berfungsi salah satu sumber pandapatan Daerah , juga diharapkan agar
dapat ikut berperan aktif untuk melaksanakan Pembangunan dan kelancaran pelaksaannya, baik
dalam keikut sertaan berperan aktif maupun dalam penyaluran bahan bahan kebutuhan
pembangunan dan kebutuhan lain lainnya untuk kepentingan perekonomian masyarakat ,untuk itu
dipandang perlu meninjau kembali Perusahaan Daerah Kabupaten Daerah Tinggkat II Kampar
Nomor : 07/PD/ 1968 untuk diganti dengan Peraturan Daerah Perusahaan Daerah Kabupaten
Kampar dengan menuangkannya dalam bentuk Peraturan Daerah.
Penjelasan Pasal Demi Pasal :
Pasal

: Cukup Jelas ;

Pasal

: Cukup Jelas ;

Pasal

: Ayat
Ayat

Pasal

: Cukup Jelas ;

Pasal

: Ayat
Ayat

Pasal

: Cukup Jelas ;

Pasal

: Cukup Jelas ;

Pasal

: Ayat

(1) :
(2) :

(1)
(2)

(1)

Cukup Jelas ;
Apabila Direksi memandang perlu untuk mendirikan
Cabang cabang Perusahaan dalam perluasan usaha harus
terlebih dahulu mendapat Rekomendasi dari Bupati
Kepala Daerah Tinggkat II Kampar atas Usul Badan
Pengawas.

:
:

Cukup Jelas ;
yang dimaksud dengan dasar dasar Perusahaan ialah :
1. Management ;
2. Marketing ;
3. Permodalan ;
4. Bussines Case ;

Modal dasar perusahaan Daerah adalah merupakan harta


kekayaan Daerah yang dinisahkan .hasil ini adalah sesuai
dengan kedudukan sebagai Badan Hukum yang harus
mempuyai kekayaan sendiri terlepas dari kekayaan umum
Pemerintah Daerah.

25

: Ayat
: Ayat
: Ayat

(2)
(3)
(4)

:
:
:

Cukup Jelas ;
Cukup Jelas ;
Naraca Perusahaan Daerah diperhitungkan
per
31
Desember 1985 dan di perlakukan terhitung setiap 1
Januari pada Tahun berikutnya.

Pasal

: Cukup Jelas ;

Pasal

10

: Cukup Jelas ;

Pasal

11

: Cukup Jelas ;

Pasal

12

: Cukup Jelas

Pasal

13

: Anggota Direksi Perusahaan Daerah tidak boleh melakukan rangkap jabatan


Perusahaan Swasta maupun Pegawai Negeri.

Pasal

14

: Cukup Jelas

Pasal

15

: Cukup Jelas ;

Pasal

16

: Cukup Jelas ;

Pasal

17

: Cukup Jelas ;

Pasal

18

: Cukup Jelas ;

Pasal

19

: Cukup Jelas ;

Pasal

20

: Besarnya gaji dan penghasilan bagi Direksi sesuai dengan kemapuan atau
income Perusahaan Daerah dan ditetapkan dengan surat keputusan Bupati
Kepala Daerah Tinggkat II Kampar.

Pasal

21

: Cukup Jelas ;

Pasal

22

: Cukup Jelas ;

Pasal

23

: Cukup Jelas ;

26

Pasal

24

: Cukup Jelas ;

Pasal

25

: Cukup Jelas ;

Pasal

26

: Cukup Jelas ;

Pasal

27

: Cukup Jelas ;

Pasal

28

: Cukup Jelas ;

Pasal

29

: Cukup Jelas ;

Pasal

30

: Cukup Jelas ;

Pasal

31

: Cukup Jelas ;

Pasal

32

: Cukup Jelas ;

Pasal

33

: Cukup Jelas ;

Pasal

34

: Cukup Jelas ;

Pasal

35

: Cukup Jelas ;

Pasal

36

: Cukup Jelas ;

Pasal

37

: Cukup Jelas ;

Pasal

38

: Cukup Jelas ;

Pasal

39

: Cukup Jelas ;

Pasal

40

: Cukup Jelas ;

Pasal

41

: Cukup Jelas ;

Pasal

42

: Cukup Jelas ;

Pasal

43

: Cukup Jelas ;

27

Pasal

44

: Cukup Jelas ;

Pasal

45

: Cukup Jelas ;

Pasal

46

: Cukup Jelas ;

Pasal

47

: Cukup Jelas ;

Pasal

48

: Cukup Jelas ;

Pasal

49

: Cukup Jelas ;

Pasal

50

: Cukup Jelas ;

Pasal

51

: Cukup Jelas ;

Pasal

52

: Cukup Jelas ;

Pasal

53

: Cukup Jelas ;

Pasal

54

: Cukup Jelas ;

Pasal

55

: Cukup Jelas ;

Palal

56

: Laba besih yang dimaksud dalam pasal ini adalah Laba yang dihitung secara
Ekonomi Perusahaan setelah di kurangi atau ditambah dengan semua koreksi
pembetulan yang dianggap perlu dan cadangan tujuan yang wajar dalam
Perusahaan Daerah

Pasal

57

: Cukup Jelas ;

Pasal

58

: Cukup Jelas ;

Pasal

59

: Cukup Jelas ;

Pasal

60

: Ayat
Ayat
Ayat

(1)
(2)
(3)

:
:
:

Cukup Jelas ;
Cukup Jelas ;
Cukup Jelas ;

28

Ayat

(4)

Jika terjadi pembubaran maka Pemerintah Daerah


bertanggung jawab atas kerugiaan yang diderita oleh pihak
ketiga apabila kerugiaan itu disebabkan oleh Neraca dan
Perhitungan Rugi Laba yang telah disahkan tidak
menggambarkan keadaan Perusahaan Daerah namun bisa
ditanggung kerugiaan oleh masing masing pihak jika
diadakan suatu perjanjian .
Akibat kerugian dari pasal 5 ini juga ditanggung oleh
Pemerintah Daerah terhadap pihak ketiga, kecuali hal hal
yang mengikat.

Pasal

61

: Cukup Jelas ;

Pasal

62

: Cukup Jelas ;

Pasal

63

: Cukup Jelas ;

Pasal

64

: Cukup Jelas ;

Pasal

65

: Cukup Jelas ;

Pasal

66

: Cukup Jelas ;

Pasal

67

: Cukup Jelas ;

Anda mungkin juga menyukai