Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS TEKNIKAL

PRINSIP DAN GRAFIS

3.1.

PENGERTIAN ANALISIS TEKNIKAL

Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren pasar atau sekuritas di masa depan dengan mempelajari grafik dari aksi pasar di masa lalu dengan mempertimbangkan harga pasar instrumen dan minat atas instrumen tersebut (Cahyono, 2001: 9). Analisis teknikal adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang
mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, kontrak berjangka (future contract), indeks dan
beberapa instrumen keuangan lainnya (Wijaya, 2006: 64). Secara singkat, analisis teknikal
dapat dikatakan sebagai analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume
historis (Sulistiawan dan Liliana, 2007: 4).

3.2.

PRINSIP DAN DASAR PEMIKIRAN

Tiga asumsi atau anggapan dasar yang dipakai dalam analisis teknikal adalah (Sulistiawan dan Liliana, 2007: 5):
1. Market price discounts everything
Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa sangat berpengaruh terhadap
harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga sahamnya secara seketika. Suatu pasar sekuritas dikatakan akan semakin efisien jika semua informasi
semakin cepat diserap oleh pasar dan tidak ada halangan bagi semua pelaku pasar untuk
mengakses informasi tersebut.
2. Price moves in trend
Prinsip dasar berikutnya dalam penggunaan analisis teknikal adalah bahwa jangan pernah mengambil keputusan transaksi yang melawan tren harga yang sedang berlangsung.
Karena pengguna analisis percaya bahwa semua informasi tercermin pada harga pasar
saham, maka tren tersebut menunjukkan sikap para pelaku pasar atau investor atas suatu harga saham. Pahami tren yang ada terlebih dahulu dan ikuti ke mana tren tersebut
akan bergerak agar bisa memanfaatkan pergerakan harga pasar tersebut untuk meningkatkan hasil investasi.

3. History repeats itself


Data historis dapat digunakan untuk memprediksi data atau harga saham di masa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis teknikal mengingat adanya faktor psikologis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah bahwa
manusia cenderung bereaksi terhadap sesuatu dengan cara yang sama, sehingga segala
sesuatu yang pernah terjadi pada masa lalu akan mempunyai dampak yang sama atas
kejadian yang sama pada masa sekarang.

3.3.

KLASIFIKASI ANALISIS TEKNIKAL

Secara umum, analisis teknikal digolongkan ke dalam beberapa kelas yang dapat
diamati secara lengkap pada diagram Gambar 3.1. di bawah. Penggolongan analisis teknikal
pada 2 kelas utama dibedakan sebagai berikut (Sulistiawan dan Liliana, 2007: 12):
ANALISIS
TEKNIKAL

Analisis Klasik
(Subyektif)

Lines
Studies

Analisis Modern
(Mechanical)

Chart
Pattern

Trend
Following
Indicator

Oscillator
Indicator

Miscellaneous
Indicator

Gambar 3.1. Diagram klasifikasi Analisis Teknikal


3.3.1. Analisis Teknikal Klasik
Pengguna analisis teknikal ini biasa disebut sebagai chartist. Penggunanya percaya
bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan bentuk dan pola
tertentu dari grafik harga saham. Bentuk lain dari analisis ini adalah penggunaan garis-garis
penganalisis yang diaplikasikan pada grafik harga menurut opini individual masing-masing
pengguna. Oleh karena itu dasar pengambilan keputusan transaksi biasanya juga ditentukan
berdasarkan judgment dan interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik. Mengingat sifatnya yang sangat subyektif, maka analisis ini lebih banyak mengandung seni/art dari pada
unsur ilmiahnya. Demikian juga halnya, bahwa menurut masing-masing penggunanya analisis ini juga spesifik untuk tiap-tiap sekuritas. Kelompok analis ini dapat digolongkan ke
dalam penganalisis garis gerak harga dan penganalisis pola.

3.3.2. Analisis Teknikal Modern


Pengguna analisis ini biasa juga disebut sebagai technician. Penggunanya percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan pola grafik yang ditentukan atau diindikasikan dari perhitungan kuantitatif, bukan interpretasi subyektif terhadap suatu bentuk dan pola grafik. Mengingat sifatnya yang bersifat kuantitatif, maka metode ini secara ilmiah bisa diuji kemampuan dan kinerjanya dalam menghasilkan keuntungan
bagi investor. Faktor lain yang menguntungkan dari analisis teknikal modern ini adalah bahwa indikatornya bisa diprogram secara otomatis dengan menggunakan bantuan komputer.
Secara garis besar, indikator-indikator teknikal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam indikator pengikut tren (trend following indicator) dan indikator oscillator.

a.

b.
c.
d.

3.4.

Kelebihan analisis teknikal adalah (Sulistiawan dan Liliana, 2007: 9):


Analisis teknikal bisa diaplikasikan pada semua jenis surat berharga atau sekuritas pada
market manapun. Selama sekuritas tersebut memiliki data historis dengan waktu yang
beruntun dan bisa digambarkan grafik dari runtutan waktu tersebut, maka sekuritas tersebut pasti bisa dianalisis dengan analisis teknikal.
Analisis teknikal dapat menentukan waktu beli dan jual saham.
Analisis teknikal dapat diterapkan untuk berbagai dimensi waktu, baik harian, mingguan, maupun untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Analisis teknikal dapat memberikan return yang tinggi hanya denagn mempelajari adanya
suatu perubahan tertentu pada market sebelum bergerak menuju keseimbangan baru.

PENGERTIAN GRAFIK

Suatu grafik harga dibentuk dari pergerakan harga yang diplot berdasarkan jangka
waktu tertentu. Dalam istilah statistik, grafik dibentuk dari data runtut waktu. Gambar 3.2.
di bawah memperlihatkan contoh grafik harga saham IBM. Dalam grafik tersebut, sumbu
Y (sumbu vertikal) menunjukkan skala harga dan sumbu X (sumbu horisontal) menunjukkan skala waktu. Harga diplot dari kiri ke kanan sepanjang sumbu X di mana plot data
terbaru berada di sisi kanan.
Teknikalis, analis teknikal dan chartits menggunakan grafik untuk menganalisa himpunan sekuritas yang banyak dan meramalkan pergerakan harga di masa yang akan datang.
Istilah sekuritas merujuk pada instrumen keuangan apapun yang bisa dipertukarkan atau
indeks yang bisa dikuantifikasi seperti saham, obligasi, komoditi, futures atau indeks pasar.
Suatu sekuritas dengan data harga lebih dari satu periode waktu dapat digunakan untuk
membuat sebuah grafik untuk analisis.

Gambar 3.2. Grafik data runtut waktu saham IBM


Secara eksklusif, grafik digunakan oleh analis teknikal, padahal sesungguhnya penggunaan grafik tidak hanya terbatas pada analisis teknikal saja. Grafik merepresentasikan pergerakan harga saham selama jangka waktu tertentu yang mudah dibaca, di mana hal ini juga
merupakan manfaat yang baik bagi para analis fundamental. Sebuah grafik data historis
akan mempermudah untuk memberi tanda terhadap efek dari suatu kunci kejadian pada
harga sekuritas, yang ditampilkan lebih dari satu periode waktu, baik transaksinya mendekati harga tertinggi, terendah, atau di antara keduanya.
3.4.1. Bagaimana Memilih Jangka Waktu
Jangka waktu digunakan untuk membentuk suatu grafik yang tergantung pada jenis
datanya: intraday, harian, mingguan, bulanan, kuartalan (4 bulan), atau tahunan. Semakin
sedikit jangka waktu datanya, maka tampilannya akan semakin detil.
Data harian dibuat dari data intraday yang dikompres untuk menunjukkan masingmasing hari sebagai single data point. Data mingguan dibuat dari data yang telah dikompres
untuk menunjukkan masing-masing minggu sebagai single data point. Perbedaan atas keduanya
bisa dilihat pada grafik di atas. 100 poin data (periode) dalam grafik harian adalah sama
dengan 5 bulan terakhir pada grafik mingguan, yang ditunjukkan oleh data yang ditandai
dalam segiempat. Semakin banyak data yang dikompres, semakin panjang jangka waktu atas
data yang ditampilkan. Jika suatu grafik harian dapat menampilkan 100 poin data, maka satu
grafik mingguan dapat menampilkan 100 minggu (hampir 2 tahun). Sebuah grafik harian
yang menampilkan 100 hari merepresentasikan data sekitar 5 bulan. Ada sekitar 20 hari
transaksi dalam sebulan dan sekitar 252 hari transaksi dalam setahun. Pilihan atas data kompresan dan jangka waktunya tergantung pada ketersediaan data dan gaya masing-masing.

Gambar 3.3. Perbedaan tampilan jangka waktu (periode)


Trader biasanya berkonsentrasi pada grafik harian dan data intraday untuk meramalkan
pergerakan harga jangka pendek. Semakin pendek jangka waktunya dan semakin sedikit
data yang dikompres, maka data yang tersedia akan semakin detil. Karena makin detil,
maka grafik jangka pendek akan menjadi makin volatil dan makin banyak gangguan.
Pergerakan harga yang luas, range tinggi-rendah harga yang lebar dan gap harga dapat
mempengaruhi volatilitas, yang dapat mendistorsi seluruh gambaran.
Investor biasanya fokus pada grafik mingguan dan bulanan untuk menandai tren jangka
panjang dan meramalkan pergerakan harga. Karena grafik jangka panjang (1-4 tahun)
menggambarkan data yang dikompres dalam jangka waktu yang lebih panjang, maka gerak harga saham tidak terlihat ekstrem dan seringkali hanya terdapat sedikit gangguan.
Strategi yang lain bisa menggunakan kombinasi dari grafik jangka panjang dan jangka
pendek. Grafik jangka panjang sangat baik untuk digunakan dalam menganalisis gambar-

an yang luas untuk memperoleh perspektif dari data historis harga. Ketika gambaran
umumnya sudah dapat dianalisa, maka grafik harian dapat digunakan untuk melihat
beberapa bulan terakhir.
3.4.2. Bagaimana Grafik Dibentuk?
Bagian ini akan menjelaskan pembuatan grafik garis, bar, candlestick dan grafik point
& figure. Meskipun ada beberapa metode lain yang tersedia, tapi 4 metode berikut ini adalah
metode yang paling populer dalam menjelaskan data harga.
3.4.3. Grafik Garis
Beberapa investor dan trader mempertimbangkan bahwa level penutupan lebih penting dari pada pembukaan, harga tertinggi atau harga terendah. Dengan memperhatikan hanya pada penutupan, perpindahan intraday dapat diabaikan. Grafik garis juga digunakan ketika data pembukaan dan data poin tertinggi dan terendah tidak tersedia. Terkadang dalam
indeks tertentu, perdagangan saham dan harga intraday, hanya tersedia data penutupan.

Gambar 3.4. Grafik garis saham Sun Microsystem (SUNW)


3.4.4. Grafik Bar (Batang)
Grafik bar adalah metode yang paling populer. Harga tertinggi, terendah dan penutupan dibutuhkan untuk membentuk plot harga pada masing-masing periode grafik bar.
Harga tertinggi dan terendah direpresentasikan oleh bar vertikal yang ada di ujung atas dan

bawah, sedangkan harga penutupan adalah garis horisontal yang memotong bar vertikal.
Pada grafik harian, setiap bar merepresentasikan harga tertinggi, terendah dan penutupan
pada suatu hari tertentu. Grafik mingguan memiliki bar setiap minggu berdasarkan penutupan pada hari Jumat dan harga tertinggi serta terendah pada minggu tersebut.

Gambar 3.5. Contoh-contoh tampilan grafik bar (batang)


Grafik bar bisa juga digambarkan dengan menggunakan harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan. Perbedaannya hanyalah pada terdapatnya harga pembukaan,
yang digambarkan sebagai garis horisontal yang memanjang yang berada di kiri bar. Ada
atau tidaknya harga pembukaan juga tergantung pada ketersediaan data.

Grafik bar efektif untuk menggambarkan data yang sangat banyak. Dengan menggunakan candlestick, 200 poin data akan memenuhi grafik dan terlihat sangat rumit. Grafik
garis tidak tampak sedemikian rumit, tetapi penggambarannya kurang detil (tidak ada range
harga tertinggi-terendahnya). Grafik bar terlihat relatif tipis, hal ini memudahkan pemakai
untuk menambahkan beberapa bar lagi sebelum grafik terlihat lebih rumit. Jika anda tidak
tertarik pada harga pembukaan, maka grafik bar adalah metode yang ideal untuk menganalisis harga penutupan, relatif terhadap harga tertinggi dan terendah. Grafik bar yang di dalamnya terdapat harga pembukaan akan cepat terlihat rumit. Jika anda tertarik pada harga
pembukaan, maka grafik candlestick adalah alternatif yang lebih baik dari pada grafik bar.
3.4.5. Grafik Candlestick
Grafik ini diciptakan di Jepang 300 tahun lalu, tetapi menjadi lebih populer dalam
beberapa tahun terakhir ini. Untuk grafik candlestick, data harga pembukaan, tertinggi, terendah dan penutupan dibutuhkan semuanya. Grafik candlestick harian terdiri dari harga pembukaan, harga tertinggi, terendah, dan harga penutupan harian. Grafik candlestick mingguan
terdiri dari harga pembukaan pada hari Senin, range harga tertinggi-terendah mingguan, dan
harga penutupan di hari Jumat.

Gambar 3.6. Contoh grafik candlestick saham Sun Microsystem

Banyak investor dan trader yang menganggap bahwa grafik candlestick lebih mudah
untuk dibaca, terutama pada hubungan antara harga pembukaan dan penutupan. Candlestick berwarna putih (clear) terbentuk ketika harga penutupan lebih tinggi dari pembukaan,
dan candlestick yang berwarna hitam (solid) terbentuk ketika harga penutupan lebih rendah
dari pembukaan. Bagian hitam dan putih yang terbentuk dari harga pembukaan dan penutupan disebut body (white body or black body). Garis yang ada di atas dan bawah disebut bayangan (shadows), dan menunjukkan harga tertinggi dan terendah.
3.4.6. Grafik Point & Figure
Metode grafik yang ditunjukkan di atas, memplot satu poin data pada setiap periode
waktu. Sebanyak apapun pergerakan harga, satu hari atau satu minggu merepresentasikan
satu poin, satu batang, atau satu candlestick yang diplot untuk menandakan pergerakan harga.
Berbeda dengan metode tersebut, grafik point & figure didasarkan pada pergerakan harga,
dan tidak memakan waktu banyak dalam mempertimbangkannya. Terdapat sumbu X pada
grafik ini, tetapi tidak memotong grafik.

Gambar 3.7. Contoh grafik Point & Figure.


Kelebihan dari point & figure adalah kesederhanaannya. Tidak ada pergerakan harga
yang tidak relevan, maka tidak ada duplikasi pada grafik. Hanya pergerakan harga yang spesifiklah yang dicatat. Fokus pada pergerakan harga inilah yang memudahkan dalam mengidentifikasi level support and resistance, bullish breakouts and bearish breakdown.

3.4.7. Skala Harga


Ada dua metode untuk menampilkan skala harga sepanjang sumbu X, yaitu: aritmatika dan logaritma. Suatu skala aritmatika menampilkan 10 poin (atau 10 dollar) sebagai jarak vertikal yang sama, pada level harga berapapun. Setiap unit pengukuran adalah sama di
sepanjang skala. Apabila suatu saham mengalami perkembangan dari 10 menjadi 80 selama
periode 6 bulan, maka pergerakan dari 10 ke 20 akan nampak sama jaraknya dengan pergerakan dari 70 ke 80. Meskipun pergerakan ini adalah sama dalam satuan absolut, tetapi tidak
sama dalam satuan persentase. Skala logaritma mengukur pergerakan harga dalam satuan
persentase. Perkembangan dari 10 ke 20 menunjukkan peningkatan 100%. Perkembangan
dari 20 ke 40 juga menunjukkan peningkatan 100%, seperti halnya perkembangan dari 40
ke 80. Ketiga perkembangan tersebut akan muncul sebagai jarak vertikal yang sama dalam
skala logaritma. Pada umumnya, program grafis menggunakan skala logaritma dalam skala
semi-log, karena sumbu waktu masih ditampilkan dalam aritmatika.
Grafik pada Gambar 3.8. di halaman berikutnya menggunakan performa kuartal
keempat dari saham VeriSign untuk menggambarkan perbedaan dalam pembuatan skala.
Dalam skala semi-log, jarak antara 50 dan 100 adalah sama dengan jarak antara 100 dan
200. Meskipun demikian, dalam skala aritmatika, jarak antara 100 dan 200 secara signifikan
adalah lebih besar dari pada jarak antara 50 dan 100.
Kunci dari kelebihan penggunaan skala aritmetika dan semi-log adalah:
Skala aritmatika sangat berguna ketika harga berada dalam range yang ketat.
Skala aritmatika sangat berguna untuk grafik jangka pendek dan mendatar. Pergerakan harga (terutama saham) ditunjukkan dalam satuan uang dan merefleksikan
pergerakan mata uang.
Skala semi-log sangat berguna ketika harga telah bergerak secara signifikan dalam
jangka pendek.
Garis trend cenderung cocok untuk harga terendah pada skala semi-log.
Skala semi-log sangat berguna untuk grafik jangka panjang untuk mengukur persentase pergerakan selama periode waktu tertentu.
Saham dan banyak sekuritas lainnya diukur dengan satuan relatif melalui penggunaan rasio seperti PE, Price/Revenues and Price/Book. Dalam hal ini, sangatlah masuk akal untuk menganalisa pergerakan harga dalam satuan persentase.

3.5.

SUPPORT & RESISTANCE

Support dan resistance merepresentasikan kunci dari bertemunya kekuatan penawaran


dan permintaan. Di pasar finansial, harga terbentuk oleh adanya kelebihan penawaran (turun) dan permintaan (naik). Penawaran adalah bearish, bears, atau jual. Permintaan adalah

bullish, bulls, atau beli. Istilah ini digunakan secara umum dalam pasar finansial. Apabila permintaan meningkat maka harga naik dan apabila penawaran meningkat maka harga turun.
Ketika penawaran dan permintaan sama, maka harga bergerak sideways sebagaimana beli dan
jual yang membentuknya untuk mengendalikan.

Gambar 3.8. Perbedaan skala harga semi-log dan aritmatika


3.5.1. Apakah Support Itu?
Support adalah level harga di mana permintaan diketahui akan menjadi lebih kuat
untuk mencegah penurunan harga lebih jauh. Secara logika, harga yang turun mendekati

support dan kian murah, akan membuat pembeli semakin banyak dan semakin sedikit yang
melakukan jual. Ketika harga mencapai level support, dipercayai bahwa permintaan akan
melebihi penawaran dan mencegah penurunan harga di bawah support.
Support tidak selalu bertahan dan sebuah break di bawah sinyal support menunjukkan
bahwa penjualan telah melebihi pembelian. Penurunan di bawah support mengindikasikan
adanya keinginan untuk menjual dan/atau kurangnya keinginan beli. Support breaks dan adanya sinyal baru yang lemah telah mengurangi harapan penjual dan mereka bersedia untuk
menjual bahkan dengan harga lebih rendah. Terlebih lagi, pembeli tidak dapat membeli
hingga harga turun di bawah support atau di bawah harga terendah sebelumnya. Saat support
telah break, garis support lainnya akan muncul pada level yang lebih rendah.
3.5.2. Di Manakah Support Muncul?
Level Support biasanya berada di bawah harga saat ini, namun bertransaksi sekuritas
di dekat atau pada level support adalah hal yang umum terjadi. Analisis teknikal bukanlah
ilmu eksakta dan terkadang sulit untuk menentukan level support yang tepat. Terlebih lagi,
pergerakan harga bisa menjadi volatil dan berada di bawah support. Terkadang tampak tidak
logis untuk mempertimbangkan level support yang break jika harga penutupan berada pada
1/8 di bawah ditentukan sebagai support level. Dengan alasan ini, beberapa trader dan investor membuat area pengamatan yang disebut area support.

Gambar 3.9. Penentuan garis level support.

3.5.3. Apakah Resistance Itu?


Resistance adalah level harga di mana penjualan diketahui menjadi lebih kuat untuk
mencegah kenaikan harga yang lebih tinggi lagi. Secara logika, harga yang naik mendekati
resistance, akan membuat penjual semakin banyak dan pembeli akan semakin sedikit. Ketika
harga mencapai level resistance, dipercayai bahwa penawaran akan melebihi permintaan dan
mencegah kenaikan harga di atas resistance.
Resistance tidak selalu bertahan dan sinyal resistance menyatakan bahwa pembelian lebih banyak dari pada penjualan. Sebuah break di atas resistance menunjukkan keinginan untuk
membeli dan/atau kurangnya keinginan untuk menjual. Resistance breaks dan kenaikan yang
baru, mengindikasikan bahwa harapan pembeli telah meningkat dan mereka bersedia untuk
membeli bahkan pada harga yang lebih tinggi. Terlebih lagi, Penjual tidak dapat menjual
sampai harga naik di atas resistance atau di atas harga tertinggi sebelumnya. Ketika resistance
telah break, maka garis resistance yang lain akan muncul pada level yang lebih tinggi.

Gambar 3.10. Penentuan garis level resistance.


3.5.4. Di Manakah Resistance Muncul?
Level resistance biasanya berada di atas harga saat ini, namun bertransaksi sekuritas di
dekat atau pada level resistance adalah hal yang umum terjadi. Pergerakan harga bisa menjadi volatil dan berada di atas resistance. Terkadang tampak tidak logis untuk mempertimbangkan level resistance yang break jika harga penutupan berada pada 1/8 di atas ditentukan sebagai resistance level. Dengan alasan ini, beberapa trader dan investor membuat area resistance.

3.5.5. Metode Penentuan Support dan Resistance.


3.5.5.1.

High and Lows

Support dapat ditentukan berdasarkan reaksi harga terendah sebelumnya. Resistance


dapat ditentukan berdasarkan reaksi harga tertinggi sebelumnya. Grafik Halliburton di bawah menunjukkan suatu range harga lebar antara Desember 1999 dan Maret 2000. Support
ditentukan dengan harga terendah Oktober, di sekitar 33. Pada bulan Desember, harga
saham kembali ke support, di pertengahan 30-an dan membentuk harga terendah di sekitar
34. Akhirnya pada bulan Februari, harga saham kembali lagi ke support dan membentuk harga terendah di sekitar 33 1/2.
Setelah melalui support, saham yang ditransaksikan bergerak naik menuju resistance.
Resistance pertama muncul dengan Septembers support break di 42,5. Level support yang telah
terbentuk dapat berubah menjadi level resistance. Dari harga terendah bulan Oktober, saham
bergerak naik menuju support yang baru dari level resistance, sekitar 42,5. Ketika saham gagal
bergerak naik melewati 42,5, maka ini adalah konfirmasi untuk level resistance. Saham diperdagangkan sampai harga 42,5 sebanyak dua kali setelah itu, kemudian gagal melewati resistance pada waktu tersebut.

Gambar 3.11. Grafik saham Halliburton untuk penentuan Support dan Resistance.
3.5.5.2.

Support Sama Dengan Resistance

Prinsp lain dari analisis teknikal adalah bahwa support dapat berubah menjadi resistance dan sebaliknya. Apabila harga break di bawah support level, maka level support yang break

dapat berubah menjadi resistance. Support yang break memberi sinyal bahwa kekuatan penawaran menyeimbangkan kekuatan permintaan. Oleh sebab itu, apabila harga berbalik ke
level ini, maka akan terjadi kenaikan penawaran, dan terbentuklah resistance. Perubahan lainnya adalah pembalikan resistance menjadi support. Pada saat harga bergerak naik di atas resistance, hal ini juga memberi sinyal adanya perubahan dalam penawaran dan permintaan. Adanya breakout di atas resistance membuktikan bahwa kekuatan permintaan telah mengalahkan
kekuatan penawaran. Jika harga kembali ke level ini, maka akan terjadi peningkatan permintaan dan ditemukan support baru.
Dalam contoh indeks NASDAQ 100 di bawah, indeks break pada resistance di angka
935 pada bulan Mei 1997 dan diperdagangkan di atas level resistance selama lebih dari sebulan. Level support yang baru dapat ditentukan di atas resistance ini. Indeks semakin naik menjadi 1150, tapi kemudian jatuh ke support di angka 935. Setelah harga berada di support (935)
sebanyak dua kali, maka level ini dipastikan muncul.

Gambar 3.12. Grafik Indeks Nasdaq 100 untuk analisa garis Support Resistance.
Dari contoh grafik saham PeopleSoft di halaman selanjutnya, kita dapat melihat
bahwa support dapat berubah menjadi resistance dan kembali menjadi support. Support pada
PeopleSoft berada di 18 dari bulan Oktober 1998 sampai Januari 1999 (lingkaran hijau),
tetapi break di bawah support pada bulan Maret 1999 sebagai kekuatan beli yang berlebihan.
Ketika saham rebound (lingkaran merah), masih terdapat penawaran yang tinggi pada 18 dan
bertemu resistance dari bulan Juni 1999 sampai bulan Oktober 1999.
Dari manakah overhead supply ini berasal? Permintaan sudah jelas naik sekitar 18 pada
bulan Oktober 1998 sampai Maret 1999 (lingkaran hijau). Oleh sebab itu, terdapat banyak
pembeli saham ini pada kisaran 18. Saat harga turun dari 18 ke 14, kemungkinan pembelipembeli tadi akan terus menahan saham ini. Hal ini menyebabkan a supply overhang (secara

umum disebut resistance) di kisaran 18. Ketika harga rebound ke 18, banyak pembeli yang berada di lingkaran hijau (yang membeli pada kisaran harga 18) mungkin mengambil kesempatan untuk menjual. Ketika penawaran ini sudah jenuh, maka permintaan mulai dapat mengalahkan kekuatan penawaran dan harga bergerak naik diatas resistance pada harga 18.

Gambar 3.13. Grafik saham PeopleSoft untuk analisa garis Support Resistance.
3.5.5.3.

Trading Range

Range transaksi memiliki peranan penting dalam menentukan support dan resistance sebagai titik balik atau sebagai kelanjutan dari suatu pola. Range transaksi adalah sebuah periode waktu di mana harga bergerak dalam range yang relatif ketat. Hal ini memberi sinyal bahwa kekuatan penawaran dan permintaan adalah seimbang. Saat suatu harga breaks out pada
range trading, baik di atas atau di bawahnya, hal ini memberi sinyal bahwa pemenangnya telah
muncul. Sebuah break di atas range transaksi adalah kemenangan untuk pembeli (permintaan) dan break di bawah range transaksi adalah kemenangan untuk penjual (penawaran).
Gambar 3.14. menunjukkan bahwa setelah terjadi peningkatan dari 27 ke 64, saham
WorldCom memasuki range transaksi antara 55 dan 63 selama 5 bulan. Telah terjadi sebuah
break out yang salah pada pertengahan Juni ketika harga saham mulai mencapai puncak di
kisaran harga 62 (lingkaran merah). Peristiwa ini tidak bertahan lama dan sebuah gap turun
terjadi beberapa hari kemudian untuk mementahkan breakout (panah hitam). Kemudian harga saham break support di angka 55 pada bulan Agustus 1999 dan diperdagangkan lebih rendah seharga 50. Ini adalah contoh lain dari support yang berubah menjadi resistance dengan
naiknya harga saham menjadi 55 sebanyak dua kali sebelum harga turun. Peristiwa ini tidak
selalu terjadi, dan dalam hal ini kembalinya harga ke level resistance yang baru memberikan

kesempatan kedua untuk bangkit lagi bagi pemain jangka panjang dan untuk mulai masuk
lagi bagi pemain jangka pendek.

Gambar 3.14. Trading range saham WorldCom dan break-out.

Gambar 3.15. Grafik saham Lucent Technologies untuk analisa trading range.
Pada bulan November/Desember 1999, saham Lucent Technologies membuat
range trading yang menggambarkan pola head and shoulders (lingkaran merah). Ketika harga saham broke support di harga 60, hampir tidak ada waktu untuk keluar. Meskipun ada candlestick
hitam yang panjang, yang mengindikasikan pembukaan di harga 59, namun harga saham jatuh begitu cepat sehingga tidak mungkin untuk keluar di atas harga 44. Pada hindsight, garis

support break dapat digambarkan seperti upward sloping neckline (garis biru), dan support break
akan menjadi 61. Harga ini hanya naik 1 poin dan seorang trader seharusnya melakukan aksi
secepatnya untuk menghindari penurunan yang tajam. Meskipun demikian, harga turun persis on the neckline, dan hal ini harus dipertimbangkan ketika menggambar garis support.
Setelah Lucent turun, range transaksi ditentukan di antara 40,5 dan 47,5 untuk hampir
selama 2 bulan (lingkaran hijau). Level resistance pada range transaksi telah ditandai oleh tiga
reaksi di puncak harga pada angka 47,5. Tanda pada level support tidak jelas, tetapi muncul
pada saat harga berada diantara 40 dan 41. Bukti atas tanda tersebut adalah munculnya
minat beli pada kisaran harga 44 pada pertengahan sampai akhir Februari. Perhatikan himpunan bar candlestick dengan bayangan harga menurun yang panjang, atau disebut hammer.
Kemudian pergerakan harga saham membentuk dua gap pada tanggal 24 dan 25 Februari,
dan akhirnya ditutup di atas resistance pada harga 48. Ini adalah indikasi yang jelas dari kemenangan permintaan. Masih ada dua kesempatan (hari) untuk mengambil aksi. Pada hari
ketiga setelah breakout, pergerakan saham membentuk gap naik dan bergerak di atas 56.
3.5.5.4.

Area Support dan Resistance.

Karena teknikal analisis bukanlah ilmu eksakta, maka sangatlah perlu untuk membuat area support dan resistance. Hal ini kontras dengan strategi pemetaan Lucent Technologies,
dan terkadang perbedaan ini adalah letak permasalahannya. Setiap sekuritas punya karakter
masing-masing, dan seharusnya analisis merefleksikan intrik-intrik dari masing-masing
sekuritas. Terkadang level support dan resistance yang tepat adalah hal yang terbaik, dan terkadang area support dan resistance-lah yang lebih baik. Pada umumnya, semakin ketat range-nya
maka semakin tepat pula levelnya. Jika range transaksi kurang dari 2 bulan dan range harga
relatif ketat, maka level support dan resistance yang tepat akan lebih cocok digunakan. Jika
range transaksi lebih dari beberapa bulan dan range harga relatif lebih lebar maka lebih baik
menggunakan area support dan resistance. Ini hanyalah pedoman umum, dan setiap range transaksi seharusnya dinilai berdasarkan kualitasnya.
Kembali ke analisis saham pada Gambar 3.16 di bawah, dapat kita lihat bahwa range
transaksi tertinggi pada bulan November (33 sampai dengan 44) berkembang lebih dari
20% dari sebelumnya, sehingga range harga menjadi relatif lebih lebar. Karena support break
September membentuk level resistance kita yang pertama, maka kita siap untuk membuat
area resistance setelah titik tertinggi November terbentuk, mungkin sekitar awal Desember.
Pada poin ini, kita masih belum yakin apakah range transaksi yang luas akan berkembang.
Titik rendah berikutnya pada bulan Desember, yang lebih tinggi dari kondisi titik terendah
bulan Oktober, membuktikan bahwa range harga telah terbentuk dan kita siap untuk membuat area support. Selama transaksi saham berada di dalam batas area support dan resistance,
kita anggap range transaksi itu valid. Support bisa kita lihat sebagai kesempatan untuk membeli, dan resistance sebagai kesempatan untuk menjual.

Gambar 3.16. Area support dan resistance pada grafik saham Halliburton.

3.6.

GARIS TREN

Analisis Teknikal dibentuk dari asumsi tren harga. Garis tren adalah alat yang penting dalam analisis teknikal, baik untuk melakukan identifikasi maupun konfirmasi. Garis
tren adalah suatu garis lurus yang menghubungkan dua atau lebih poin harga dan kemudian
di masa yang akan datang dapat membentuk garis support atau resistance. Banyak dari prinsipprinsip yang diaplikasikan pada level support dan resistance yang dapat diaplikasikan pula pada
garis tren. Penting bagi anda untuk memahami semua konsep yang disajikan pada bab mengenai support dan resistance sebelum anda melanjutkan ke pembahasan berikutnya.
3.6.1. Garis Tren Naik
Sebuah garis tren naik memiliki slope positif dan ini terbentuk dengan menghubungkan dua atau lebih poin harga terendah. Harga terendah yang kedua harus lebih tinggi dari
yang pertama agar slope-nya positif. Garis tren naik berfungsi sebagai support dan mengindikasikan bahwa permintaan neto (permintaan dikurangi penawaran) adalah meningkat, meskipun terjadi sewaktu harga naik. Suatu harga yang mengalami kenaikan yang dikombinasikan dengan permintaan yang meningkat adalah pembelian yang tinggi (bullish yang tinggi),
dan ini menunjukkan keinginan beli yang kuat dari pembeli. Selama harga berada di atas garis tren, maka tren naik bisa dianggap solid dan intact. Sebuah break di bawah garis tren naik
mengindikasikan permintaan neto telah melemah dan perubahan pada tren dapat terjadi.

Gambar 3.17. Garis tren naik.

Gambar 3.18. Garis tren turun.


3.6.2. Garis Tren Turun
Sebuah garis tren turun memiliki slope negatif dan dibentuk dengan meghubungkan
dua atau lebih poin tertinggi. Harga tertinggi yang kedua harus lebih rendah dari yang pertama agar slope-nya positif. Garis tren turun berfungsi sebagai resistance, dan mengindikasikan
bahwa penawaran neto (penawaran dikurangi permintaan) adalah meningkat meskipun harga menurun. Suatu penurunan harga yang dikombinasikan dengan penawaran yang meningkat artinya bearish yang tinggi (penjualan yang tinggi), dan ini menunjukkan hasil yang kuat
bagi penjual. Selama harga berada di bawah garis tren turun, maka tren turun adalah solid

dan intact. Sebuah break di atas garis tren turun mengindikasikan bahwa penawaran neto
menurun dan perubahan pada tren dapat terjadi.

3.7.

PEMBUATAN SKALA

Poin tertinggi dan terendah akan membentuk garis yang lebih baik sebagai garis tren
ketika harga-harga ditampilkan dengan skala semi-log. Akan lebih baik lagi apabila garis tren
jangka panjang telah digambarkan atau saat terjadi perubahan yang besar pada harga. Pada
umumnya program grafis memungkinkan pemakai membuat skala aritmatika atau semi-log.
Suatu skala aritmatik menampilkan nilai incremental (5,10,15,20,25,30) terutama ketika membuat sumbu Y. Suatu gerakan harga $10 akan tampak sama dari $10 ke $20 atau dari $100
ke $110. Suatu skala semi-log menampilkan nilai incremental dalam persentase pada sumbu Y.
Gerakan harga dari $10 ke $20 memperoleh pendapatan 100%, dan akan muncul lebih besar lagi dari pada gerakan dari $100 ke $110, yang hanya memperoleh pendapatan 10%.

Gambar 3.19. Perbandingan skala semi-log dan aritmatika pada saham EMC.

Pada kasus saham EMC di Gambar 3.19., terdapat perubahan harga yang besar selama jangka waktu yang panjang. Ketika tidak ada break atas turunnya harga di bawah garis
tren naik pada skala aritmatika, tingkat kenaikan terlihat lebih halus pada skala semi-log.
Saham EMC menggandakan tiga kali dalam kurun waktu kurang dari dua tahun. Pada skala
semi-log, garis tren bergerak ke atas. Pada skala aritmatika, dibutuhkan tiga garis tren untuk
mengimbangi gerak maju yang meningkat.

Gambar 3.20. Perbandingan skala aritmetik dan semi-log pada tren turun.
Pada kasus saham Amazon di Gambar 3.20., terdapat dua break di atas garis tren turun selama harga saham mengalami penurunan pada tahun 2000 dan 2001. Break outs palsu
ini dapat mengarahkan pembelian yang lebih awal selama saham terus mengalami penurunan. Saham ini kehilangan nilainya sejumlah 60% sebanyak tiga kali selama periode 2 tahun.
Skala semi-log merefleksikan kerugian dalam persen, dan garis tren turun tak pernah break.

3.7.1

Validasi

Dibutuhkan dua atau tiga poin untuk menggambar garis tren. Semakin banyak poin
yang digunakan untuk menggambar garis tren maka level support dan resistance yang dibentuk
akan semakin valid. Terkadang sulit untuk menemukan lebih dari 2 poin untuk membuat
sebuah garis tren. Meskipun garis tren adalah aspek yang penting pada analisis teknikal, tidaklah selalu memungkinkan untuk menggambar garis tren pada grafik harga. Terkadang
harga terendah dan tertinggi tidak matching, dan hal ini tidak perlu dipaksakan. Aturan yang
umum pada analisis teknikal adalah bahwa dibutuhkan dua poin untuk menggambar garis
tren dan poin yang ketiga mengkonfirmasikan validitas.

Gambar 3.21. Membentuk garis tren yang valid


Grafik Microsoft pada Gambar 3.21. di atas menggambarkan sebuah garis tren yang
telah digunakan selama 4 kali. Setelah sentuhan yang ketiga pada bulan November 1999,
garis tren dinyatakan sebagai garis support yang valid. Kini setelah harga saham mengalami
kenaikan pada level ini selama empat kali, kemampuan level support lebih meyakinkan lagi.
Selama harga saham berada di atas garis tren (support), maka tren ini akan mengendalikan
pembelian. Sebuah break di bawahnya memberi sinyal bahwa penawaran neto meningkat
dan perubahan pada trend dapat terjadi.
3.7.2. Memberi Jarak Pada Poin
Harga terendah yang digunakan untuk membuat sebuah garis tren naik dan harga
tertinggi yang digunakan untuk membuat garis tren turun seharusnya tidak terlalu jauh atau

terlalu dekat jaraknya. Jarak yang tepat tergantung pada jangka waktunya, derajat perubahan
harga, dan preferensi masing-masing individu. Jika harga terendah (atau tertinggi) terlalu
dekat jaraknya, maka validitas dari reaksi harga terendah (atau teringgi) akan dipertanyakan.
Jika harga terendah terlalu jauh jaraknya, maka hubungan antara dua poin akan diragukan.
Sebuah garis tren yang ideal memiliki jarak yang relatif antara harga terendah (atau tertinggi). Garis tren yang berada di atas kurva MSFT pada contoh Gambar 3.21. di atas merepresentasikan poin terendah yang memiliki jarak yang baik.

Gambar 3.22. Analisa validitas garis tren pada saham Wal-Mart Stores.
Pada contoh grafik sahamWal-Mart di atas, ditampilkan sebuah grais tren yang valid, dimana poin tertinggi kedua tampak terlalu dekat dengan poin tertinggi yang pertama.
Meskipun demikian, jarak tersebut dapat dikatakan layak untuk menggambar garis tren yang
dimulai pada poin 2 dan berlanjut turun hingga reaksi tinggi di bulan Februari.

3.8.

SUDUT

Andaikata kecuraman sebuah garis tren meningkat, maka validitas dari level support
atau resistance menurun. Satu garis tren yang curam dihasilkan dari sebuah peningkatan (atau
penurunan) yang tajam selama beberapa jangka waktu. Sudut sebuah garis tren yang dibentuk dari gerakan yang tajam tidak memberikan arti pada level support atau resistance. Meskipun garis tren dibentuk dari tiga poin yang tampaknya valid, terkadang sulit untuk menentukan break garis tren atau membuktikan level support dan resistance yang telah ditentukan.

Garis tren untuk saham Yahoo pada Gambar 3.23. telah digunakan sebanyak empat
kali pada periode 5 bulan. Jarak antara poin yang satu dengan lainnya terlihat pas, tapi kecuraman garis trend tidak berkesinambungan, dan harga saham tampaknya tidak akan jatuh di
bawah garis tren. Meskipun demikian upaya untuk menunggu jatuhnya harga atau aksi setelah garis tren break adalah tugas yang berat. Sejumlah data yang ditampilkan dan ukuran grafik dapat mempengaruhi sudut garis tren. Grafik yang pendek dan lebar dimungkinkan memiliki garis tren yang curam dari pada grafik yang panjang dan tajam. Hal tersebut perlu diingat ketika memperkirakan validitas dan kesinambungan dari garis trend.

Gambar 3.23. Analisa sudut garis tren pada saham Yahoo.

3.9.

GARIS TREN INTERNAL

Kadang-kadang terdapat kemungkinan untuk menggambar sebuah garis tren, tetapi


poin yang tepat tidak matching dengan jelas. Harga tertinggi atau terendah mungkin tampak
kacau, sudutnya tampak terlalu curam, atau poin-poinnya terlalu berdekatan satu sama lain.
Jika satu atau dua poin dapat diabaikan, maka dapat dibentuk garis trend. Harga tertinggi
dan terendah dapat terdistorsi dengan adanya volatilitas di pasar, reaksi pergerakan harga
yang berlebihan dan menghasilkan pukulan. Salah satu metode untuk mengatasi reaksi yang
berlebihan ini adalah dengan menggambar garis tren internal.
Garis trend jangka panjang indeks S&P 500 pada Gambar 3.24. di bawah dimulai
dari sekitar akhir tahun 1994 dan melalui poin terendah pada bulan Juli 1996, September
1998 dan Oktober 1998. Harga terendah ini dibentuk dari klimaks penjualan, dan merepresentasikan pergerakan harga ekstrim yang menonjol di bawah garis tren. Dengan menggam-

bar garis tren melalui harga terendah, garis akan muncul pada sudut dan harga terendah
lainnya yang matching dengan baik.

Gambar 3.24. Garis tren jangka panjang indeks S&P 500

Gambar 3.25. Analisa garis tren internal saham Coca Cola.


Kadang-kadang ada suatu cluster harga dengan tonjolan tinggi atau rendah yang berdekatan. Suatu cluster harga adalah sebuah area di mana harga-harga dikelompokkan dengan
range yang ketat selama suatu periode tertentu. Grafik saham Coca Cola pada Gambar 3.25.

menunjukkan bahwa garis tren internal dibentuk dengan mengabaikan tonjolan harga dan
menggunakan cluster harga. Pada bulan Oktober dan November 1998, grafik Coca Cola menunjukkan peak, dimana peak pada bulan November lebih tinggi daripada Oktober (1). Jika
peak pada bulan November digunakan untuk menggambar garis tren, maka slopenya adalah
negatif, dan akan tampak breakout pada bulan Desember 1998 (garis abu-abu). Meskipun
demikian, garis tren yang bisa dibuat adalah garis tren yang terdiri dari dua poin, karena
harga tertinggi bulan Mei-Juni letaknya terlalu berdekatan (panah hitam). Ketika peak pada
bulan Desember 1999 terbentuk (panah hijau), dapat dimungkinkan untuk menggambar
garis tren berdasarkan cluster harga pada sekitar bulan Oktober/November 1998 dan peak
yang terjadi pada bulan Desember 1999 (garis biru). Garis tren ini didasarkan pada tiga sentuhan yang solid, dan secara akurat dapat meramalkan resistance pada bulan Januari 2000
(panah biru).

Anda mungkin juga menyukai