Protokol 03 Dasar Dasar Perencanaan Dakwah
Protokol 03 Dasar Dasar Perencanaan Dakwah
digunakan untuk LDK muda dengan sedikit penyesuaian. Oleh karena itu kiranya
bijak bagi kita semua untuk berbagi dalam hal perencanaan dakwah yang ada.
Seorang ahli perencana bernama Leon Trotsky berkata if we had had more time
to disscussion, we should probably have made a great many more mistakes.
Beliau bermaksud menyampaikan pesan bahwa dalam merencanakan pun tidak
perlu dibuat detail sekali, yang terpenting adalah arah dan jalur yang digunakan.
Biarkan perencanaan itu berkembang dalam pelaksanaannya, karena banyak
sekali variabel yang mungkin terjadi dalam perjalanan implementasi
perencanaan, selain itu semakin lama kita berdiskusi tentang perencanaan, akan
semakin banyak variabel yang bisa membuat kita menjadi berkutat di
perencanaan tanpa memikirkan implementasi yang akan terjadi.
Saya mengutip dari Mignon McLaughin, seorang perencana juga life day should
be rigolously planned, nights left open to chance. Intinya rencanakan saja
aktifitas siang mu, dan biarkan saja aktifitas malam berjalan secara alamiah.
Disini penting juga sebuah LDK membuat perencanaan yang tidak terlalu
kompleks sehingga sulit dipahami dan diterapkan, dan LDK membuat perencaan
dalam bahasa global agar penerus kita bisa banyak berkreasi tanpa terkotakkotak dengan pemikiran kita yang belum tentu cocok dengan kondisi yang akan
datang.
Siklus perencanaan dakwah
Tinjauan
(analisis)
internal
dan
eksternal
LDK
Evaluasi
Perumusan
Grand
Design
Dakwah
Monitoring
Dat
a
Menentuka
n
Parameter
Keberhasila
n
Pelaksanaa
n program
dan proyek
dakwah
Menentuka
n program
dan proyek
yang tepat
Menetapka
n alternatif
program&
proyek
dakwah
Data
Ketika membicarakan data, seringkali kita terlupakan pada hal yang satu ini.
Memang budaya di kita belum menjadikan data sebagai sebuah hal yang
berharga. Data seringkali hanya menjadi sebuah dokumen lewat saja yang tidak
bermanfaat. Sebetulnya bukan tidak bermanfaat, akan tetapi kita yang kurang
mengerti tentang data itu sendiri.
Keberadaan data ini sangat berguna dalam pengambilan kebijakan, ketiadaan
data yang layak membuat rapat LDK seringkali memanfaatkan asumsi yang
salah. Pada sebuah contoh kasus, seorang pemimpin dakwah mengatakan,
banyak sekali mahasiswa muslim yang tidak suka pada LDK, maka pembahasan
rapat akan berkutat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah di ambil
data beberapa waktu kemudian, ternyata yang tidak suka pada LDK hanya 1 %
dari mahasiswa muslim. Jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan 99
% mahasiswa muslim senang pada LDK. Asumsi yag salah kerapkali membuat
kebijakan dakwah kita kurang tepat.
Disinilah mulai dikembangakan di LDK saya biro khusus yang menangani data.
Dalam skema di atas , tampak bahwa data berperan pada semua tahapan
perencanaan. Karena memang data lah yang membuat segala sesuatu akan
ilmiah dalam pengambilan kebijakan. Bentuk data yang dibutuhkan untuk LDK
saya coba bagi menjadi dua jenis data. Yakni, data rutin dan data eksidental.
a. Data Rutin
Data rutin diperlukan LDK dalam mengetahui perkembangan dari sebuah
keadaan. Data rutin ini juga yang nantinya akan di perbarukan pada
periode tertentu. Isi dari data rutin ini, adalah data-data berupa isian pasti.
Contoh, jumlah mahasiswa muslim yang ikut mentoring, peserta talim
rutin program studi, jumlah kas lembaga dakwah, jumlah mahasiswi
muslim yang berjilbab, dan lain sebagainya. Data rutin ini bisa dirangkum
ke dalam buku data LDK , dimana setiap sektor/departemen di sebuah LDK
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang harus di isi kepada objek data
agar pengambilan kebijakan di rapat kian tepat.
b. Data Eksidental
Data eksidental adalah data yang diambil di waktu-waktu tertentu dan
berbasiskan kebutuhan atau momen. Data eksidental ini berperan dalam
pengambilam kebijakan jangka pendek. Contoh, penentuan tema buletin
bulanan, tema talim yang diharapkan, daya keberterimaan LDK di
kampus, dan lain sebagainya. Data eksidenta biasanya bersifat survei,
karena memang pengambilan sampel yang menjadi sasaran.
Setelah dipaparkan sedikit mengenai jenis data, berikut saya akan menjelaskan
dua metode pengambilan data yang dimana harapan saya bisa memberikan
gambaran mengenai metode yang tepat untuk pengambilan data tertentu.
a. Sensus
Ketika mendengar istilah ini pasti padanan kata sensus penduduk akan
teringat di benak kita. Pada konsepnya sensus ini adalah pengambilan
data secara menyeluruh, dimana semua objek data terlibat untuk
memberikan datanya. Dalam konteks ke LDK-an, data bersifat sensus ini
sering digunakan untuk data rutin, karena pihak pengelola data harus
mengecek satu-per-satu kondisi objek data. Kerjasama semua lapisan
dakwah dibutuhkan untuk ini. Di LDK saya di GAMAIS ITB, data sensus ini
dirangkum dalam sebuah buku data, dan buku data ini diberikan kepada
pengurus Lembaga dakwah program studi, dan mereka mengisi data
tersebut secara detail. Pada data sensus ini betul-betul melibatkan seluruh
mahasiswa untuk terlibat dalam data.
Tahap pertama dalam perencanaan, kita perlu melihat potensi serta kelemahan
LDK kita serta daya dukung eksternal dan tantangan yang datang dari luar
terkait LDK kita. Beberapa ahli manajemen seringkali menggunakan istilah SWOT
( Strength, weakness, opportunity, Threat ). Akan tetapi, kita akan menggunakan
istilah tinjauan internal dan eksternal, walau secara prinsip sama. Dalam tahapan
ini LDK harus mampu melihat potensi yang dimiliki seperti jumlah kader yang
banyak, LDK sudah legal atau dana dakwah mencukupi, selain itu melihat
kelemahan yang ada, dengan harapan bisa diperbaiki di masa yang akan datang
serta membuat kebijakan dakwah tidak menjadikan LDK semakin lemah, sebagai
contoh, kader banyak yang belum memiliki pemahaman dakwah yang
komprehensif atau adanya kelompok yang antipati terhadap LDK. Setelah
melihat keadaan internal, maka perlu melihat keadaan eksternal, yang pertama
daya dukung eksternal seperti adanya FSLDK yang siap mengakselerasi LDK dan
tantangan seperti tuntutan akademis yang semakin tinggi. Perlu diingat kembali,
bahwa semua tinjauan ini harus disertai dengan data dan fakta yang jelas.
Perumusan Grand Design Dakwah
Grand design dakwah ( GDD ) adalah gambaran umum mengenai pola dan arah
gerak LDK di beberapa tahun mendatang. Lamanya tahun yang direncanakan
sesuai dengan kemampuan LDK, jika mampu merencanakan untuk 3 tahun
mendatang atau 6 tahun mendatang, itu kembali ke kemampuan LDK
menerawang masa depan. Bentuk penyusunan GDD bermula dari konsep
global, yakni yang meliputi gerak umum LDK, dimulai dari visi, misi, sistem, alur,
dan lainnya. Lalu dilanjutkan dengan penyusunan yang lebih bersifat sektoral
tergantung bidang-bidang yang ada di LDK. LDK yang sudah pernah membuat
GDD ini belum terbilang banyak, yang saya ketahui adalah LDK GAMAIS ITB yang
dikenal dengan blue print GAMAIS ITB 2008-2013 dan LDK SALAM UI yang
dikenal dengan Manajemen Mutu SALAM UI ( MMS SALAM UI ). Perumusan Grand
design dakwah ini bertujuan agar ada sustainability development atau
pembangunan yang berkelanjutan dari LDK, sehingga penerus kita di masa yang
akan datang bisa melanjutkan perjuangan LDK.
Menentukan Parameter Keberhasilan
Parameter Keberhasilan ini diharapkan bisa sebagai pedoman kuantitatif maupun
kualitatif target keberhasilan setiap periode. Jika perencanaan dibuat untuk tiga
tahun, maka perlu ada target pencapaian per satu tahun. Saya akan memberikan
contoh Parameter keberhasilan.
Aspek
Kualitas dan Kuantitas
Kader
2008
a. 50%
mahasiswa
muslim S1 ITB
adalah kader
mula
b. 45% kader
mula menjadi
kader muda
c. 40% kader
muda menjadi
2009
a. 60%
mahasiswa
muslim S1 ITB
adalah kader
mula
b. 50% kader
mula menjadi
kader muda
c. 40% kader
muda menjadi
2010
a.70%
mahasiswa
muslim S1 ITB
adalah kader
mula
b.60% kader
mula menjadi
kader muda
c. 40% kader
muda menjadi
kader madya
d. 30% kader
madya menjadi
kader purna
kader madya
d. 35% kader
madya menjadi
kader purna
kader madya
d.35% kader
madya menjadi
kader purna
No
Parame
2008
2009
2010
20
30
ter
1
Trainer
10
SPMN
Mampu melayani
Membuka SPMN
Menjadi lembaga
TC
seluruh LDK
branch di seluruh
profesional
Puskomda
3
Buku
Memproduksi buku
Meproduksi buku
Menerbitkan 1000
tentang manajemen
tentang pemikiran
buku referensi
mahasiswa
kontmporer
LDK
terhadap isu
kontemporer
4
Ranah
Nasional
Asean
Asean
Sekre, legalitas
Perangkat
lembaga
manajemen
kerja
5
Perangk
at
lengkap
Pada tahapan ini LDK mulai menyusun dan membuat strategi program dan
proyek apa yang sekiranya cocok dan tepat untuk memenuhi parameter
keberhasilan yang telah dirancang. Tim perumus masih mencoba memberikan
alternatif yang memnungkinkan, dalam fase ini pula, brainstorming ide dan
inovasi program dan proyek diharapkan dapat berkembang, agar penentuan
program dan proyek ini bisa tepat. Pengambilan data untuk melihat preference
dan taste dari mahasiswa perlu dilakukan. Ada satu hal yang ingin saya ingatkan
dalam menyusun agenda dakwah, adalah give what they need, not give them
what we need. penentuan agenda dakwah perlu memperhatikan preference
dari objek dakwah, jangan melihat apa yang kita butuhkan.
Menentukan Program dan Proyek Dakwah
Tahap penentuan program dan proyek dakwah yang dirangkum kan dalam
program kerja ( proker ) tahunan. Biasanya program kerja dibuat oleh setiap
departemen di LDK. Dalam penyusunan proker tahunan perlu diperhatikan juga
aspek detail, seperti dana yang dibutuhkan, derkripsi agenda, parameter
keberhasilan, waktu yang direncanakan dan penanggung jawab agenda dakwah.
Dengan sistematika seperti ini diharapkan dapat memudahkan dalam
mengeksekusi dan penerus kita dapat melihat dokumen peninggalan kita
sebagai dokumen yang bisa dipahami. Setelah adanya penentuan proker ada
dua tahap lagi dari sebuah LDK yang perlu di lakukan sebelum proker di
eksekusi.
Pertama, auditing dana. Setiap kegiatan butuh dana, dan terkadang dana
yanga da di LDK terbatas, oleh karena itu diperlukan auditing keuangan, agar
setiap proker mendapat hak yang proposinal. Setiap departemen perlu
menentukan prioritas proker, sehingga dapat ditentukan juga proker mana yang
akan mendapat hak lebih dalam hal dukungan dana. Dengan adanya auditing ini,
departemen bisa konsisten dalam pengelolaan dana.
Kedua, sinkronisasi timeline. Pembahasan proker yang berjalan paralel setiap
departemen, terkadang membuat jadwal agenda kita bentrok satu sama lain,
oleh karena itu diperlukan sinkronisasi timeline, agar semua kegiatan dapat
berjalan dengan baik dan tidak bertubrukan dengan jadwal agenda dakwah yang
lain.
Setelah dua hal ini dilakukan, maka LDK sudah bisa mengeksekusi proker
dakwah yang telah disusun.
Pelaksanaan Program dan Proyek Dakwah
Tahap pelaksanaan adalah tahapan yang paling penting dalam dakwah, karena
LDK mendidik kita untuk menjadi kader yang produktif dalam beramal. Dalam
tahapan pelaksanaan ini tidak ada penjelasan khusus , akan tetapi ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan.
1. Keadaan ruhiyah kader, jangan sampai karena beramal terlalu banyak,
membuat dia semakin jauh dari Allah
Evaluasi
Tahap terakhir dalam siklus perencanaan dakwah, evaluasi dakwah. Bentuk
evaluasi dakwah sangat beragam pendekatannya, dimulai dari pendekatan
agenda dakwah itu sendiri, dimana kita menilai apakah agenda tersebut sudah
memenuhi parameter keberhasilan, lalu pendekatan kader, terkait hasil
rekruitment kader setelah agenda dakwah, dan pendekatan objek dakwah,
terkait tanggapan mereka terhadap agenda yang ada.
Evaluasi untuk LDK biasanya termaktubkan dalam LPJ tahunan. Pentingnya
evaluasi ini sekaligus memberikan rekomendari terhadap rencana dakwah tahun
mendatang. Dengan adanya evaluasi yang baik dan didukung data yang kuat,
maka akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perencanaan dakwah.
Dalam siklus perencanaan dakwah tidak ada akhir dari siklus ini, dan siklus ini
bisa di modifikasi sesuai kebeutuhan, sebutlah kebutuhan perencanaan
kepanitiaan, dan sebagainya. Dengan memahami siklus ini harapan kita akan
terwujudnya sustainability development dalam keberjalanan LDK.